Anda di halaman 1dari 6

Lima Imunisasi Dasar Lengkap

1. Vaksin BCG

Gambar 4. Vaksin BCG

Vaksin Bacillus Calmette-Guerin atau yang lebih dikenal dengan


singkatan vaksin BCG adalah vaksin beku kering yang mengandung
Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan.
Tiap ampul vaksinnya mengandung Bacillus Calmette Guerin hidup
1,5 miligram dan pelarutnya mengandung natrium klorida 0.9%.
Cara kerja vaksin BCG adalah merangsang tubuh membentuk
antibody terhadap tuberkulosa.
Vaksin yang telah dilarutkan diberikan secara intradermal, sebanyak
0,05 cc untuk bayi dibawah usia 1 tahun. Dan 0,1 cc untuk usia diatas 1
tahun.

16
Gunakan syringe dan jarum steril untuk setiap penyuntikan. Vaksin
BCG sensitif terhadap sinar ultraviolet, maka harus dilindungi dari sinar
matahari.

Jika setelah dilarutkan tidak segera digunakan maka disimpan pada


suhu antara +2C s/d +8C, selama maksimal 3 jam.

Caranya dengan penyuntikan intrakutan di lengan kanan atas


muskulus deltoid.

Vaksin BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. BCG


ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan.

Jika diberikan pada bayi usia lebih dari 3 bulan, lakukan tes mantoux
terlebih dahulu. Pada test mantoux hasilnya (-) maka boleh dilakukan vaksin
BCG.

Efek samping pemberian BCG:


1. Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat
penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras.
Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustula (gelembung berisi
nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini
akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan
meninggalkan jaringan parut
2. Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher,
tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang
dalam waktu 3-6 bulan.

17
2. Hepatitis B

Gambar 5. Vaksin hepatitis B

Merupakan vaksin virus Recombinan yang telah diinaktivasikan dan


bersifat non-infectious, berasal dari HbsAg yang dihasilkan dalam sel ragi
(Hansenula polymorphl) menggunakan teknologi DNA
rekombinan.Imunisasi ini digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
hepatitis.
Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar
suspensi menjadi homogen - Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1
buah HB PID, pemberian suntikkan secara intramuskuler, sebaiknya pada
anterolateral paha - Pemberian sebanyak 3 kali. Dosis pertama diberikan
pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1
bulan)
Terdapat efek samping dari pemberian vaksin hepatitis B. umumnya
berupa reaksi lokal yang ringan dan bersifat sementara. Kadang-kadang
menimbulkan demam ringan untuk 1-2 hari.

18
3. DPT
Ada dua jenis vaksin yaitu DTwP (whole-cell pertussis), DTaP
(acceluler pertussis) yang dipakai selama ini adalah DTwP.
Jadwal imunisasi dasar diberikan 3 kali. DTP-1 pada usia 2 bulan dan
DTP-2 san DTP-3 diberikan dengan interval 4-8 minggu (terbaik 8 minggu).
Diberikan secara intramuscular, anterolateral paha M. deltoid dengan dosis
0,5 cc.
efek samping yang dapat disebabkan oleh pemberian vaksin DPT
berupa bengkak, nyeri, kemerahan, demam > 38,5C, diare dan muntah. Dan
edukasi ibu atau keluarga pasien untuk tetap berikan Asi, mengompres bekas
suntikan dengan air dingin
kontraindikasi untuk vaksin pertussis adalah cerebral dan
neurological abnormality. Jadi jangan berikan dalam bentuk kombinasi tapi
secara terpisah yaitu DT tanpa pertussis dan HepB. Perlu waspada pada bayi
dengan riwayat kejang

4. Polio

Gambar 6. Vaksin polio

Terdapat 2 jenis vaksin polio yaitu Oral Poliomyelitis Vaccine (OPV)


dan Injection Poliomyelitis Vaccine (IPV). Diberikan secara bergantian dan
dapat diberikan bersamaan dengan DTP dan campak.

19
IVP dapat diberikan tersendiri ataupun kombinasi (DTaP/IVP,
DTaP/IVP/Hib).
Imunisasi polio dapat diberikan sebanyak 4 kali dengan interval 4-6
minggu dengan dosis 2 tetes (0,1ml). karena 1 vial berisi 1 ml ( 10 dosis)
maka sisa vaksin dapat dipakai selama 2 minggu. Setelah imunisasi boleh
makan dan minum seperti biasa, bila terjadi muntah segera diberikan lagi.
Pemberian bersamaan dengan vaksin hidup harus diberikan secara
terpisah.

5. Campak

Gambar 7. Vaksin campak

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya


penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular, ditandai
dengan panas, batuk, pilek, konjungtivitas dan ditemukan spesifek
enantemen (Kopliks spot), diikuti dengan erupsi makulopapular yang
menyeluruh. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan
dengan pelarut steril yang tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut. Dosis

20
pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas, pada
usia 9-11 bulan.
Efek samping yang dapat ditimbulkan adalah terjadinya ruam yang
timbul pada hari ke 7-10 sesudah imunisasi dan berlangsung selama 2-4 hari
pada tempat suntikan dan panas infeksi akut yang disertai demam lebih dari
38C, gangguan sistem kekebalan, alergi terhadap protein telur, pemakaian
obat imunosupresan, hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin,
wanita hamil.

21

Anda mungkin juga menyukai