Anda di halaman 1dari 11

MANUSCRIPT

EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT TAPID SPONGE

TERHADAP NYERI PASIEN LOW BACK PAIN (LBP)

DI KLINIK SYARAF RSUD RA KARTINI JEPARA

Oleh :
Lia Kristiana
NIM. 112019030287

PEMBIMBING:
1. Sukarmin, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB
2. Yulisetyaningrum, S.Kep., Ns., M.Si. Med

JURUSAN S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2020
EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT TAPID SPONGE TERHADAP NYERI PASIEN LOW BACK
PAIN (LBP) DI KLINIK SYARAF
RSUD RA KARTINI JEPARA

Lia Kristiana¹, Sukarmin², Yulisetyaningrum³

ABSTRAK
Latar Belakang: Low back pain (LBP) dialami hampir oleh setiap orang selama hidupnya. Hasil penelitian
yang dilakukan di 14 kota di Indonesia bahwa kelompok nyeri Persatuan Dokter Saraf seluruh Indonesia
ditemukan 18,13% penderita nyeri punggung bawah dengan rata-rata nilai Visual Analog Scale (VAS)
sebesar 5,46 ± 2,56 yang berarti nyeri sedang sampai berat. Tujuan: penelitian ini untuk menganalisis
efektifitas kompres hangat tepid sponge terhadap nyeri pasien Low Back Pain di Klinik Syaraf RSUD RA
Kartini. Desain: Jenis penelitian yang dipakai menggunakan Quasi Experimental, dengan rancangan
penelitian pre-test post-test with control group design, Populasi dalam penelitian seluruh pasien Low Back
Pain (LBP) yang periksa dan dilakukan perawatan di Klinik Syaraf RSUD RA Kartini dengan sampel
sebanyak 30 orang. Instrumen penelitian nyeri menggunakan pengukuran tingkat nyeri dengan Skala
penilaian numerik Numerical Rating Scales/ NRS. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan
bivariat dengan uji normalitas dengan Shapiro wilk. Hasil penelitian: Berdasarkan hasil uji statistik kompres
hangat tepid sponge kelompok intervensi diketahui Hasil uji Mann-Whitney diperoleh Nilai signifikansi sebesar
0.003 nilai p-value <0,05. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak yaitu terdapat pengaruh kompres
hangat tepid sponge terhadap nyeri pada pasien low back pain (LBP) di klinik syaraf RSUD RA Kartini
Jepara.

Kata Kunci : Kompres Hangat Tapid Sponge, Nyeri, Low Back Pain
Daftar Pustaka : 20 Refrensi (2009 – 2019)

¹Mahasiswa Jurusan S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus


²Pembimbing I Universitas Muhammadiyah Kudus
³Pembimbing II Universitas Muhammadiyah Kudus

1|P a ge
EFFECTIVENESS OF TAPID SPONGE WARM COMPRESSES ON PATIENTS' PAIN OF LOW BACK
PAIN (LBP) IN NEURAL CLINIC HOSPITAL RA KARTINI JEPARA

Lia Kristiana¹, Sukarmin², Yulisetyaningrum³

ABSTRACT
Background: Low back pain (LBP) is experienced by almost everyone during his life. The results of
research conducted in 14 cities in Indonesia that the pain group of the Association of Neurologists
throughout Indonesia found 18.13% of patients with low back pain with an average value of Visual Analog
Scale (VAS) of 5.46 ± 2.56 which means moderate to moderate pain. weight. Objective: This study was to
analyze the effectiveness of the tepid sponge warm compress on the pain of Low Back Pain patients at the
Neuro Clinic of RSUD RA Kartini. Design: The type of research used is Quasi Experimental, with a pre-test
post-test research design with control group design. The population in the study was all Low Back Pain
(LBP) patients who were examined and treated at the Neuro Clinic of RSUD RA Kartini with a sample of 30
person. The pain research instrument uses pain level measurements with the Numerical Rating Scales
(NRS) numerical rating scale. Analysis of the data used is univariate and bivariate analysis with normality
test with Shapiro Wilk. Research results: Based on statistical test results of tepid sponge warm compresses
in the intervention group, it is known that the Mann-Whitney test results obtained significance value of 0.003
p-value <0.05. It can be concluded that Ho is rejected, that is, there is an effect of warm tepid sponge
compresses on pain in low back pain (LBP) patients at the neurological clinic of RSUD RA Kartini Jepara.

Keywords: Tapid Sponge Warm Compress, Pain, Low Back Pain


Bibliography : 20 References (2009 – 2019)

¹ Students of S1 Nursing Department, University of Muhammadiyah Kudus


² Supervisor I of Muhammadiyah Kudus University
3
Supervisor II of Muhammadiyah Kudus University

2|P a ge
PENDAHULUAN menurunkan nyeri adalah pemberian tepid
Low back pain (LBP) dialami hampir sponge. Pemberian tepid sponge yang
oleh setiap orang selama hidupnya. Di dikombinasikan dengan obat antipiretik
Negara barat misalnya, kejadian LBP telah mampu menurunkan nyeri dengan cepat
mencapai proporsi epidemik. Prevalensi selama jam pertama serangan nyeri.
kejadian low back pain di dunia setiap (Patrianingrum, 2015)
tahunnya sangat bervariasi dengan angka Prosedur tepid sponge meningkatkan
mencapai 15-45%. Menurut WHO (2013) kontrol kehilangan panas dengan cara
menunjukkan bahwa 33% penduduk di evaporasi dan konveksi . Pemberian tepid
negara berkembang nyeri persisten. Di sponge ini menggunakan air hangat di mana
Inggris sekitar 17,3 juta orang pernah prosedurnya hampir sama dengan pemberian
mengalami nyeri punggung dan dari jumlah kompres hangat. Menurut penelitian yang
tersebut sekitar 1,1 juta orang mengalami telah dilakukan membuktikan bahwa kompres
kelumpuhan yang diakibatkan oleh nyeri hangat efektif menurunkan nyeri. Air yang
punggung. (Harahap, 2018) digunakan dalam penelitian tersebut adalah
Penyebab LBP yang paling sering air hangat dengan suhu 30-32oC.
ditemukan adalah kekakuan dan spasme otot (Kusnanto,2017).
punggung oleh karena aktivitas tubuh yang Selama ini telah dilakukan tepid sponge
kurang baik serta tegangnya postur tubuh. dengan menggunakan air hangat dalam
Selain itu berbagai penyakit juga dapat usaha untuk menurunkan suhu tubuh, Saat
menyebabkan LBP seperti osteoarthritis, ini banyak dikembangkan terapi non
osteoporosis, fibromyalgia, scoliosis, dan farmakologis untuk menurunkan nyeri. Salah
rematik. Kesalahan postural atau gerakan satu terapi non farmalologis untuk
tubuh yang tidak proporsional dalam waktu menurunkan nyeri LBP adalah dengan
lama dan terus menerus pada otot dan fascia kompress tepid sponge. (Brunner, 2012)
akan menimbulkan nyeri kemudian terjadi Berdasarkan survei awal tanggal 16
spasme otot pinggang dan otot akan Desember 2019 di klinik syaraf RSUD RA
mengalami iskemik. (Utami, 2014) Kartini Jepara diketahui bahwa dari 5 besar
Upaya untuk menurunkan nyeri telah penyakit di klinik syaraf, nomor 1 adalah LBP
dilakukan, baik secara medikamentosa (29,68%) ; selanjutnya berturut-turut Post
maupun dengan cara mekanik sebagai Stroke (22,96%), Post SNH (18,85%),
pendukung. Penanganan nyeri biasanya Epilepsi (17,85%) dan OA (10,63%).
dengan pemberian obat antipiretik, di mana Sebaran jumlah pasien LBP mulai tahun
pemberian kombinasi obat antipiretik yang 2017 sampai 2019 antara lain: 215 di tahun
tidak tepat, dapat menimbulkan komplikasi 2017, 265 di tahun 2018 dan 296 di tahun
kerusakan hati dan perdarahan saluran 2019. Adapun keluhan utama pada pasien
cerna. Salah satu cara mekanik untuk LBP di Klinik Syaraf RSUD RA Kartini adalah
3|P a ge
Nyeri (95%). Sebagian besar responden bekerja
Berdasarkan latar belakang sebagai wiraswasta dengan jumlah sebanyak
permasalahan di atas, penulis ingin 6 (33,3%).
mengaplikasikan riset tentang pemberian Analisis Univariat
kompres hangat tepid sponge pasien low Nyeri Pasien Low Back Pain (LBP)
back pain. Sebelum Dan Sesudah Kompres Hangat
HASIL DAN BAHASAN Tepid Sponge Di Klinik Syaraf RSUD RA
Karakteristik Kartini Jepara.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Distribusi frekuensi responden berdasarkan
Umur Nyeri pre test dan post test Kompres Hangat
Karakteristik Frekuensi (%) Tepid Sponge pada kelompok intervensi
Umur 45-60 13 43,1 Nyeri (pre test) Frekuensi Presenttase (%)
61-70 17 56,7 Tidak Nyeri 0 0%
Ringan 4 26.7%
Total 30 100
Sedang 7 46.7%
Sebagian besar responden berumur Berat 4 26.7%
61-70 dengan jumlah sebanyak 17 (56,7%). Sangat
0 0%
Berat
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Total 15 100,0 %
Jenis Kelain Nyeri (post
Karakteristik Frekuensi (%) Frekuensi Presenttase (%)
test)
Jenis Laki-laki 22 73.3 Tidak Nyeri 0 0%
Kelamin Perempuan 8 26.7 Ringan 9 60.0%
Total 30 100.0 Sedang 6 40.0%
Sebagian besar responden berjenis Berat 0 0%
kelamin laki-laki dengan jumlah sebanyak 22 Sangat
0 0%
Berat
(73,3%). Total 15 100,0 %
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sebagian besar responden di ruang
Pendidikan klinik syaraf RSUD RA Kartini Nyeri sebelum
Karakteristik Frekuensi (%)
Pendidikan Perguruan diberikan kompres hangat tepid Sponge (pre
11 36.6
tinggi test) sebagian besar nyeri sedang sebanyak
SMA 14 46.7
SMP 5 16.7 7 responden (46,7%), sedangkan Nyeri
SD 0 0 sesudah diberikan kompres hangat tepid
Total 30 100.0
Sebagian besar responden Sponge (post test) sebagian besar nyeri

berpendidikan SMA dengan jumlah sebanyak ringan sebanyak 9 responden (60,0%).

14 (46,7%). Nyeri Pasien Low Back Pain (LBP)

Distribusi Frekuensi Responden Sebelum Dan Sesudah Teknik Relaksasi


Berdasarkan Pekerjaan Nafas Dalam Di Klinik Syaraf RSUD RA
Karakteristik Frekuensi (%)
Pekerjaan Pegawai Kartini Jepara.
5 16.7
Negeri Distribusi frekuensi responden berdasarkan
Wiraswasta 18 60.0 nyeri pre test dan post test teknik relaksasi
Pensiunan 7 23,3 nafas dalam pada kelompok kontrol
Total 30 100.0

4|P a ge
Nyeri (pre test) Frekuensi Presenttase Berat 4 26.7% 0 0%
(%) Sangat
0 0% 0 0%
Tidak Nyeri 0 0% Berat
Ringan 13.3 Total 15 100 15 100
2
% Hasil kelompok intervensi didapatkan
Sedang 66.7
10 bahwa Nyeri pre-test jumlah 15 responden
%
Berat 20.0 (100%) dengan nyeri ringan sebanyak 4
3
%
Sangat responden (46,7%), nyeri sedang sebanyak 7
0 0%
Berat respondent (27,8%) dan Nyeri berat 4
Total 15 100,0 %
(26,7%),sedangkan nyeri Post-test jumlah 15
Nyeri (post Presenttase
Frekuensi
test) (%) responden (100%) Nyeri ringan sebanyak 9
Tidak Nyeri 0 0%
responden (60,0%), dan nyeri sedang
Ringan 46.7
7
% sebanyak 6 respondent (40,0%).
Sedang 53.3
8 Hasil uji mann-whitney U test, dengan
%
Berat 0 0% menggunakan derajat kemaknan α =0,05.
Sangat
0 0% Setelah dilakukan uji statistik dengan bantuan
Berat
Total 15 100,0 % program spss diperoleh nilai ρ value =0,003
Sebagian besar responden di Klinik
dengan jumlah responden 30 orang sehingga
Syarat RSUD RA Kartini Nyeri sebelum
ρ value<α (0.003 <0.05) artinya H0 ditolak
teknk relaksasi nafas dalam (pre test)
dan H1 diterima, maka dapat diartikan bahwa
sebagian besar nyeri sedang sebanyak 10
ada pengaruh kompres hangat tepid sponge
responden (66,7 %), sedangkan Nyeri
terhadap nyeri pada pasien low back pain
sesudah teknk relaksasi nafas dalam (post
(LBP) di klinik syaraf RSUD RA Kartini
test) sebagian besar nyeri sedang sebanyak
Jepara.
7 responden (46,7%).
Hasil Nyeri pasien low back pain (LBP)
Analiasa Bivariat kelompok Intervensi sebelum dan sesudah
Perbedaan Nyeri Pasien Low Back Pain teknik relaksasi nafas dalam
Nafas Dalam p-
(LBP) Sebelum Dan Sesudah pada Rata-rata (mean) value
Nyeri
Kelompok Intervensi dan Kontrol Di Klinik Pre- % Post- %
test test
Syaraf RSUD RA Kartini Jepara. Tidak Nyeri 0 0% 0 0%
.005
Hasil Nyeri pasien low back pain (LBP) Ringan 2 13.3% 7 46.7%
kelompok Intervensi sebelum dan sesudah Sedang 10 66.7% 8 53.3%
Kompres Hangat Tepid Sponge Berat 3 20.0% 0 0%
kompres hangat tepid Sangat
p- 0 0% 0 0%
sponge Berat
value
Rata-rata (mean) Total 15 100 15 100
Nyeri
Pre % % Hasil kelompok kontrol didapatkan
Post-
-
test bahwa nyeri pre-test jumlah 15 responden
test
Tidak Nyeri 0 0% 0 0% (100%) dengan nyeri ringan sebanyak 2
.003
Ringan 4 26.7% 9 60.0% responden (13,3%), nyeri sedang sebanyak
Sedang 7 46.7% 6 40.0%
5|P a ge
10 respondent (66,7%), dan nyeri berat Sponge Pada Kelompok Intervensi Di
sebanyak 3 (20,0%) sedangkan nyeri Post- Klinik Syaraf RSUD RA Kartini Jepara.
test jumlah 15 responden (100%) nyeri Berdasarkan data menunjukkan bahwa
ringan sebanyak 7 responden (46,7%), dan sebagian besar responden di ruang klinik
nyeri sedang sebanyak 8 respondent (53,3%) syaraf RSUD RA Kartini pemberian kompres
Hasil uji mann-whitney U test, dengan hangat tepid sponge membantu mengurangi
menggunakan derajat kemaknan α =0,05. nyeri, memperlancar aliran darah dan
Setelah dilakukan uji statistik dengan bantuan memberikan rasa rileks pada otot agar dapat
program spss diperoleh nilai ρ value =0,005 bekerja optimal dengan hasil nyeri sebelum
dengan jumlah responden 30 orang sehingga diberikan kompres hangat tepid Sponge (pre
ρ value<α (0.005 <0.05) artinya H0 ditolak test) sebagian besar nyeri sedang sebanyak
dan H1 diterima, maka dapat diartikan bahwa 7 responden (46,7%), sedangkan Nyeri

ada pengaruh kompres hangat tepid sponge sesudah diberikan kompres hangat tepid

terhadap nyeri pada pasien low back pain Sponge (post test) sebagian besar nyeri
(LBP) di klinik syaraf RSUD RA Kartini ringan sebanyak 9 responden (60,0%).

Jepara. Hasil uji mann-whitney U test,

Hasil perbandingan keefektifitassan Kompres diperoleh nilai ρ value =0,003 dengan jumlah
Hangat Tepid Sponge Dan Nafas Dalam responden 30 orang sehingga ρ value<α
Terhadap Pasien Nyeri Pasien Low Back
Pain (LBP) (0.003 <0.05) artinya H0 ditolak dan H1
Kelompok N Mean Hasil Nilai P diterima, maka dapat diartikan bahwa ada
Kompres
Hangat pengaruh kompres hangat tepid sponge
15 22.17 332.50
Tepid terhadap nyeri pada pasien low back pain
Selisih 0.000
Sponge
Nafas (LBP) di klinik syaraf RSUD RA Kartini
15 8.83 132.50
Dalam Jepara.
Hasil perbandingan antara Kompres
Hasil Penelitian Chilyatiz Zahroh
Hangat Tepid Sponge Dan Nafas Dalam
(2018), Pengaruh Kompres Hangat Terhadap
Terhadap Pasien Nyeri Pasien Low Back
Penurunan Nyeri Pada Penderita Penyakit
Pain (LBP). Didapatkan hasil nilai selisih rata-
Artritis Gout dari Hasil penelitian
rata pada Kompres Hangat Tepid Sponge
menunjukkan dari 30 responden, sebagian
adalah 22.17 dengan hasil 332.50 dan
besar (70%) setelah dilakukan kompres
pada nafas dalam adalah 8.83 dengan
hangat skala nyeri sedang dan hampir
hasil 132.50. Ini menjunjukkan bahwa hasil
setengahnya (30%) nyeri ringan. Hasil uji
Kompres Hangat Tepid Sponge lebih efektif
wilcoxon sign rank test dengan nilai
dibandingkan dengan nafas dalam.
kemaknaan = 0,05. Didapatkan nilai = 0,000
BAHASAN
yang berarti < maka H0 ditolak artinya ada
Nyeri Low Back Pain (LBP) Sebelum
pengaruh kompres hangat terhadap
Dan Sesudah Kompres Hangat Tepid
penurunan nyeri pada penderita penyakit
6|P a ge
asam urat di Paguyuban Lansia Budi Luhur dan p-value diastolik=0,000. sedangkan
Surabaya. perbandingan kelompok eksperimen dan
Nyeri Low Back Pain (LBP) Setelah kelompok kontrol saat post test terdapat
Dan Sesudah Teknik Relaksasi Nafas perbandingan dimana pada kelompok
Dalam Pada Kelompok Kontrol Di Klinik eksperimen tekanan darahnya mengalami
Syaraf RSUD RA Kartini Jepara. penurunan sedangkan tekanan darah pada
Berdasarkan data menunjukkan bahwa kelompok kontrol dengan p-value
sebagian besar responden di Klinik Syarat sistolik=0,003 dan p-value diastolik=0,000.
RSUD RA Kartini pemberian teknik relaksasi kesimpulannya terdapt perbedaaan tekanan
nafas dalam dapat mengurangi nyeri dan darah pada penderita hipertensi sesudah
memberikan relaksasi sebagian responden melakukan latihan nafas dalam.
dengan hasil Nyeri sebelum teknik relaksasi Perbandingan Efektitas Kompres Hangat
nafas dalam (pre test) sebagian besar nyeri Tepid Sponge dan Nafas Dalam Terhadap
sedang sebanyak 10 responden (66,7 %), Nyeri Pasien Low Back Pain (LBP) Di
sedangkan Nyeri sesudah teknk relaksasi Klinik Syaraf RSUD RA Kartini Jepara.
nafas dalam (post test) sebagian besar nyeri Bedasarkan hasil penelitian yang
sedang sebanyak 7 responden (46,7%). tersebut menunjukan bahwa kompres hangat
Hasil uji mann-whitney U test, diperoleh Tepid Sponge dan Teknik relaksasi nafas

nilai ρ value =0,005 dengan jumlah dalam efektif dalam menurunkan skala nyeri

responden 30 orang sehingga ρ value<α yang ditimbulkan low back pain. Hasil

(0.005 <0.05) artinya H0 ditolak dan H1 kelompok intervensi didapatkan bahwa Hasil

diterima, maka dapat diartikan bahwa ada uji Mann-Whitney diperolehNilai signifikansi
sebesar 0.003 nilai p-value <0,05. Hal ini
pengaruh kompres hangat tepid sponge
dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak
terhadap nyeri pada pasien low back pain
yaitu terdapat pengaruh kompres hangat tepid
(LBP) di klinik syaraf RSUD RA Kartini
sponge terhadap nyeri pada pasien low back
Jepara.
pain (LBP) di klinik syaraf RSUD RA Kartini
Hasil penelitian Ervan Kusuma Putra
Jepara.
(2016), pengaruh latihan nafas dalam
Hasil kelompok kontrol didapatkan
terhadap perubahan tekanan darah pada
bahwa Hasil uji Mann-Whitney diperoleh
penderita hipertensi di wilayah kecamatan
signifikansi sebesar 0.005 nilai p-value <0,05.
karas kabupaten magetan penelitian ini
Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho di
menunjukan bahwa tekanan darah siastolik
tolak yaitu terdapat pengaruh teknik relaksasi
dan diastolik pada kelompok eksperimen
nafas dalam terhadap nyeri pada pasien low
menunjukan penurunan yang signifikan saat
back pain (LBP) di klinik syaraf RSUD RA
sebelum dan sesudah mendapat latihan
Kartini Jepara.
nafas dalam, dimana p-value sistolik=0,000

7|P a ge
Pada kompres hangat Tepid Sponge 4 Terhadap Tingkat Nyeri Punggung Bawah
responden mengalami nyeri berat, 7 orang Pada Lansia, Analisa data yang digunakan
nyeri sedang dan 4 orang nyeri ringan yang adalah Uji Wilcoxon dan Mann Whitney
mengalami skala nyeri berat menunjukan dengan signifikansi p= < 0,05. Hasil
penurunan nyeri menjadi nyeri sedang, penelitian dengan Uji Wilcoxon menunjukkan
sedangkan pada Teknik relaksasi 3 terdapat pengaruh terapi bekam (p= 0,002)
responden yang mengalami nyeri berat, 10 dan kompres hangat (p=0,001) terhadap
orang nyeri sedang dan 2 orang nyeri ringan tingkat nyeri sebelum dan sesudah diberi
seluruhnya mengalami penurunan skala intervensi, sedangkan Uji Mann Whitney
nyeri yaitu menjadi nyeri sedang 8 orang dan menunjukkan tidak terdapat perbedaan
nyeri ringan 7 orang. tingkat nyeri antara kelompok terapi bekam
Diketahui hasil perbandingan antara dan kelompok kompres hangat (p=0,369),
kompres hangat Tepid Sponge dan Nafas sehingga kedua perlakuan memiliki
Dalam terhadap nyeri pada pasien low back persamaan pengaruhnya pada tingkat nyeri
pain (LBP). Didapatkan hasil nilai selisih punggung bawah.
mean pada kompres hangat Tepid Sponge KESIMPULAN DAN SARAN
adalah 22.17 dan pada nafas dalam adalah Kesimpulan
8.83. Ini menunjukkan bahwa hasil kompres 1. Nyeri pasien low back pain (LBP) sebelum
hangat Tepid Sponge lebih efektif diberikan kompres hangat tepid Sponge
dibandingkan dengan teknik nafas dalam. (pre test) sebagian besar nyeri sedang
Perbedaan rerata perubahan nilai nyeri pada sebanyak 7 responden (46,7%),
pasien low back pain (LBP) adalah sebesar sedangkan Nyeri pasien low back pain
13.34. (LBP)sesudah diberikan kompres hangat
Hasil penelitian Muhammadfaqih tepid Sponge (post test) sebagian besar
Aminudin 2016, Pengaruh Pemberian nyeri ringan sebanyak 9 responden
Kompres Panas Dan Kompres Dingin (60,0%) di klinik syaraf RSUD RA Kartini
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Low Back Jepara.
Painmyogenic diketahuidari kelompok 2. Nyeri pasien low back pain (LBP) sebelum
perlakuan I dan II dengan nilai p = 0,003 teknik relaksasi nafas dalam (pre test)
dengan demikian nilai p < 0,05 sehingga Ho sebagian besar nyeri sedang sebanyak 10
ditolak yang berarti intervensi perlakuan I dan responden (66,7 %), sedangkan Nyeri
II memberi pengaruh yang signifikan pasien low back pain (LBP) sesudah teknk
terhadap penurunan nyeri pada Low Back relaksasi nafas dalam (post test) sebagian
Pain Myogenic. besar nyeri sedang sebanyak 7 responden
Penelitian ini diperkuat oleh (46,7%) di klinik syaraf RSUD RA Kartini
Rahmadaniar Aditya Putri 2020, Perbedaan Jepara.
Terapi Bekam Dan Kompres Hangat 3. Terdapat pengaruh kompres hangat tepid
8|P a ge
Sponge terhadap nyeri pasien low back low back pain (LBP) dan dapat menjadi
pain (LBP) sebelum dan sesudah pada masukan untuk pembuatan SOP.
kelompok intervensi dengan hasil uji 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Mann-Whitney diperoleh nilai signifikan Penelitian ini dapat dijadiakan sebagai
sebesar 0,003 nilai p-value <0,05. acuan untuk melakukan penelitian
Terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas selanjutnya dengan terapi
dalam terhadap nyeri disminore sebelum nonfarmakologis yang lain sebagai terapi
dan sesudah pada kelompok kontrol komplementer untuk mengurangi dan
dengan hasil uji Mann-Whitney diperoleh mengatasi nyeri low back pain (LBP)
nilai signifikansi sebesar 0,005 nilai p-value misalnya dengan terapi dzikir.
<0,05. Tidak terdapat perbedaan tingkat DAFTAR PUSTAKA
nyeri kompres hangat tepid Sponge dan Armstrong and Chaffin. 2010. Elements of
teknik relaksasi nafas dalam, sehingga Ergonomics Programs A Primer Based On
kedua perlakuan memiliki persamaan Workplace Evaluations of Musculoskeletal
pengaruhnya pada tingkat nyeri pasien Disorders. US Departement of Health And
low back pain (LBP). Human Services NIOSH. Amerika.
Saran Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
1. Bagi penulis Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Hasil penelitian ini menambah Jakarta. Renika Cipta.
pengetahuan dan wawasan mengenai Brunner & Suddarth.2012. Buku Ajar
penanganan secara non medis untuk Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8,
mengurangi dan mengatasi nyeri low back Volume Jakarta: EGC
pain (LBP). Dermawan, Deden. 2012. Proses
2. Bagi Institusi Universitas Muhammadiyah Keperawatan. Penerapan Konsep &
Kudus Kerangka Kerja. Yogyakarta : Gosyen
Diharapkan hasil penelitian ini dapat Publising
menjadi sumber bacaan untuk menambah Dewi PK. 2017, Hubungan Tingkat Risiko
ilmu pengetahuan, informasi bagi Postur Kerja Dan Karakteristik Individu
peserta didik dimasa yang akan datang Dengan Tingkat Risiko Keluhan Low Back
dan dapat digunakan untuk melengkapi Pain Pada Perawat Bangsal Kelas III Di
referensi kepustakaan Universitas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Muhammadiyah Kudus. Surakarta (Doctoral dissertation,
3. Bagi institusi rumah sakit Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Diharapkan terapi kompres hangat tepid Fathoni H, handoyo, swasti KG. (2010).
Sponge dapat diterapkan pada pasien Hubungan Sikap dan Posisi Kerja dengan
untuk mengurangi dan mengatasi nyeri Low Back Pain Pada Perawat di RSUD

9|P a ge
Purbalingga. Jurnal Keperawatan Rasyidah AZ, Dayani H, Maulani M. Masa
Soedirman,The Soedirman Journal of Kerja, Sikap Kerja Dan Jenis Kelamin
Nursing. Dengan Keluhan Nyeri Low Back Pain.
Real in Nursing Journal. 2019 Aug
Harahap, P.S., Marisdayana, R. and Al Hudri,
24;2(2):66-71.
M., 2019.Faktor-faktor yang berhubungan
Septadina IS, Legiran L. Nyeri Pinggang dan
dengan keluhan Low Back Pain (LBP)
Faktor-Faktor Risiko Yang
pada pekerja pengrajin batik tulis di
Mempengaruhinya. Jurnal Keperawatan
Kecamatan Pelayangan Kota Jambi
Sriwijaya. 2014;1(1):6-11.
Tahun 2018.Riset Informasi Kesehatan,
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
7(2), pp.147-154.
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Idyan. 2013. Asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguang system
musculoskeletal. Jakarta : EGC
Kusnanto K, Widyawati IY, Cahyanti IS.
Efektifitas Tepid Sponge Bath Suhu 32oc
Dan 37oc Dalam Menurunkan Suhu
Tubuh Anak Demam. Jurnal Ners. 2017
Jul 23;3(1):1-7.
Kozier B .,Glenora, E., Audrey B.,Shirlee, J S.
2014. Fundamental Nursing: Concept and
Procedures. 8th edition. USA: Pearson
Prentice Hall.
Lukman & Nurma. 2013. Asuhan
keperawatan pada klien dengan
gangguang system musculoskeletal.
Jakarta : EGC
Patrianingrum M, Oktaliansah E, Surahman
E. Prevalensi dan faktor risiko nyeri
punggung bawah di lingkungan kerja
anestesiologi Rumah Sakit Dr. Hasan
Sadikin Bandung. Jurnal Anestesi
Perioperatif. 2015 Mar 7;3(1):47-56.
Potter P.A & Perry A.G., 2010. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 2.
Jakarta: EGC.

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai