Anda di halaman 1dari 6

51

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu untuk mendapatkan gambaran

Penerapan Swedish Massase dengan Menggunakan Minyak Zaitun terhadap

Resiko Kerusakan Integritas Kulit pada Asuhan Keperawatan Pasien dengan

Kasus Stroke di RSUD Poso

B. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Ruangan Stroke Center Rumah Sakit

Umum Daerah Poso, waktu penelitian direncanakan selama 5 hari.

C. Subyek Studi Kasus

Subyek dalam penelitian ini yaitu pasien stroke dengan imobilisasi di

ruangan Stroke Center Care di RSUD Poso

D. Fokus Studi

Fokus studi dalam penelitian studi kasus ini yaitu Penerapan Swedish

Massase dengan Menggunakan Minyak Zaitun terhadap Resiko Kerusakan

Integritas Kulit pada Asuhan Keperawatan Pasien dengan Kasus Stroke.

E. Definisi operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan

bagaimana penerepan tindakan keperawatan yang diberikan dan evaluasi

tindakan secara komprehensif.


52

Asuhan Asuhan Keperawatan pada pasien stroke merupakan


Keperawatan pada proses keperawatan yang dimulai pengkajian,
pasien stroke penentuan diagnosa, penyusunan intervensi,
pemberian tindakan keperawatan dan evaluasi
tindakan pada pasien stroke dengan imobilisasi di
RSUD Poso
Penerapan Swedish Penerapan Swedish Massage dengan Olive Oil
Massage dengan merupakan salah satu tehnik pijat yang
Olive Oil menggunakan minyak zaitun sebagai lotion. Tehnik
Swedish Massage dikhususkan pada area punggung
dengan menggunakan tehnik tertentu seperti teknik
Effleurage (menggosok), teknik Friction
(menggerus), teknik Petrissage (memijat), teknik
Vibration (menggetarkan) dilakukan pada pasien
stroke yang mengalami kelumpuhan selama 2x
sehari setelah mandi.
Manajemen area Manajemen area penekanan merupakan tindakan
penekanan keperawatan yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya luka tekan yang dapat menyebabkan
kerusakan integritas kulit pada pasien stroke yang
imobilisasi.
Resiko kerusakan Resiko kerusakan integritas kulit yaitu suatu
integritas kulit masalah keperawatan yang biasanya terjadi pada
pasien stroke akibat imobilisasi.

F. Pengumpulan Data

Menjeaskan metode pengumpulan data yang digunakan yaitu

1. Wawancara : hasil anamnese tentang pengkajian identitas pasien, keluhan

utama,riwayat penyakit sekarang-dulu-keluarga. Wawancara bisa dengan

pasien, keluarga, perawat.


53

2. Observasi dan pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)

3. Study dokumentsi dan angket: misalnya hasil pemeriksaan diagnostic

G. Analisa Data

Analisa data dilakukan sejak dilakukan pengumpulan data sampai

semua data terkumpul. Analisa dilakukan dengan cara mengemukakan fakta

dan membandingkan dengan teori. Teknik yang dilakukan adalah dengan

menarasikan jawaban jawaban dari hasil pengumpulan data (wawancara

obserfasi) yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan

penelitian. Urutan dalam analisa adalah :

1. Pengumpulan data

Data yang di kumpulkan dari hasil wawancara, observasi, study dokumen

ditulis dalam bentuk catatan lapangan yang selanjutnya disalin bentuk

transkip.

2. Mereduksi data dengan membuat koding dan kategori

Data yang sudah dibuat bentuk transkip dibuat koding oleh peeliti sesuai

dengan topik penelitian. Data objektif di analisis berdasarkan hasil

pemeriksaan diagnosic dan dibandingkan dengan nilai normal

3. Penyajian data

Pengkajian data dilakukan dalam bentuk table, gambar, bagan disertai

narasi kerahasiaan responden tetap harus di perhatikan

4. Kesimpulan

Data yang disajikan selanjutnya dibahas dan dibandingkan dengan hasil

hasil penelitian sebelumnya dan teori teori yang mendukung. Penarikan


54

kesimpulan di lakukan degan metode induksi. Pembahasan dilakukan

sesuai dengan tahap asuhn keperawatan pengkajian, diagnosa,

perencanaan tindakan, evaluasi

H. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus memahami prinsip –

prinsip etika dalam penelitian karena penelitian yang akan dilakukan

menggunakan subyek manusia, dimana setiap manusia mempunyai hak

masing-masing yang tidak bias dipaksa. Beberapa etika dalam melakukan

penelitian diantaranya adalah :

1. Informed Consent (persetujuan menjadi klien)

Informed Consent adalah suatu persetujuan atau sumber izin,

yang diberikan setelah mendapatkan informasi atau pernyataan

pasien/keluarga yang berisi persetujuan atas rencana tindakan medis yang

diajukan setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat penolakan

atau persetujuan.

2. Anonimity (tanpa nama)

Anonimity adalah kiasan yang menggambarkan seseorang tanpa

nama atau tanpa identitas pribadi. Dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan istilah Anonimity dipakai untuk menyembunyikan identitas

pasien. Contoh : nama klien anak sevila, dapat pendokumentasian asuhan

keperawatan nama klien di tulis dalam inisial yaitu An. S.

3. Confidentiality (kerahasiaan)
55

Confidentiality atau kerahasiaan adalah pencegahan bagi mereka

yang tidak berkepentingan dapat mencapai informasi, berhubungan data

yang diberikan ke pihak lain untuk keperluan tertentu dan hanya

diperbolehkan untuk keperluan tertentu.

4. Prinsip Autonomi

Prinsip autonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu

mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Tidak ada

paksaan ataupun ancaman. kesediaan berasal dari keputusan klien setelah

di jelaskan prosedur dan tujuan dari pemberian tindakan keperawatan

yang akan dilakukan.

5. Prinsip Beneficience

Beneficience berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik.

Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,

penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh

diri dan orang lain. Dalam penelitian ini diharapkan tindakan

keperawatan yang diberikan kepada klien untuk mencegah terjadinya

kerusakan kulit karena kurangnya monitoring perawat.

6. Non Maleficience
56

Non malafiesien adalah Prinsip yang berarti segala tindakan

keperawatan yang dilakukan pada klien stroke dengan imobilisasi tidak

menimbulkan bahaya / cedera secara fisik dan psikologik.

7. Perinsip Justice

Nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat

bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan

keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

tidak memilih pasien berdasarkan status sosial, RAS, suku dan agama

dalam memberikan tindakan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai