Anda di halaman 1dari 24

PERSENTASI KASUS 1

MODUL TI
Kelompok 9
JUDUL: KAKI SAYA BENGKAK
DOKTER....
Seorang laki-laki berusia 29 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
kakinya bengkak. Dirasakan pada tungkai kiri dibawah lutut.

Pasien tinggal di daerah dengan banyak semak disekitarnya.

Sebelumnya pasien sering mengalami serangan demam yang diikuti dengan


pembengkakan di daerah inguinal. Keadaan ini berlangsung 2-5 hari dan
sembuh dengan sendirinya. Dalam 1 tahun dapat terjadi 3-4 kali serangan.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema non pitting pada tungkai kiri bawah
pasien, ditemukan limfadenitis dan pada pangkal paha kiri pasien didapatkan
sikatriks.

Key word: edema non pitting, sikatriks, limfadenitis.


TERMINOLOGI

Demam: keadaan suhu tubuh di atas suhu normal, yaitu 36,5oC-37,2oC.

Edema non pitting: edema yang tidak meninggalkan cekungan jika


ditekan.

Limfadenitis: peradangan pada satu atau beberapa kelenjar getah bening.

Sikatriks: terdiri atas jaringan tak utuh, relief kulit tidak normal,
permukaan kulit licin dan tidak terdapat adneksa kulit. Sikatriks dapat
atrofik, kulit mencekung dan dapat hipertrofik, yang secara klinis terlihat
menonjol karena kelebihan jaringan ikat.
ANALISIS MASALAH

Laki-laki, usia
29 tahun

Demam + Pemeriksaan fisik:


Kaki bengkak Banyak semak
pembengkakan
pd tungkai kiri di sekitar - Edema non pitting
di daerah
bawah lutut tempat tinggal
inguinal - Limfadenitis
- Sikatriks

Berlangsung 2-
5 hari dan
sembuh sendiri

Dalam 1 tahun
terjadi 3-4 kali
serangan
HIPOTESIS

Filariasis
FAKTOR RESIKO

Anak-anak ,saat usia pertumbuhan


Usia 20-30 tahun
Laki-laki > Wanita
ETIOLOGY
Parasit :
Wuchereria Bancrofti
Brugia Malayi
Brugia Timori
Nyamuk :
W. Bancrofti
o Culex Quinquefasciatus : perkotaan
o Anopheles : pedesaan
B. Malayi dan B. Timori
Anopheles barbirostris Anthrophilic
Anopheles Mansonia Anthrophilic dan zoophilic
PERIODISITAS

Menunjukkan adanya filarial di dalam darah tepi sehingga


memudahkan untuk mendeteksi
W. Bancrofti : Nokturnal dibelahan bumi bagian selatan dan non
periodic di daerah pasifik
B. Malayi & B. Timori : Nokturnal
Faktor yang mempengaruhi :
Tekanan zat asam dalam kapiler paru atau lingkaran hidup cacing
filaria
Aktivitas hospes, Irama sirkardian, jenis hospes, jenis parasite (secara
pasti mekanisme belum diketahui )
DAUR HIDUP PARASIT
mikrofilaria masuk ke Setelah 3 hari,
nyamuk menghisap
dalam lambung mikrofilaria
darah yang
nyamuk dan mengalami perubahan
mengandung
melepaskan bentuk menjadi larva
mikrofilaria
selubungnya stadium 1 (L1)

Hari ke 8-10 pada


spesies Brugia atau
Bila nyamuk yang hari ke 10-14 pada Setelah 6 hari larva
mengandung larva spesies Wuchereria, tumbuh menjadi larva
stadium 3 menggigit larva dalam nyamuk stadium 2 (L2)
manusia tumbuh menjadi larva (larva preinfektif)
stadium 3 (L3)
(larva infektif)

larva tersebut secara


aktif masuk melalui Di dalam tubuh
tumbuh menjadi larva
luka tusuk ke dalam hospes, larva
stadium 4, lalu stadium
tubuh hospes dan mengalami dua kali
5 atau cacing dewasa
bersarang di saluran pergantian kulit
limfe
DAUR HIDUP
HOSPES FILARIASIS
FILARIASIS DI INDONESIA
SEBARAN-VEKTOR- HOSPES
DEFINITIF
PATOLOGI
Kerusakan pembuluh getah bening (inflamasi) oleh cacing dewasa
Cacing dewasa hidup di pembuluh getah bening aferen atau sinus
kelenjar getah bening & menyebabkan pelebaran pembuluh getah
bening dan penebalan dinding pembuluh
(Efek langsung )Infiltrasi sel plasma, eosinophil & makrofag di dalam
dan sekitar pembuluh getah bening inflamasi proliferasi sel
endotel & jaringan penunjang berliku-likunya system limfatik &
kerusakan atau inkompetensi katup pembuluh getah bening
limfedema, perubahan kronis akibat statis bersama dengan edema
keras granulomatosa & proliferasi obstruksi total pembuluh
getah bening
(Respon Imun)Pembuluh-pembuluh tersebut akan tetap paten selama
cacin hidup, bila cacing mati rx granulomatosis dan fibrosis
obstruksi limfatik dan penurunan fungsi limfatik
BRUGAIA MALAYI DAN BRUGIA
TIMORI
Gejala Klinis

Stadium akut ditandai dengan serangan demam dan peradangan


saluran dan kelenjar limfe, yang hilang timbul berulang kali.
Limfadenitis pada kelenjar inguinal 1 sisi,berlangsung 2-5 hari
dan dapat sembuh tanpa pengobatan
Kadang-kadang menjalar ke paha menimbulkan
limfangitis,berupa garis merah, menjalar atau menimbulkan
infiltrasi di paha
Limfadenitis dapat pula berkembang menjadi bisul,pecah
menjadi ulkus. Ulkus pangkal paha ini, bila sembuh
meninggalkan bekas sebagai jaringan parut
Stadium kronis
Limfedema
Elephantiasis
Kelenjar limfe yang terkena :
- kelenjar limfe inguinal
- bagian medial tungkai
- ketiak
- bagian medial lengan
Elephantiasis pada lengan dan tungkai dibawah siku dan lutut, tidak
pernah kena alat kelamin. Tidak ada chyluria
PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSIS
1. DIAGNOSIS PARASITOLOGI
A. DETEKSI PARASIT YAITU DENGAN MENEMUKAN MIKROFILARIA DI DALAM DARAH,
CAIRAN HIDROKEL ATAU CAIRAN KILURIA
PADA PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH TEBAL DAN TEKNIK KONSENTRASI KNOTT ,
MEMBRAN FILTRASI. PENGAMBILAN
DARAH HARUS DILAKUKAN PADA MALAM HARI (SETELAH PUKUL 20.00) MENGINGAT
PERIODISITAS MIKROFILARIA
UMUMNYA NOCTURNA.

B. TEKNIK BIOLOGI MOLEKULER DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENDETEKSI PARASIT


MELALUI DNA PARASIT DENGAN
MENGGUNAKAN REAKSI RANTAI POLIMERASE (PCR) . TEKNIK INI MAMPU
MEMPERBANYAK DNA SEHINGGA DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK MENDETEKSI PARASIT PADA CRIPTIC INFECTION.

2. RADIODIAGNOSIS
- PEMERIKSAAN DENGAN ULTRASONOGRAFI (USG) PADA SKROTUM DAN KELENJAR GETAH
BENING INGUINAL PASIEN AKAN
MEMBERIKAN GAMBARAN CACING YANG BERGERAK-GERAK. PEMERIKSAAN INI HANYA
DAPAT DIGUNAKAN UNTUK INFEKSI
FILARIA OLEH WUCHERERIA BANCROFTI.
- PEMERIKSAAN LIMFOSINTIGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN DEKSTRAN ATAU ALBUMIN
YANG DITANDAI DENGAN ZAT
RADIOAKTIF MENUNJUKAN ADANYA ABNORMALITAS SISTEM LIMFATIK SEKALIPUN PADA
PENDERITA YANG ASIMPTOMATIK
MIKROFILAREMIA.

3. DIAGNOSIS IMUNOLOGI
DETEKSI ANTIGEN DENGAN IMMUNOCHROMATOGRAPHIC TEST (ICT) YANG MENGGUNAKAN
ANTIBODI MONOKLONAL UNTUK
MENDETEKSI ANTINGEN W.BANCROFTI DALAM SIRKULASI DARAH. HASIL TEST POSITIF
MENUNJUKAN ADANYA INFEKSI AKTIF
WALAUPUN MIKROFILARIA TIDAK DITEMUKAN DALAM DARAH.
PENATALAKSANAAN

1. Medika Mentosa
WHO menetapkan Dietil Carbamazine (DEC) sebagai satu-
satunya obat yang efektif, aman, dan relatif murah.
Pengobatan dilakukan dengan pemberian DEC 6
mg/kgBB/hari selama 12 hari.
Pengobatan ini dapat di ulang 1 hingga 6 bulan kemudian bila
perlu, atau DEC selama 2 hari per bulan (6-8 mg/kgBB/hari).
Obat lain adalah Ivermektin untuk menurunkan kadar
mikrofilaremia namun tidak dapat membunuh cacing dewasa
2. Non Medikamentosa
Menjaga kebersihan kulit organ yang
terkena elephantiasis untuk menghindari
infeksi sekunder dengan jamur atau bakteri
Mencegah terjadinya fibrosis kulit akibat
infeksi berulang
3. Pembedahan
Hidrocele
Elephantiasis lanjut
4. Edukasi
Pencucian dengan sabun & air 2x/hari
Menaikkan tungkai yang terkena pada malam
hari
Ekstremitas digerakkan teratur
Menjaga kebersihan kuku
Memakai alas kaki
Mengobati luka kecil dengan krim antiseptic
atau antibiotik
INDIKASI BEDAH

Hidrokel yang besar sehingga menekan pembuluh darah


Kosmetik
Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan
mengganggu pasien pada ekstremitas yang terkena
TERAPI BEDAH

Limfangioplasti
Prosedur Jembatan limfe
Transposisi flap omentum
Eksisi radikal dan graft kulit
Anastomosis pembuluh limfe tepi ke dalam
Bedah mikrolimfatik
PENCEGAHAN

Dosis tunggal ; Albendazol 400 mg & Ivermectin 200 mg/kgBB


Pengobatan massal : DEC 6 mg/kgBB , dalam bentuk garam
DEC 0,2-0,4 % selama 9-12 bulan. Atau pemberian dosis
tunggal setiap 6 bulan atau 1 tahun
Pencegahan individu : Obat anti nyamuk, memakai kelambu,
atau insektisida
Strategi WHO : Menghentikan penyebaran infeksi dan
emringankan beban penderita
PROGNOSIS

Ad Vitam : bonam
Filariasis jarang menimbulkan kematian
Ad Fungsionam : dubia ad malam
Limfadema mengganggu fungsi dari tungkai yang terkena
Ad Sanationam : dubia ad malam
Reinfeksi dapat terjadi
PROGNOSIS FILARIASIS

Pada kasus-kasus dini dan sedang, prognosis baik terutama


bila pasien pindah dari daerah endemik. Pengawasan daerah
endemik dapat dilakukan dengan pemberian obat dan
pemberantasan vektor. Pada kasus-kasus lanjut terutama
dengan edema tungkai, prognosis lebih buruk

Anda mungkin juga menyukai