Abstrak
Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah adalah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala
utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah. Low Back
Pain (LBP) atau yang sering disebut dengan nyeri punggung bawah (NPB) merupakan keluhan yang
sering dijumpai.
Penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan cross sectional ini dilakukan di RSUP
Prof. Dr. R.D Kandou Manado selama tujuh bulan (Desember 2016-Juni 2017). Sampel penelitian
berjumlah 48 Orang yang diambil dari total populasi.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa untuk keluhan nyeri punggung bawah, mengalami
(72,9%) dan tidak mengalami (27,1%). Beban kerja, berat (43,8%), sedang (37,5%) dan ringan (18,8%).
Sikap kerja, resiko tinggi (87,5%) dan resiko sedang (12,5%). Kebiasaan merokok, bukan perokok
(85,4%) dan perokok (14,6%). Indeks massa tubuh, beresiko (70,8%) dan tidak beresiko (29,2%). Hasil
analisis bivariat menunjukkan nilai signifikan antara beban kerja p=0,176, sikap kerja p= 0,020,
kebiasaan merokok p= 0,004, dan indeks massa tubuh p=0,882 dengan keluhan nyeri punggung bawah
pada dokter obsgyn di RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor sikap kerja dan kebiasaan merokok memiliki
hubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah, sedangkan beban kerja dan indeks massa tubuh tidak
memiliki hubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah pada residen obsgyn di RSUP Prof. Dr. R.D
Kandou Manado.
Abstract
Low Back Pain (LBP) or lower back pain is a clinical syndrome that is full of major or other unpleasant
symptoms in the lower spine region. Low Back Pain (LBP) or commonly referred to as lower back pain
(NPB) is a common complaint.
Quantitative research using cross sectional approach is done in RSUP Prof. Dr. R.D Kandou
Manado for seven months (December 2016-June 2017). Research sample with 48 people taken from total
population.
The result of univariate analysis showed to overcome low back pain, experienced (72,9%) and
did not experience (27,1%). Workload, weight (43.8%), medium (37.5%) and light (18.8%). Attitude, high
risk (87.5%) and moderate risk (12.5%). Smoking habits, non-smokers (85.4%) and smokers (14.6%).
Body mass index, at risk (70.8%) and not at risk (29.2%). The result of bivariate analysis showed
significantly between work p = 0,176, work attitude p = 0,020, smoking habit p = 0,004, and body mass
index p = 0,882 with complaint of back pain on obsgyn doctor at RSUP Prof. Dr. R. Kandou Manado.
The results of the study were performed together with lower back pain complaints, while the
work and body mass index did not have any association with lower back pain complaints on obsgyn
residents at RSUP Prof. Dr. R. Kandou Manado.
18
PENDAHULUAN nyeri akut yang dapat menjalar pada
Low Back Pain (LBP) atau nyeri bokong atau pada salah satu paha. Saat
punggung bawah adalah sindroma klinik serangan, punggung dapat juga terasa
yang ditandai dengan gejala utama nyeri kaku dan sakit. Bila gejala-gejalanya
atau perasaan lain yang tidak enak di hebat keadaan tersebut disebut nyeri
daerah tulang punggung bagian bawah. punggung bawah. Rasa sakitnya bisa
Low Back Pain (LBP) atau yang sering mereda dalam satu atau dua hari atau
disebut dengan nyeri punggung bawah mungkin dalam beberapa minggu setiap
(NPB) merupakan keluhan yang sering kali terjadi. Kadang-kadang hilang total
dijumpai. NPB adalah nyeri yang atau menetap atau kambuh lagi (Jayson,
dapat berupa nyeri lokal maupun nyeri Dari hasil penelitian secara
radikular atau keduanya. Nyeri ini terasa nasional yang dilakukan di 14 kota di
di antara sudut iga terbawah dan lipat Indonesia oleh kelompok studi nyeri
melaporkan bahwa 17,3 juta orang di adalah sakit atau nyeri pada punggung
Inggris pernah mengalami nyeri yaitu 22% dari 1.700.000 kasus (Tarwaka
punggung (Bull dkk., 2013). Salah satu Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou
masalah nyeri punggung yang sering Manado dapat mengalami kelelahan saat
terjadi adalah kambuhnya serangan rasa sedang melakukan operasi yang rumit
19
dan memakan waktu. Ketelitian dan beban kerja eksternal juga berhubungan
saat mendekati akhir proses operasi tidak Berdasarkan hal tersebut, peneliti
awal pembedahan sampai detik akhirnya. Umum Pusat Prof. Dr. R.D Kandou
Sedikit saja kesalahan yang disebabkan Manado, dengan faktor yang diteliti yaitu
kelalaian dan kelelahan manusiawi dapat beban kerja, sikap kerja, kebiasaan
belum sempurna dalam hal presisi saat Jenis penelitian ini menggunakan desain
beban kerja dengan perasaan kelelahan Prof. Dr. R.D Kandou Manado pada
kerja terhadap 85 orang Residen Obsgyn bulan Desember 2016 sampai Juli 2017.
20
Tabel 1. Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Analisis data tabulasi silang yang Berdasarkan hasil analisis uji chi-square
diperoleh data bahwa jumlah responden tidak terdapat hubungan yang bermakna
dengan beban kerja ringan sebanyak 9 antara beban kerja dengan keluhan nyeri
Responden dengan beban kerja sedang bahwa tidak ada hubungan antara beban
Responden dengan beban kerja berat Demikian pula dengan penelitian yang
responden (37,5%) sedangkan yang tidak kerja dengan nyeri punggung bawah.
21
bahwa nilai p=0,538>0,05 yang berarti Berdasarkan hasil nilai Odds didapatkan
bahwa tidak tedapat hubungan yang angka 2,250 ini artinya beban kerja berat
signifikan antara beban kerja dengan memiliki risiko untuk terjadinya LBP
Square Test dengan nilai p 0,156 berarti Rumah Sakit Prof. Kandou
Tabel 2. Hubungan Antara Sikap Kerja Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada
Lingkungan tempat kerja merupakan yang signifikan antara sikap kerja duduk
salah satu tempat yang mempunyai risiko dengan keluhan nyeri pinggang bawah
terhadap penyakit yang timbul karena (NPB) (r=0.623 p value 0.000 <0.05)
22
pada pegawai di laboratorium klinik Punggung Bawah Pada Residen
Malalayang
Tabel 3. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
otot dan tulang akibat kurangannya aliran Keluhan Nyeri Punggung Bawah
23
Tabel 4. Hubungan Antara IMT Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Residen Obsgyn
mengalami nyeri punggung bawah 25 nyeri punggung bawah. Hal ini didukung
Responden yang tidak beresiko Massa Tubuh (IMT) lebih dari 25 atau
Berdasarkan hasil analisis uji chi-square (Bull dan Archad, 2013). Hasil penelitian
tidak terdapat hubungan yang bermakna tidak terdapat hubungan antara indeks
antara IMT dengan keluhan nyeri massa tubuh (IMT) dengan keluhan nyeri
24
punggung bawah. Hal ini didasarkan penelitian ini faktor indeks massa tubuh
pada nilai p value = 0,296 > 0,05. responden tidak memiliki hubungan
5. Faktor Yang Paling Dominan gerakan silia, bahkan mungkin gerak silia
oleh nilai signifikansi. Berdasarkan nilai merokok dengan keluhan otot punggung,
adalah faktor yang paling dominan memerlukan pengerahan otot, Hal ini
25
Menurut Tveito (2014), merokok dapat memiliki risiko LBP sama dengan
kekurangan gizi otot dan tulang akibat pekerja angkat angkut di Indonesia Port
menyebabkan jaringan tidak efisien tidak merokok saat bekerja karena selain
dapat menyebabkan keluhan nyeri nyeri punggung bawah (low back pain),
Residen Obsgyn di Rumah Sakit Prof. signifikan antara IMT dengan keluhan
26
Malalayang adalah kebiasaan Diunduh dari:
Http://Repository.Unhas.Ac.Id/Ha
merokok. ndle/123456789/1066
27
Lameshow, S. dkk. 1997. Besar Sampel Lestari, S. N. 2014. Hubungan antara
Dalam Penelitian Kesehatan, Beban Kerja dengan Keluhan
Yokyakarta: Gajahmada Nyeri Punggung Bawah pada
University Press. 75 Perawat RS. Roemani Semarang.
FKM-UNDIP.
Latif, R. A. 2012. Nyeri Punggung
Bawah, http:// medicastore. Mahadewa, T. G. B dan S. Maliawan.
com/penyakit/2007/08/Nyeri_Pun 2013. Diagnosis & Tatalaksana
ggung_Bawah.h tml, diakses Kegawat Daruratan Tulang
tanggal 4 juli 2012. Belakang (1st ed). Jakarta: CV
Agung Seto, 2009; p. 156-88.
28