Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas laporan mengenai
Jenis-Jenis Trauma dan Penatalaksanaan pada Patah Tulang dan Tersedak.
Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan tugas ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan dari orang tua serta rekan-rekan sehingga kendala-kendala yang
kami hadapi dapat teratasi.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa kebidanan. Kami sadar
bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.

Sumedang, Maret 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Fraktur ......................................................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian ............................................................................................................ 3
2.1.2 Penyebab Fraktur ................................................................................................. 3
2.1.3 Jenis-Jenis Fraktur ............................................................................................... 4
2.1.4 Diagnosa .............................................................................................................. 4
2.1.5 Penanganan .......................................................................................................... 5
2.1.6 Penatalaksanaan Medis ........................................................................................ 6
2.2 Tersedak .................................................................................................................... 11
2.2.1 Pengertian .......................................................................................................... 11
2.2.2 Penyebab ............................................................................................................ 11
2.2.3 Jenis-jenis Tersedak ........................................................................................... 11
2.2.4 Penanganan ........................................................................................................ 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 20
3.1 Simpulan ................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian trauma secara umum adalah luka atau jejas baik fisik maupun psikis.
Trauma dengan kata lain disebut injury atau wound, dapat diartikan sebagai kerusakan
atau luka yang biasanya disebabkan oleh tindakan-tindakan fisik dengan terputusnya
kontinuitas normal suatu struktur. Trauma juga diartikan sebagai suatu kejadian tidak
terduga atau suatu penyebab sakit, karena kontak yang keras dengan suatu benda.
Berdasarkan penyebabnya trauma diklasifikasikan menjadi 4 macam yaitu,
trauma mekanik, trauma thermis, trauma chemis, dan trauma elektrik. Namun pada
makalah ini akan lebih dijelaskan mengenai trauma mekanik.
Trauma mekanik mengacu pada luka tubuh atau kejutan yang dihasilkan oleh
cedera fisik tiba-tiba, seperti dari kekerasan atau kecelakaan. Hal ini juga dapat
digambarkan sebagai luka fisik atau cedera, seperti fraktur dan tersedak. Trauma dapat
mengakibatkan komplikasi sekunder seperti kejutan peredaran darah, kegagalan
pernafasan dan kematian. Resusitasi pasien trauma sering melibatkan beberapa
prosedur manajemen. Trauma adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia
keenam, akuntansi untuk 10% dari semua kematian, dan merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang serius dengan biaya sosial dan ekonomi yang signifikan.
Fraktur merupakan trauma mekanik yang terjadi pada tulang atau disebut juga
patah tulang. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan
yang berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.1
Begitu pula dengan tersedak yang merupakan trauma mekanik yang terjadi pada
saluran pernapasan dimana terdapat benda asing yang masuk ke saluran pernapasan dan
menghalangi jalan napas.2

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Fraktur
1. Apa yang dimaksud dengan fraktur?
2. Apa saja penyebab fraktur?
3. Apa saja jenis-jenis fraktur?
4. Bagaimana penanganan bidan terhadap pasien fraktur?
b. Tersedak
1. Apa yang dimaksud dengan tersedak?
2. Apa saja penyebab tersedak?
3. Apa saja jenis-jenis tersedak?
4. Bagaimana penanganan bidan terhadap pasien tersedak?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Fraktur
1. Untuk mengetahui definisi fraktur.
2. Untuk mengetahui penyebab fraktur.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis fraktur.
4. Untuk mengetahui penanganan bidan terhadap pasien fraktur.
b. Tersedak
1. Untuk mengetahui definisi tersedak.
2. Untuk mengetahui penyebab tersedak.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis tersedak.
4. Untuk mengetahui penanganan bidan terhadap pasien tersedak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fraktur
2.1.1 Pengertian
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.4 Rusaknya kontinuitas tulang
ini dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu
seperti degenerasi tulang atau osteoporosis (Anonim , 2011).
2.1.2 Penyebab Fraktur
Penyebab fraktur adalah trauma yang mengenai tulang, dimana trauma tersebut
kekuatannya melebihi kekuatan tulang, dan mayoritas fraktur akibat kecelakaan lalu
lintas. Trauma-trauma lain adalah jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja, cidera
olahraga. Trauma bisa terjadi secara langsung dan tidak langsung. Dikatakan langsung
apabila terjadi benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur di tempat itu, dan
secara tidak langsung apabila titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur
berjauhan.7
Menurut Sachdeva (1996), penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Cedera traumatik
Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh :
1. Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang
patah secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang
dan kerusakan pada kulit diatasnya.
2. Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi
benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan menyebabkan fraktur
klavikula.
3. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang kuat.
b. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma
minor dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada berbagai keadaan
berikut :
1. Tumor tulang (jinak atau ganas): pertumbuhan jaringan baru yang tidak
terkendali dan progresif.

3
2. Infeksi seperti osteomielitis: dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau
dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan sakit nyeri.
3. Rakhitis: suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D
yang mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan oleh
defisiensi diet, tetapi kadang-kadang dapat disebabkan kegagalan absorbsi
Vitamin D atau oleh karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah.
c. Secara spontan: disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada
penyakit polio dan orang yang bertugas dikemiliteran.
Tulang yang mengalami fraktur biasanya diikuti kerusakan jaringan disekitarnya,
seperti di ligamen, otot tendon, persyarafan dan pembuluh darah, oleh karena itu pada
kasus fraktur harus ditangani cepat, dan perlu dilakukan tindakan operasi. Tanda dan
Gejala :
a) Nyeri hebat ditempat fraktur
b) Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah
c) Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti: fungsi berubah, bengkak, sepsis
pada fraktur terbuka dan deformitas.
2.1.3 Jenis-Jenis Fraktur
1) Fraktur komplit: garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui
kedua korteks tulang.
2) Fraktur tidak komplit: garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang.
3) Fraktur terbuka: bila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur
dengan udara luar atau permukaan kulit.
4) Fraktur tertutup: bilamana tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan
udara luar atau permukaan kulit (Rahmad, 1996).
2.1.4 Diagnosa
a. Anamnesis
Bila tidak ada riwayat trauma, berarti fraktur patologis. Trauma harus
diperinci kapan terjadinya, di mana terjadinya, jenisnya, berat-ringan trauma, arah
trauma, dan posisi pasien atau ekstremitas yang bersangkutan (mekanisme
trauma). Jangan lupa untuk meneliti kembali trauma di tempat lain secara
sistematik dari kepala, muka, leher, dada, dan perut.4

4
b. Pemeriksaan Umum
Dicari kemungkinan komplikasi umum seperti syok pada fraktur multipel,
fraktur pelvis, fraktur terbuka, tanda-tanda sepsis pada fraktur terbuka yang
mengalami infeksi.4
c. Pemeriksaan Fisik
Menurut Rusdijas (2007), pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk fraktur
adalah:
- Look (inspeksi): bengkak, deformitas, kelainan bentuk.
- Feel/palpasi: nyeri tekan, lokal pada tempat fraktur.
- Movement/gerakan: gerakan aktif sakit, gerakan pasif sakit krepitasi.
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang penting untuk dilakukan adalah “pencitraan”
menggunakan sinar Rontgen (X-ray) untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi
keadaan dan kedudukan tulang, oleh karena itu minimal diperlukan 2 proyeksi
yaitu antero posterior (AP) atau AP lateral. Dalam keadaan tertentu diperlukan
proyeksi tambahan (khusus) atau indikasi untuk memperlihatkan patologi yang
dicari, karena adanya superposisi. Untuk fraktur baru indikasi X-ray adalah untuk
melihat jenis dan kedudukan fraktur dan karenanya perlu tampak seluruh bagian
tulang (kedua ujung persendian).
2.1.5 Penanganan
Tujuan pengobatan fraktur adalah untuk menempatkan ujung-ujung dari patah
tulang supaya satu sama lain saling berdekatan, selain itu menjaga agar tulang tetap
menempel sebagaimana mestinya. Proses penyembuhan memerlukan waktu minimal 4
minggu, tetapi pada usia lanjut biasanya memerlukan waktu yang lebih lama. Setelah
sembuh, tulang biasanya kuat dan kembali berfungsi.5
Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat penting untuk melakukan
pemeriksaan terhadap jalan napas (airway), proses pernafasan (breathing), dan sirkulasi
(circulating), apakah terjadi syok atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada masalah
lagi, baru lakukan amnesis dan pemeriksaan fisik secara terperinci. Waktu terjadinya
kecelakaan penting ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di RS, mengingat
golden period 1-6 jam, bila lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi semakin besar.
Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara cepat, singkat dan lengkap.
Kemudian, lakukan foto radiologis. Pemasangan bidai dilakukan untuk mengurangi

5
rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak
selain memudahkan proses pembuatan foto.
Penatalaksanaan fraktur telah banyak mengalami perubahan dalam waktu sepuluh
tahun terakhir ini. Traksi dan spica casting atau cast bracing mempunyai banyak
kerugian karena waktu berbaring lebih lama, meskipun merupakan penatalaksanaan
non-invasif pilihan untuk anak-anak. Oleh karena itu tindakan ini banyak dilakukan
pada orang dewasa.4
2.1.6 Penatalaksanaan Medis
Empat tujuan utama dari penanganan fraktur adalah :
1. Untuk menghilangkan rasa nyeri.
Nyeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri, namun karena
terluka jaringan disekitar tulang yang patah tersebut. Untuk mengurangi nyeri
tersebut, dapat diberikan obat penghilang rasa nyeri dan juga dengan tekhnik
imobilisasi (tidak menggerakkan daerah yang fraktur). Tekhnik imobilisasi
dapat dicapai dengan cara pemasangan bidai atau gips.
a. Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.

Bidai adalah alat yang digunakan dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang
yang patah.
Hal yang harus diperhatikan:
 Bidai harus dapat mempertahankan kedudukan 2 sendi tulang di dekat tulang yang
patah.
 Tidak boleh terlalu kencang/ketat, karena akan merusak tubuh.

6
Alat:
 Kain/selendang
 Papan/triplek
Jenis dan cara pembidaian

Kain segitiga (mitella) sebagai alat untuk menggendong anggota badan atas (tangan) jika
terluka/cidera.

Fiksasi dengan kain segitiga (mitella) untuk menahan sendi-sendi bahu yang terluka-cidera
tulang.

7
Langkah-langkah pembidaian
1. Buka pakaian yang menutup bagian anggota tubuh yang akan di bidai.
2. Lakukan pemeriksaan status vaskuler (denyut nadi dan pengisisan kapiler) serta status
motorik dan sensorik di distal trauma.
3. Tutup semua luka dengan kasa steril atau dengan kain yang bersih.
4. Jangan memindahkan atau menggerakan anggota gerak sebelum melakukan
pembidaian.
5. Pada kasus fraktur, pembidaian harus mencakup dua sendi di bagian proksimal dan
distal dari fraktur tersebut.
6. Pada trauma sendi, pembidaian harus mencakup tulang di sebelah proksimal dan
distal sendi.
7. Semua bidai harus diberi bantalan lunak agar tidak merusak bagian jaringan lunak
(otot) sekitarnya.

8
8. Selama pembidaian anggota gerak harus di topang dengan tangan untuk menghindari
trauma lebih lanjut.
9. Jika terjadi deformitas (berubah bentuk), lekukan traksi (penarikan) untuk
memulihkan kesejajaran anggota gerak (realignement).
10. Jika terdapat tahanan saat dilakukan traksi, pembidaian dilakukan pada posisi apa
adanya.
11. Pembidaian trauma tulang belakang dilakukan dengan prinsip neural in-line pposition.
12. Jika ragu-ragu apakah terjadi patah tulang/fraktur, dislokasi tetap lakukan
pembidaian.
Bila keadaan penderita stabil dan luka telah diatasi, fraktur dapat dimobilisasi
dengan salah satu cara dibawah ini:
a. Traksi
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk
menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan traksi adalah
untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam usaha untuk
memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan. Traksi menggunakan
beban untuk menahan anggota gerak pada tempatnya. Tapi sekarang sudah jarang
digunakan. Traksi longitudinal yang memadai diperlukan selama 24 jam untuk
mengatasi spasme otot dan mencegah pemendekan, dan fragmen harus ditopang di
posterior untuk mencegah pelengkungan. Traksi pada anak-anak dengan fraktur
femur harus kurang dari 12 kg, jika penderita yang gemuk memerlukan beban yang
lebih besar.

9
b. Penyembuhan Fraktur
Penyembuhan fraktur dibantu oleh pembebanan fisiologis pada tulang,
sehingga dianjurkan untuk melakukan aktifitas otot dan penahanan beban secara
lebih awal. Tujuan ini tercakup dalam tiga keputusan yang sederhana: reduksi,
mempertahankan dan lakukan latihan.
Menurut (Carter, 2003) jika satu tulang sudah patah, jaringan lunak di sekitarnya
juga rusak, periosteum terpisah dari tulang, dan terjadi perdarahan yang cukup berat
dan bekuan darah akan terbentuk pada daerah tersebut. Bekuan darah akan membentuk
jaringan granulasi didalamnya dengan sel-sel pembentuk tulang primitif (osteogenik)
dan berdiferensiasi menjadi krodoblas dan osteoblas. Krodoblas akan mensekresi
posfat, yang merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus) disekitar
lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapisan kalus dari
fragmen tulang dan menyatu. Penyatuan dari kedua fragmen terus berlanjut sehingga
terbentuk trebekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi
lokasi fraktur.3

10
2.2 Tersedak
2.2.1 Pengertian
Tersedak merupakan suatu kegawat daruratan yang sangat berbahaya, karena
dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau menyeluruh
sehingga hanya dalam hitung menit klien akan kehilangan reflek nafas, denyut jantung
dan kematian secara permanent dari batang otak, dalam bahasa lain kematian dari
individu tersebut. Berikut adalah penjelasan mengenai tersedak dan penangannya.
Tersedak menyebabkan tersumbatnya saluran pernapasan di sekitar tenggorokan
(laring) atau saluran pernapasan (trakea). Aliran udara menuju paru-paru pun terhambat
sehingga aliran darah yang menuju otak dan organ tubuh lain terputus. Karena itu
perlu dilakukan tindakan pertama yang efektif untuk menyelamatkan nyawa dengan
tindakan.
2.2.2 Penyebab
Penyebab bayi atau anak tersedak antara lain: makanan/ minuman, benda-benda
kecil, mainan kecil (seperti: koin, kelereng), dan bedak tabur.6
2.2.3 Jenis-jenis Tersedak
Pada dasarnya kita mengenal 2 jenis tersedak.
1. Tersedak sebagian (partial/mild) artinya benda asing yang masuk hanya
menyumbat sebagian dari jalan napas, masih ada sedikit celah untuk masuknya
udara.
2. Tersedak Total (total blockage/severe) adalah dimana benda asing yang masuk
sudah menutup semua bagian jalan napas korban, sehingga korban menjadi
jatuh tidak sadarkan diri. Pada sesi kita akan membahas penanganan tersedak
pada korban yang masih sadar dan tidak sadar.
Pengenalan dini akan tanda-tanda tersedak merupakan langkah awal untuk
suksesnya penanganan tersedak. Penting untuk membedakan kondisi ini dari sakit-sakit
yang lain seperti asma, serangan jantung, stroke atau kondisi sakit lain yang
menyebabkan gangguan pernapasan.
Berikut cara membedakan antara tersedak yang “mild” (ringan/ sebagian) dan
“severe” (berat/ total):
Tersedak yang ringan:
 Masih ada pertukaran udara
 Korban masih sadar dan dapat batuk sekeras-kerasnya

11
Tersedak yang berat:
 Buruknya pertukaran udara terhadap si korban
 Masih bisa batuk, tapi lemah atau tidak dapat batuk sama sekali
 Napas bertambah cepat
 Tidak dapat berbicara
 Memegang leher (tanda universal dari tersedak)
 Tidak dapat memasukkan udara/ menarik napas dengan baik
2.2.4 Penanganan
A Penanganan Tersedak Untuk Anak Usia >1 Tahun-Dewasa Yang Masih Sadar.
Untuk Tersedak Ringan:
Jika korban masih bisa batuk. anjurkan korban untuk batuk terus menerus
sekeras-kerasnya
Yang tidak boleh Anda lakukan:
– Memberi minum pada korban (jalan napas hanya boleh dilalui oleh udara)
– Memasukkan jari ke dalam mulut sebagai usaha untuk mengeluarkan
benda asing
Untuk Tersedak Berat:
1. Tanyakan kepada korban “Apakah Anda tersedak?”, sekilas langkah ini
terlihat agak rancu dan tidak mungkin dilakukan. Tetapi hal ini dilakukan
untuk membedakan antara tersedak dan penyakit lain yang menyebabkan
gawat napas.
2. Lakukan abdominal thrust (Heimlich manuever) selama beberapa kali sampai
benda asing keluar atau sampai korban menjadi tidak sadar. Untuk
pengananan korban tersedak yang tidak sadar membutuhkan teknik yang
berbeda.
B Perawatan pada bayi dan anak tersedak adalah:
1. Bayi sadar
a. Perhatikan bayi untuk mengetahui apakah ia mengalami kesulitan bernafas
b. Bila bayi tidak bernafas, lakukan tindakan ini dengan segera:
 Posisikan bayi menelungkup diatas lengan bawah. Pegang kepala dan leher
bayi dengan kuat menggunakan satu tangan. Bila bayi besar, dapat
disokong berat badannya diatas paha.
 Beri lima sentakan cepat diantara dua belikat bayi dengan telapak tangan

12
c. Bila tindakan ini tidak mengeluarkan benda asing tersebut, berikan lima
sentakan di dada:
 Tarik garis imajinasi yang menghubungkan kedua puting bayi
 Tempatkan jari pada tulang dada, selebar satu jari dibawah garis imajinasi
 Dengan telunjuk dan jari tengah, beri dorongan lurus ke bawah pada tulang
dada sedalam 1,25 sampai 2,5 cm
d. Ulangi langkah b dan c sampai jalan nafas bersih dan bayi mulai bernafas atau
bayi menjadi tidak sadar. Bila bayi menjadi tidak sadar, hubungi nomor
telepon darurat segera.
2. Bayi menjadi tidak sadar
a. Bila bayi menjadi tidak sadar, tempatkan bayi dipermukaan bayi
dipermukaan datar yang keras dan cari bantuan.
b. Periksa bagian dalam mulut bayi untuk melihat apakah ada benda asing
didalamnya
c. Buka mulut bayi dengan ibu jari dan jari-jari anda untuk memegang lidah dan
rahang bawah dan tengadah dengan perlahan.
d. Bila anda melihat adanya benda asing, lakukan penyapuan dengan jari. Hati-
hati agar tidak mendorongnya lebih jauh kedalam tenggorok. Bila tidak ada
benda asing yang terlihat, jangan membersihkan mulut.
e. Bila bayi juga tidak bernafas, posisikan kepala bayi dengan tepat dan buka
jalan nafasnya.
f. Jika terjadi muntah, bersihkan dulu mulut anak sebelum anda memberi nafas
buatan.
g. Lakukan RJP (RJP)
3. Bila anak sadar dan dapat duduk dan berdiri
a. Tanyakan pada anak apakah ia tersedak. Periksa apakah ia dapat berbicara
atau bersuara. Bila anak tidak dapat bersuara, lakukan tindakan kedaruratan.
b. Berdiri atau berlutut dibelakang anak
c. Lingkarkan kedua tangan anda pada pinggang anak. Kapalkan satu tangan
anda.
d. Tempatkan kepalan tangan anda dengan kekeuatan cukup. Teruskan sentakan
sambil meminta bantuan.

13
e. Lanjutkan tindakan sampai objek keluar dan bantuan tiba. Bila anak menjadi
tidak sadar hubungi telpon kedaruratan.
4. Bila anak berbaring
a. Bila anak berada dilantai tanyakan apakah anak baik-baik saja. Bila anak
tidak dapat bicara tempatkan anak telentang pada permukaan datar.
b. Berlutut di lantai pada bagian kaki anak. Pada anak yang lebih besar anda
dapat menunggangi kedua kakinya.
c. Tempatkan telapak satu tangan pada abdomen anak tepat dibawah pusar.
Pastikan anda menempatkan tangan dengan benar dibawah tulang dada anak.
d. Tempatkan tangan anda yang lain diatas tangan anda yang pertama dan tekan
abdomen anak dengan sentakan cepat.
e. Ulangi sentakan sampai objek keluar atau anak menjadi tidak sadar. Bila
anak tidak sadar hubungi telepon kedaruratan.

14
Melakukan Heimlich manuever
1) Berikut ini merupakan langkah-langkah melakukan Heimlich manuever:
a. Berdiri atau berlutut di belakang korban (posisikan tubuh Anda sesuai
dengan tinggi tubuh korban, pada pasien anak kemungkinan Anda harus
berlutut.
b. Kepalkan salah satu telapak tangan Anda
c. Letakkan kepalan tangan Anda dengan arah ibu jari menempel ke dinding
perut korban, posisikan kepalan tangan Anda 2 jari di atas pusat (pusat selalu
sejajar dengan tulang pinggul atas), Anda tidak memposisikan kepalan
tangan Anda di ulu hati.
d. Kencangkan kepalan tangan Anda dengan tangan satunya sehingga kedua
lengan Anda melingkar di perut korban.
e. Lakukan penekanan ke arah belakang dan atas sampai benda asing keluar
atau sampai korban menjadi jatuh tidak sadar.

2) Abdominal thrust atau heimlich maneuver


Jika korban tersedak adalah wanita hamil atau orang dewasa yang terlalu
gemuk (obesitas) kita bisa melakukan pilihan lain dengan melakukan “chest
thrust” yaitu dengan meletakkan kepalan tangan Anda di tengah-tengah tulang
dada

15
Pengganti heimlich manuever pada korban wanita hamil
Penanganan Tersedak Untuk Anak Usia >1Tahun – Dewasa Yang Tidak Sadar
Jika korban menjadi jatuh tidak sadar lakukan langkah-langkah berikut:
a. Panggil bantuan medis segera
b. Buka jalan napas korban (AIRWAY), jika Anda dapat melihat benda asing
lakukan finger swab atau sapuan jari untuk mengeluarkan benda asing
c. Segera lakukan CPR/ RJP. Perbedaannya dengan CPR biasa adalah setelah
melakukan 30 kali kompresi dada, periksalah mulut korban terlebih dahulu
sebelum memberikan 2 kali napas bantuan.
a. Anda telah sukses menangani korban tersedak yang tidak sadar jika Anda
sudah melihat tanda-tanda berikut:
d. Anda melihat dada nya naik ketika memberikan bantuan napas
e. Melihat benda asing keluar dari mulut korban.
a. Lakukan langkah-langkah berikut ini jika Anda sudah berhasil menangani
korban tersedak. Karena ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi setelah
benda asing keluar dari mulut korban:
f. Berikan 2 kali napas
g. Lihat respons korban (batuk, muntah, pergerakan) jika Anda terlatih untuk
memeriksa nadi, maka periklsah nadi di leher korban selama 10 detik saja.
h. Jika nadi tidak teraba dan korban juga tidak bernapas, lanjutkan CPR dan
pasang AED segera (jika tersedia). Jika nadi ada tetapi napas tidak ada maka
berikanlah bantuan napas saja selama 2 menit, dalam 1 menit Anda harus
memberikan 10 kali napas (jadi jeda antara napas adalah 6 detik). Setelah 2
16
menit periksalah apakah napasnya sudah ada atau belum, jika korban sudah
bernapas normal posisikan korban miring (posisi pemulihan) sambil
menunggu bantuan datang.
Penanganan Tersedak Untuk Bayi (<1 Thn)
Penanganan tersedak untuk bayi tentunya berbeda dengan anak yang berusia lebih
dari 1 tahun. Kita tidak bisa melakukan penekanan perut (Heimlich manuever) pada
bayi karena akan mencederai organ dalam yaitu hati. Penanganan tersedak untuk
bayi terdiri atas kombinasi penekanan dada (chest thrust) dan tepukan punggung
(back slaps).
Berikut ini merupakan langkah-langkah pertolongan tersedak terhadap bayi yang
masih sadar:
a. Gendonglah bayi dengan posisi Anda duduk atau berlutut.
b. Buka pakaian bayi.
c. Gendong bayi dengan posisi wajah ke bawah telungkup di atas pangkuan
tangan Anda. Buat kepala bayi lebih rendah dari kakinya. Sangga kepala dan
rahang bawah bayi menggunakan tangan Anda (hati-hati untuk tidak
menekan leher bayi, karena ini akan menyebabkan tersumbatnya saluran
napas.
d. Berikan 5 kali tepukan di punggung (tepuklah dipunggung, antara 2 tulang
belikat bayi, jangan menepuk di tengkuk!). Gunakan pangkal telapak tangan
Anda ketika memberikan tepukan.
e. Setelah memberikan 5 kali tepukan punggung, sanggalah leher belakang bayi
Anda dengan tangan dan balikkan tubuh bayi sehingga dalam posisi
terlentang. Buat posisi kepala bayi lebih rendah dari kakinya.
f. Lakukan 5 kali penekanan dada (lokasi penekanan sama dengan posisi
penekanan dada pada proses CPR yaitu di tengan-tengan tulang dada/ di
bawah garis imajiner antara 2 puting susu bayi). Hanya gunakan2 jari saja
(jari telunjuk dan jari tengah untuk melakukan chest thrust.
g. Ulangi langkah No. 4,5,6 di atas sampai benda asing keluar dari mulut bayi
atau bayi menjadi tidak sadar.

17
Technic Back Slaps atau tepuk punggung

Technic Chest Thrust atau Tekan Dada

Jika benda asing belum bisa keluar dan bayi Anda menjadi tidak sadar (bayi terkulai
lemas, tidak ada pergerakan, bibir membiru, tidak dapat menangis atau
mengeluarkan suara) penanganan nya adalah sebagai berikut:
a. Baringkan bayi di atas permukaan yang rata dan keras.
b. Buka jalan napas bayi (mulut bayi) dan lihat apakah benda asing terlihat atau
tidak. Jika terlihat ambil dengan menggunakan sapuan jari Anda. Jika Anda
tidak melihatnya JANGAN lakukan “blind finger swab” / mengkorek-korek
mulut bayi dengan tujuan untuk mencari benda asing tersebut.
c. Jika benda asing tidak terlihat lakukan langkah selanjutnya yaitu lakukanlah
CPR yang terdiri dari 30 kali penekanan dada diikuti 2 kali
napas. Tetapi,perbedaan CPR korban tersedak dengan korban biasa adalah

18
setiap Anda selesai melakukan 30 kali penekanan dada periksalah dahulu
mulut bayi sebelum memberikan 2 kali bantuan napas.
d. Jika setelah 5 kali siklus CPR, benda asing masih belum dapat keluar dan
bayi masih belum sadar. Panggil bantuan medis segera, kemudian lanjutkan
CPR Anda sampai bantuan medis datang atau benda asing nya keluar.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau
tulang rawan. Penyebab fraktur adalah trauma yang mengenai tulang, dimana trauma
tersebut kekuatannya melebihi kekuatan tulang, dan mayoritas fraktur akibat kecelakaan
lalu lintas. Jenis fraktura, yaitu: Fraktur komplit: garis patah melalui seluruh penampang
tulang atau melalui kedua korteks tulang; Fraktur tidak komplit: garis patah tidak melalui
seluruh penampang tulang.; Fraktur terbuka: bila terdapat luka yang menghubungkan
tulang yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit.; Fraktur tertutup: bilamana
tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit.
Tersedak merupakan suatu kegawat daruratan yang sangat berbahaya, karena
dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau menyeluruh
sehingga hanya dalam hitung menit klien akan kehilangan reflek nafas, denyut jantung
dan kematian secara permanent dari batang otak, dalam bahasa lain kematian dari
individu tersebut. Penyebab bayi atau anak tersedak antara lain: makanan/ minuman,
benda-benda kecil, mainan kecil (seperti: koin, kelereng), dan bedak tabor. Jenis
tersedak, yaitu: Tersedak sebagian (partial/mild); Tersedak Total (total
blockage/severe). Pengenalan dini akan tanda-tanda tersedak merupakan langkah awal
untuk suksesnya penanganan tersedak. Penting untuk membedakan kondisi ini dari
sakit-sakit yang lain seperti asma, serangan jantung, stroke atau kondisi sakit lain yang
menyebabkan gangguan pernapasan.

20
21

Anda mungkin juga menyukai