Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesehatan adalah aset yang paling berharga dalam hidup ini. Kekayaan,

kekuasaan, dan popularitas boleh saja dimiliki, tetapi semua itu tidak akan

berarti apabila tidak memikirkan kesehatan. Untuk hidup sehat yang harus

diketahui pertama kali yaitu apa yang menyebabkan timbulnya penyakit.

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kesehatan adalah gaya hidup

dan pola makan yang tidak sehat. Jika hal ini terus menerus dialami akan

menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan, salah satunya akan

menyebabkan dispepsia (Riani, 2015).

Dispepsia merupakan istilah yang digunakan dalam suatu sindrom atau

kumpulan gejala atau keluhan yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman

di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa penuh,

sendawa, regurgitas, dan rasa panas yang menjalar di dada (Sudoyo, 2009).

Frekuensi makan yang tidak teratur, jumlah makan yang tidak sesuai

dan jeda makan yang terlalu lama dapat mencetuskan sindrom dispepsia. Jika

proses initerlalu lama, maka produksi asam lambung akan berlebihan

sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung dan menimbulkan keluhan

berupamual (Sorong. 2013). Faktor yang memicu produksi asam lambung


1
2

berlebihan, diantaranya beberapa zat kimia, seperti alkohol, umumnya obat

penahan nyeri, asam cuka. Makanan dan minuman yang bersifat asam,

makanan yang pedas serta bumbu yang merangsang, semua factor pemicu

tersebut dapat mengakibatkan dispepsia (Warianto, 2011).

Di Indonesia, penduduk yang terkena dyspepsia sekitar 40-50%

diperkirakan penduduk berusia 40 tahun sekitar 10 juta jiwa atau 6,5% dari

total populasi penduduk. Pada tahun 2020 diperkirakan 3 kali lipat dari 10

juta jiwa menjadi 28 juta jiwa atau 11,3% dari total penduduk di Indonesia

(Syafriani. 2015). Menurut Purnamasari (2017) bahwasecara global terdapat

sekitar 15-40% penderita dispepsia. Setiap tahun gangguan ini mengenai

25% populasi dunia. Prevalensi dispepsia di Asia berkisar 8-30%.

Data dari Rekam Medik RSUD Karel Sadsuitubun Langgur tentang

jumlah pasien Dispepsia pada pada tahun 2017 sebanyak 13 pasien dan tahun

2018 sebanyak 196 pasien serta pada tahun berjumlah 275 pasien.

Menurut Suhatri (2011) bahwa gangguan kebutuhan dasar manusia pa

da pasien dyspepsia akan menimbulkan masalah keperawatan, salah satunya

adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dikarenakan

klien yang mengalami dyspepsia akan merasakan mual, rasa tidak nyaman

diperut (begah), makan sedikit sudah kenyang. Hal tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor seperti ketidak normal anmotilitas, gangguan sensorivisceral


3

(makanan yang mengiritasi, seperti: makanan pedas dan distensi udara),

infeksi H.

Pylori yang membuat otot dinding lambung menebal sehingga masa

otot meningkat dan kontraksi otot bertambah yang berakibat pengosongan

lambungl ebih cepat.

Menurut Herdman(2015) mengatakan ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh merupakan asupan nutrisi yang tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan metabolik. Oleh karena itu, tindakan untuk mengurangi

salah satu manifestasi klinis dari dyspepsia yaitu mual dengan cara

menghidangkan makanan yang menarik dan mudah untuk dikonsumsi yakni

jus buah. Jus buah merupakan cara menarik yang semua orang yang

mengkonsumsinya akan menyukainya. Hal tersebut dikarenakan

penyajiannya dalam bentuk cair sehingga mudah dikonsumsi ataupun dicerna

dan terasa segar serta manis alami dari buahnya yang diharapkan mampu

menurunkan mual. Selain itu, kandungan yang terdapat dalam buahnya cukup

memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh (Suhatri, 2011).

Menurut penelitian Sumarni dan Andriani (2019) dengan judul

“Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian DispepsiaDi Wilayah Kerja

Puskesmas Biak Muli Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Tahun 2019” didapathasil uji hipotesis dengan menggunakan uji chi-square


4

(x²) pada kemaknaan 95% (α 0,05) ini berarti ada hubungan pola makan

dengan kejadian dispepsia.

Nutrisi merupakan zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan

kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia

untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan

menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya

(Wartonah, 2010). Makan yang teratur sangat penting untuk mengatur sekresi

asam lambung karena hal tersebut memberikan kemudahan kepada lambung

untuk mengontrol produksi (Khotimah, 2012).

Menurut hasil wawancara peneliti dengan 3 pasien dyspepsia

mengatakan bahwa memiliki jadwal makan yang kurang teratur seperti

makan kurang dari tiga kali sehari, dan telat makan. Sedangkan menurut 2

pasien mengatakan setelah makan makanan pedas, asam dan sayur yang

mengandung gas sepertikol, mereka mengalami rasa sakit perut, mual dan

bersendawa dalam satu bulan terakhir.

Dari latar belakang permasalahan yang telah uraikan, maka peneliti

sangat tertarik untuk melakukan penelitian studi kasus dengan judul “Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Dispepsia Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Di Ruangan Wanita RSUD Karel Sadsuitubun Langgur.”


5

1.2 RumusanMasalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan penelitian studi kasus ini sebagai berikut

“Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dyspepsia dalam

pemenuhan kebutuhan nutrisi di ruangan wanita RSUD Karel Sadsuitubun

Langgur?”

1.3 Tujuan Studi Kasus

Menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien dyspepsia dalam

pemenuhan kebutuhan nutrisidi ruangan wanita RSUD Karel Sadsuitubun

Langgur.

1.4 Manfaat Studi Kasus

1.4.1 Bagi Rumah Sakit

Diharapkan bagi rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan

dan mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan asuhan

keperawata yang optimal pada umumnya dan pasien dengan Dispepsia

dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.

1.4.2 Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan.

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien Dispepsia.


6

1.4.3 Bagi Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan pemenuhan

kebutuhan nutrisi padapasien Dispepsia.

Anda mungkin juga menyukai