Anda di halaman 1dari 11

Laporan pendahuluan gangguan rasa nyaman nyeri

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN 
DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI

A.     Pengertian
E33wedxNyeri adalah suatu perasaan tidak menyenangkan yang sangat tidak mengenakkan yang
hanya dapat dirasakan oleh orang yang mengalaminya.
Nyeri adalah pengalaman sensori  yang tidak mengenakkan yang diakibatkan oleh kerusakan
jaringan actual (brende. 1998)
Nyeri adalah persepsi sensori dari rangsangan psikis maupun lingkungan yang di interprestasikan
oleh otak yang menimbulkan reaksi terhadap rangsangan tersebut (urginia bruke, 1993)
B.     Etiologi
Penyebab nyeri diantaranya karena truma, neoplasma dan peradangan.
Beberapa bentuk nyeri :
      Nyeri akut
Biasanya berkaitan dengan cenders spesifik, nyeri akut terjadi mendesak secara singkat, terjadi
dalam jangka waktu 1 sampai 6 bulan.
2.      Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang menetap sepanjang suatu periode yang terjadi dalam
jangka waktu yang lama, lebih dalam 6 bulan.
Faktor yang mempengaruhi nyeri :
        Umur
        Jenis kelamin
        Etnik dan budaya
        Lingkungan
        Ansietas

C.     Patofisiologi
Struktur spesifik dalam syaraf terlibat dalam mengubah rangsangan menjadi sensori nyeri yang
terjadi dalam tranmisi dan persepsi nyeri tersebut sebagai sistem nosisepri sensitivitas dari
komponen sistem nosisepri dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor dari berbeda individu, tidak
semua orang terpaku terhadap stimulus yang sama.
D.     Manifestasi klinis
Nyeri akut dan kronis adalah nyeri yang terjadi ketika individu mengalami adanya rasa tidak
nyaman yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan.
E.      Tahapan-tahapan nyeri
Tahapan-tahapan nyeri dapat di gambarkan dengan skala nyeri sebagai berikut :
1.      0          : tidak ada nyeri
2.      1          : nyeri seperti gatal, kesetrum dan nyut-nyutan
3.      2          : nyeri seperti melilit atau kesetrum
4.      3          : nyeri seperti perih atau mulas
5.      4          : nyeri seperti keram atau kaku
6.      5          : nyeri seperti tertekan atau bergerak
7.      6          : nyeri seperti terbakar atau tertusuk-tusuk
8.      7          : sangat nyeri tetapi masih bisa dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang
dilakukukan
9.      10        : sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol oleh klien
F.      Penatalaksanaan
        Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi
        Memberikan pendidikan kesehatan
        Merencanakan tindakan selanjutnya
G.     Diagnosa keperawatan
Menurut nanda ada beberapa macam diagnosa keperawatan yang terkait dengan nyeri :
1.      Ansietas berhubungan dengan nyeri tidak hilang
2.      Nyeri yang berhubuingan dengan cidera fisik, trauma, penurunan suplai darah ke jaringan
atau proses melahirkan
3.      Nyeri kronik berhubungan dengan jaringan parut, kontrol nyeri yang tidak adekuat
4.      Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan maligna kronis
5.      Ketidak koping individu berhubungan dengan dengan nyeri kronik
6.      Hambatan mobilitas berhubungan dengan nyeri muskuloskeletal
7.      Hambatan mobilisasi berhubungan dengan nyeri insisi
8.      Defisit keperawatan diri berhubungan dengan nyeri muskoloskeletal
9.      Disfungsi seksual berhubungan dengan nyeri artitis panggul
10.  Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri panggul bagian bawah
H.     Intervensi
        Kaji faktor-faktor yang dapat menurunkan toleransi nyeri
        Kurangi atau hilangkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri
        Kolaborasikan dengan klien untuk menentukan metode mana yang tepat digunakan untuk
mengurangi intensitas nyeri
        Kolaborasi dengan dokter pemberian obat analgesik yang tepat
        Kaji respon klien terhadap obat-obat pereda nyeri
        Berikan informasi kepada klien setelah nyeri hilang atau berkurang
        Lakukan penyuluhan kesehatan sesuai indikasi

Daftar pustaka
Brende, 1998. “ fundamental keperawatan”. Jakarta
Urgina, bruke. 1993. “ perawatan nyeri”. Jakarta: EGC

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang membuat
seseorang merasa nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, bebas dari
rasa sakit terutama nyeri. Perubahan rasa nyaman akan menimbulkan perasaan
yang tidak enak atau tidak nyaman dalam berespon terhadap stimulus yang
berbahaya (Carpenito, 1998 ). Proses dalam memenuhi kebutuhan rasa
nyaman, terutama akibat nyeri merupakan hal yang harus diatasi secepatnya
karena dapat menimbulkan respon sakit berupa perubahan fisik dan psikis
seseorang (Kozier, 1998).
Pasien dengan masalah nyeri merupakan perasaan yang sangat
subyektif dan paling ditakutkan banyak orang (Long, 1998).
merupakan stressor yang dapat menimbulkan stress dan ketegangan dimana
individu dapat berespon secara biologis dan perilaku yang menimbulkan
respon fisik dan psikis. Respon fisik meliputi perubahan keadaan umum,
wajah, denyut nadi, pernafasan, suhu badan, sikap badan, dan apabila nafas
makin berat dapat menyebabkan kolaps kardiovaskuler dan syok, sedangkan
respon psikis akibat nyeri dapat merangsang respon stress yang dapat
mengurangi sistem imun dalam peradangan, serta menghambat penyembuhan
respon yang lebih parah akan mengarah pada ancaman merusak diri sendiri
(Corwin, 1998).
Pasien yang dibawa ke Rumah Sakit dengan keluhan utama nyeri akan
menjalani observasi dan bedrest serta prosedur–prosedur diagnostik yang
diperlukan dalam upaya menentukan terapi dan tindakan selanjutnya. Selama
masa menunggu keluhan nyeri harus diminimalkan sekecil mungkin (Long,
1998). Pemberian analgesik dan pemberian narkotik untuk menghilangkan
nyeri tidak terlalu dianjurkan karena dapat mengaburkan diagnosa
hidajat, 1998).
Perawat berperan dalam mengidentifikasikan kebutuhan – kebutuhan
pasien dan membantu serta menolong pasien dalam memenuhi kebutuhan
tersebut termasuk dalam managemen nyeri ( Husin, 1998). Secara garis besar
ada dua managemen untuk mengatasi nyeri yaitu managemen farmakologi dan
managemen non farmakologi. Managemen nyeri dengan melakukan Tehnik
relaksasi merupakan tindakan external yang mempengaruhi respon internal
individu terhadap nyeri. Managemen nyeri dengan tindakan relaksasi
mencakup latihan pernafasan diafragma, tehnik relaksasi progresif, guided
imagery, terapi musik dan meditasi.
Penggunaan musik menenangkan dan menghibur pasien. Saat
pembedahan, musik akan dianggap sebagai kebutuhan pasien disetiap Rumah
Sakit, untuk menutupi atau mengurangi rasa sakit dalam perawatan gigi dan
pembedahan. Pasien dapat mendengarkan musik klasik sementara menjalani
pembiusan lokal sebelum pembedahan. Orang-orang memilih bentuk terapi
musik ini kurang mengalami komplikasi dan pulih lebih cepat. Mereka hampir
tidak mendengarkan bunyi berisik alat-alat operasi. (Black, 1998).
Terapi musik ini mempunyai tujuan membantu mengekspresikan
perasaan, membantu rehabilitasi atas fisik, memberi pengaruh positif terhadap
kondisi suasana hati dan emosi meningkatkan memori, serta menyediakan
kesempatan yang unik untuk berinteraksi dan membangun kedekatan
emosional. Dengan demikian, terapi musik juga diharapkan dapat membantu
mengatasi stres, mencegah penyakit dan meringankan rasa sakit (Djohan,
2006). Kepasifan pasien dalam mendengarkan musik itulah terapi musik bisa
menjadi salah satu intervensi yang ideal bagi pasien dengan penyakit kritis dan
energi yang rendah untuk bergerak (Black, 1998).
Sejumlah Rumah Sakit di luar negeri mulai menerapkan terapi musik
pada pasiennya yang mengalami nyeri dan ketidak nyamanan selama dirawat.
Berbagai fakta juga menunjukkan tentang manfaat musik untuk kesehatan.
Bahkan bagi orang yang sedang sakit, musik bisa menjadi alternatif terapi
yang diharapkan bisa mengarahkan dan mempercepat pemulihan tubuh
Perawat berusaha melaksanakan penanganan nyeri sesuai pengalaman dan
pegetahuan yang didapat
melakukan tindakan penanganan nyeri dengan terapi musik. Karena masalah
ketidaknyamanan
nonfarmakologi yang mudah dilakukan oleh perawat dalam manajemen
nyeri. (Atmanta,2006).
waktu kuliah.
sangat
penting
Sejumlah pasien dengan keluhan utama nyeri di ruang rawat inap
bedah sering ditemui terutama pasien dengan post op fraktur femur yang
mengganggu kenyamanan pasien terutama pasien setelah dilakukan tindakan
operasi. (Djohan, 2006).
Rumah Sakit Karima Utama berdiri pada bulan Maret 2008 di ruang
rawat inap bedah Rumah Sakit Karima Utama Kartasura bahwa pada bulan
Maret-September 2008 didapatkan 30 pasien dengan post op fraktur femur
dan dilakukan tindakan operasi. Memang selama ini terapi musik jarang
dilaksanakan oleh perawat di ruang rawat inap bedah Rumah Sakit Karima
Utama Kartasura. Di bangsal rawat inap bedah kondisi yang ditemui pada
pasien frakur femur terutama banyak mengeluh merasakan nyeri sebelum dan
sesudah operasi. Hal itu juga diperlukan penanganan segera dengan tindakan
keperawatan. Terapi musik merupakan salah satu metode managemen nyeri
non farmakologi. Berdasarkan kondisi diatas dan keingintahuan peneliti
tentang manfaat terapi musik penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh terapi
musik terhadap penurunan nyeri pada pasien post op fraktur femur di Ruang
Rawat Inap Bedah Rumah Sakit Karima Utama Kartasura.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang dapat dirumuskan masalah
penelitian yaitu “Apakah perbedaan tingkat nyeri antara kelompok kontrol dan
eksperimen setelah diberikan terapi musik pada pasien post op fraktur femur
di ruang rawat inap bedah Rumah Sakit Karima Utama Kartasura?” .
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan tingkat nyeri antara kelompok kontrol dan
eksperimen setelah diberikan terapi musik pada pasien post op fraktur
femur di Rumah Sakit Karima Utama Kartasura
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran tingkat nyeri pasien dengan post op fraktur
b.
femur sebelum diberikan terapi musik di ruang rawat inap bedah
Rumah Sakit Karima Utama Kartasura .
Mengetahui gambaran tingkat nyeri pasien dengan post op fraktur
femur sesudah diberikan terapi musik di ruang rawat inap bedah
Rumah Sakit Karima Utama Kartasura.
c. Menganalisa perbedaan tingkat nyeri antara kelompok kontrol dan
eksperimen setelah diberikan terapi musik pada pasien post op fraktur
femur di ruang rawat inap bedah Rumah Sakit Karima Utama
Kartasura.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi :
1. Instansi Rumah Sakit Karima Utama Kartasura adalah:
a. Sebagai bahan masukan dalam melakukan standar penanganan nyeri,
menekan angka kejadian ketidak nyamanan terhadap nyeri pasien.
b.Sebagai bahan pengajuan standar operasional prosedur ke pimpinan
Rumah Sakit yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan Rumah
Sakit.
2. Institusi pendidikan
Sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penanganan
nyeri serta program pendidikan dan pengembangannya.
Perawat
Sebagai informasi dan masukan dalam peningkatan pengetahuan dan
pedoman untuk melakspasienan tindakan keperawatan.
4. Peneliti
Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan profesionalisme
dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
E.Keaslian penelitian.
Menurut pengetahuan peneliti penelitian ini belum pernah dilakukan tetapi
sudah ada penelitian tentang managemen nyeri yang sudah dilakukan seperti:
1. Darmasta (2003) serupa berjudul: “ Pengaruh Pemberian Teknik relaksasi terhadap Tingkat Nyeri Post
Partum Di RSUD Bantul 2003”.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk menilai
pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap tingkat nyeri post partum dengan pendekatan
eksperimen semu/quasi eksperiment dengan menggunakan
desain non equivalent control group. Sampel yang diambil 30 orang
dengan teknik purposive sampling dan analisa dengan uji Mc Namer. Hasil
Kebutuhan Rasa Nyaman (Bebas Nyeri)
Kebutuhan Rasa Nyaman (Bebas Nyeri)
Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan wang tidak menyenangkan, bersifat sangat subyektif
karena perasaan nt-eri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya
pada orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.
Berikut adalah pendapart beberapa ahli rnengenai pengertian nyeri:
1. Mc. Coffery (1979), mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang memengaruhi
seseorang yang keberadaanya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.
2. Wolf Weifsel Feurst (1974), mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita
secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.
3. Artur C Curton (1983), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme bagi
tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan nyeri.
4. Scrumum mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi
fisik, fisiologis maupun emosional.
Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri sangat berkaitan dangan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang
dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit
at;iu bahkan myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada organ viseral,
persendian, dinding arteri, hati dan kandung empedu. Reseptor dapat memberikan respons akibat
adanya stimulasi atau rangsangan.
Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut
merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, tidak melebihi 6 bulan
dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul
secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
Yang termasuk dalam katagori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan
nyeri psikosomatik.
Nyeri menjalar adalah nyeri yang tc;rasa pada bagian tubuh yang lain, umumnya terjadi akibat
kerusakan pada cedera organ visceral. Nyeripsikagenik adalah nyeri yang tidak diketahui sec.ara
fisik biasanya timbul akibat psiknlngis. Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan salah satu
ekstremitas diamputasi. Nyeri neurnlogis adalah br,ntuk nycri yang tajarn karc;na adanya spasme
di sepanjang atau di beberapa jalur saraf.
Stimulus Nyeri
Seseorang dapat Menoleransi menahan nyeri (pain tolerance), atau dapat mengenali jumlah
stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold). Terdapat beberapa jenis stimulus
nyeri, di antaranya:
1. Trauma pada jarmgan tubuh,
2. Gangguan pada jaringan tubuh,
3. Tumor,
4. Iskemia pada jaringan,
5. Spasme otot,

Teori Nyeri
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri, diantaranya:
1. Teori Pemisahan (specificity theory). Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke
medula spinalis (spinal cord) melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior.
Kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di
korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
2. Teori Pola (pattern theory). Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke
medulla spinalis dan merangsang aktivitas sel. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang
merangsang ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan
persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi dipengaruhi olch modalitas
respons dari reaksi sel.
3. Teori Pengendalian Gerbang (gate control theory). Mcnurut tcori ini, nycri tergantung
dari kerja serat saraf besar dan kecil. Keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis.
Rangsangan pada serat besar akan meningkatkan aktivitas substansia gelatinosa yang
mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan
menyebabkan hantaran rangsangan terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung
merangsang ke korteks serebri. 1-Iasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis
melalui serat eferen dan reaksinya memengaruhi aktifitas sel T. Rangsangan pada serat kecil
akan menghambat aktivitas substansia qelatinosa dan membuka pintu mekanisme, sehingga
merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.
4. Teori Transmisi dan Inhibisi. Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi
impuls-impuls saraf, sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmiter yang
spesifik. Kemudian, inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada scrabut-
serabut besar yang memblok impuls-impuls pada serabut lamban dan endogcn opiate sistem
supresif. (Barbara C Long, 1989)

Faktor yang Memengaruhi Nyeri


Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya adalah:
1. Arti Nyeri
Arti nycri bagi seserang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan
arti yang negatif, sepc:rti membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial kultural, lingkungan; dan
pengalaman.

2. Persepsi Nyeri
Persepsi nyeri merupakan penilaian sangat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi
evaluatif kognitio. Yersepsi ini dipengaruhi oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.

3. Toleransi Nyeri
Toleransi ini erat hubungannya dengan adanya intensitas nyeri yang dapat memengaruhi
seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat memengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara
lain alkohol, obat-obatan, hipnosis, gesekan atau garukan, pengalihan perhatian, kepercayaan
yang kuat dan scbagianya. Sedangkan faktor yang menurunkan tolcransi antara lain kelelahan,
rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tiidak kunjung hilang, sakit, dan lain-lain.

4. Reaksi terhadap Nyeri


Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan,
gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk recspons nyeri yang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: arti nyeri, tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa
lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, takut, cemas, usia dan lain-lain.

Kebutuhan Rasa Nyaman (Bebas Nyeri) | kumpulan askep askeb | download KTI Skripsi | asuhan
keperawatan kebidanan
http://terselubung.cz.cc/

Anda mungkin juga menyukai