Anda di halaman 1dari 17

STUDI LITERATUR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH

NYERI PADA PASIEN DISPEPSIA

Sunaria1, Suharno Usman2, Warda Masta3


1,2,3
Program Studi DIII Keperawatan Akper Sawerigading Pemda Luwu
sunaria295@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang : Untuk menangani masalah nyeri pada penderita dispepsia dapat dilakukan dengan manajemen
nyeri yaitu meliputi pemberian terapi analgesik dan terapi non-farmakologi. Tujuan : Studi literatur ini dibuat untuk
mengulas atau mereview tentang model asuhan keperawatan pada penderita dispepsia dengan masalah nyeri terhadap
pasien dispepsia. Metode : Pencarian literatur secara sistematis dilakukan pada mesin pencarian google scholar
artikel dari 2013-2015 berbahasa Indonesia, terkait asuhan keperawatan dengan masalah nyari pada pasien dispepsia,
ada tiga artikel yang direview. Hasil : Setelah mereview tiga artikel yang terpilih ditemukan kesamaan dari ketiga
artikel yaitu mengangkat diagnosa keperawatan utama yang sama, nyeri akut berhubungan dengan iritasi pada
mukosa lambung sedangkan untuk perbedaannya terletak pada tahap evaluasi yaitu waktu proses penyembuhan
berbeda, tahap evaluasi menggunakan metode SOAP. Kesimpulan : Pada tahap pengkajian ketiga artikel didapatkan
keluhan utama yang sama yaitu nyeri pada epigastrium. Tahap diagnosa ditemukan nyeri akut sebagai diagnosa
keperawatan utama, intervensi dan tindakan keperawatan yang dilakukan pada ketiga artikel mencakup pengkajian
secara menyeluruh, tindakan farmakologi dan nonfarmakologi.

Kata Kunci : Asuhan, Keperawatan, Nyeri, Studi Kasus, Dispepsia.

ABSTRACT
Background: To handle with pain problems in dyspepsia sufferers, pain management can be done, which includes
providing analgesic therapy and non-pharmacological therapy. Purpose: This literature study was created to review
or review the nursing care model in dyspepsia patients with pain problems. Methods: A systematic search for
literature was carried out on the google scholar article search engine from 2013-2015 in Indonesian, related to
nursing care with search problems in dyspepsia patients, there were three articles reviewed.Results: After reviewing
the three articles that were selected, it was found that the similarities of the three articles, namely raising the same
main nursing diagnoses, namely acute pain associated with irritation of the gastric mucosa while the difference lies
in the evaluation stage, namely the healing process is different, the evaluation stage uses the SOAP method.
Conclusion: At the review stage of the three articles, the same main complaint was found, namely pain in the
epigastrium. The diagnosis stage found acute pain as the main nursing diagnosis, nursing interventions and actions
carried out in the three articles including a comprehensive assessment, pharmacological and non-pharmacological
measures.

Keywords: Care, Nursing, Pain, Case Study, Dyspepsia.

PENDAHULUAN setelah negara Amerika dan Inggris sebanyak


Menurut data World Health Organization 450 penderita dispepsia (Depkes RI,
(WHO) bahwa Indonesia menempati urutan ke 3 2013).Menurut World Health Organization
dengan jumlah penderita terbanyak dispepsia (WHO) angka kematian di dunia akibat kejadian

1
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 93-109, 2021

dispepsia di rawat inap yaitu 17-21% dari kasus obatan apapun sebelumnya.Tn.F.B tidak ada
yang ada pada tahun 2015. Di Indonesia menurut riwayat alergi obat ataupun makanan.Saat ini
WHO (2015) adalah 40,8 %. Angka kejadian Tn.F.B masih dirawat di IGD di RSUD Prof. Dr.
dispepsia pada beberapa daerah diindonesia Johanes Kupang karena menderita penyakit
cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus Dispepsia. Hasil pemeriksaan sementara
dari 238.452.952 jiwa penduduk (Waluyo & didapatkan (TTV) : RR : 20kali/menit, TD :
Suminar 2017). 110/60 mmHg, Nadi : 80 kali/menit, suhu : 36
Dispepsia adalah keluhan yang diasosiasikan ºC, pasien tampak lemah , kesadaran
sebagai akibat dari kelainan saluran makanan Composmentis dengan Glasgow coma scale
bagian atas yang berupa nyeri perut bagian atas, (GCS) :Eyes, Motorik, Verbal (E/M/V) 4/5/6.
perih, mual dan muntah, yang kadang-kadang Hasil pengukuran kekuatan otot didapatkan
disertai rasa panas di dada dan perut, lekas :ekstremitas atas bagian sinistra dan dekstra
kenyang, kembung, banyak mengeluarkan gas bernilai 5,ekstremitas bawah bagian sinistra dan
asam dari mulut (Hadi, 2014). dekstra bernilai 5. Pada saat pengkajian pasien
Dispepsia merupakan salah satu masalah mengeluh rasa penuh di penuh perut nyeri
pencernaan yang paling umum ditemukan. perut,nyeri ulu hati sejak pagi, nyerinya seperti
Berdasarkan data kunjungan diklinik tertikam,tidak menyebar berlangsung sekitar 5
gastroenterologist di perkirakan hampir 30 % menit hilang timbul,dan munculnya kapan saja
kasus yang dijumpai pada praktek umum dan 60 pada saat pasien beraktifitas ataupun beristirahat.
% pada praktek gastroenterologymerupakan Diagnosa keperawatan ditegakan berdasarkan
dispepsia ( Bobbi Hemriyantton, 2017) data-data yang dikaji dimulai dengan
Diperkirakan sekitar 15-40 populasi di dunia menetapkan masalah penyebab dan data
memiliki keluhan dispepsia kronis atau berulang, pendukungn masalah keperawatan yang
sepertiganya merupakan dispepsia ditemukan adalah:Nyeri akut yang disebabkan
organik.Etiologi terbanyak dispepsia organik karena pasien mengkonsumsi makanan yang
yaitugastritis, ulkus peptikus pedis dengan data yang didapatkan yaitu: pasien
lambung/duodenum, penyakit refluks mengeluh rasa penuh di penuh perut nyeri
gastroesofagus, dan kanker lambung perut,nyeri ulu hati, sejak pagi nyerinya seperti
(Purnamasari, 2017). tertikam,tidak menyebar, berlangsung sekitar 5
Secara umum tanda dan gejala yang sering menit, hilang timbul,dan munculnya kapan saja
terjadi pada pasien dispepsia yang mengalami pada saat pasien beraktifitas ataupun beristirahat.
nyeri dapat tercermin dari perilaku pasien Solusi dalam menangani masalah nyeri pada
misalnya suara (menangis, merintih, penderita dispepsia dapat dilakukan dengan
menghembuskan nafas), ekspresi wajah manajemen nyeri meliputi pemberian terapi
(meringis, menggigit bibir), pergerakan tubuh analgesik dan terapi nonfarmakologi berupa
(gelisah, otot tegang), interaksi social intervensi seperti teknik relaksasi nafas dalam,
(menghindari percakapan, disorientasi waktu) akupresur,kompres air hangat, relaksasi
(Judha, 2012 dalam Supetran, 2018). genggam jari .
Studi kasus dengan diagnosis medis Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
Dispepsia.Tn.F.B berumur 38 tahun asal penulis tertarik untuk menulis karya tulis ilmiah
Sikumana pekerjaan sehari-hari adalah Kader dengan judul “Studi Litertur Asuhan
Bencana Alam Provinsi NTT.Tn.F.B masuk Keperawatan Gangguan Rasa Nyeri pada Pasien
rumah sakit pada tanggal 25 Juni Dispepsia”. Dengan harapan penulis bisa
2018.Pengkajian dilakukan oleh mahasiswa pada memahami proses keperawatan gangguan rasa
tanggal 25 juni 2018 dengan data yang nyeri pada pasien dispepsia. Studi literatur ini
didapatkan alasan pasien masuk rumah sakit dibuat untuk mengulas atau mereview tentang
adalah nyeri perut sejak pagi di tempat model asuhan keperawatan pada penderita
kerja.Alasan masuk rumah sakit karena rasa dispepsia dengan masalah nyeri terhadap pasien
penuh di perut,nyeri perut, nyeri ulu hati, mual dispepsia.
muntah. Pasien tidak ada riwayat sakit apapun
sebelumnya, tidak pernah mengkonsumsi obat-

94
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 93-109, 2021

METODE PENELITIAN penelitian yang sudah dilakukan dan diterbitkan


Studi yang akan dilakukan menggunakan dalam jurnal online nasional dan inernasional.
metode studi literatur. Studi literatur merupakan
ikhtisar komprehensif tentang penelitian yang HASIL
sudah dilakukan mengenai topik yang spesifik Hasil penelitian referensi artikel yang sesuai
untuk menunjukan kepada pembaca apa yang dengan topik penelitian mayoritas menyarankan
sudah diketahui tentang topik tersebut dan apa desain penelitian murni (original research).
yang belum diketahui, untuk mencari rasional Adapun referensi yang ditemukan rata-rata yang
dari penelitian yang sudah dilakukan atau untuk menggunakan desain studi kasus full (Karya
ide penelitian selanjutnya. Data yang digunakan Tulis Ilmiah)
dari penelitian ini berasal dari hasil-hasil

95
Tabel
SINTESIS GRID

No. Penelitian Tujuan Desain Responden Pengumpula Hasil penelitian


(Tahun) dan penelitia penelitian n data
judul n
1. Bhoki, M. G. Tuuan dari Desain Dilakukan Pengumpulan Pengkajian
(2018). Studi penelitian penelitian pada salah data dimulai a. Pasien atas nama Tn. F.B berumur 38 tahun
Kasus Asuhan ini yaitu menggunak satu pasien dari b. Diagnosa medis Dispepsia
Keperawatan untuk ann metode Tn.F.B pengkajian, c. Keluhan utama nyeri pada epigastrium
Kegawatdarur mengetahu deskriptif dengan dengan d. Data Subjektif
atan Pada Tn. i asuhan diagnosis menanyakan Pasien mengeluh nyeri epigastrium sejak pagi.
FB Dengan keperawata medis secara langsung Nyerinya seperti tertikam,tidak menyebar
Dispepsia Di n dengan dispepsia. keadaan pasien berlangsung sekitar lima menit nyeri hilang
Ruangan masalah Kriteria secara verbal timbul dan munculnya kapan saja baik pada saat
Instalasi nyeri di sampel rasa maupun non pasien beraktifitas ataupun istirahat.
Gawat ruangan penuh di verbal e. Data Objektif
Darurat RSUD Instalasi perut,nyeri TTV : RR : 20 kali/menit
Prof. Dr. Wz Gawat perut, nyeri TD : 110/60 mmHg
Johanes Darurat epigastrium, Nadi : 80 kali/ menit
Kupang Tahun RSUD mual muntah Suhu : 36℃
2018. Prof. Dr. dan diare. Pasien Nampak lemah
Wz Pasien Nampak meringis
Johanes Glasgow coma scale(GCS) (E/M/V)4/5/6
Kupang Diagnosa
Tahun Diagnosa keperawatan adalah Nyeri akut
2018 berhubungan dengan cidera bologis.
Intervensi
a. Lakukan pengkajian secara komperhensif
PQRST
b. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
ketidaknyamanan
c. Pastikan perawatan analgesik bagi pasien
d. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi
(teknik relaksasi)

96
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 93-109, 2021

Implementasi
Tindakan keperawatan dilakukan pada tanggal 25
juni 2018 pada pukul 08.30 yaitu :
a. Melakukan pengkajian secara komperhensif
PQRST
b. Mengbservasi adanya petunjuk nonverbal
mengenai ketidaknyamanan
c. Memastikan perawatan analgesik bagi pasien
d. Mengjarkan penggunaan teknik nonfarmakologi
(teknik relaksasi).

Evaluasi
Pada tanggal 25 juni 2018, evaluasi keperawatan
pada Tn. F.B sudah mulai membaik ini ditandai
dengan nyeri berkurang
S : Pasien mengatakan nyeri berkurang.
O : Pasien tidak meringis, keadaan umum baik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.
2 Buran, A. S. Tujuan menggunak Sampel Proses Pengkajian
(2019). Asuha penelitian an metode dalam pengumpulan a. Pasien atas nama Tn. A.K berumur 33 tahun
n ini untuk wawancara penelitian ini data dilakukan b. Diagnosa medis Dispepsia
Keperawatan melaksana dengan adalah Tn A. dengan c. Klien datang dengan keluhan nyeri di ulu hati
Medikal Bedah kan dan pendekatan K, dengan Pengkajian dan perut dibagian bawah, ± 1 minggu, mual dan
Komprehensif mendapatk studi kasus keluhan nyeri yaitu muntah, keluhan lain yang menyertai adalah
Pada Tn. AK an di menanyakan batuk dan nyeri seluruh tubuh
Yang gambaran epigastrium secara langsung d. Data Subjektif
Menderita tentang dan perut kepada pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
Sindrom asuhan dibagian responden tembus hingga kebelakang.Pasien mengeluh
Dispepsia Di keperawata bawah, mual tentang keluhan Nyeri , nyeri tersebut bertambah saat klien
Ruang n pada dan muntah, utama, Riwayat terlambat makan dan berkurang saat klien
Cendana Rs pasien keluhan lain Kesehatan istirahat/ tidur.pasien mengatakan tidak nafsu
Bhayangkara Sindrom yang Masa Lalu, makan, dan tidak dapat menghabiskan makanan
Drs. Titus Ully Dispepsia menyertai Riwayat sesuai dengan porsi yang disediakan.pasien
Kupang. adalah batuk Kesehatan mengatakan bahwa tidak pernah menderita
dan nyeri Keluarga, Pola penyakit seperti ini. pasien tidak ada riwayat
seluruh aktivitas,
97
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 93-109, 2021

tubuh. Aspek alergi dan tidak pernah operasi, kebiasaan


Psikososial, merokok 1 hari bisa menghabiskan 3 batang
Aspek rokok dan pasien mengonsumsi alkohol 1 botol
Ekonomi, serta serta pasien minum kopi 1 gelas/hari waktunya
Pemeriksaan saat malam hari,
Fisik e. Data Objektif
TTV : RR : 18 kali/menit
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 79 kali/ menit
Suhu : 36,5℃
Pasien Nampak meringis
saat di kaji pasien mengalami penurunan berat
badan sebanyak 6,8 kg, dari 87,8 kg menurun
hingga 81kg. saat dipalpasi pasien mengalami
nyeri tekan di abdomen sebelah kanan bawah.
Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Intervensi
Diagnosa pertama,
a. Lakukan pengkajian secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi.
b. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan.
c. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan.
d. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan.
e. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
f. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
g. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas
dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat/

98
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 93-109, 2021

dingin.
h. Tingkatkan istirahat.
i. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab
nyeri.
j. Berkolaborasi dengan memberikan analgetik
Diagnosa kedua :
a. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien gejala.
b. Monitor mual dan muntah.
c. Monitor turgor kulit.
d. Monitor lingkungan selama makan.
e. Monitor BB pasien.
f. Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi
sering.
g. Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan
favorit pasien.
Implementasi
Hari pertama di lakukan yaitu pada tanggal 13 juli
2019 yaitu : Diagnosa Keperawatan 1 : Nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera biologis.
a. Jam 07.30 mengkaji tanda-tanda vital
(Tekanan Darah : 110/80 mmHg, Pernapasan :
18 x/ menit, Nadi : 79 x/ menit dan Suhu
Tubuh : 36,5℃).
b. Jam 08.00 memberi posisi semi fowler.
c. Jam 08.15 mengajarkan dan menganjurkan
pasien nafas dalam.
d. Jam 09.00 menganjurkan pasien menghindari
makanan berminyak.
e. Jam 10.00 mengkaji tingkat nyeri.
Diagnosa keperawatan 2 : Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
ketidakmampuan makan.
a. Jam 07.30 memantau makan pasien
b. Jam 08.30 memodifikasi lingkungan pasien
c. Jam 09.00 memberikan pendidikan kesehatan

99
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 93-109, 2021

kepada pasien dan keluarga agar menghindari


makanan yang menjadi pantangan.
Implemantasi hari ke dua dilaksanakan pada tanggal
14 juli 2019.
Diagnosa keperawatan 1 : Nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera biologis.
a. Jam 07.30 mengkaji tanda-tanda vital (Tekanan
Darah : 120/80 mmHg, Pernapasan : 20 x/
menit, Nadi : 70 x/ menit dan Suhu Tubuh :
37.1℃). 08.00 memberi posisi semi fowler.
b. Jam 08.30 mengajarkan dan menganjurkan
pasien nafas dalam.
c. Jam 10.00 mengkaji tingkat nyeri
Diagnosa keperawatan 2 : ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan makan. Jam 07.30
memantau makan pasien
a. Jam 07.30 memantau makan pasien
b. Jam 08.30 modifikasi lingkungan pasien
c. Jam 09.00 memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien dan keluarga agar menghindari
makanan yang menjadi pantangan.
d. Jam 10.30 menganjurkan pasien untuk makan
sedikit tapi sering
Implementasi hari ke tiga dilaksanakan pada tanggal
15 Juli 2019.
Diagnose keperawatan 1
a. Jam 07.30 mengkaji tanda-tanda vital (Tekanan
Darah : 120/80 mmHg, Pernapasan : 17 x/
menit, Nadi : 82 x/ menit dan Suhu Tubuh :
36,8℃).
b. Jam 08.00 memberi posisi semi fowler.
c. Jam 08.15 menganjurkan pasien nafas dalam.
d. Jam 09.30 menganjurkan pasien menghindari
makanan berminyak.
e. Jam 10.00 mengkaji tingkat nyeri
Diagnosa keperawatan 2

100
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 93-109, 2021

a. Jam 07.00 memantau makan pasien


b. Jam 08.50 modifikasi lingkungan pasien.
c. Jam 09.00dan 10.00 mengontrol makan.
Implemantasi hari ke empat dilaksanakan pada
tanggal 16 Juli 2019.
Diagnosa Keperawatan 1
a. Jam 07.30 Mengkaji tanda-tanda vital (Tekanan
Darah : 120/70 mmHg, Pernapasan : 18 x/
menit, Nadi : 79 x/ menit dan Suhu Tubuh :
36,6℃).
b. Jam 08.00 Aff infus.
c. Jam 08.15 memberikan pendidikan kesehatan
yaitu agar pasien selalu mengontrol kesehatan
di fasilitas kesehatan terdekat, juga selalu
gunakan teknik nafas dalam jika mengalami
nyeri
d. Jam 10.30 pasien pulang.
Diagnosa keperawatan 2
a. Jam 07.30 Mengkaji tanda-tanda vital (Tekanan
Darah : 120/70 mmHg, Pernapasan : 18 x/
menit, Nadi : 79 x/ menit dan Suhu Tubuh :
36,6℃).
b. Jam 08.00 Aff infus.
c. Jam 08.15 memberikan pendidikan kesehatan
yaitu agar pasien selalu mengontrol kesehatan
di fasilitas kesehatan terdekat, juga selalu
hindari makanan yang meningkatkan asam
lambung seperti makanan berminyak, makanan
pedas, makanan asam dll.
d. Jam 10.30 pasien pulang
Evaluasi
Hari pertama di lakukan yaitu pada tanggal 13 Juli
2019.
Diagnosa keperawatan 1 Nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera biologispada pukul 14.00
S:Pasien mengatakan nyeri di ulu hati dan nyeri di
abdomen bagian bawah.

101
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 93-109, 2021

O : Skala nyeri 4
A : Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilajutkan
Diagnosa keperawatan 2 ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan makan.pada pukul 07.30
S: Pasien mengatakan masih mual, muntah, dan
tidak nafsu makan
O: Nyeri tekan diabdomen saat dipalpasi
A : Masalah belum teratasi.
P: Intervensi dilanjutkan
Hari kedua tanggal 14 Juli 2019.
Diagnosa keperawatan 1
Pukul 14.00
S: Pasien mengatakan nyeri di ulu hati dan nyeri
di abdomen bagian bawah
O: Skala nyeri 4 keadaan umum lemah
A : Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan.
Diagnosa keperawatan 2
Pukul 14.00
S : Pasien mengatakan masih mual dan muntah
O: Nyeri tekan diabdomen saat dipalpasi,
A: Masalah belum teratasi,
P: Intervensi dilanjutkan

Hari ketiga tanggal 15 Juli 2019


Diagnosa keperawatan 1
Pukul 14.00
S: Pasien mengatakan nyeri di ulu hati berkurang
O : Skala nyeri 3 keadaan umum lemah
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Diagnosa keperawatan 2
Pukul 14.00
S : Pasien mengatakan sudah tidak mual dan
muntah namun pasienmengatakan masih tidak

102
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 93-109, 2021

bisa menghabiskan porsi makanannya dan


tidak nafsu makan
O: Nyeri diabdomen
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

Hari keempat tanggal 16 Juli 2019


Diagnosa keperawatan 1
Pukul 14.00
S: Pasien mengatakan nyeri di ulu hati berkurang,
namun masih terasa nyeri di dada sebelah
kanan
O: Skala nyeri 2, keadaan umum baik
A: Masalah teratasi sebagian,
P: Pasien pulang, memberikan pendidikan
kesehatan yaitu : untuk terus kontrol
mengenai nyerinya ke fasilitas kesehatan,
melakukan latihan nafas dalam atau teknik
relaksasi untuk mengurangi nyeri, dan
istirahat yang cukup.
Diagnosa keperawatan 2
Pukul 14.00
S : Pasien mengatakan sudah tidak mual dan
muntah, pasien mengatakan sudah bisa
menghabiskan porsi makanannya namun
pasien masih merasa tidak nafsu makan
O : Nyeri diabdomen berkurang
A : Masalah teratasi sebagian
P: Pasien memberikan pendidikan kesehatan yaitu
agar pasien selalu mengontrol kesehatan di
fasilitas kesehatan terdekat, juga selalu
hindari makanan yang meningkatkan asam
lambung seperti makanan berminyak,
makanan pedas, makanan asam dll.

103
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 93-109, 2021

3 Cahyanti, E. I. Penelitian Desain Dua klien Pengumpulan Pengkajian


(2019). Asuha ini penelitian sebagai data melalui Pada pasien I :
n bertujuan ini responden, proses asuhan a. Pasien I masuk rumah sakit pada 21 februari
Keperawatan untuk menggunak dengan keperawatan 2019
Pada Klien melakukan an metode keluhan nyeri yaitu dimulai b. Keluhan utama nyeri pada epigastrium
Dispepsia Asuhan studi. pada dari, c. Data Subjektif
organik Keperawat epigastrium pengkajian, pasien mengatakan nyeri pada ulu hati setelah
(Gastritis) an Pada dan mual. diagnosa, memakan makan soto kambing dan minum kopi
Dengan Klien intervensi, murni dengan ukuran ±250cc 3-4x/hari, nyeri
Masalah Nyeri dispepsia implementasi dirasakan seperti tersayat-sayat.
Akut Di organik dan evaluasi. pasien mengatakan pola makannya teratur tetapi
Rumah Sakit (Gastritis) terkadang sebelum makan klien akan minum
Panti Waluya dengan kopi terlebih dahulu.
Sawahan Masalah d. Data Objektif
Malang. Nyeri Akut Pasien menunjukkan skala nyeri
ekspresi wajah tampak meringis kesakitan,
pasien tampak gelisah,
terdapat nyeri tekan pada daerah ulu hati.
Pada pasien II :
a. Pada pasien II masuk Rumah Sakit pada tanggal
28 Februari 2018
b. Keluhan utamamengatakan nyeri pada ulu hati.
c. Data subjektif
pasien mengatakan nyeri dirasakan karena telat
makan.
pasien mengatakan kemarin saat mengokunsumsi
obat-obatan anti nyeri belum makan sama sekali
pasien mengatakan ± 1 tahun terakhir ini
mengkonsumsi obat asam mefenamat 2-3x/hari
jika punggung dan kakinya terasa sakit, klien
mengatakan tidak mengetahui efek samping dari
obat tersebut
Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti
di tusuk-tusuk dan terus-menerus.
d. Pasien menunjukkan skala nyeri 7 terdapat nyeri
tekan pada daerah ulu hati
pasien tampak meringis kesakitan

104
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 93-109, 2021

pasien tampak gelisah


pasien tampak memegangi perutnya
Diagnosa
Berdasarkan hasil pengkajian pasien I dan II dapat
ditegakkan diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut
berhubungan inflamasi mukosa lambung.
Intervensi
Rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan
pada pasien I dan IIadalah :
a. Lakukan observasi secara komprehensif
meliputi lokasi, karakteristik, skala, intensitas,
durasi, kualitas
b. Observasi Tanda Tanda Vital klien
c. Observasi reaksi non verbal dari nyeri
d. Atur posisi tidur klien senyaman mungkin
e. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik
distraksi
f. Anjurkan untuk istirahat
g. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri
h. Memberikan edukasi kepada klien untuk hindari
makanan dan minuman yang dapat mengiritasi
mukosa lambung dan latihan pengendalian stres
i. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian
farmakologi guna mengurangi rasa nyeri yang
dialami klien.
Implementasi
Tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada
pasien I dan IIadalah :
a. Melakukan observasi secara komprehensif
meliputi lokasi, karakteristik, skala, intensitas,
durasi, kualitas
b. Mengobservasi Tanda Tanda Vital klien
c. Mengbservasi reaksi non verbal dari nyeri
d. Mengatur posisi tidur klien senyaman mungkin
e. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan
teknik distraksi

105
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 93-109, 2021

f. Menganjurkan untuk istirahat


g. Mengontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri
h. Memberikan edukasi kepada klien untuk hindari
makanan dan minuman yang dapat mengiritasi
mukosa lambung dan latihan pengendalian stres
i. Berkolaborasi dengan tim medis untuk
pemberian farmakologi guna mengurangi rasa
nyeri yang dialami klien.
Evaluasi
Masalah nyeri akut pada kedua pasien dapat teratasi
berdasarkan kriteria hasil yang telah disusun.
S : Kedua pasien mengatakan nyeri berkurang,
mengatakan nyaman setelah nyeri berkurang,
pasien mengatakan jumlah istirahat cukup,
pasien bisa mengontrol nyeri dengan
menggunakan teknik relaksasi nafas dalam dan
teknik distraksi.
O : Pasien tidak gelisah
tanda-tanda vital normal.
A :Pada pasien 1 dan 2 sama-sama pulang pada
hari ke 3. Kedua pasien ini pada hari ketiga
perawatan menyatakan nyeri turun pada skala
0.
Nyeri dapat diatasi melalui tindakan
farmakologi dan non-farmakologi.
P : Pada pasien 1 dan 2 sudah diajarkan teknik
relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi
untuk mengontrol rasa nyeri
Pada pasien dan edukasi pada klien untuk
menghindari makan dan minuman yang
bersifat iritan dan latihan pengendalian stress.

106
PEMBAHASAN kebutuhan tubuh. Sejalan dengan teori yang
Pengkajian Keperawatan dikemukakan oleh Ida (2016), diagnosa
Pada pengkajian keperawatan dari artikel keperawatan yang muncul pada masalah
satu sampai tiga diperoleh data yang hampir dispepsia yaitu: nyeri akut berhubungan dengan
sama yaitu pada keluhan utama yang mana agen cidera biologis, kekurangan volume cairan
pasien mengeluh nyeri pada epigastrium, berhubungan dengan kehilangan cairan aktif,
kemuadian di data subjektif pasien mengatakan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
nyeri seperti tertikam, tertusuk dan tersayat. Data kebutuhan berhubungan dengan
objektif memiliki kesamaan yaitu pasien ketidakmampuan menelan makanan dan
menunjukan ekspresi wajah meringis intoleransi aktivitas berhubungan dengan
dikarenakan nyeri yang dirasakan, pasien gelisah kelemahan umum.
dan selalu memegangi area yang sakit. Berdasarkan teori diatas terdapat empat
Di artikel kedua selain dari keluhan nyeri diagnosa yang muncul pada pasien dispepsia
ada keluhan lain yang menyertai yaitu pasien akan tetapi bisa saja terjadi kesenjangan antara
mengeluh batuk dan nyeri diseluruh tubuh.Selain teori dan kasus nyata. Karena disesuaikan dari
itu, pasien memiliki kebiasaan merokok 1 hari apa yang dialami dan dirasakan pasien saat
bisa menghabiskan 3 batang rokok dan pasien dilakukannya pengkajian untuk penegakan
pernah mengkonsumsi alkohol 1 botol serta diagnosa.
pasien minum kopi 1 gelas/hari waktunya saat Sesuai dengan penjelasan diatas penulis
malam hari. mengasumsikan bahwa pada kasus pasien
Artikel ketiga pada pasien I mengatakan dispepsia diagnosa keperawatan utama yang
pola makannya teratur akan tetapi terkadang muncul adalah nyeri akut berhubung dengan
sebelum makan pasien biasanya meminum kopi iritasi pada mukosa lambung.
terlebih dahulu yang mana kopi telah terbukti Intervensi dan implementasi Keperawatan
dapat merangsang produksi asam di Ditinjau dari pembahasan sebelumnya
lambung.Hal ini sejalan dengan penelitian yang bahwa diagnosa keperawatan dari artikel I
dilakukan oleh Chikita (2015) bahwa konsumsi samapai III memiliki persamaan diagnosa yaitu
kopi berlebihan dapat meningkatkan asam nyeri akut maka intervensi dan tindakan yang
lambung dan tekanan darah tinggi.Pasien II diberikan pada kasus tersebut hampir sama
mengatakan bahwa nyeri dirasakan apabila hanya saja di artikel kedua ditambahkan untuk
lambat makan.Hal tersebut di dukung dengan rencana dan tindakan pemenuhan kebutuhan
teori yang ada dimana pada tahap awal yaitu nutrisi. Rencana dan tindakan yang dilakukan
pengumpulkan data, mengelompokan data dan untuk penderita dispepsia dengan masalah nyari
menganalisa data.Data fokus yang berhubungan akut yaitu, pengkajian secara komperhensif,
dengan dispepsia meliputi adanya nyeri perut, tindakan pemberian farmakologi dan
rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang nonfarmakologi (terapi/relaksasi).
muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas Dari ketiga paparan artikel diatas bahwa
kenyang, perut kembung, rasa panas didada dan pada masing-masing intervensi menggunakan
perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung tehnik non farmakologi (terapi/relaksasi) untuk
secara tiba-tiba) (Ida, 2016). menurunkan tingkat nyeri bisa melakukan terapi
Adapun asumsi penulis bahwa,data yang kompres hangat Warm Water Zack (WWZ).Hal
ditemukaan saat pengkajian pada ketiga artikel ini senada dengan penelitian Rezky (2013) dan
sama yaitu keluhan utama pasien mengeluh nyeri Rizka (2014) yang menyatakan bahwa kompres
pada epigastrium. hangat dapat menurunkan nyeri.Kompres hangat
Diagnosa Keperawatan meredakan nyeri dengan mengurangi spasme
Diagnosa keperawatan dari ketiga artikel otot, merangsang nyeri, menyebabkan
diatas, penulis menemukan kesamaan yaitu vasodilatasi dan peningkatan aliran
masalah Nyeri akut berhubungan dengan iritasi darah.Adapun intervensi lain non farmakologi
mukosa lambung. Hanya saja pada artikel ke dua selain kompres hangat teknik relaksasi nafas
selain nyeri diagnosa lain juga muncul yaitu dalam merupakan suatu bentuk asuhan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari keperawatan yang bisa digunakan untuk

107
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 93-109, 2021

menurunkan skala nyeri, yang dalam hal ini mencoba mengemukakan pendapat, yaitu
perawat mengajarkan kepada klien bagaimana mengenai kelebihan dan kekurangan dari artikel.
cara melakukan nafas dalam, nafas lambat Dari segi kelebihan secara keselurahan
(menahan inspirasi secara maksimal) dan mengangkat diagnosa utama yang samayaitu
bagaimana menghembuskan nafas secara nyeri akut dan didukung oleh teori. Pada
perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas evaluasi tidak ada kesenjangan antara teori dan
nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat kasus artinya, apa yang menjadi tujuan dan
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan diharapkan itu tercapai.
oksigenasi darah (Smeltzer dan Bare, 2002 Kekurangan dari kedua artikeladalah
dalam Wijayanti dan Dirdjo 2015). keluhan pasien dengan data yang dikumpulkan
Adapun asumsi penulis bahwa dari ketiga kurang lengkap.Pada artikel kedua, data
artikel mempunyai kesamaan rencana dan menunjukan bahwa pasien mempunyai
tindakan keperawatan yaitu melakukan kebiasaan merokok 1 hari bisa menghabiskan 3
pengkajian secara komperhensif, dan tindakan batang rokok dan pasien mengonsumsi alkohol 1
farmokologi dan non farmakologi. botol serta pasien minum kopi 1 gelas/hari
Evaluasi Keperawatan waktunya saat malam hari yang mana hal
Dari ketiga artikel diatas tahap evaluasi tersebut dapat meningkatkan asam lambung,
menggunakan Subjektif, Objektif, Analisis, akan tetapi pada intervensi tidak ada edukasi
Planning (SOAP).Pada artikel pertama setelah pada pasien penyebab nyeri epigastrium.
dilakukan tindakan sudah mulai membaik ini Begitupun dengan artikel ke tiga yaitu edukasi
ditandai dengan nyeri berkurang. Pada artikel efek samping dari pemberian obat tidak
kedua evaluasi SOAP dilakukan selama empat tercantum di intervensi.
hari dan artikel ketiga Pada pasien I dan II sama- Selain itu di artikel II ditemukannya data
sama pulang pada hari ke 3. Kedua pasien ini penurunan berat badan pada pasien akan tetapi
pada hari ketiga perawatan menyatakan nyeri pengukuran berat badan sebelumnya tidak
turun pada skala 0.Nyeri dapat diatasi melalui dicantumkan, sehingga untuk mengangkat
tindakan farmakologi dan non-farmakologi (Eva, diagnosa keperawatan Ketidakseimbangan
2019).Tahap evaluasi keperawatan mengunakan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh perlu
Subjektif, Objektif, Analisis, Planning (SOAP) dipertimbangkan lagi.
metode ini gunakan untuk membandingkan
perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) KESIMPULAN DAN SARAN
dengan tujuan dan kriterial hasil yang dibuat Penentuan status masalah dari ketiga
pada tahap perenacnaan (Nikmatur, 2013). artikel dapat diperoleh dengan melakukan
Berdasarkan teori di atas dan hasil evaluasi pengkajian/wawancara kepada pasien langsung
keperawatan pada kasus nyata didapatkan tidak verbal maupun non verbal. Diagnosis
adanya kesenjagan antara teori dan kasus, keperawatan utama dari ketiga artikel pada
dimana masalah keperawatan nyeri akut sudah pasien dispepsia adalah masalah nyeri yang
teratasi, ini dikarenakan perubahan keadaan didapatkan dari hasil pengkajian awal pada
pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien. Rencana dan tindakan keperawatan dari
sudah teratasi, sehingga pencapaian tujuan dan ketiga artikel pada penderita dispepsia dengan
kriterial hasil dari diagnosa keperawatan tersebut masalah nyeri dapat dilakukan dengan
sudah tercapai. pemberian analgetik maupun dengan terapi non
Menurut asumsi penulis bahwa tahap farmakologi. Pada tahap evaluasi literatur artikel
evaluasi merupakan proses paling akhir dari yang dilihat dari tingkat keparahan nyeri pada
kegiatan asuhan keperawatan. Yang mana pada masing-masing kasus menurun.
tahap ini dapat diukur dan dilihat bagaimana Bagi Perawat proses penyembuhan nyeri
perkembangan pasien setelah dilakukan tindakan pada penderita dispepsia tidak hanya berfokus
keperawatan. pada pemberian analgetik akan tetapi non
Kelebihan dan kekurangan. farmakologi juga bisa sangat membantu proses
Setelah penulis membuat dan membaca penyembuhan salah satunya terapi kompres
artikel yang menjadi fokus kajian, penulis hangat denganWarm Water Zack (WWZ)

108
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 2 No. 1 Hal 93-109, 2021

Kedokteran Universitas Indonesia; 2014.


DAFTAR PUSTAKA p. 1805-1810.
Amelia, P. (2018). Perbedaan Derajat Stres Hadi, M. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Pada Kelompok Pasien Dispepsia Dalam, penerbit Buku Kedokteran.
Fungsional Dengan Kelompok Pasien Jakarta: EGC
Dispepsia Organik Di Rsup Dr. M. Hemriyantton, B., Arifin, H., & Murni, A. W.
Djamil Padang. (2017).Hubungan depresi terhadap
Andarmoyo.(2013). Konsep dan Proses tingkat kepatuhan dan kualitas hidup
Keperwatan Nyeri, Ar-Ruzz, Yogyakarta. pasien sindrom dispepsia di RSUP Dr.
Supetran, I. (2018). “Efektifitas M. Djamil Padang. Jurnal Sains
Penggunaan Teknik Relaksasi Otot Farmasi & Klinis, 3(2), 141-145.
Progresif Dalam Menurunkan Ida. M. (2016) Asuhan Keperawatan pada
Tingkat Nyeri Pasien Gastritis Di pasien dengan gangguan system
Rumah Sakit Daerah Madani Palu.” pencernaan .Jakarta : Pustaka Baru
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Press
Masyarakat Jimung,M. 2018. Petunuk praktis karya tulis
Blegur, J. L. B. (2019). Studi Kasus Asuhan ilmiah berbasis riset keperawatan
Keperawatan Pada Ny. DB Dengan Jakarta : trans Info media
Dispepsia di Ruangan Cempaka Narusalam 2016.Metedologi Penelitian Ilmu
Rumah Sakit POLRI Titus Uly Kupang Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi
Tahun 2019 (Doctoral dissertation, 4 Jakarta : Salemba Medika
Poltekkes Kemenkes Kupang). Purnamasari, L. (2017). Faktor resiko,
Cahyanti, E. I. (2019). Asuhan Keperawatan klasifikasi, dan terapi sindrom dispepsia. 870
Pada Klien Gastritis Dengan Masalah
Nyeri Akut Di Rumah Sakit Panti Rezky.Pengaruh kompres hangat terhadap nyeri
Waluya Sawahan Malang. artritis gout pada lanjut usia di Kampung
Debora, Oda. (2017). Proses Keperawatan dan Tegalegendu Kecamatan Kota Gede
Pemeriksaan Fisik Edisi 2. Jakarta Selatan: Yogyakarta. Jakarta: 2013
Salemba Medika. Rizka.Pengaruh kompres hangat pada pasien
Denney, A.S., & Tewksbury, R. (2014).How to Dyspepsia Gawanan Timur Kecamatan
write a literature review, 24 : 2, 218. Colombu Karanganyar. Jakarta:2014
Dermawan, Tarwoto, Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar
(2013).KeperawatanMedikalBedahSistemPencer Manusia dan Proses Keperawatan - Edisi
naan. Yogyakarta 5. Jakarta Selatan: Salemba Medika
Wahida .(2018). Gambaran Waluyo, S. J., & Suminar, S. (2017).angka
Karakteristik Klinik pada Penderita kejadian dispepsia di indonesia. Jurnal
Penyakit Dispepsia di Wilayah Keperawatan Intan Husada, 6(1), 31-45.
Kerja PUSKESMAS Sungai Siring WHO. 2015. Dyspepsia Disease. USA: WHO
Kecamatan Samarinda Utara Wijayanti, Tri, & Dirdjo, M.M. (2015). “Analisis
Djojoningrat D. Dispepsia Fungsional. In: Setiati Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien
S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Gastritis Dengan Pemberian Relaksasi
Setyohadi B, Syam AF, editors. Buku Nafas Dalam Dan Relaksasi Genggam
ajar ilmu penyakit dalam Jilid II.Edisi ke Jari Terhadap Nyeri Akut Akibat
6. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Gastritis Instalasi Gawat Darurat Rumah
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Sakit Umum Daerah Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda Tahun 2015.”

109

Anda mungkin juga menyukai