Anda di halaman 1dari 13

BCS Dermatologic Examination & Type of Skin Lesion

2 (Efflorescence)
Dr.dr. IGAA Praharsini, SpKK, FINS DV, FAA DV

EXAMINATION OF SKIN

 Perlu diperhatikan terkait pemeriksaan  privasi harus


dijaga, pencahayaan harus bagus (memudahkan
penilaian efflorescense), terkadang perlu dibantu
dengan kaca pembesar/objek glass atau senter.
 Pada pemeriksaan kulit, jangan hanya focus pada lesi
yang dikeluhkan pasien saja. Setelah periksa lesi yang
dikeluhkan oleh pasien, kita harus lihat keadaan kulit
secara enyeluruh walaupun pasien tidak mengeluhkan
ada lesi lain, karena terkadang sering ada pasien dengan
keluhan gatal di tangan (tampak seperti dermatitis),
setelah diperiksa secara menyeluruh ternyata ada tinea
 Riwayat umum  ras, kebiasaan makan, riwayat pubis di inguinalnya. Terkadang jika diperiksa di bagian
penyakit sebelumnya yang dikeluhkan saja itu tidak khas penampakannya,
 Terkait tempat tinggal atau asal ini akan terkait dengan sehingga perlu pemeriksaan menyeluruh (tentu pasien
penyakit tertentu yang khas dengan tempat tsb. harus buka baju).
 Terkait pekerjaan  misalnya pegawai spa sering  Ingat bahwa pemeriksaan tidak hanya di kulit, tetapi juga
lakukan masas, terkait nanti dengan dermatitis kontak. di rambut, mukosa, kuku  membantu mengarahkan ke
diagnosis. Misalnya ketemu pasien curiga psoriasis tapi
masih ragu, dilihat di kukunya ada lesinya.

Efflorescence  lesi kulit dimana gambarannya berbeda


dengan lesi kulit dengan gambaran disekitarnya yang bisa
Tanyakan darimana mulai timbul? Adanya ciri0ciri tertentu diamati secara objektif.
ada satu lesi besar kemudian timbul lesi lain. Lesi oleh tinea Penulisan status dermatologi: (1) tipe lesi, (2) karakteristik
misalnya, awalnya kecil semakin lama semakin melebar. lesi, (3) kalau lesinya Multipel, baru bisa menentukan
Riwayat pengobatan, pada pasien dengan kecurigaan konfigurasi atau susunannya seperti apa, (4) bagaimana
eruption. distribusi lesi di tubuh pasien.

1
ini origo  jadi distribusi inilah yang akan mengarahkan
untuk diagnosis pasien.

PRIMARY LESION

Lanjut ke efflorescence primer  lesi kulit yang muncul


karena proses dari penyakitnya.

Tipe efflorescence dibagi jadi 2: primer dan sekunder.

 Macule  perubahan batas datar? Lesinya datar, tidak


ada perubahan morfologis, hanya perubahan warna.
Ukurannya lebih dari 0,5 disebut patch.
 Macule sendiri dari proses terjadinya dibagi menjadi 3:
proses inflamasi, proses pendarahan, dan
 Warnanya seperti apa? Ada eritema, hiperpigmentasi.
gangguan/perubahan pigmentasi.
Multipel atau soliter? Bentuknya seperti apa (tidak
beraturan atau oval)? Tepi lesinya bagaimana (batas
tegas/tidak)? Ukurannya? Kalau perlu lakukan palpasi
untuk mengetahui permukaannya seperti apa,
berdungkul-dungkul misalnya.
 Pada beberapa lesi perlu menggunakan kaca pembesar,
terdapat lesi papul undulasi?bagian sentralnya.
 Pada beberapa lesi (erisipelas, selulitis?) diraba, akan
teraba lebih hangat dari kulit disekitarnya.
 Pemeriksaan fisik (kulit)  inspeksi dan palpasi.

 Macule yang terjadi karena proses inflamasi  macule


hyperemia. Biasanya perlu pemeriksaan diascopy 
dilakukan dengan objek glass, jika terjadi pemudaran
warna saat ditekan dengan objek glass disebut macule
hyperemia.
Misalnya ketemu vesikel, ada banyak, dilihat tampak tersebar  Macule hyperemia berdasarkan bentuk dan ukurannya
 varicella. Kalau kita lihat bergerombol  herpes zoster. dibagi lagi menjadi 3: macule roseola, eritematous, dan
telengictasis.

 Terakhir, perhatikan distribusi lesinya di tubuh pasien


seperti apa. Misalnya ada pasien dengan keluhan kulit
merah, perih/kering? Lokasinya di wajah, leher, tangan
bagian bawah, kaki bagian bawah (semua di daerah yang
terpapar sinar matahari).
 Pasien dengan keluhan gatal di kaki, setelah
diperhatikan lokasinya di seluruh daerah ekstensor, oh

2
Ini adalah macule hemorrhagic, ini ada proses pendarahan.
Papul  peninggian kulit, diameter <0,5 cm, teraba padat
Dengan pemeriksan diascopy, tidak ada perubahan warna,
karena terbentuk akibat penambahan jumlah sel.
tidak memudar dengan penekanan.
Ini juga dibagi berdasarkan bentuk dan ukurannya: petechial,
vibises, dan ecchimoses.

Plaque sama dengan papul yang merupakan suatu peninggian


kulit, tetapi ukurannya lebih besar dari papul. Ini terbentuk
dengan adanya beberapa papul yang berkonfluen atau
Ini dibagi menjadi 3: macula hiperpigmentasi, hipopigmentasi bergabung, sehingga terbentuk suatu plaque.
dan depigmentasi.
Hiperpigmentasi  penambahan jumlah pigmen.
Hiipopigmentasi  pengurangan jumlah pigmen.
Depigmentasi  tidak ada pigmen sama sekali.

Vesicle juga merupakan peninggian kulit. Kalau papul itu


terjadi karena penambahan jumlah sel jadi tambah padat,
vesicle ini merupakan peninggian kulit yang berisi cairan,
dengan diameter <1 cm.
Ini perbedaan antara hipopigmentasi dan depigmentasi.
Hipopigmetasi  pigmen berkurang, perbedaan gradasi
warna dengan kulit sekitarnya tidak terlalu jauh.
Depigmentasi  tidak punya pigmen, perbedaan warna lesi
dengan sekitarnya gradasinya jauh sekali.

3
Kalau ketemu vesicle multipel, perhatikan konfigurasinya.
Kalau konfigurasinya bergerombol mengarah ke herpes, kalau
tersebar berarti varicella.
Nodule merupakan peninggian kulit, memiliki kedalaman
tertentu. Ini dibagi lagi menjadi 5 berdasarkan kedalamannya.
Pasien dengan nodule kalau kita lihat, secara inspeksi
mungkin tidak terlalu jelas ada peninggian kulit, perlu
dilakukan palpasi. Melalui palpasi kita bisa menentukan
apakah ini nodule subkutan, dll.

 Ini adalah bulla, juga peninggian kulit, sama seperti


vesicle. Perbedaannya dengan vesicle, ukuran bulla lebih
besar. Kandungannya kalau vesicle cairan jernih, kalau
bulla bermacam-macam. Kalau bulla mengandung
cairan darah  bulla hemorragic. Kalau berisi pus 
bulla hipopion.
 Pada saat ketemu kasus bulla, untuk menjelaskan Kista hampir sama dengan nodul, peninggian kulit, memiliki
karakteristiknya harus diperhatikan dindingnya kedalaman tertentu. Bedanya dengan nodul, kalau nodul itu
bagaimana, apakah dindingnya tegang atau kendor, ini massanya padat, kalau kista memiliki kavitas, memiliki
juga memiliki arti diagnosis, misalnya perbedaan antara dinding dan memiliki isi. Kita membedakannya biasanya
pemfigus bulosa dengan pemfigus vulgaris. dengan palpasi,kalau kista kita palpasi akan seperti menekan
bola mata.

Pustule sama dengan vesicle, papul, juga peninggian kulit,


diameter kurang lebih sama, beda isinya, dia berisi pus,
Urtika juga merupakan peninggian kulit, tetapi bersifat
sedangkan vesicle berisi cairan jernih.
transien.

4
SECONDARY LESION

Efflorescence sekunder  lesi yang muncul akibat perjalanan


atau evolusi dari lesi primer.

Kalau kita ketemu pasien dengan lesi seluruh tubuhnya


adalah urtica  terdiganosis sebagai urticaria.
Kalau uricaria terjadi di daerah bibir, mata  angioedema.

 Squama  pelepasan stratum korneum yang bisa kita


amati secara objektif. Sebetulnya stratum korneum
memang terjadi pengelupasan tetapi kalau normal tidak
Ada beberapa lesi yang spesifik terhadap kelainan tertentu, bisa dilihat secara objektif. Pada squama karena terjadi
misalnya telengiectasis, komedo daripada acne, terowongan gangguan deferensiasi dan pertumbuhan/pengelupasan
pada pasien scabies. kulit sehingga kita bisa mengamati secara objektif.
 Pada waktu mengisikan status dermatologi, squama itu
harus digambarkan seperti apa, tipis/tebal, warnanya,
semua memiliki arti diagnostic. Misalnya ketemu
squama berwarna kuning berminyak, kayaknya
dermatitis atopi?
 Ketemu squama yang putih berlapis-lapis, ini psoriasis.
Jadi squama di masing-masing penyakit biasanya
berbeda.

 Macule  hanya ada perubahan warna, tidak ada


peninggian maupun depresi pada kulit. Kalau papul sama
plaque, harus sama-sama ada peninggian kulit tetapi
berbeda di ukuran.
 Vesicle, bulla, pustule semua sama peninggian kulit dan
berisi cairan, berbeda di ukuran dan jenis cairannya.
Urtica dengan plaque sama-sama peninggian kulit,
bedanya kalau plaque proses yang kronis mestinya pada
palpasi akan teraba padat, kalau urtica ini proses yang Ulkus  hilangnya jaringan kulit seluruh epidermis bahkan
akut kalau di palpasi tidak teraba padat, biasanya dalam bisa mencapai dermis, sehingga seperti membentuk lubang di
24 jam akan kemps/menghilang. kulit
 Nodul, kalau dilihat dari permukaan saja tidak jelas, tapi
kalau di palpasi akan teraba massa di bawah.

5
Likenifikasi  proses penebalan kulit sehingga gambaran
kulit menjadi lebih jelas terbentuk karena proses menggaruk
atau menggosok pada kulit.

 Krusta  cairan tubuh yang mongering pada


permukaan tubuh pasien. Perlu diidentifikasi kerustanya
seperti apa, apakah tebal/tipis, warnanya (dari sini bisa
tahu proses yang terjadi). Atropi  penipisan pada kulit, sehingga gambaan struktur
 Warnanya kehitaman  proses awalnya pendarahan dibawah kulit itu menjadi terlihat. Ini biasanya pada orang
(darah yang mongering di permukaan kulit biasanya tua, kulitnya sudah menipis, gambaran pembuluh darahnya
berwarna kehitaman). Ketemu krusta warna kuning menjadi lebih jelas, atau pada pasien yang menggunakan
kehijauan  sebelumnya ada lesi/pustule disini. Kalau steroid topical, potensi tinggi dalam jangka waktu lama dia
juga mengalami atropi.
warnanya kuning keemasan  seperti cairan tubuh
Kalau diraba atropi ini biasanya terasa tipis kayak berkerut.
yang bersifat serus.

Jaringan parut  jaringan ikat fibrous yang menggantikan


Hampir sama dengan ulkus ada diskontinuitas kulit/hilangnya jaringan kulit yang hilang, biasanya pada trauma.
jaringan kulit, bedanya kalau ulkus seluruh epidermis bahkan Scar ini ada 2: hipertropik dan atropik. Kita harus bisa
seluruh bagian dermis yang hilang. Kalau erosi, hanya pada bedakan antara scar hipertropik dengan keloid. Kalau scar
epidermis, bisa sebagian atau seluruh epidermis yang hilang. hipertropik, jaringan parut yang tumbuh sesuai dengan
Ekskoriasi lebih dangkal lagi, karena proses menggaruk ukuran luka. Kalau keloid, lukanya kecil (di tindik), tetapi
misalnya. tumbuh keloid berukuran besar.

Fisura  celah pada kulit, biasanya berbentuk linier

6
SHAPE, ARRANGEMENT AND CONFIGURATION

Ketika melihat lesi, perhatikan batasnya. Penilaian batas lesi Ada yang serpiginosa, seperti lesi target, whorled like marbel
bisa dengn 2 cara, kalau bisa menunjuktepi lesi dengan jelas cake.
(batas tegas), kalau ragu kadang kelihatan batasnya kadang
tidak (batas tidak tegas). Atau bisa dengan menggunakan
gradasi warnanya (antara lesi dengan kulit sekitarnya),
perbedaannya jauh sekali bisa dikatakan lesi batas tegas.
Ini bentuk-bentuknya ada yang seperti cincin, lesi target.

Ada beberapa lesi yang bergerombol: herpetiformis dan


scattered.

DISTRIBUTION OF SKIN LESION

Ada lesi yang berbentuk seperti cincin, uang logam, polisiklik.

Perhatikan juga distribusinya, apakah terlokalisir di daerah


dada saja, atau menyeluruh pada pasien eritroderma, atau
pemphigus vulgaris yang hampir seluruh tubuhnya erosi.
Kemudian apakah dia simetris, bilateral? Simetris  seperti
ada cermin di tengahnya, lesi kanan dengan kiri sama persis
Ada yang berbentuk seperti busur, linier, seperti jaring.
letaknya. Kalau bilateral  ada di kedua sisi tubuh pasien
tetapi lokasinya tidak sama persis.

7
EXAMINATION OF THE HAIR

Pada pemeriksaan rambut perhatikan: densitasnya, warna


tekstur dari rambut, kondisi kulit kepalanya. Seperti kasus
kemarin, pediculosis kapitis, di rambut ketemu kutu, periksa
scalp-nya adakah infeksi sekunder berupa pustule, dll.
Pada pasien dengan keluhan kerontokan rambut merata
lakukan hair pull test. Gambaran beberapa kerontokan rambut.

Dibaca saja.

Polanya pada laki-laki dan wanita kebotakan rambutnya


berbeda pada alopecia.

Keluhan penipisan pada rambut atau mungkin malah rambut


yang tumbuh berlebihan. Kalau penipisan pada rambut,
perhatikan: bagaimana polanya, apakh bulat, linier, dll.
Untuk kulit kepala  perhatikan tampak berminyak/kering,
Perhatikan di daerah yang mengalami kerontokan tersebut,
apakah ada lesi kulit di daerah kulit kepala (pustule, krusta,
bagaimana bentuk rambutnya, pakah seperti tanda seru,
dll), evaluasi adalah telur kutu, bekas garukan.
apakah akar rambutnya lebih kecil. Kemudian harus dilakukan
hair pull test. Perhatikan apakah ada jaringan parut di daerah
yang mengalami kebotakan tersebut.

Ini gambar lesi-lesi daerah scalp yang perlu diperhatikan.

8
Pada pemeriksaan kuku yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana gambaran permukaan kukunya, mengkilap/tidak,
Keluhan petumbuhan rambut yang berlebihan. adanya perubahan warna, kondisi kulit di sekitar kuku,
perubahan bentuk kuku, ada tidak bagian kuku yang hilang,
ada tidaknya lesi kulit di sekitar kuku.

Ini kondisi di permukaan kulit.

Perlu diperiksa rambut itu tidak hanya di kulit kepala, di pubis Misalnya ini ada kuku yang permukaannya tidak rata, ada
juga, aksila, dada, seperti kemarin pediculosis pubis, di aksila, lekukan atau bahkan peninggian.
dada.

EXAMINATION OF THE NAILS

Ini beberapa gambaran permukaan kuku, ini bisa menjadi


cara untuk menegakkan diagnostic.
Ada juga kuku yang terlalu tipis, dan terlalu tebal.

9
Ada yang permukaannya kasar, ada yang pecah.

Perhatikan juga kulit disekitar kuku, adanya scar, krusta,


adanya vaskulitis.

Ada paronychia, jaringan menumpuk disekitar kuku, bengkak,


radang.

Ada perubahan warna menjadi kekuningan ada yang putih.


Ada pemphigus vulgaris di sekitar kuku, bisa juga ada larva
migrans.

EXAMINATION OF THE MUCOSA

Yang diperiksa adalah mucosa oral dan di genitalia.

Ada yang kehijauan misalnya pada infeksi pseudomonas, ada


yang bercak hitam pada melanoma.

10
Ini ada mucocele seperti kista pada rongga mulut, perhatikan
juga adanya erosi.

Pada pasien B24 kita temukan sarcoma Kaposi.

Mukosa oral  perhatikan warna, konsistensi, kondisi lidah,


saliva, giginya, atau ada lesi yang lain, ulcus, kutil.

Mukosa genitalia  perhatikan apakah kelainan pada


mukosa tersebut adalah variant yang normal, apakah
merupakan manifestasi dari IMS (infeksi menular seksual),
apakah merupakan suatu lesi iritan penyakit kulit, atau
memang dia spesifik pada genitalia tersebut.

Gambaran penyakit di mukosa bibir, ini ada yang tampak


bengkak angioedema  granulomatosa cheilitis. Kemudian
ada yang lidahnya pecah-pecah.

Pasien datang dengan keluhan kutil di kelamin, padahal ini


variant normal. Kalau nanti ada kutil jangan dipotong semua
untuk PA ya, pasiennya bisa complain.
Bisa juga terjadi pembesaran kelenjar sebaceous, jadi tidak
masalah, memang ada beberapa yang tipikal seperti itu.

Ada juga yang lidahnya kayak berambut.

Ini lesi kulit terkait IMS, kita sudah dapat kuliahnya di blok
infeksi.

11
 Dalam membuat status dermatologi ingat yang pertama
lokasi harus ditulis, karena setiap penyakit kulit itu
memiliki predileksi tertentu. Scabies misalnya,
Penyakit kulit yang memiliki lesi di genitalia, seperti scabies predileksinya di sela jari, pergelangan, skrotum.
kemarin, ada pemfigus vulgaris di skrotumnya misalnya. Ini  Kemudian efflorescence, ada 4 hal yang harus dituliskan.
lichen planus, psoriasis itu adalah penyakit kulit yang juga Pertama tipe, pada gambar terlihat tipenya plaque.
punya manifestasi lesi di genitalia. Lanjut yang kedua karakteristik berupa warna, jumlah,
batas, bentuk, ukurannya.
 Setelah itu kalau kita lihat lesinya multipel, harus
menggambarkan bagaimana konfigurasinya, misalnya
pada pasien ini dia bergerombol.
 Setelah tahu konfigurasinya, perhatikan secara
menyeluruh bagaimana distribusi dari lesi tersebut di
tubuh pasien. Misalnya kita menulis distribusi terlokalisir
hanya pada daerah palpebral, atau misalnya distribusi
bilateral terlokalisir pada daerah palpebral juga boleh.
 Menulis status dermatologi persis seperti membuat
visum. Apa yang kita amati secara objektif itu yang kita
tulis. Karena nanti pas KO-ASS disini saat ujian, pasien
Ini memang yang primer di kelaminnya, ada lichen sclerosus, tidak bisa dihadirkan tidak ada foto, dari status
squamous cell carcinoma. dermatologi ini penguji bisa tahu diagnosis kita benar
atau tidak.
THANK YOU  Missal, pasien kita bilang diagnosisnya dermatitis kontak
alergi, kita tahu dermatitis itu lesinya polimorfik, tetapi
Mari belajar menulis status dermatologi!!! di status dermatologisnya kita hanya tulis, eff: macule
 Kalau seandainya nanti ada ujian OSCE tentang eritema, batas tegas. Hanya macula saja, tidak bisa
pemeriksaan kulit. Pasien datang dengan keluhan lesi dibilang suatu dermatitis.
kulit di daerah dada. Melakukan inspeksi jangan hanya  Atau kita nulis diagnosisnya urticaria, tetapi di eff kita
di lesi yang dikeluhkan oleh pasien, lakukanlah inspeksi nulis plaque multipel, salah juga.
secara menyeluruh. Lesi kulit dulu yang dikeluhkan baru
secara menyeluruh.
 Ingat palpasi juga, tidak hanya di lesi saja, lakukan
palpasi pembesaran kelenjar, karena di kulit itu ada kulit
inisiator, untuk mengeksklusi syphilis? kita lakukan
pemeriksaan palpasi memastikan adanya pembesaran
kelenjar atau tidak.
 Kemudian inisiator yang kedua adalah Morbus Hansen,
lakukan eksklusinya dengan pemeriksaan palpasi menilai
adanya penebalan saraf?atau tidak.
 Pada pemeriksaan ingat menggunakan alat bantu kaca
pembesar, objek glass, senter (HARUS!!!). Dermatology Status
Location: lipatan payudara
Eff:
a. Tipe dan karakteristik: perubahan warna, tidak ada
peninggian ataupun cekukan, berarti ini adalah suatu
macule. Tetapi ukurannya >0,5 berarti ini patch eritema.
Kalau dibilang macule juga tidak salah karena ada yang
di tepi lesinya itu kecil.
12
Jadi yang kita amati pada pasien ini terdapat patch kelompok lesi ukurannya tidak sama. Misalnya yang ini
eritema, batasnya tegas, karena kita bisa menunjuk tepi baru tumbuh hanya berupa papul (panah merah), kalau
lesinya dan bisa membedakan gradasi warna kulit sekitar yang ini sudah beberapa hari membentuk vesicle (panah
dengan lesinya. biru). Tidak ada patokan baku kita harus menjelaskan
Patch eritema, batasnya tegas, bentuk geografika, bagaimana, kalau bisa secara menyeluruh, oh terdapat
ukurannya (missal: 10 x 15 cm), pada tepi lesi ditemukan beberapa kelompok lesi. Kelompok lesi pertama berupa
lesi satelit. Ingat ini pasien candidiasis, jadi lesi pada lesi yang bergerombol, dst. Mirip seperti visum, jadi
candidiasis itu memiliki ciri khas berupa lesi satelit. penguji tanpa melihat pasien bisa membayangkan
Disekitar lesi tersebut terdapat lesi satelit berupa bagaimana kondisi pasien tersebut.
macule eritema berbentuk bulat, seperti itu Yang khas disini lesinya yang berkelompok, distribusinya
digambarkan. unilateral, kulit di sekitar lesi normal, yang diatas lesi saja
b. Konfigurasi: anggap kita lihat ini satu sisi, lesinya tidak kulitnya eritema, tetapi kulit diantara lesi biasanya tidak.
multipel, tetapi yang kita lihat ini. Bisakita sebutkan,
konfigurasinya tampak tersebar disekitar patch,
distribusinya bisa kita katakan bilateral, tetapi kalau
persis sekali sama berarti simetris.

Dermatology Status
Location:
Eff:
a. Tipe: terdapat peninggian kulit ada kecil dan besar.
Ada 2 eff primer, ada papul dan plaque. Yang mana
Dermatology Status saja bisa disebutkan duluan. Kalau mau yang
Location: tungkai bawah dominan, lebih banyak papul, jelaskan: tampak
Eff: papul eritema multipel, batas tegas, bentuk bulat,
a. Tipe dan karakteristik: (ini lebih kompleks dari yang tadi) ukuran sekian, konfigurasi discrete (tersebar),
kalau kita ketemu lebih dari 1 eff maka perhatikan beberapa papul berkonfluen membentuk plaque,
apakah kedua-duanya eff primer atau sekunder. Kalau plaque-nya juga eritema, baru jelaskan lagi tentang
kita ketemu eff primer dan sekunder, sebutkan dulu plaque.
yang primernya. Pada pasien ini ada 2 eff, ada plaque
dan squama. Plaquenya dulu dijelaskan, tampak plaque Ringkasan Diskusi:
eritema multipel batas tegas, bentuk bulat, ukuran  Perlu lihat pasien secara langsung untuk bedakan lesi
berapa. squama dengan plaque. Pasien psoriasis dipalpasi,
Kemudian diatas plaque tersebut, tampak squama, terasa peninggian kulit, terkadang tidak hanya inspeksi
squamanya putih berlapis. Kalau untuk eff sekunder, palpasi, squama itu perlu kita kerok, setelah squama
penjelasan karakteristiknya tidak selengkap eff primer, hilang akan ketemu plaque, ada beberapa pasien yang
kalau misalnya squama, bagaimana warna, bentuk tidak plaque-nya tidak utuh tertutup oleh squamanya. Plaque
perlu sampai ukurannya, batasnya juga tidak perlu.  peninggian kulit, squama  str.korneum yang
Krusta juga gitu, tidak sedetail eff primer. mengelupas tampak secara objektif. Pembedakan krusta
dengan squama juga, tetapi kalau krusta dia warnanya
tergantung daerahnya?
 Tetap informed consent pada pasien sebelum
melakukan pemeriksaan, karena terkait dengan area
sensitive. Kalau ada peninggian kulit tetap palpasi, untuk
membedakan pemtigoid bulosa (ditekan, bullanya tetap
segitu aja) dengan pemphigus (ditekan, langsung
melebar, kulit sekitar ikut mengelupas). Ketemu papul
perlu juga, berdungkul (peduncle?), licin (peruncle
plana), peruncle vulgaris. Terkait penyebaran infeksi,
Dermatology Status
tidak semua lesi dikulit terkait infeksi, kemudian kalau
Location:
mau lebih protek pasien bisa ganti handscoon waktu
Eff:
pemeriksaan. Proses infeksi bisa menyebar ke bagian
a. Tipe: pada herpes zoster itu biasanya ditemukan
tubuh yang lain kalau ada kontak?
beberapa kelompok lesi, kadang masing-masing
Puput lan Suksma. Astungkara Lulus Sareng Sami!!!

13

Anda mungkin juga menyukai