Anda di halaman 1dari 22

LEMBAR KERJA MAHASISWA

PERTEMUAN 5 ( SISTEM INTEGUMEN DAN IMUNITAS)


Tanggal Praktik : 22 Maret 2024
Waktu : 14:40 selesai
Kasus (Diagnosis Medis) : ULKUS GANGRENE E.C DIABETES MELITUS

Kelompok :2
Anggota kelompok :
1. Muhammad Erga A
2. Nunung Nurliah
3. Rohanah
4. Rifa Ratu
5. Sarmiah
6. Shafira Alief R

1. Kasus 2: ulkus gangrene e.c diabetes melitus


Seorang laki2 berusia 61 tahun yang didiagnosis dengan diabetes mellitus tipe-2 (DM2) sejak
empat belas tahun yang lalu. Diagnosis ini awalnya disertai dengan neuropati perifer sensitif
dan motorik, artropati metatarsophalangeal tanpa tanda -tanda osteomielitis dan artropati
diabetes.

Pasien mengatakan awalnya mengalami bisul di kedua kakinya selama 3 tahun sampai
sekarang, di daerah metatarsophalangeal. Bisul tersebut tidak pernah sepenuhnya sembuh walau
sudah berusaha diobati ke puskesmas dan ke rumah tenaga kesehatan. Pasien membutuhkan
beberapa perawatan di rumah sakit karena infeksi berulang dan membutuhkan debridemen dan
antibiotik IV dalam beberapa kali selama perawatan. Dokter menyarankan amputasi
sebelumnya, tetapi pasien selalu menolaknya.

Saat ini menurut pasien sendiri, meskipun ia menyadari pertimbangan utama dalam perawatan
bisul kaki diabetes, kepatuhannya terhadap diet, obat, dan olahraga tidak konsisten seperti yang
seharusnya, terutama juga yang berkaitan dengan penanganan kaki diabetik. Pasien tidak
merokok dan tidak pernah merokok serta tidak melaporkan penggunaan alkohol. Pasien
memiliki kontrol metabolik yang tepat atas penyakitnya dengan nilai hemoglobin glikasi atau
HbA1C 7,4%.
Perawatan medis pada saat masuk rumah sakit yaitu:
a. Lantus® Insulin 28 Unit: sekali sehari
b. Apidra® Insulin: Jika Hiperglikemia
c. Atorvastatin® 10mg: sekali sehari
d. Adiro® 100mg: sekali sehari
e. Hidroxil B1-B6-B12®: sekali sehari
f. Saat ini ia tidak mengeluhkan rasa sakit meskipun sebelumnya ia telah menggunakan
Pregabalin® dan Tramadol® tetapi telah menghentikan pengobatan ini karena efek
sekunder.
g. Perawatan untuk Ulkus dengan menggunakan balutan dengan menggunakan obat topikal
untuk menyembuhkan yaitu dengan madu terapeutik dan membersihkan dengan sabun
lembut.
h. Pasien juga menggunakan sepatu dengan bantalan setebal 1cm sebagai sol kaki. Pasien
menggunakan tongkat untuk menghindari berat bertumpu pada kaki yang sakit.
i. Senyawa asam lemak hiperoksigenasi (HFAC): tiga kali sehari di kedua kaki.
j. Berpakaian untuk mendukung pad/ bantalan.

Gambar 3. Ulkus diabetik dikedua telapak kaki pasien

Pemeriksaan Fisik Saat Penerimaan


Pasien menyajikan borok tunggal pada kedua kaki: lebar 2x3 cm di kaki kanan dan lebar 4x3
cm di kaki kirinya, ini lebih parah. Luka terlihat memiliki sejumlah besar hiperkeratosis, edema
tepi luka, bengkak dengan eksudasi dan bau yang buruk. Area di antara jari -jari juga lembab,
lembut dan juga bau. Pedal dorsal dan pulsasi tibialis posterior di kaki kanan sangat lemah.
Onychomycosis hadir di semua kuku.
Pasien juga melaporkan kram di kedua kaki meskipun lebih sering di yang kiri, klaudikasi
intermiten kurang dari 150 meter dan gatal -gatal dari daerah tibialis malleolar dan anterior,
sebagian besar di kaki kiri. Pasien mengatakan luka terasa sakit pada malam hari dan mereda
jika posisi kaki diturunkan. Di kaki kiri ia memiliki pigmentasi kulit di daerah malleolar dengan
dua area lepuh tanpa ulserasi lebih lanjut dan edema tanpa lubang di daerah tibialis. Luka juga
menunjukkan dermatitis di pangkal jari kaki tanpa tanda -tanda eksternal varises. Pasien
memiliki artropati charcot moderat di kaki kirinya. Pasien mandiri untuk aktivitas kehidupan
sehari -hari walaupun dalam kondisi luka.

Identifikasi Data Fokus Pengkajian Berdasarkan Kasus


Identifikasi Data penunjang (Laboratorium dan Radiologi) yang sesuai kasus dan
interpretasikan hasilnya !

Nama pemeriksaan penunjang yang tertera dalam kasus :


 Pemeriksaan laboratorium
 Nilai hemoglobin glikasi atau HbA1C 7,4%.
Nilai normal Hba1c dibawah atau kurang dari 5,7%
Nama pemeriksaan penunjang tambahan yang tepat sesuai rujukan :
 Ultrasonografi Doppler
Untuk membandingkan rasio tekanna darah sistolik tumit dengan lengan serta untuk
menilai tingkat keparahan stenosis atau keberadaan aneurisma
 Pemeriksaan Laboratorium
- darah lengkap
- Pemeriksaan elektrolit
- Pemeriksaan . fungsi renal
- Pemeriksaan kultur dilakukan setelah debriment
 Pemeriksaan radiologis dasar
Untuk melihat deformitas tulang, keberadaan benda asing da gas di jaringan lunak.
 MRI
Untuk mengevaluasi kelainan jaringan lunak dan osteomyelitis.

Nilai Normal Hasil pemeriksaan :

 Hasil normal ultrasonografi droppler yaitu ketika tidak ada tanda tanda
penyumbatan, gumpalan darah, atau dengan kata lain aliran darah arteri yang
normal
 Erga
Kaitkan dengan kasus pemicu apakah hasil mengarah pada abnormalitas atau tidak?

HBA1C 7,4%: kadar Hba1c normalnya adalah ketika nilai berada di bawah 7,4%. Kadar
hba1c yang tertera pada kasus menunjukan adanya ketidaknormalan atau abnormlitas,
untuk pemeriksaan fisik yang didapat adalah pasien menyajikan borok tunggal pada kedua
kaki: lebar 2x3 cm di kaki kanan dan lebar 4x3 cm di kaki kirinya, ini lebih parah. Luka
terlihat memiliki sejumlah besar hiperkeratosis, edema tepi luka, bengkak dengan eksudasi
dan bau yang buruk. Area di antara jari -jari juga lembab, lembut dan juga bau. Pedal
dorsal dan pulsasi tibialis posterior di kaki kanan sangat lemah. Onychomycosis hadir di
semua kuku dan itu semua adalah hasil yang abnormal.

Data Pertanyaan Wawancara :

a. Apakah Anda memiliki riwayat diabetes melitus sebelumnya? Jika ya,


sudah berapa lama Anda mengidap penyakit ini?
b. Adakah faktor risiko lain yang bisa mempengaruhi kondisi kesehatan
Anda, seperti riwayat merokok atau memiliki tekanan darah tinggi?
c. Bagaimana pola makan dan aktivitas fisik Anda sehari-hari?
d. Apakah Anda sedang menjalani pengobatan untuk ulkus gangrenosa ini?
Jika ya, seperti apa regime terapi yang saat ini Anda jalani?
e. Apakah Anda sudah pernah mengalami komplikasi kesehatan lainnya
terkait dengan diabetes melitus Anda?
f. Bagaimana tingkat nyeri yang Anda rasakan pada ulkus gangrenosa ini
dan bagaimana Anda mengelolanya?
g. Bagaimana kondisi emosional dan mental Anda saat ini menghadapi
masalah kesehatan ini?
h. Apakah ada tanda atau gejala lain yang mungkin terkait dengan ulkus
gangrenosa ini yang perlu Anda sampaikan kepada kami?
i. Apakah Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran lain terkait dengan
kondisi kesehatan Anda ini?

Keluhan Utama : Luka borok pada kedua kaki

RPS : Riwayat penyakit sekarang pasien meliputi adanya bisul di kedua kakinya
selama 3 tahun, dengan luka pada kaki kanan berukuran 2x3 cm dan pada kaki
kiri berukuran 4x3 cm. Luka tersebut dideskripsikan memiliki hiperkeratosis,
edema tepi luka, bengkak dengan eksudasi, dan bau yang buruk. Pasien juga
mengalami kram di kedua kaki, klaudikasi intermiten kurang dari 150 meter,
serta gatal-gatal dari daerah tibialis malleolar dan anterior, terutama di kaki kiri.
Selain itu, pasien juga mengalami pigmentasi kulit di daerah malleolar kaki kiri,
lepuh tanpa ulserasi, edema, dan dermatitis di pangkal jari kaki tanpa tanda-tanda
eksternal varises. Pasien juga memiliki artropati charcot moderat di kaki kirinya.
Meskipun demikian, pasien masih mampu melakukan aktivitas kehidupan sehari-
hari meskipun dalam kondisi luka.

Beberapa pertanyaan wawancara keperawatan yang dapat diajukan untuk


mengkaji aspek Riwayat Penyakit Sekarang pada pasien dengan ulkus gangrene
dan diabetes melitus, sesuai dengan prinsip-prinsip yang terdapat dalam buku
Brunner dan Suddarth, antara lain:

1. Apakah Anda mengalami nyeri atau sensasi tidak nyaman pada area ulkus atau
gangrene Anda?
2. Bagaimana perubahan warna kulit di sekitar daerah ulkus atau gangrene?
3. Apakah terdapat luka terbuka atau tanda infeksi pada ulkus atau gangrene
Anda?
4. Apakah Anda mengalami pembengkakan di daerah yang terkena ulkus atau
gangrene?
5. Bagaimana intensitas nyeri yang Anda rasakan pada ulkus atau gangrene
tersebut?
6. Apakah Anda mengalami keluarnya cairan berbau busuk dari ulkus atau
gangrene tersebut?
7. Berapa lama Anda telah mengalami ulkus atau gangrene ini?
8. Apakah Anda memiliki riwayat perawatan pada ulkus atau gangrene
sebelumnya?
9. Apakah kadar gula darah Anda terkontrol dengan baik?
10. Apakah Anda memiliki riwayat komplikasi diabetes lainnya seperti gangguan
sirkulasi atau neuropati?

RPD : Riwayat penyakit dahulu dari kasus di atas mencakup diagnosis diabetes
mellitus tipe-2 (DM2) yang sudah terjadi selama empat belas tahun. Awalnya,
diagnosis ini disertai dengan neuropati perifer sensitif dan motorik, artropati
metatarsophalangeal tanpa tanda-tanda osteomielitis, dan artropati diabetes.
Pasien juga mengalami bisul di kedua kakinya selama 3 tahun, di daerah
metatarsophalangeal yang tidak pernah sembuh sepenuhnya meskipun telah
berusaha diobati di puskesmas dan rumah tenaga kesehatan. Pasien telah
membutuhkan beberapa perawatan di rumah sakit karena infeksi berulang dan
telah disarankan untuk amputasi sebelumnya, namun selalu menolaknya.
Kepatuhan pasien terhadap diet, obat, dan olahraga berkaitan dengan penanganan
kaki diabetik tidak konsisten.

Beberapa pertanyaan wawancara keperawatan yang dapat diajukan untuk


mengkaji aspek Riwayat Penyakit Dahulu pada pasien dengan ulkus gangrene
dan diabetes melitus, sesuai dengan prinsip-prinsip yang terdapat dalam buku
Brunner dan Suddarth, antara lain:

1. Apakah Anda memiliki riwayat penyakit diabetes melitus sejak kapan?


2. Apakah Anda pernah mengalami komplikasi diabetes sebelumnya seperti
masalah sirkulasi atau neuropati?
3. Apakah Anda memiliki riwayat luka atau ulkus sebelumnya yang berkaitan
dengan diabetes?
4. Apakah Anda memiliki riwayat amputasi pada bagian tubuh tertentu akibat
komplikasi diabetes?
5. Apakah Anda pernah menjalani perawatan khusus untuk masalah kesehatan
terkait diabetes melitus sebelumnya?
6. Apakah Anda memiliki riwayat penggunaan obat-obatan tertentu untuk
mengontrol gula darah Anda?
7. Apakah Anda memiliki riwayat keluarga dengan masalah diabetes atau
komplikasinya?
8. Apakah Anda pernah menjalani terapi atau intervensi medis lain untuk
pengelolaan diabetes atau komplikasinya?
9. Apakah ada faktor risiko lain yang perlu diperhatikan dalam riwayat kesehatan
Anda terkait diabetes dan kondisi ulkus gangrenosa saat ini?
10. Bagaimana Anda mengelola diabetes sehari-hari termasuk pola makan,
aktivitas fisik, dan pemantauan kadar gula darah Anda?

RPK : -

Beberapa pertanyaan wawancara keperawatan yang dapat diajukan untuk


mengkaji aspek Riwayat Penyakit Keluarga pada pasien dengan ulkus gangrene
dan diabetes melitus, sesuai dengan prinsip-prinsip yang terdapat dalam buku
Brunner dan Suddarth, antara lain:

1. Apakah ada riwayat diabetes melitus di antara anggota keluarga Anda?


2. Apakah ada riwayat komplikasi diabetes seperti ulkus gangrene atau amputasi
di antara anggota keluarga Anda?
3. Apakah ada riwayat penyakit sirkulasi atau vascular problems lainnya dalam
keluarga Anda?
4. Apakah ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, atau kondisi kesehatan kronis
lainnya yang sering terjadi di keluarga Anda?
5. Apakah ada riwayat gangguan metabolisme atau gangguan endokrin lainnya di
antara anggota keluarga Anda?
6. Apakah adanya faktor genetik atau keturunan yang dapat memengaruhi risiko
pengembangan diabetes melitus dan komplikasinya dalam keluarga Anda?
7. Apakah ada upaya preventif yang dilakukan oleh anggota keluarga lainnya
untuk mengelola risiko terkait diabetes atau komplikasinya?
8. Bagaimana pengetahuan keluarga Anda tentang kondisi diabetes melitus dan
komplikasinya seperti ulkus gangrene?
9. Apakah ada dukungan keluarga dalam manajemen diabetes dan perawatan
ulkus gangrene Anda?
10. Bagaimana komunikasi dan kerjasama antara Anda sebagai pasien dengan
anggota keluarga dalam mengelola kondisi kesehatan Anda?

Psikologis : -

Beberapa pertanyaan wawancara keperawatan yang dapat diajukan untuk


mengkaji aspek Psikologis pada pasien dengan ulkus gangrene dan diabetes
melitus, sesuai dengan prinsip-prinsip yang terdapat dalam buku Brunner dan
Suddarth, antara lain:

1. Bagaimana perasaan Anda menghadapi kondisi kesehatan yang sedang Anda


alami saat ini, terutama dengan adanya ulkus gangrene?
2. Apakah Anda merasa cemas, takut, atau khawatir dengan progresi penyakit
Anda dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimana Anda mengelola stres atau tekanan yang muncul akibat kondisi
kesehatan Anda saat ini?
4. Apakah Anda mengalami perubahan mood, kecemasan, atau depresi sejak
mengalami ulkus gangrene dan diagnosis diabetes melitus?
5. Bagaimana kondisi kesehatan Anda saat ini memengaruhi kualitas hidup dan
kemandirian Anda dalam melakukan aktivitas sehari-hari?
6. Bagaimana dukungan sosial dari keluarga, teman, atau orang terdekat
membantu Anda dalam menghadapi tantangan kesehatan yang Anda alami?
7. Apakah ada kekhawatiran atau ketakutan khusus yang ingin Anda diskusikan
mengenai kondisi kesehatan Anda?
8. Bagaimana Anda merasa terhadap kemungkinan perawatan jangka panjang
dan pengelolaan penyakit kronis seperti diabetes dan ulkus gangrene?
9. Apakah ada strategi atau cara tertentu yang telah Anda gunakan untuk
mengatasi stres atau kecemasan terkait kondisi kesehatan Anda?
10. Bagaimana harapan, keinginan, dan tujuan hidup Anda terkait dengan kondisi
kesehatan yang sedang Anda alami saat ini?

Sosial : -

Beberapa pertanyaan wawancara keperawatan yang dapat diajukan untuk


mengkaji aspek sosial pada pasien dengan ulkus gangrene dan diabetes melitus,
sesuai dengan buku Brunner dan Suddarth, antara lain:

1. Bagaimana dukungan sosial dari keluarga, teman, atau orang terdekat


membantu Anda dalam menghadapi kondisi kesehatan yang sedang Anda alami?
2. Apakah ada perubahan dalam hubungan sosial Anda sejak mengalami ulkus
gangrene dan diabetes melitus?
3. Bagaimana interaksi sosial Anda dalam lingkungan sekitar, seperti di tempat
kerja, komunitas, atau kelompok sosial?
4. Apakah Anda merasa terisolasi atau kesulitan menjalani aktivitas sosial akibat
kondisi kesehatan Anda?
5. Bagaimana kondisi kesehatan Anda memengaruhi aktivitas sosial dan
hubungan interpersonal Anda sehari-hari?
6. Apakah Anda merasa ada stigma atau diskriminasi terkait dengan penyakit
Anda dari lingkungan sekitar?
7. Bagaimana rencana perawatan atau pengelolaan kesehatan yang sedang Anda
jalani memengaruhi kehidupan sosial dan rutinitas harian Anda?
8. Apakah ada kebutuhan atau harapan spesifik terkait dukungan sosial atau
sumber daya sosial dalam menghadapi ulkus gangrene dan diabetes?
9. Bagaimana Anda mengatasi tantangan sosial yang muncul akibat kondisi
kesehatan yang Anda alami saat ini?
10. Apakah terdapat peran dukungan sosial yang diperlukan dari tim perawatan
kesehatan untuk membantu Anda mengatasi dampak sosial dari penyakit kronis
Anda?

Spiritual : -

Beberapa pertanyaan wawancara keperawatan yang dapat diajukan untuk


mengkaji aspek spiritual pada pasien dengan ulkus gangrene dan diabetes
melitus, sesuai dengan prinsip-prinsip yang terdapat dalam buku Brunner dan
Suddarth, antara lain:

1. Bagaimana peran spiritualitas atau keyakinan agama dalam membantu Anda


mengatasi kondisi kesehatan yang sedang Anda alami?
2. Apakah Anda merasa adanya perubahan atau pertimbangan spiritual sejak
menerima diagnosis ulkus gangrene dan diabetes melitus?
3. Bagaimana Anda menjelaskan arti atau makna dari penyakit yang Anda alami
secara spiritual?
4. Apakah Anda merasa adanya kebutuhan untuk mendapatkan dukungan
spiritual atau konseling religius dalam menghadapi kondisi kesehatan Anda?
5. Bagaimana perasaan Anda terhadap Tuhan atau kekuatan spiritual lainnya
dalam menghadapi tantangan kesehatan yang Anda alami?
6. Apakah ada ritual, doa, atau praktik spiritual tertentu yang membantu Anda
dalam proses penyembuhan atau pengelolaan penyakit kronis Anda?
7. Bagaimana pendekatan spiritualitas Anda memengaruhi cara Anda berinteraksi
dengan tim perawatan kesehatan atau dalam membuat keputusan terkait
perawatan medis Anda?
8. Apakah ada konflik atau pertanyaan spiritual yang muncul akibat kondisi
kesehatan yang Anda alami?
9. Bagaimana dukungan spiritual dan keyakinan Anda memengaruhi kualitas
hidup Anda saat ini?
10. Apakah ada keinginan khusus terkait pendekatan perawatan yang
mempertimbangkan aspek spiritualitas Anda?

Data Fokus pemeriksaan Fisik ( Persistem) sesuai data kasus dan buku
rujukan
1. Keadaan umum
Sadar dan berorientasi
2. Tanda vital
Suhu :-
Tekanan darah :-
Nadi :
Respirasi :-
Saturasi :-
3. Kepala
- Inspeksi ekspresi dan gerakan wajah simetris atau tidak
4. Mata
- Inspeksi sclera ikterik atau tidak
- Inspeksi konjungtiva anemis atau tidak
- Kaji apakah terdapat edema atau lesi
5. Hidung
- Kaji nares paten ( lubang hidung terbuka)
- Kaji mukosa hidung
- Kaji drainase hidung
6. Mulut /tenggorokan
- Inspeksi warna selaput lendir
7. Leher
- Kaji distensi vena jugularis
- Kaji hipertrofi otot leher
- Palpasi kelenjar ketah bening
- Palpasi kelenjar tiroid
8. Dada
- Kaji frekuensi,kedalaman dan ritme
- Kaji nadi apical dan radial
- Auskultasi suara paru
- Auskultasi suara jantung S1 dan S2 normal,teratur atau tidak,
- Kaji apakah ada suara tambahan atau bunyi jantung ekstra
9. Abdomen
- Inspeksi abdomen untuk ukuran, bentuk, dan simetris
- Kaji nyeri tekan pada abdomen
- Kaji organomegali
- Auskultasi bising usus
10. Ekstremitas
- Inspeksi warna kulit,kelembapan
- Kaji suhu akral
- Kaji edema
- Denyut nadi +2
Pada kasus :
- Borok tunggal pada kedua kaki: lebar 2x3 cm di kaki kanan dan
lebar 4x3 cm di kaki kirinya
- Luka terlihat memiliki sejumlah besar hiperkeratosis, edema tepi
luka, bengkak dengan eksudasi dan bau yang buruk
- Area di antara jari -jari juga lembab, lembut dan juga bau. Pedal
dorsal dan pulsasi tibialis posterior di kaki kanan sangat lemah.
Onychomycosis hadir di semua kuku.
- Kram di kedua kaki, lebih sering di yang kiri, klaudikasi
intermiten kurang dari 150 meter dan gatal -gatal dari daerah
tibialis malleolar dan anterior, sebagian besar di kaki kiri.
- Pigmentasi kulit di daerah malleolar dengan dua area lepuh tanpa
ulserasi lebih lanjut dan edema tanpa lubang di daerah tibialis.
Luka juga menunjukkan dermatitis di pangkal jari kaki tanpa tanda
-tanda eksternal varises. Pasien memiliki artropati charcot moderat
di kaki kirinya.
11. Reproduksi/genetalia
- Inspeksi kebersihan,keutuhannya
- Inspeksi apakah ada lesi atau secret
12. Neurologis
- Kaji kekuatan otot
- Kaji atrofi
- Kaji sensasi
- Kaji reflex tendon dalam (TDR)
Predisposisi : Usia
Buat Patofisiologis penyakit (Gambarkan dalam bentuk WOC
Presipitasi : DM

Kadar glukosa tidak Intoleransi insulin


terkendali
Insulis tidak
Neuropati adekuat

Penurunan jumlah
insulin

Glukosa tidak dapat dihantar ke sel

Hiperglikemi

Bisul selama 3 tahun Angiopati diabetik Hipoalbuminemia

Edema tepi luka, bau


Neuropati perifer Aktivitas terbatas
menyengat

Gangguan sensori
gg. mobilitas fisik
mototorik
Terasa sakit

Deformitas tulang Tdk patuh mengontrol


Nyeri kronis diet dan olahraga
Ulkus

Menolak amputasi
Infeksi

Ganggren
Ketidakpatuhan
Diagnosis keperawatan yang diambil (2 diagnosis) (Buat dalam Bentuk Tabel Analisa Data):

gg. integritas kulit


No. Data (Symptom) Etiologi (Etiology) Masalah
Keperawatan
(Problem)
1. Ds : DM

 Pasien mengatakan awalnya


mengalami bisul dikedua kakinya
Insulin tidak adekuat
selama 3 tahun sampai sekarang,
di daerah metatarsophalangeal
Do : Penurunan jumlah
insulin
 Pasien menyajikan borok tunggal
pada kedua kaki: lebar 2x3 cm di
Gangguan
kaki kanan dan lebar 4x3 di kaki integritas
kiri Glukosa tidak dapat
dihantar ke sel Kulit dan jaringan
 Luka terlihat memiliki sejumlah
besar hyperkeratosis
Hiperglikemi
 Edema tepi luka

 Bengkak dengan eksudasi dan


bau yang buruk Angiopati diabetic

 Area diantara jari-jari juga


lembab, lembut dan juga bau
Neuropati perifer

Gangguan sensori
motorik

Deformitas tulang

Ulkus

Infeksi

Ganggren

gg. integritas kulit


2. Ds : DM GANGGUA
MOBILITAS
 Pasien menggunakan tongkat
FISIK
untuk menghindari berat yang
Penurunan jumlah
tertumpu pada kaki yang sakit
innsulin
 Pasien juga melaporkan kram di
kedua kaki meskipun lebi sering
di yang kiri Glukosa tidak dapat
dihantar ke sel
 Pasien mengatakan luka terasa
sakit pada malam hari dan
mereda posisi kaki di turunkan
Hiperglikemi

Do :
Hipoalbumin
 Klaudikasi intermiter kurang dari
150 meter da gatal-gatal dari
daerah tibialis malleolar dan Gagren
anterior

 Sebagian besar di kaki kiri


Aktivitas terbatas
 Di kaki kiri ia memiliki
pigmentasi kulit didaerah
malleolar dengan dua area lepuh gg. mobilitas fisik
tanpa lubang didaerah tibiallis

 Luka juga menunjukkan


dermatitis di pangkal jari kaki
tanpa tanda-tanda eksternnal
varises

 Pasien memiliki artropati charcot


moderat di kaki kirinya

3. Ds : DM

 Pasien mengatakan luka terasa


sakit pada malam hari dan NYERI KRONIS
mereda jika posisi kaki
diturunkan. Penurunan jumlah
insulin
Do :

 pasien menggunakan sepatu


dengan bantalan setebal 1cm Glukosa tidak dapat
sebagai sol kaki di hantar ke sel

Hiperglikemi

Angiopati diabetik

Bisul selama 3 tahun

Edema tepi luka, bau


menyengat

Terasa sakit

Nyeri kronis
4. Ds : Tidak patuh KETIDAKPATUH
mengontrol diet dan AN
 Pasien menolak amputasi olahraga

Do :
Menolak amputasi
 Luka menunjukkan dermatitis di
pangkal jari kaki tanpa tanda-
tanda eksternnal varises Ketidakpatuhan
 Luka terlihat memiliki sejumlah
besar hyperkeratosis

 Bengkak dengan eksudasi dan


bau yang buruk

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit b.d perubahan pigmentasi d.d pemeriksaan fisik Pasien
menyajikan borok tunggal pada kedua kaki: lebar 2x3 cm di kaki kanan dan lebar 4x3 di kaki
kiri, Luka terlihat memiliki sejumlah besar hyperkeratosis , Edema tepi luka, Bengkak dengan
eksudasi dan bau yang buruk, Area diantara jari-jari juga lembab, lembut dan juga bau

2. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan musculoskeletal d.d Pasien menggunakan


tongkat untuk menghindari berat yang tertumpu pada kaki yang sakit, Pasien juga melaporkan
kram di kedua kaki meskipun lebi sering di yang kiri, Pasien mengatakan luka terasa sakit pada
malam hari dan mereda posisi kaki di turunkan, Klaudikasi intermiter kurang dari 150 meter
dan gatal-gatal dari daerah tibialis malleolar dan anterior, Sebagian besar di kaki kiri, Di kaki
kiri ia memiliki pigmentasi kulit didaerah malleolar dengan dua area lepuh tanpa lubang
didaerah tibiallis, Luka juga menunjukkan dermatitis di pangkal jari kaki tanpa tanda-tanda
eksternnal varises, Pasien memiliki artropati charcot moderat di kaki kirinya.
3. Nyeri kronis b.d kerusakan system syaraf d.d Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien
menggunakan sepatu dengan bantalan setebal 1cm sebagai sol kaki.

4. Ketidakpatuhan b.d hambatan mengakses pelayanan kesehatan d.d Pasien menolak


amputasi, Luka juga menunjukkan dermatitis di pangkal jari kaki tanpa tanda-tanda eksternnal
varises, Luka terlihat memiliki sejumlah besar hyperkeratosis, Bengkak dengan eksudasi dan
bau yang buruk.

Tujuan, Kriteria Hasil dan Intervensi yang dirumuskan (Buat Dalam Bentuk Tabel Rencana
Keperawatan)

No Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Intervensi Aktifitas (SIKI)


Kriteria Hasil (SIKI)
(SLKI)
1 Gangguan integritas Setelah Perawatan Observasi:
kulit b.d perubahan dilakukan luka
pigmentasi d.d intervensi
keperawatan ●Monitor karakteristik luka
selama 3x24 (mis. Drainase, warna
Ds : jam maka ukuran, luka)
● Pasien penyembuhan ●Monitor tanda-tanda
mengatakan awalnya luka meningkat infeksi
mengalami bisul di kedua dengan kriteria
kakinya selama 3 tahun hasil:
sampai sekarang, di Teraupetik:
daerah
●Penyatuan
metatarsophalangeal.
kulit meningkat
●Lepaskan palutan dan
●Penyatuan tepi plaster secara perlahan
Do :
luka meningkat ●Bersihkan dengan NaCl
atau pembersih nontoksis,
● Pasien ●Jaringan sesuai kebutuhan
menyajikan borok tunggal granulasi ●Bersihkan jaringan
pada kedua kaki: lebar meningkat nekrotik
2x3 cm di kaki kanan dan ●Berikan salap yang sesuai
lebar 4x3 cm di kaki ●Peradangan ke kulit/lesi, jika perlu
kirinya. luka menurun ●Pasang balutan sesuai
● Luka terlihat
memiliki sejumlah besar jenis luka
●Bau tidak ●Pertahankan Teknik steril
hiperkeratosis sedap pada luka
● edema tepi luka saat melakukan perawatan
menurun
● Bengkak dengan luka
eksudasi dan bau yang ●Infeksi ●Ganti balutan sesuai
buruk menurun
1. Gangguan mobilitas Setelah Dukungan Observasi:
fisik b.d gangguan dilakukan mobilitas
musculoskeletal d.d intervensi
keperawatan ●Identifikasi adanya nyeri
selama 3x24 atau keluhan fisik lainnya
Ds: jam maka ●Identifikasi toleransi fisik
mobilitas fisik melakukan pergerakan
meningkat ●Monitor frekuensi jantung
- Pasien dengan kriteria dan tekanan darah sebelum
menggunakan tongkat hasil :
memulai mobilisasi
untuk menghindari
●Monitor kondisi umum
berat yang bertumpu
selama melakukan
pada kaki yang sakit - Pergerakan
ekstremitas mobilisasi
meningkat
- Pasien juga
Terapi:
melaporkan kram di - Rentang gerak
kedua kaki meskipun meningkat
lebih sering di yang kiri - Gerakan ●Fasilitasi aktivitas
terbatas mobilisasi dengan alat
menurun bantu (mis pagar tempat
- Pasien
- Kelemahan tidur)
mengatakan luka terasa fisik menurun
●Fasilitasi melakukan
sakit pada malam hari
pergerakan, jika perlu
dan mereda jika posisi
●Libatkan keluarga untuk
kaki diturunkan.
membantu pasien dalam
meningkatkan pergeraka
Do :

- klaudikasi
intermiten kurang dari
150 meter dan gatal -
gatal dari daerah tibialis
malleolar dan anterior
sebagian besar di kaki
kiri.
- Di kaki kiri ia
memiliki

3. Nyeri kronis b.d setelah Manajemen Observasi


kerusakan syaraf d.d dilakukan nyeri
intervensi
Ds : - Identifikasi lokasi,
keperawatan
selama 3 x 24 karakteristik ,frekuensi,dur
- Pasien mengatakan luka jam maka asi ,kualitas,intensitas nyeri
terasa sakit pada malam tingkat nyeri
hari dan mereda jika menurun dengan - Identifikasi skala nyeri
posisi kaki diturunkan. kriteria hasil : - Indentifikasi respons
nyeri non verbal
Do : -Keluhan nyeri - Identifikasi faktor yang
menurun memperberat dan
- Pola napas memperingan nyeri
- pasien menggunakan membaik - Monitor efek samping
sepatu dengan bantalan - Tekanan darah
penggunaan analgetik
setebal 1cm sebagai sol membaik
kaki - Anoreksia
menurun
- Perilaku
membaik
Terapeutik

- Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan
tidur

Edukasi

-Jelaskan penyebab,periode
,dan pemicu nyeri
- jelaskan startegi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgenitik secara tepat
- Ajarkan tenik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

- kolaborasi pemeberian
analgetik,jika perlu.
4. Ketidakpatuhan b.d Setelah Dukungan Observasi
hambatan mengakses dilakukan kepatuhan
pelayanan kesehatan intervensi program
keperawatan 2x pengobatan - Identifikasi kepatuhan
d.d
24 jam maka menjalani program
tingkat pengobatan
Ds :
kepatuhan
meningkat
- Pasien menolak dengan kriteria Terapeutik
amputasi hasil :
- Buat komitmen menjalani
- Verbalisasi ptogram dengan baik
Do : kemauan - Buat jadwal
mematuhi pendampingan keluarga
program untuk bergantian menemani
- Luka menunjukkan
perawatan dan pasien selama menjalani
dermatitis di pangkal pengobtan
jari kaki tanpa tanda- program pengobatan
meningkat
tanda eksternnal varises - Libatkan keluarga untuk
- Verbalisasi
mendukung program
mengikuti
- Luka terlihat memiliki anjuran pengobatan yang dijalani
sejumlah besar meningkat
hyperkeratosis Edukasi

- Bengkak dengan
eksudasi dan bau yang - Informasikan program
buruk pengobatan yang harus
dijalani
- Informasikan manfaat
yang akan diperoleh jika
teratur menjalani program
pengobatan
- Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan merawat
pasien selama menjalani
program pengobatan
- Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ke pelazyanan
kesehayan terdekat
Kesimpulan yang didapatkan :

Seorang laki2 berusia 61 tahun yang didiagnosis dengan diabetes mellitus tipe-2
(DM2) sejak empat belas tahun yang lalu. Diagnosis ini awalnya disertai dengan
neuropati perifer sensitif dan motorik, artropati metatarsophalangeal tanpa tanda -
tanda osteomielitis dan artropati diabetes.

Pasien mengatakan awalnya mengalami bisul di kedua kakinya selama 3 tahun


sampai sekarang, di daerah metatarsophalangeal. Bisul tersebut tidak pernah
sepenuhnya sembuh walau sudah berusaha diobati ke puskesmas dan ke rumah
tenaga kesehatan.Dokter menyarankan amputasi sebelumnya, tetapi pasien selalu
menolaknya.Pasien juga melaporkan kram di kedua kaki meskipun lebih sering di
yang kiri, klaudikasi intermiten kurang dari 150 meter dan gatal -gatal dari daerah
tibialis malleolar dan anterior, sebagian besar di kaki kiri. Pasien mengatakan luka
terasa sakit pada malam hari dan mereda jika posisi kaki diturunkan. Di kaki kiri
ia memiliki pigmentasi kulit di daerah malleolar dengan dua area lepuh tanpa
ulserasi lebih lanjut dan edema tanpa lubang di daerah tibialis. Luka juga
menunjukkan dermatitis di pangkal jari kaki tanpa tanda -tanda eksternal varises.
Pasien memiliki artropati charcot moderat di kaki kirinya. Pasien mandiri untuk
aktivitas kehidupan sehari -hari walaupun dalam kondisi luka.
Sehingga kami mengambil diagnosa Gangguan integritas kulit, Gangguan
mobilitas fisik, Nyeri kronis, dan Ketidakpatuhan.

Anda mungkin juga menyukai