Anda di halaman 1dari 54

PEMECAHAN MASALAH DAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(PMPK)
Adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok
orang dengan menggunakan metoda tertentu untuk
menentukan urutan dalam pemecahan suatu masalah
dengan menggunakan berbagai
metoda.
KERANGKA PIKIR
PEMECAHAN
MASALAH
SIKLUS PMPK
CURAH PENDAPAT
IDENTIFIKASI
MASALAH KUALITATIF
BRAIN WRITING

P-3 HANLON KUALITATIF


PRIORITAS
MASALAH
P-2 DELPHI

KRITERIA MUTLAK DELBEQ


KUANTITATIF
P-1 HANLON KUANTITATIF
KRITERIA KEINGINAN

ANALISIS PENYEBAB CARL


PENGAMBILAN MASALAH
KEPUTUSAN REINKE

SISTEM

ALTERNATIF H.L BLUM


PEMECAHAN
MASALAH FISH BONE ANALYSIS

PROBLEM TREE
KERANGKA PIKIR PEMECAHAN
MASALAH
MASALAH

kesenjangan antara keadaan yang diharapkan dengan keadaan yang


dihasilkan atau didapatkan, yang menimbulkan rasa ketidakpuasan

Ciri-ciri
Masalah
PRIORITAS MASALAH
Kriteria penentuan prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif

Rumus Metode Hanlon Kuantitatif : (A + B) x C x D


KRITERIA A
KRITERIA A Langkah 1. Menentukan besar masalah
KRITERIA A
Langkah 5. Mengklasifikasikan besar masalah
KRITERIA B (KEGAWATAN
MASALAH)
SKO TINGKAT TINGKAT
KEGANASAN
R URGENSI PENYEBARAN
1 Tidak mendesak Tidak berbahaya Tidak menyebar

2 Kurang Kurang Kurang menyebar


mendesak berbahaya
3 Cukup mendesak Cukup Cukup menyebar
berbahaya
4 Mendesak Berbahaya Menyebar

5 Sangat Sangat Sangat menyebar


mendesak berbahaya
Kriteria C. Kemudahan
dalam penanggulangan
Kriteria D. PEARL faktor
TOOLS PRIORITAS MASALAH

• PAHO : Menggunakan skor di setiap variabel penilaian (1-10), terdiri dari :


a. Magnitude  mengukur besaran kejadian
b. Severity  tingkat keparahan
c. Vulnerability  tingkat kerentanan
d. Community  tingkat perhatian
Dilakukan oleh tim ahli, kemudian tiap anggota tim memberi penilaian disetiap variabel,
bila anggota tim memberi nilai ekstrim maka akan dibuang dan tidak masuk rata-rata
Rumus : MxSxVxC
METODE DELPHI
1. Identifikasi semua masalah, kelompokkan masalah yang
akan diprioritaskan.
2. Bagikan kertas kecil pada semua anggota/peserta,
kemudia tuliskan paling tidak 4 masalah yang dianggap
penting oleh masing-masing peserta, dan berikan skor
untuk masing-masing masalah.
3. Skor tertinggi 10 dan terendah 1.
4. Kemudian hasil skoring dikumpulkan, buat tabel skoring,
sehingga akan diketahui urutan skor dari yang tertinggi
sampai terendah.
5. Skor tertinggi merupakan prioritas pertama, begitu
selanjutnya.
CONTOH METODE DELPHI
Misalkan masalah yang timbul adalah :
1. Cakupan immunisasi
2. Penimbangan balita (D/S)
3. Pemeriksaan Ibu Hamil K4
4. Cakupan KB
5. Cakupan diare yang ditangani
6. Cakupan Suspek TB
7. Cakupan deteksi tumbang anak balita dan prasekolah
METODE DELBEG
Langkah Pertama
Menentukan kriteria,
Yaitu faktor-faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya
nilai permasalahan, sehingga masalah yang satu dengan yang
lain-lainnya dapat dibedakan.
Contoh :
- Besarnya masalah
- Kegawatan masalah
- Kecenderungan meningkat
- Akibat masalah terhadap produktifitas kerja
- Luasnya masalah
LANGKAH KEDUA :
Mengkaji apakah kriteria tersebut dapat dipakai untuk menilai permasalahan.

Langkah ketiga :
Menentukan bobot dari masing-masing kriteria.
Contoh :
Besar masalah (A) bobot : 8
Kegawatan masalah (B) bobot : 9
Kecenderungan meningkat (C) bobot : 5
Luas masalah (D) bobot : 6
LANGKAH KEEMPAT :
Menentukan skala nilai untuk kriteria tersebut, misalkan nilai 1 s/d 10

Langkah kelima :
Menetapkan prioritas masalah.
METODE CARL

CAPABILITY: Kemampuan SD, dana, alat dsb


C
A Assessibility : Kemudahan, utk mudah diatasi/tidak

R Readiness : Kesiapan dari man, motivasi,


kompetensi, kesiapan sasaran/masyarakat

L Leverage : Pengaruh yang satu terhadap yg lain

Hasil perkalian dari masing-masing nilai C,A,R,L


merupakan Total Nilai masing-masing masalah
METODE
HANLON KUALITATIF
METODE HANLON KUALITATIF
A. KRITERIA URGENCY (MENDESAK)

MASALAH A B C TOTAL
ISPA DIARE HIPERTENSI HORISONTAL
A B C 0
ISPA
B B B 2
DIARE
C C B 1
HIPERTENSI
TOTAL 0 2 1
VERTIKAL
TOTAL 0 2 1
HORISONTAL
TOTAL 0 4 2
METODE HANLON KUALITATIF
B. KRITERIA SERIOUSNESS (KEGAWATAN)

MASALAH A B C TOTAL
ISPA DIARE HIPERTENSI HORISONTAL
A _ - 0
ISPA
B + 1
DIARE
C 0
HIPERTENSI
TOTAL 0 1 1
VERTIKAL
TOTAL 0 1 0
HORISONTAL
TOTAL 0 2 1
METODE HANLON KUALITATIF
C. KRITERIA GROWTH (PERKEMBANGAN)

MASALAH A B C TOTAL
ISPA DIARE HIPERTENSI HORISONTAL
A - + 1
ISPA
B + 1
DIARE
C 0
HIPERTENSI
TOTAL 0 1 0
VERTIKAL
TOTAL 1 1 0
HORISONTAL
TOTAL 1 2 0
METODE HANLON KUALITATIF

PRIORITAS MASALAH

MASALAH U S G TOTAL PRIORITAS

A 0 0 1 1 III

B 2 2 2 6 I

C 1 1 0 2 II
METODE HANLON KUALITATIF
A. KRITERIA URGENCY

A B C TOTAL
MASALAH ISPA DIARE HIPERTENSI HORISONTAL
A _ + 1
ISPA
B - 0
DIARE
C 0
HIPERTENSI
TOTAL 0 1 1
VERTIKAL
TOTAL 1 0 0
HORISONTAL
TOTAL 1 1 1

TIDAK KONSISTEN
URUTAN PRIORITAS MASALAH
KERANGKA PIKIR
PEMECAHAN
MASALAH
Kegiatan/ Indikator Kegiatan yang
Bermasalah

r i o r itas
P a
Utam

TB Paru
BTA (+)

Definisi Operasional Tanda-tanda penyakit TB paru :


1.Batuk berdahak lebih dari 3 minggu
2.Demam atau meriang
3.Sesak nafas
4.Nyeri dada
5.Keringat malam
6.Nafsu makan menurun
Mycobacterium 7.Penurunan berat badan
tuberkulosis
KERANGKA TEORI PENDEKATAN
SISTEM
ANALISA PENYEBAB MASALAH
PELAYANAN KESEHATAN
•Tidak ada petugas kesehatan
•Posyandu tak aktif
•Jml penyuluhan murang

K
E PERILAKU
T STATUS •BAB sembarang t4
U KESEHATAN •Tidak cuci tangan
R “DIARE” •Buang sampah
sembarang t4
U
N
A
N
LINGKUNGAN
Jumlah Jamban sedikit
Tempat Sampah sedikit
SPAL yg terbuka
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
KELEBIHAN KEKURANGAN

Kurangnya pelatihan untuk


Terdapat dokter dan perawat
MONEY Tersedianya dana operasional
yang sudah terlatih dalam
kader P2
Tidak TB Parumasalah
ditemukan tentang
dri Puskesmas menemukan pasien TB Paru
mendiagnosis TB Paru
BTA (+)
Tersedianya mikroskop Tidak ditemukan masalah
MACHINE binokuler
Koordinator secara
Penjaringan program P2 TB
Pasive Kurangnya program
Tersedianya reagen
paru melakukan Ziehl-
pencatatan
Promotive Case Finding puskesmas dalam
Neelsen
MAN
METHOD dan pelaporan pasien dengan
Tersedianya
baik
Tersedianya
pot sputum
SOP diagnosis
memberikan penyuluhan
kepada masyarakat tentang
Tersediany kaca objek
TB Paru gejala TB paru
Terdapat analis laboratorium Kurangnya pengetahuan dan
yang terlatih untuk kesadaran masyarakat
LINGKUNGAN
Tersedianya
melakukan pemeriksaan
tempat untukTB mengenai penyakit TB Paru
MATERI Tidak
dan ditemukan masalah
bahayanya
melakukan
Paru pemeriksaan,
AL seperti puskesmas, pustu,
PKD, poliklinik Berobat di tempat lain
Terdapat kader dan bidan
(BKPM, praktik swasta)
desa untuk membantu
menjaring pasien TB Paru
BTA (+)
TABEL 5.2 ANALISIS KEMUNGKINAN PENYEBAB
MASALAH TB PARU BTA (+) YANG DITEMUKAN
DITINJAU DARI FAKTOR PROSES DAN LINGKUNGAN
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN

1. Jadwal pelayanan di puskesmas, 1. Kurangnya perencanaan pelatihan


P1 pustu dan PKD teratur petugas kesehatan dan kader
2. Jadwal kunjungan rumah teratur 2. Jadwal kunjungan tidak ditaati

Jadwal pelayanan terlaksana sesuai 1. Kurangnya penyuluhan khusus


P2 dengan rencana tentang gejala TB Paru
2. Pemeriksaan kontak hanya
dilakukan bersifat insidentil

1. Terdapatnya laporan mengenai Kurangnya koordinasi dengan balai


P3 jumlah pasien TB Paru BTA (+) pengobatan swasta dalam pencatatan
2. Terdapatnya laporan daftar pasien dan pelaporan pasien TB paru BTA (+)
TB Paru BTA (+)
KOFIRMASI PENYEBAB MASALAH

1. Kurangnya pelatihan kader P2 TB paru


2. Kurangnya program puskesmas dalam memberikan penyuluhan tentang
gejala TB paru
3. Kurangnya perencanaan pelatihan petugas kesehatan
4. Tidak ditaatinya jadwal kunjungan penyuluhan
5. Kurangnya penyuluhan khusus tanda dan gejala TB paru
6. Pemeriksaan kontak hanya dilakukan bersifat insidentil
7. Kurangnya koordinasi dengan balai pengobatan swasta dakan pencatatan dan
pelaporan kasus TB paru
8. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai penyakit TB
Paru dan bahayanya
ANALISIS PARETO

Analisis ini menggunakan Prinsip Pareto


juga dikenal sebagai aturan 80/20 yang
menyatakan bahwa 20% penyebab
memunculkan 80% hasil
LANGKAH-LANGKAH METODE PARETO
1. Identifikasi dan buatlah daftar masalah.
2. Identifikasi penyebab masalah, bisa
menggunakan teknik brainstorming , 5 whys,
analisis sebab akibat, analisis root cause
3. Tentukan skor masalah.
4. Kelompokkan masalah-masalah yang
penyebabnya sama.
5. Hitung total skor dan didapatkan masalah
dengan prioritas tertinggi.
No Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

1.
Tabel 5.3 Alternatif Pemecahan Masalah
Kurangnya pelatihan kader
 Pelatihan tenaga kesehatan dan kader secara
P2 TB Paru dan
perencanaan pelatihan berkala
serta penyuluhan rutin
 Penjadwalan secara rutin untuk pelatihan dan
petugas kesehatan
penyuluhan tentang gejala TB paru kepada
1. Pelatihan tenaga kesehatanpetugas
P2 TBkesehatan
Paru dan Kader mengenai kasus
2 TB Paru program
Kurangnya
 Penjadwalan secara rutin pelatihan dan
2. Penjadwalan
puskesmas dalam secara rutin untuk pelatihan dan penyuluhan kasus
memberikan
TB penyuluhan
Paru kepada penyuluhan
tenaga kesehatan P2 TBkasus
Paru TB Paru oleh tenaga
dan Kader
tentang tanda dan gejala
3. Pembuatan
TB Paru
brosur atau pamflet tentang
kesehatan P2 tanda & gejala
TB Paru dan TB parukepada
Kader
4. Pengawasan dan evaluasi kinerja kader oleh bidan
masyarakat
5. Perlu diadakan rapat koordinasi dengan
 Pembuatan jejaring
brosur di daerahtentang
dan pamphlet sekitar
tanda
dan gejala TB Paru
3. Kurangnya koordinasi dengan balai
pengobatan swasta dalam pencatatan  Pengawasan dan evaluasi kinerja kader oleh
dan pelaporan kasus TB Paru
bidan
 Perlu diadakan rapat koordinasi dengan jejaring
di daerah sekitar
Penentuan Pemecahan Masalah
Dengan Kriteria Matriks Menggunakan Rumus M x I x V : C

MxIx
V
C

Skor :
1 = Sangat Kurang
Efektif
2 = Kurang Efektif
3 = Cukup Efektif
4 = Efektif
5 = Sangat Efektif
Penyelesaian Nilai
Hasil akhir Urutan
Masalah Kriteria
  M I V C (M x I x V) / C  
1 5 3 2 7,5 I
a) Pelatihan tenaga kesehatan P2 TB
paru dan kader mengenai kasus TB

1.
paru Pelatihan tenaga kesehatan dan kader secara berkala
1 3 3 2 4,5 III
2. Pengawasan
b) Penjadwalan danpelatihan
secara rutin evaluasi kinerja kader oleh bidan desa
3. Penjadwalan
dan penyuluhan secara
kasus TB paru rutin untuk pelatihan dan penyuluhan
kepada
tentang P2
tenaga kesehatan TBTBparu
Paruoleh tenaga kesehatan P2 TB Paru dan kader
dan kader
kepada masyarakat
4. Rapat koordinasi dengan1 jejaring 2
di
2
daerah
2 2
sekitar V
c) Pembuatan brosur atau pamflet
5. Pembuatan brosur atau pamflet tentang tanda dan gejala TB
tentangParu
tanda dan gejala TB paru

1 3 2 1 6 II
d) Pengawasan dan evaluasi kinerja
kader oleh bidan desa

1 3 3 3 3 IV
e) Rapat koordinasi dengan jejaring di
 
daerah sekitar  
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

MASALAH TUJUAN SASARAN ALTERNATIF

Cakupan K4 Meningkatkan Peningikatan 1 Penyegaran kader


rendah (45 %) cakupan K4 ketrampilan kader 2. Penyuluhan kehamilan kpd
mencapai 80 % Peningkatan ibu hamil
ketrampilan 4. Pelatihan bagi bidan
Peningkatan 6. Revitalisasi Posyandu
pengetahuan masyarakat dioptimalkan
Terwujud Posyandu 6. Penambahan sarana
yg aktif transportasi
7. Pemberian penghargaan bagi
petugas berprestasi
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Proses memilih tindakan dari beberapa


alternatif untuk mencapai tujuan /sasaran
( proses`mengakhiri masalah )
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Adalah proses memilih alternatif terbaik dari
beberapa alternatif yang ada
3 Hal penting :
1. Alternatif terbaik, sebagai suatu keputusan mempunyai
arti alternatif yg paling mendekati keinginan atau kondisi
kita.
2. Adanya beberapa alternatif (lebih dari 1) ,suatu keputusan
yg berasal dari 1 alternatif saja jelas tidak melalui proses
pengambilan keputusan
3. Adanya proses memilih, yg biasanya dilakukan dengan
pemberian nilai.
LANGKAH-LANGKAH
1. MENETAPKAN TUJUAN

Menetapkan tujuan dari keputusan yg


akan kita ambil, dinyatakan secara
kuantitatif
Contoh :
Memilih cara penanggulangan balita
diare di daerah Y
2. MENETAPKAN KRITERIA
A. KRITERIA MUTLAK
Persyaratan yg mutlak (tidak dapat ditawar) harus
dipenuhi oleh keputusan yg akan kita hasilkan
Menyangkut 2 hal :
-output (hasil)
-Resources (sumber daya)
Contoh :
 Hasil dapat dilihat dalam waktu 1 minggu
Biaya penanggulangan kurang Rp. 5 juta/kegiatan

B. KRITERIA KEINGINAN
Kriteia ini untuk menilai alternatif-alternatif yg telah
memenuhi kriteria mutlak dan tidak menyingkirkan
alternatif
3 MENETAPKAN BOBOT DARI KRITERIA KEINGINAN
Contoh :
kriteria keinginan dalam mengatasi gizi buruk :
a. Biaya pelaksanaan murah bobot 40
b. Mudah pelaksanaan bobot 30
c. Libatkan masyarakat bobot 20
d. Pelaksanaan berkesinambungan bobot 10
4. INVENTARISASI ALTERNATIF-ALTERNATIF
a. Pembagian jam kerja sesuai proporsional
b. Refreshing kader posyandu/kesehatan
c. Penambahan saran a transport
d. Revitalisasi Posyandu
e. Pemberian penghargaan bagi yg berprestasi
f. Penyuluhan gizi kepada masyarakat
5 . SCORING
a. Kriteria Mutlak
Alternatif
Kriteria A B C D E F

1. Biaya < Rp. 5 juta v v v v v v


2. HASIL DILIHAT 1 MGG x v v v x v
a. Kriteria Keinginan
Kriteria B C D F
1. Biaya kegiatan murah (40) 4 x 40 = 160 4 x 40=160 5 x 40=200 5 x 40=200

2. Mudah Pelaksanaan (30) 2 x 30=60 4 x 30 =120 3 x 30 = 90 5 x 30=150


3. Libatkan masyarakat (20) 2 x 20=40 3 x 20 = 60 4 x 20 =80 5 x 20 =100
4. Berkesinambungan (10) 4 x 10 = 40 2 x 10=20 4 x 10=40 5 x 10 = 50
JUMLAH 100 300 360 410 500
6. PENENTUAN KEPUTUSAN SEMENTARA
Keputusan Sementara adalah :
1. Penyuluhan kepada masyarakat
2. Revitalisasi Posyandu
7. INVENTARISASI KONSEKUENSI
Revitalisasi Posyandu konsekuensi biaya masih tinggi

8. KEPUTUSAN TETAP
Dengan mempertimbangkan tingginya nilai yg
menggambarkan keinginan dan konsekuensi yg
akan ditimbulkan serta kemampuan kita untuk
mengatasi konsekuensi maka dipilih penyuluhan
gizi kepada masyarakat
PLAN OF ACTION
TABEL 5.5 PLAN OF ACTION PENINGKATAN TB PARU BTA (+) YANG DITEMUKAN
DI PUSKESMAS GRABAG I
PENUGASAN

• Dalam prioritas penentuan masalah terdapat metode Kuantitatif dan Kualitatif. Jelaskan
perbedaan definisi dan waktu penggunaan metode kuantitatif dan kualitatif dalam
penentuan prioritas masalah.
• Dari hasil diagnosis komunitas ditemukan beberapa masalah kesehatan dan melalui
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) ditentukann prioritas masalah adalah indikator
PIS PK mengenai Proporsi Penderita Hipertensi yang melakukan pengobatan rutin
sebanyak 20%.
a. Apakah Metode penentuan prioritas masalah yang digunakan?
b. Sebutkan dan Jelaskan langkah selanjutnya (setelah penentuan prioritas masalah) sesuai
dengan skenario diatas.

Anda mungkin juga menyukai