PENGGOLONGAN VAKSIN
Dapus
Dwidaya
Darma.2015.Pengenalan
Vaksin.
Termuat
Bakteri: Pertusis
pada
Vaksin sensitive suhu beku, yaitu golongan vaksin yang akan rusak terhadap suhu dingin
di bawah 0 oC, seperti: Hepatitis B, DPT/HB, DT, TT
Vaksin sensitife Panas, yaitu golongan vaksin yang akan rusak terhadap paparan panas
yang berlebihan, seperti, Polio, Campak, dan BCG
B. JENIS VAKSIN
1. Vaksin BCG Kering
Deskripsi
Vaksin ini adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung Mycobacterium bovis hidup
yang sudah dilemahkan (Bacillus Calmette Guerin = BCG) dari strain Paris No. 1173-P2.
Indikasi
Untuk Imunisasi aktif terhadap tuberkulosa.
Komposisi
Setelah dilarutkan dengan 4 ml pelarut, tiap ml vaksin mengandung:
Basil BCG hidup 0,375 mg
Natrium Glutamat 1,875 mg
Natrium klorida 9 mg
Dosis dan Cara Pemberian
Tambahkan pelarut ke dalam ampul berisi vaksin BCG beku kering dengan alat suntik yang steril
dan kering dan jarum yang panjang. Untuk bayi ( 1 tahun) tambahkan 4 ml pelarut dan untuk
anak tambahkan 2 ml pelarut.
Disuntikkan secara intrakutan di daerah insertion M. Deltoideus.
Dengan dosis:
Bayi 1 tahun : 0,05 ml
Anak > 1 tahun : 0,1 ml
Efek Samping
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. Satu hingga dua
minggu kemudian timbul indurasi dan eriterna di tempat suntikan yang berubah menjadi pustule,
kemudian pecah menjadi ulkus. Luka ini tidak memerlukan pengobatan, akan sembuh secara
spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di
ketiak dan/atau leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal,
tidak memerlukan pengobatan, dan akan menghilang dengan sendirinya. Sekalipun sangat
jarang, karena dosis berlebihan atau suntikan terlalu dalam (subkutan) pada bayi < 1 tahun
kadang-kadang dapat terjadi limfadenitis supurativa. Proses ini bersifat tenang dan akan sembuh
spontan sekalipun tanpa pengobatan.
Kontraindikasi
Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti eksim, furunkulosis dan sebagainya, serta
orang yang sedang menderita TBC.
Penyimpanan dan Daluarsa
Vaksin harus disimpan pada suhu 2o-8oC. Lebih baik dalam freezer. Pengangkutan dalam
keadaan dingin (2o-8oC) dan terhindar dari sinar matahari langsung/tidak langsung
Daluarsa : 1 tahun
Di Negara-negara dimana pertussis merupakan ancaman bagi bayi muda, imunisasi DTP harus
mulai sesegera mungkin dengan dosis petama diberikan pada usia 6 minggu dan 2 dosis
berikutnya diberikan dengan interval masing-masing 4 minggu. Vaksin DPT dapat diberikan
secara aman dan efektif pada waktu yang bersamaan dengan vaksinasi BCG, Campak, Polio,
Hepatitis B, Hib, dan vaksin Yellow Fever.
Efek Samping
Terjadinya gejala-gejala yang bersifat sementara seperti lemas, demam, kemerahan pada tempat
suntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi, iritabilitas, dan meracau yang
biasanya terjadi 24 jam setelah imunisasi. Menurut dugaan komplikasi neurologis yang
disebabkan oleh komponen pertusis sangat jarang terjadi, observasi yang telah dilakukan
menunjukkan gejala ini jarang terjadi jika dibandingkan dengan gejala-gejala lain yang
ditimbulkan oleh imunisasi DTP.
Kontraindikasi
Terdapat beberapa kontra indikasi yang berkaitan dengan suntikan pertama DTP. Gejala-gejala
keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala-gejala serius keabnormalan pada
saraf merupakan kontraindikasi dari komponen pertussis. Imunisasi DTP kedua tidak boleh
diberikan kepada anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama DTP. Komponen
pertussis harus dihindarkan, dan hanya dengan diberi DT untuk meneruskan imunisasi ini. Untuk
individu penderita HIV baik dengan gejala maupun tanpa gejala harus diberi imunisasi DTP
sesuai dengan standar jadual tertentu.
Penyimpanan dan Daluarsa
Vaksin DTP harus disimpan dan ditransportasikan pada suhu 2oC-8oC tidak boleh dibekukan
Daluarsa : 2 tahun
Kemasan
Vaksin tersedia dalam kemasan vial 10 dosis
keempat. Imunisasi TT dapat secara aman diberikan selama masa kehamilan bahkan pada
periode trimester pertama.
Efek Samping
Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala seperti lemas, dan kemerahan pada
lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam. Imunisasi TT aman
diberikan selama periode kehamilan.
Kontraindikasi
Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT. Bagi Individu yang terinfeksi oleh virus HIV baik
yang tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi TT harus berdasarkan standar jadual tertentu.
Penyimpanan dan Daluarsa
Vaksin TT harus disimpan dan ditransportasikan pada kondisi suhu 2 oC-8 oC. Tidak boleh
dibekkan
Daluarsa : 2 tahun
Kemasan
Vaksin TT tersedia dalam vial 10 dosis dan 20 dosis
5. Vaksin Tetanus Toksoid-Uniject
Vaksin TT adalah vaksin yang mengandung toksoid tetanus yang telah dimurnikan yang
teradsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai
pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU. Vaksin TT digunakan
untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi wanita usia subur, dan
juga untuk pencegahan tetanus.
Indikasi
Untuk Imunisasi aktif terhadap tetanus
Komposisi
Tiap ml mengandung:
Toksoid tetanus yang dimurnikan 20 Lf.
Aluminium fosfat 3 mg
Thimerosal 0,1 mg
Dosis dan Cara Pemberian
Vaksin harus disuntikkan secara intramuskuler atau subkutan yang dalam. Jarum suntik dan
syringe yang steril harus digunakan pada setiap penyuntikan.
Imunisasi TT untuk pencegahan terhadap tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer 0,5
ml yang diberikan secara intramuskuler atau subkutan yang dalam dengan interval 4 minggu
yang dilanjutkan dengan dosis ketiga pada 6 12 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan
kekebalan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis TT. Dosis
keempat diberikan 1 tahun setelah dosis ketiga, dan dosis kelima diberikan 1 tahun setelah dosis
keempat. Imunisasi TT dapat secara aman diberikan selama masa kehamilan bahkan pada
periode trimester pertama.
Efek Samping
Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala seperti lemas, dan kemerahan pada
lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam. Imunisasi TT aman
diberikan selama periode kehamilan.
Kontraindikasi
Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT. Bagi Individu yang terinfeksi oleh virus HIV baik
yang tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi TT harus berdasarkan standar jadual tertentu.
Penyimpanan dan Daluarsa
Vaksin TT harus disimpan dan ditransportasikan pada kondisi suhu 2 oC-8 oC. Tidak boleh
dibekkan
Daluarsa : 2 tahun
Kemasan
Vaksin TT tersedia dalam Uniject 0,5 ml
Vaksin polio harus diberikan secara oral sebanyak 2 tetes langsung ke dalam mulut melalui pipet
atau dispenser. Harus dijaga jangan sampai vaksin dalam dropper multi dose terkontaminasi oleh
air liur.
Bayi harus menerima minimal 3 dosis OPV dengan interval minimum 4 minggu. Di daerah non
endemic, dosis pertama diberikan mulai usia 6 minggu bersamaan dengan dosis pertama DTP. Di
daerah endemic, diperlukan dosis ekstra yang diberikan segera setelah bayi dilahirkan. OPV
tetap aman dan efektif jika diberikan pada waktu bersamaan dengan pemberian vaksin Campak,
DTP, DT, Td, TT, BCG, Hepatitis B dan Yellow Fever.
Efek Samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralisis yang disebabkan
oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000: Bull WHO 66: 1988).
Kontra Indikasi
Vaksin jangan diberikan pada individu yang menderita immune deficiency. Tidak ada efek
yang berbahaya yang timbul akibat pemberian OPV pada anak yang sedang sakit. Namun jika
ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah
sembuh. Bayi yang mengidap HIV baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi OPV
dilakukan berdasarkan jadual standar tertentu.
Penyimpanan dan Daluarsa
Jika disimpan pada suhu -20 oC atau lebih rendah, potensi vaksin sesuai yang tertera pada vial di
atas sampai masa daluarsa. Tidak boleh disimpan pada suhu 2 o-8 oC selama periode waktu lebih
dari 6 bulan. Bila vaksin sudah dibuka dan disimpan pada suhu 2 o- 8 oC, potensi vaksin bertahan
untuk selama 7 hari.
Daluarsa tergantung dari penyimpanan:
-20 oC daluarsa : 2 tahun
berlaku hanya jika vaksin selama waktu tersebut disimpan pada suhu 2o-8oC serta terlindungi dari
sinar matahari. Pelarut harus disimpan pada suhu sejuk sebelum digunakan.
Satu dosis vaksin campak cukup untuk membentuk kekebalan terhadap infeksi. Di Negaranegara dengan angka kejadian dan kematian karena penyakit campak tinggi pada tahun pertama
setelah kelahiran, maka dianjurkan imunisasi terhadap campak sedini mungkin setelah usia 9
bulan (270 hari). Di Negara-negara yang kasus campaknya sedikit, maka imunisasi boleh
dilakukan lebih dari usia tersebut. Vaksin campak tetap aman dan efektif jika diberikan
bersamaan dengan vaksin-vaksin DT, Td, TT, BCG, Polio (OPV dan IPV), Hepatisis B, dan
Yellow Fever.
Efek Samping
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang terjadi
8-12 hari setelah vaksinasi. Terjadinya Encephalitis setelah vaksinasi pernah dilaporkan yaitu
dengan perbandingan 1 kasus per 1 juta dosis yang diberikan.
Kontraindikasi
Terdapat beberapa kontraindikasi yang berkaitan dengan pemberian vaksin campak. Walaupun
berlawanan penting untuk mengimunisasi anak yang mengalami malnutrisi. Demam ringan,
infeksi ringan pada saluran nafas atau diare, dan beberapa penyakit ringan lainnya jangan
dikategorikan sebagai kontraindikasi. Kontraindikasi terjadi bagi individu yang diketahui alergi
berat terhadap kanamycin dan erythromycin. Karena efek vaksin virus campak hidup terhadap
janin belum diketahui, maka wanita hamil termasuk kontraindikasi. Vaksin campak
kontraindikasi terhadap Individu pengidap virus HIV atau individu yang diduga menderita
gangguan respon imun karena leukemia, lymphoma atau generalized malignancy.
Penyimpanan dan Daluarsa
Vaksin campak beku kering harus disimpan pada suhu di bawah 8 oC (lebih baik kalau di bawah
0 oC) sampai ketika vaksin akan digunakan. Tingkat stabilitas akan lebih baik jika vaksin (bukan
pelarut) disimpan pada suhu -20 oC. Pelarut tidak boleh dibekukan tetapi disimpan pada kondisi
sejuk sampai dengan ketika akan digunakan. Vaksin harus terlindung dari sinar matahari.
Daluarsa : 2 tahun
Kemasan
Vaksin tersedia dalam kemasan vial 10 dosis + 5 ml pelarut dalam ampul.
Setiap 0,5 ml vaksin mengandung HBsAg 10 mcg yang teradsorbsi pada Aluminium hidrosida
0,25 mg.
Seluruh formulasi mengandung Thimerosal 0,01 w/v% sebagai pengawet.
Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin
Hepatisis B Rekombinan tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai
kejang. Tetapi vaksinasi dapat diberikan kepada penderita infeksi ringan.
Penyimpanan dan Daluarsa
Vaksin harus disimpan pada suhu 2o-8oC.
Daluarsa : 26 bulan
Peringatan dan Perhatian
Efek antigen terhadap janin belum diketahui dan karena itu vaksinasi terhadap wanita
hamil tidak direkomendasikan, kecuali pada keadaan resiko tinggi.
Mengingat masa inkubasi virus Hepatisis B panjang, ada kemungkinan terjadi infeksi
yang tidak diketahui pada saat vaksinasi.
Jangan diberikan pada daerah gluteal atau intra-dermal, karena tidak akan memberikan
respon imun yang optimal, dan jangan diberikan secara intravena.
Pada pasien dialysis dan orang yang mempunyai kelemahan system imun, respon
antibody mungkin tidak cukup setelah vaksinasi dasar, karena itu perlu diberikan
vaksinasi ulang.
Kemasan
Vaksin tersedia dalam kemasan vial multi dosis 2,5 ml.
(Sumber: Vademecum Biofarma, 2002)