Anda di halaman 1dari 4

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT

Sebagai karyawan PLTU Ampana yang mempunyai resiko yang cukup


tinggi dalam kecelakaan kerja, kita harus mengetahui dasar - dasar menganai
Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD). Berikut merupakan hal – hal dasar
tentang Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)

 Apa sih itu PPGD?


Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat (PPGD) merupakan
rangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi
gawat darurat untuk menyelamatkan jiwa korban dan mencegah
kecacatan.
 Siapa yang melakukan PPGD?
Penolong pertama adalah rekan kerja terdekat di lokasi kejadian yang
sudah dibekali pengetahuan teori dan praktek untuk merespon dan
melakukan pertolongan pertama.
 Mengapa rekan rekan harus melakukan PPGD?
Karena layanan ambulan atau paramedis jauh dari tempat kita bekerja
sekarang ini, dan peralatan yang kita miliki juga masih terbatas.
 Apa sih tujuan PERTOLONGAN PERTAMA dilakukan?
- Menyelamatkan jiwa korban
- Meringankan penderitaan korban
- Mencegah cedera menjadi lebih parah yang mengakibatkan
kecacatan
- Mempertahankan daya tahan korban
- Mencarikan bantuan lebih lanjut
 Apa saja yang perlu dilakukan sebelum melakukan PPGD?
a. Laporkan kejadian ke CCR
b. Sebelum menolong, pastikan diri anda tidak ikut celaka
c. Minta bantuan rekan yang ada di sekitar anda untuk mengamankan
lokasi kejadian dan peralatan
d. Dahulukan menolong korban yang masih hidup
e. Jika memungkinkan, pindahkan korban ke lokasi yang aman
dengan cara yang tidak memperparah korban
 Bagaimana tata cara melakukan PPGD?
Langkah pertama: mendeteksi korban secara cepat, berikut
langkahnya
a. Pastikan korban dalam kondisi sadar atau tidak.
b. Dengar dan Rasakan hembusan napas korban dengan cara
“mendekatkan telinga/pipi ke hidung korban” sambil melihat
pergerakan naik turunnya dada korban, untuk memastikan korban
bernapas atau tidak.
c. Periksa kuku korban dan menekannya, bila sudah dari awal pucat
dan dingin, atau awalnya kemerahan dan diberi tekanan selama 2
detik, kemudian menjadi pucat dan tidak kembali kemerahan maka
korban sudah meninggal

Langkah kedua: mengelompokan pasien dengan mode AVPU


- A (Alert) : cek kesadaran korban,
- V (Verbal) : Ajak komunikasi korban dengan dengan berbicara
keras di telinga korban (jangan menggoyang atau menyentuh pasien).
P (Pain / Nyeri) : cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, misalnya
dengan menekan bagian putih dari kuku tangan (selain itu dapat juga
dengan menekan bagian tengah tulang, atau area di atas mata)
- U (Unresponsive) : jika pasien masih tidak bereaksi maka pasien
berada dalam keadaan unresponsive. Dalam keadaan seperti ini, segera
panggil bantuan dari pihak medis.

Langkah Ketiga; Bila Korban Tidak Sadar, dan terdapat tanda tanda
jalan napas tersumbat (terdengar suara mendengkur atau berkumur),
maka lakukan langkah berikut ini
Periksa apakah terdapat cedera pada kepala dan leher, Jika tidak
terdapat cedera pada kepala dan leher, maka buka jalan napas dengan
cara “menengadahkan kepala korban dan mengangkat dagu korban”
(Head Tilt – Chin Lift),
untuk pasien dengan kecurigaan cidera kepala yang disertai cidera
tulang leher, maka untuk membuka jalan napasnya digunakan cara
“dorongan membuka rahang” yang dikenal dengan Jaw Thrust,
Untuk pasien dengan suara berkumur yang di duga cairan (darah,
muntahan, dsb). miringkan tubuh korban ke satu sisi yang
memungkinkan cairan dalam mulut korban mengalir keluar.
Langkah keempat:
apabila terdapat pendarahan deras, maka lakukan langkah berikut
- Hentikan pendarahan dengan menekan langsung pada tempat yang
berdarah bisa dengan menggunakan kain yang digulung ataupun
alat/benda lainnya dengan cukup kuat.
- Jangan sembarangan memberikan benda apapun untuk
menghentikan perdarahan, seperti mengoleskan oli, minyak rem, dll.
- Posisikan daerah yang mengalami perdarahan lebih tinggi daripada
jantung
- Segera hubungi tim medis (Perdarahan yang banyak dan tidak
segera diatasi dapat menyebabkan korban kehabisan darah dan
mengakibatkan kematian).
- Pertahankan balut tekan sampai bantuan medis datang.
apabila terdapat luka bakar, maka lakukan langkah berikut
- Jauhkan korban dari sumber api
- Pastikan korban dapat bernafas dengan normal
- Hindari memecahkan luka bakar yang melepuh
- Siram luka bakar dengan air bersih yang mengalir
apabila terdapat patah tulang, maka lakukan langkah berikut
- Tanda-tanda patah tulang:
- Terdapat kelainan bentuk pada tungkai atau lengan korban
- Patah tulang dapat terbuka yaitu tulang terlihat keluar atau pun
tertutup.
- Hati-hati saat memindahkan korban, berikan pertolongan dengan
cara membuat tungkai/lengan yang patah tidak bergeser.

Langkah kelima : memindahkan korban


Pemindahan pada setiap korban yang tidak sadarkan diri harus
dilakukan oleh minimal 3 orang penolong dengan tangan sebagai
tumpuan untuk mencegah cedera tidak bertambah parah.
Pindahkan korban seperti mengangkat jenazah, jangan memindahkan
korban seperti menenteng atau menjinjing,
Posisi Penolong pada saat memindahkan korban adalah, satu orang
pada bagian atas meliputi kepala sampai bahu, kemudian 1 orang
bagian tengah meliputi bagian punggung sampai pantat dan 1 orang
selanjutnya bagian bawah mulai dari lutut sampai mata kaki.
Hindari posisi korban menggantung terutama bagian leher/kepala.

Anda mungkin juga menyukai