Anda di halaman 1dari 11

Manajemen nyeri dalam kasus kebidanan

Anggota Kelompok :

Nelsa Alia (2119053)


Keuis Nuriah (2119054)
Sri Utami Sunarya (2119055)
Isni Tassyifa Maryanti (2119057)
Lusi Rismawati (2119058)
Lasaufa Rahmadianti Putri (2119088)

DIII Kebidanan
1-B
KDK II
Nyeri merupakan alasan yang paling umum saat seseorang mencari bantuan
perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit, pemeriksaan
diagnostik dan proses pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan
banyak orang. Bidan dan tenaga kesehatan lain tidak bisa melihat dan
merasakan nyeri yang dialami oleh klien, karena nyeri bersifat subyektif (antara
satu individu dengan individu lainnya berbeda dalam menyikapi nyeri).
Bidan memberi asuhan kebidanan kepada klien di berbagai situasi dan keadaan,
yang memberikan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan. Menurut
beberapa teori kebidanan kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang
merupakan tujuan pemberian asuhan kebidanan. Pernyataan tersebut didukung
oleh Kolcaba yang mengatakan bahwa kenyamanan adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia.
1. Definisi Nyeri
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), Nyeri adalah sensori
subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan
kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.

2. Sifat – sifat nyeri


a) Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energy
b) Nyeri bersifat subyektif dan individual.
c) Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah
d) Bidan hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis
tingkah laku dan dari pernyataan klien
e) Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya.
f) Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis.
g) Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan.
h) Nyeri mengawali ketidakmampuan.
i) Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri tidak optimal.
j) Nyeri tidak menyenangkan.
k) Nyeri Merupakan suatu kekuatan yg mendominasi
l) Nyeri bersifat tidak berkesudahan
3. Mekanisme Nyeri
Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat
kerusakan jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik, kemudian
ditransmisikan melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke
kornu dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut
dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah
mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat.

4. Fisiologi Nyeri
Untuk memudahkan memahami fisiologi nyeri, maka perlu mempelajari 3 (tiga)
komponen fisiologis yaitu :
1) Resepsi (proses perjalanan nyeri)
2) Persepsi ( kesadaran seseorang terhadap nyeri )
3) Reaksi ( respon fisiologis & perilaku setelah mempersepsikan nyeri )
5. Respons Tingkah Laku Terhdap nyeri
Mencakup:
1) Pernyataan verbal seperti mengaduh, menangis, sesak nafas, dan mendengkur
2) Ekspresi wajah seperti meringis, menggerutukkan gigi, dan menggigit bibir.
3) Gerakan tubuh seperti gelisah, imobilisasi, dan peningkatan gerakkan jari dan
tangan.
4) Kontak dengan orang lain

Meinhart dan McCaffery mendeskripsikan 3 fase pengalaman nyeri:


a) Fase antisipasi, terjadi sebelum nyeri diterima.
b) Fase sensasi, terjadi saat nyeri terasa
c) Fase akibat (aftermath) terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti.

6. Klasifikasi Nyeri
Berdasarkan sumbernya:
1) Cutaneus/superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/subkutan. Biasanya bersifat
burning (seperti terbakar) . Contoh : terkena ujung pisau atau gunting
2) Deep somatic/ nyeri dalam, yatu yeri yang muncul dari ligament dan pembuluh
darah. Contoh : sprain sendi
3) Visceral (pada organ dalam), stimulati reseptor myeri dalam rongga abdomen.
Contoh : iskemia, regangan jaringan
Berdasarkan penyebabnya:
1) Fisik contohnya fraktur femur
2) Psycogenic contohnya orang yang marah-marah tiba-tiba merasa nyeri pada dada

Berdasarkan lama/durasinya:
3) Nyeri akut, nyeri yang terjadi sesegera setelah tubuh terkena cidera
4) Nyeri kronik, nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang satu periode
Gambar

Perbedaan nyeri akut dan nyeri kronik:


Nyeri akut :
a) Lama dalam hitungan menit
b) Ditandai peningkatan BP,nadi dan respirasi
c) Respons pasien fokus pada nyeri

Nyeri kronik:
d) Lamanya sampai bulanan
e) Fungsi fisiologi bersifat normal
f) Tidak ada keluhan nyeri
Berdasarkan lokasi/letak:
1) Radiating pain, nyeri menyebar dari sumber nyeri ke jaringan didekatnya.
Contoh: cardiac pain
2) Referred pain, nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu.
3) Intraclable pain, nyeri yang susah dihilangkan. Contoh: nyeri kanker maligna
4) Phantom pain, sensasi neri drasakan pada bagian tubuh yang hilang. Contoh:
bagian tubuh yang diaputasi

7. Faktor yang mempengaruhi nyeri


5) Usia
6) Jenis kelamin
7) Kultur
8) Makna nyeri
9) Perhatian
10) Ansietas
11) Pengalaman masa lalu
12) Pola koping
13) Support keluarga dan social
8. Metode Ynag Digunakkan untuk Menghilangkan nyeri:
1) Distraksi
Metode pengalihan perhatian dari “ persepsi “ rasa nyeri
2) Relaksasi
Teknik relaksasi dapat mengurangi ketegangan otot dan mengurangi kecemasan
3) Imagery
Membayangkan menurunkan nyeri
4) Stimulasi kutan
Teknik menstimulasikan nyeri pada permukaan kulit untuk mengurangi nyeri

9. Anestesi
Suatu tindakan menghilangkan rasa nyeri ketika melakakukan pembedahan. Obat untuk
mengilangkan rasa nyeri dibagi dua, yaitu Analgentik dan anestesi.

Tipe-tipe anestesi :
a) Pembiusan total, hilangnya kesadaran total
b) Pembiusan lokal, hilang rasa pada daerah tertentu
c) Pembiusan regional, hilang rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade
selektif pada jaringan saraf
10. Terapi Musik
Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik oleh
seorang terapis untuk meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan
kesehatan mental, fisik, emosial, dan spiritual.

Manfaat musik menurut spawnthe anthony (2003) yaitu:

1) Efek mozart : salah satu istilah efek yang bisa dihasilkan sebuah musik yang
dapat meningkatkan intelegenesia seseorang.
2) Refresing : pada saat pikiran lagi jenuh atau kacau dengan mendengarkan
musik walaupun sejenak dapat menenangkan pikiran kembali.
3) Motivasi : hal yang hanya bisa dilahirkan dengan feeling tertentu.
4) Terapi : berbagai penelitian menerangkan tentang manfaat musik untuk
kesehatan, baik untuk kesehatan fisik maupun kesehatan mental.
KESIMPULAN
Nyeri dapat didefinisikan sebagai apapun yang menyakitkan tubuh yang
dikaitkan oleh individu yang mengalaminya, sifat nyeri yaitu melelahkan dan
membutuhkan energi. Faktor yang mempengaruhi sifat nyeri antara lain, usia,
jenis kelamin, pengalaman masa lalu, dan pola koping support keluarga dan
sosial. Nyeri merupakan sumber penyebab frustasi, baik bagi klien maupun
bagi tenaga kesehatan. Nyeri merupakan faktor utama yang menghambat
kemampuan dan keinginan individu untuk pulih dari suatu penyakit. Dan rasa
nyeri dapat di terapi menggunakan terapi musik untuk menggembalikan
kesehatan mental, fisik, emosional dan spiritual.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai