Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI TARIK BAJA

Oleh :

1. Afif Fachrudin (431202327)

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2013
Definisi Inflasi

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara


umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga
merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari
suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap
tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat
perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus
dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan
adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan
hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10%
setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan
hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100%
setahun.

Contoh permasalahan Inflasi :

 Kenaikan BBM di indonesia


Sebagaimana yang kita ketahui, saat ini bangsa kita sedang mengalami masalah naiknya
harga bahan bakar minyak. Ini dikarenakan permintaan masyarakat akan BBM yang
membubung tinggi sementara penyediaan barang mengalami kekurangan yang membuat
harga barang tersebut menjadi naik dan timbulnya inflasi. Kenaikan harga BBM memperberat
beban hidup masyarakat terutama mereka yang berada di kalangan bawah dan juga para
pengusaha, karena kenaikan bbm menyebabkan turunnya daya beli masyarakat dan itu akan
mengakibatkan tidak terserapnya semua hasil produksi banyak perusahaan sehingga akan
menurunkan tingkat penjualan yang pada akhirnya juga akan menurunkan laba perusahaan.
Naiknya harga BBM di indonesia diawali oleh naiknya harga minyak dunia. yang
membuat pemerintah tidak dapat menjual BBM kepada masayarakat dengan harga yang sama
dengan harga sebelumnya, karena hal itu dapat menyebabkan pengeluaran APBN untuk
subsidi minyak menjadi lebih tinggi. Maka pemerintah mengambil langkah untuk menaikkan
harga BBM.
Dan untuk mengimbangi masalah melonjaknya harga BBM setiap tahunnya,
pemerintah mengeluarkan kebijakan subsidi BBM. Kebijakan subsidi BBM (Bahan Bakar
Minyak) bertujuan mengatasi kelebihan beban APBN. Sebab jika tidak, APBN dipastikan
akan mengalami penurunan yang berdampak langsung pada mandeknya pembangunan
nasional.
Setelah sekian lama kebijakan subsidi BBM dijalankan , timbul berbagai kontravensi untuk
segera menghentikan kebijakan subsidi bbm, karena setelah di lihat-lihat ternyata kebijakan
subsidi ini tidak berjalan efektif dan jauh dari tujuan semula. Karena selama ini pemerintah
terus memberi subsidi untuk BBM yang dikeluarkan dari APBN. Subsidi bbm yang
melambung tinggi dan terus menekan APBN menyebabkan perekonomian indonesia semakin
parah.

Definisi Deflasi
Dalam ekonomi, deflasi adalah suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh
dan nilai uang bertambah Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat
banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya
jumlah uang yang beredar. Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan
tingkat suku bunga.

Contoh permasalahan Deflasi :

 Kota Banda Aceh yang merupakan sentra ekoonomi di Provinsi NAD, telah
mengalami deflasi sebesar 0,82 persen yang ditandai dengan turunnya indeks harga
konsumen (IHK) dari 127,39 menjadi 126,35. Sementara itu, sentra ekonomi terbesar kedua
di Aceh, yaitu Kota Lhokseumawe mengalami deflasi sebesar 0,88 persen atau penurunan
IHK dari 134,27 menjadi 133,09.Sehingga secara agregat untuk Provinsi Aceh juga
mengalami deflasi sebesar 0,85 persen atau terjadi penurunan IHK dari 130,66 menjadi
129,55
Dalam kasus Aceh, penyebab paling utama adalah missed priority pemerintahan Aceh
dalam meletakkan pondasi ekonomi kerakyatan dimana pemberdayaan rakyat sebagai
subjek/pelaku utama ekonomi tidak dipedulikan oleh pemerintahan.Pemerintahan Aceh
cenderung berkutat pada kebijakan-kebijakan sektoral dan bersifat protokoler dalam
membuat perda/qanun. Sementara pemberdayaan perekonomian rakyat kerap kali
ditinggalkan dengan hanya menggelontorkan sejumlah dana instan yang bersifat
populis. Prioritas pemerintahan Aceh hanya berkutat pada hal-hal protokoler seperi qanun
Wali Nanggroe dan Identitas Aceh bukan kesejahteraan dan perbaikan taraf hidup
masyarakat. Oleh karenanya perlu adanya perubahan arah kebijakan dengan menempatkan
kesejahteraan masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan sebagai prioritas untuk dibangun
terlebih dahulu.

Devaluasi

Devaluasi adalah menurunnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar


negeri. Jika hal tersebut terjadi, biasanya pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata
uang dalam negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya
nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada
kebijakan pemerintah.

Contoh permasalahan Devaluasi :

 Hutang Ali US$1 juta. Apabila ia bayar hutangnya sebelum 15 November 1978, ia
harus membeli US$ dengan kurs US$ 1 = Rp 400,00. jadi Ali harus mengeluarkan Rp 400
juta. Namun, apabila ia harus membayar hutangnya setelah 15 November 1978, Ali harus
mengeluarkan Rp 650 juta ini berarti, devaluasi mengakibatkan hutang Ali bertambah dalam
nilai Rupiah sebesar Rp250 juta. “tambahan” utang  ini dapat mendorong Ali untuk
menaikkan harga barang.

Revaluasi

Revaluasi adalah meningkatnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar


negeri. Jika hal tersebut terjadi, maka pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang
dalam negeri tetap stabil. Istilah revaluasi lebih sering dikaitkan dengan meningkatnya nilai
uang suatu negara terhadap nilai mata uang asing. Revaluasi juga merujuk kepada kebijakan
pemerintah.
Contoh permasalahan Revaluasi :

 Pada tanggal 21 Juli 2005, kurs Renminbi (mata uang RRC) terhadap Dolar Amerika


Serikat (USD-CNY) dipatok ulang dari sebelumnya 8,28 yuan menjadi 8,11 yuan untuk 1 US
dollar.

Apresiasi

Apresiasi adalah suatu proses peningkatan nilai mata uang dalam negeri yang
disebabkan oleh adanya mekanisme perdagangan.

Contoh permasalahan Apresiasi :

 Jika rupiah apresiasi terhadap US dollar dari 9.500 menjadi 8.500. Hal ini berarti
bahwa lebih sedikit rupiah yang diperlukan untuk dapat memperoleh 1 US dollar. Apresiasi
rupiah mengisyaratkan adanya penurunan exchange rate atau turunnya harga mata uang
asing.

Depresiasi

Depresiasi adalah suatu proses penurunan nilai mata uang dalam negeri yang
disebabkan oleh adanya mekanisme perdagangan.

Contoh permasalahan Depresiasi :

 Jika rupiah depresiasi terhadap US dollar dari  8.000 menjadi 9.000. Ini berarti bahwa
lebih banyak rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh 1 US dollar. Depresiasi rupiah
mengimplikasikan adanya kenaikan exchange rate atau meningkatnya harga mata uang asing.

Sanering

Sanering adalah pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang.


Hal yang sama tidak dilakukan pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat
menurun.
Contoh permasalahan Sanering :

 Misalnya negara memberlakukan kebijakan sanering Rp. 1.000,- menjadi   Rp. 1.


Sebelum sanering uang Rp 1.000 dapat membeli beras 1 kg, setelah diberlakukan
sanering  uang Rp 1 ternyata tidak cukup lagi untuk membeli 1 kg beras.
Salah satu peristiwa sanering yang traumatis bagi bangsa Indonesia terjadi pada tahun
1965. Kerugian besar akibat sanering tersebut dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Para
pedagang dan produsen tidak bisa membeli/memproduksi barang lagi karena modalnya
terpangkas, akibatnya supply barang berkurang. Saat demand barang tetap, sementara daya
beli menurun, maka inflasi justru memburuk. 

Anda mungkin juga menyukai