Anda di halaman 1dari 11

VAKSIN dan SERA

A.VAKSIN
Vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar sapi). Vaksin adalah bahan
antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga
dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme Vaksin alami atau liar.
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak
menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya
(protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan
manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus,
atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif
(kanker).
B.SERA

Serum adalah produk biologik yang berfungsi untuk memberikan kekebalan terhadap infeksitertentu
untuk jangka waktu yang pendek, dandiberikan kepada yang diduga terpapar / beresiko.Serum
adalah cairan tubuh yang memilikikekebalan terhadap penyakit yang juga dimasukkanke dalam tubuh kita,
supaya bersama-sama dapatmengahadapi penyakit (immunitas pasif).Sera bisa berasal dari hewan
ataumanusia yang bisa disebut imunoglobulin.Contoh sera antara lain:Serum Tetanus, Serum Difteri,
Serum BisaUlar, Serum Rabies

Golongan Obat VAKSIN

1.Vaksin BCG

Vaksin BCG mengandung suspensi basilMycobacterium bovis (lembu) hidup atau


dariMycobacterium tuberculosa yang sudahdilemahkan.

Vaksin BCG digunakan untuk pencegahanpenyakit TBC bagi mereka yang bereaksinegatif terhadap
tes tuberkulin.Perlindungannya 10-15 tahun.
Pemberian : Dosis: bayi >1 tahun: 0,05 ml i.k; anak > 1tahun: 0,1 ml i.k.; imunisasi ulang: usia
5-7tahun 0,1 ml dan usia 12-15 tahun 0,1 ml

2. Vaksin Tifus

Pengebalan aktif thd typhoid


Pemberian :Dosis dewasa (DD) 1 mlDA 2-12 th : 0,5 ml SCCara : 2 x 1 dosis dengan masa antara 6-
8minggu

3. Vaksin Cacar
O Pengebalan aktif terhadap cacar &mengandung virus cacar yang masih hiduptetapi sudah
dilemahkanPemberian :
O DA : 1 tts (0,03ml) diratakan dengan tusukan jarum yang ujungnya bercabang dgn
diameter area 6 ml, 10-15 tusukan.
O Pada BBL vaksinasi primer 5 10 tusukan.Diberikan tiap 3 tahun sekali atau setiap adawabah.

4.VaksinKolera

DOSIS : Dosis pertama, seperti dijelaskan pada label, biasanya 0,5 mL dengan cara injeksi
subkutan dalam atau injeksi intramuskular; dosis kedua, setelah paling sedikit 1 minggu dan
lebih baik 4 minggu, 1 mL; booster setiap 6 bulan bila terjadi pemaparan yang terus menerus;
ANAK usia 1-5 tahun 0,1 mL, dosis kedua 0,3 mL, usia 5-10 tahun 0,3 mL, dosis kedua 0,5 mL.

Peringatan dan efek samping: Makanan, minuman, dan obat oral lain harus dihindari 1 jam
sebelum dan sesudah imunisasi. Efek samping vaksin kolera oral adalah diare, sakit perut, sakit
kepala; efek samping yang jarang adalah mual, muntah, tidak nafsu makan, pusing, demam dan
gangguan saluran napas.

Dosis:

0,5 mL atau seperti disebut pada label, injeksi intramuskular atau subkutan dalam dilanjutkan
dengan dosis ke-2 setelah 4 minggu dan dosis ke-3 setelah 4 minggu berikutnya.

O Untuk pengebalan aktif terhadap kholeraKomposisi : mengandung kuman vibrio kholerayang


dimatikan
Pemberian :
O Cara SC & IC
O Dosis dewasa 1 ml
O Anak (2-12 th) : 0.5 ml
O Diberikan 2x, selang 7-10 hari
O Vaksinasi dasar IC 2x 0,1 ml, masa selang 6-8 minggu

5. Vaks i n DPT

Dosis pemberian imunisasi ini DPT, baik jenis vaksin DTwP, vaksin DTaP, serta bentuk
vaksin kombinasi, diberikan sebanyak 0,5 mL yang diberikan dengan penyuntikan kedalam
serabut otot (intramuscular). Imunisasi ini diberikan sejak usia 2 bulan (tidak boleh diberikn
sebelum usia 6 minggu) sebanyak 3 kali pemberian dengan jeda 4 8 minggu. Jadwal yang
dianjurkan menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2011 adalah pada
usia 2 bulan, lalu pada usia 4 bulan, 6 bulan, usia 18 24 bulan, dan terakhir pada usia 5 tahun.

Efek samping :
Pemberian imunisasi DPT amat bervariasi, dari reaksi lokal yang ringan sampai dengan
reaksi sitemik yang berat, dengan kemungkinan timbulnya reaksi pada pemberian vaksin DTaP
lebih rendah dibandingkan pada pemberian vaksin DTwP. Efek samping atau reaksi yang dapat
timbul berupa:

Reaksi lokal (kemerahan, bengkak, serta nyeri);

Demam tinggi (lebih dari 38,5 derajat Celsius);

Inconsolable crying;

Keadaan hypotonic-hyporesponsive;

Kejang demam;

Reaksi alergi sistemik;

Encephalopathy.

kontraindikasi dari pemberian imunisasi DPT adalah:

Riwayat reaksi alergi sistemik pada pemberian vaksin sebelumnya;

Riwayat timbulnya kumpulan gejala disfungsi sistem saraf pusat (encephalopathy)


sesudah pemberian vaksin sebelumnya;

Riwayat demam tinggi pada pemberian vaksin sebelumnya;

Riwayat keadaan anak menjadi lemah serta respon yang minimal dalam (hypotonic-
hyporesponsive) 48 jam setelah pemberian vaksin sebelumnya;

Riwayat anak menagis terus menerus selama lebih dari 3 jam (inconsolable crying) dan
kejang 3 hari sesudah pemberian vaksin sebelumnya.

Untuk pengebalan aktif bersamaanterhadap penyakit Dipteri Pertusis danTetanus


Pemberian: Diberikan sejak bayi umur 3bulan, 3 kali dengan selang waktu minimal 4minggu.Imunisasi
ulang pada usia 6 tahun dankelas 6 SD.
6.VaksIn Di pthera Tet a n u s .
Vaksin DT adalah vaksin yang mengandung Toksoid Difteri dan Tetanus yang telah

dimurnikan yang teradsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml

digunakan sebagai pengawet. Potensi komponen vaksin per dosis sedikitnya 30 IU (International

Unit) untuk potensi Toksoid Difteri dan sedikitnya 40 IU untuk potensi Toksoid Tetanus.
Vaksin ini dibuat untuk keperluan khusus. Misalnya anak yang diperbolehkan atau tidak lagi

memerlukan imunisasi pertusis, tetapi masih memerlukan imunisasi difteria atau tetanus.

pemberian imunisasi dasar dan ulangan sama dengan pada imunisasi DPT. Efek samping ini

hanya berupa demam ringan dan pembengkakan lokal di tempat suntikan selama 1 2 hari.

Hanya diberikan pada anak yang sakit parah atau sedang menderita demam tinggi. Dengan

pengawasan dokter, anak yang pernah kejang masih dapat diberikan imunisasi DT.

Diberikan untuk keperluan khusus,terutama diperlukannya perlindungan daridipteri dan tetanus


Cara pemberian: sama dengan DPT

7. Vaksin Campak

Memberikan kekebalan aktif terhadaappenyakit campak


Pemberian : Anak mulai umur 9 bulan, 1 dosis s.c 0,5 mldari vaksin yang telah dilarutkan

8. Vaksin Hepatitis A
Efek samping :
vaksin hepatitis A, biasanya ringan, termasuk nyeri selintas, eritema, dan indurasi pada
tempat penyuntikan. Efek lain yang jarang termasuk demam, malaise, rasa lelah, sakit kepala,
mual, diare dan hilangnya selera makan.

Indikasi:
Profilaksis pre-pemaparan virus hepatitis A pada individu usia 2 tahun atau lebih yang
berisiko terkena infeksi, seperti wisatawan ke daerah endemik tinggi hepatitis A, tentara,
individu yang tinggal di daerah endemik tinggi, individu dengan aktivitas seksual yang tinggi,
pengguna obat suntik terlarang, hemofiliak dan penerima produk darah.

Kontraindikasi:
hipersensitivitas terhadap seluruh komponen vaksin, imunisasi harus ditunda jika demam
atau adanya penyakit akut/kronis.
Efek Samping:
umumnya ringan dan sementara yaitu reaksi pada tempat penyuntikan (sakit, tenderness,
eritema, bengkak, warmth). Juga dilaporkan sakit kepala dan sakit abdomen.

HEPATITIS ( A ) Pemberian :Disuntikkan di lenganatas 2 x denganselang waktu 2-4minggu kemudian


ke3diberikan 6 bulan dariimunisasi I

HEPATITIS (B) Pemberian :Diberikan secara suntikanIM 3 kali de3ngan jarak I-II : 4-6 mingguII-III :
5 bulan dapatdiulang 5 tahun kemudian

9. Vaksin Rabies

O Digunakan untuk mencegah penyakit anjinggila (rabies)


O Vaksin ini mengandung suspensi otak bayimencit yang telah disuntik dengan virus rabies
O Pemberian :Cara subcutan disekitar pusar atau antaratulang belikat- Usia < 3 tahun : 1 ml s.c-
Usia > 3 tahun / Dewasa : 2 ml s.

10. Vaksin PerkembanganTerbaru

O Vaksin AIDS
O Vaksin Malaria
O Vaksin Kanker Serviks
O Vaksin Pollinosis

Golongan Obat SERA (SERUM)

Serum Anti Tetanus, untuk pengobatanterhadap penyakit tetanus :


O Serum Anti Difteri untuk pengobatan terhadap penyakit diphtheria
O Serum Anti Bisa Ular , untuk pengobatanterhadap gigitan ular berbisa yangmengandung efek
neurotoksik (Naja sputratix/ ular kobra dan Bungarus fasciatus / ular belang) dan efek
hemotoksis (Ankystrodonrhodostoma / ular tanah)
O Serum Anti Rabies, untuk pengobatanterhadap penyakit rabies

Fungsi Serum

Fungsi-fungsi dari beberapa serum yang disebutkan di atas adalah sebagai berikut :

1. Serum Anti Tetanus Berfungsi untuk pengobatan terhadap penyakit tetanus.

KOMPOSISI :
Serum Anti Tetanus 1.500 IU
Tiap mL mengandung:
Zat aktif :
Antitoksin tetanus 1.500 IU
Zat tambahan:
Fenol 2,5 mg

Serum Anti Tetanus 20.000 IU


Tiap mL mengandung:
Zat aktif:
Antitoksin tetanus 5.000 IU
Zat tambahan:
Fenol 2,5 mg

INDIKASI

Serum Anti Tetanus


Untuk pencegahan tetanus pada luka yang terkontaminasi dengan tanah, debu jalan atau
bahan lain yang dapat menyebabkan infeksi Clostridium tetani, pada seseorang yang
tidak yakin sudah diimunisasi atau yang belum diimunisasi lengkap dengan vaksin
tetanus.

Serum Anti Tetanus 20.000 IU :


Untuk pengobatan terhadap tetanus

CARA KERJA OBAT


Imunisasi pasif, pada penyuntikan dimasukkan serum anti tetanus yang mampu untuk
menetralisir toksin tetanus yang beredar dalam darah penderita.

2. Serum Anti Difteri Berfungsi untuk pengobatan terhadap penyakit difteri.

DESKRIPSI :
Serum Anti Difteri (kuda) 20.000 IU adalah antisera murni yang dibuat dari plasma kuda yang
dikebalkan terhadap difteri serta mengandung fenol sebagai pengawet, berupa cairan bening
kekuningan.

KOMPOSISI
Tiap mL mengandung
Zat aktif:
Antitoksin difteri 2.000 IU
Zat tambahan:
Fenol 2,5 mg
Indikasi
Untuk pengobatan difteri.

Cara Kerja Obat


Imunisasi pasif, pada penyuntikan dima- sukan zat-zat anti difteri yang mampulu untuk
menetralisir toksin difteri yang beredar dalam darah penderita.

POSOLOGI
Untuk pengobatan

10.000 IU atau lebih, diberikan secara intramuskular atau intravena, tergantung dari
manifestasi penyakit.

Lakukan Uji Kepekaan/ Sensitivity Test terlebih dahulu. Bila peka (sensitif ) lakukan
desensitisasi.

PEMBERIAN :
A. Secara intramuskular :

Hasil uji kepekaan harus negatif.

Penyuntikan harus dilakukan secara perlahan.

Penderita harus diamati paling sedikit selama 30 menit.

B. Secara Intravena

Lakukan penyuntikan secara intramuskular terlebih dahulu.

Bila tidak ada gejala alergi, lakukan penyuntikan intravena.

Penyuntikan harus dilakukan secara perlahan.

Penderita harus diamati paling sedikit selama 1 (satu) jam.

Efek Samping
Perhatikan Petunjuk Pemakaian Antisera .

INTERAKSI OBAT
Tidak ada interaksi obat

Kontraindikasi :
Penderita yang terbukti alergi terhadap antisera kuda.
PERINGATAN & PERHATIAN
Perhatikan Petunjuk Pemakaian Antisera .

PENYIMPANAN

Serum antidifteri harus disimpan pada suhu antara +2C s/d +8C.

JANGAN DIBEKUKAN.

Masa daluarsa 2 tahun.

Kemasan
Dus : 10 vial @ 10 mL (20.000 IU).

BIOADS
Dus : 1 vial @ 10 mL (20.000 IU)

3. Serum Anti Bisa Ular Berfungsi untuk pengobatan terhadap gigitan ular berbisa yang
mengandung efek neurotoksik (Naja sputatrix / ular Kobra, Bungarus fasciatus / ular Belang)
dan efek hemotoksis (Ankystrodon rhodostoma / ular Tanah).

Serum bisa ular

KOMPOSISI
Zat aktif :
Setiap mL mengandung anti bisa ular :
Agkistrodon rhodostoma 10 LD50
Bungarus fasciatus 25 LD50
Naja sputatrix 25 LD50 Zat tambahan:
Fenol 2,5 mg

INDIKASI
Untuk pengobatan terhadap gigitan ular berbisa dari jenis Naja sputatrix, Bungarus
fasciatus, Agkistrodon rhodostoma.
Indikasi Untuk pengobatan terhadap gigitan ular berbisa.Komposisi tiap ml dapat menetralisasi
10 - 15 LD50 bisa ular tanah (Ankystrodon rhodostoma)
25 - 50 LD50 bisa ular belang (Bungarus fasciatus)
25 - 50 LD50 bisa ular kobra (Naja sputatrix)
Dan mengandung fenol 0,25% v/v Dosis dan Cara Pemberian Dosis yang tepat sulit untuk
ditentukan karena tergantung dari jumlah bisa ular yang masuk peredaran darah korban dan
keadaan korban sewaktu menerima anti serum .Dosis pertama sebanyak 2 vial @ 5 ml sebagai
larutan 2% dalam garam faali dapat diberikan sebagai infus dengan kecepatan 40-80 tetes per
menit, kemudian diulang setelah 6 jam. Apabila diperlukan (misalnya gejala-gejala tidak
berkurang atau bertambah) anti serum dapat terus diberikan setiap 24 jam sampai
maksimum (80-100 ml).
Anti serum yang tidak diencerkan dapat diberikan langsung sebagai suntikan intravena dengan
sangat perlahan-lahan. Dosis anti serum untuk anak-anak sama atau lebih besar daripada dosis
untuk orang dewasa.

Efek Samping :
a. Reaksi anafilaktik; jarang terjadi, tetapi bila ada timbulnya dapat segera atau dalam waktu
beberapa jam sesudah suntikan.
b. Serum Sickness; dapat timbul 7 - 10 hari setelah suntikan berupa demam, gatal-gatal,
eksantema, sesak nafas dan gejala alergi lainnya.
c. Demam disertai menggigil yang biasanya timbul setelah pemberian serum secara intravena.
d. Rasa nyeri pada tempat suntikan; yang biasanya timbul pada penyuntikan serum dalam jumlah
besar. Reaksi ini biasanya terjadi dalam 24 jam.

Penyimpanan dan Kadarluarsa :


Disimpan pada suhu 2O - 8OC dalam lemari es, jangan dalam freezer.
Daluarsa : 2 tahun

Peringatan :
Karena tidak ada netralisasi-silang (cross-neutralization) serum Anti Bisa Ular ini tidak
berkhasiat terhadap gigitan ular yang terdapat di Indonesia bagian Timur (misalnya jenis-jenis
Acanthopis antarticus, Xyuranus scuttelatus, Pseudechis papuanus dan lain-lain) dan terhadap
gigitan ular laut (Enhydrina cystsa).

Kemasan Vial 5 ml
Tindakan Pertama pada Gigitan Ular :
a. Luka dicuci dengan air bersih atau dengan larutan kalium permanganat untuk menghilangkan
atau menetralisir bisa ular yang belum teradsorpsi.
b. Insisi atau eksisi luka tidak dianjurkan, kecuali apabila gigitan ular baru terjadi beberapa menit
sebelumnya. Insisi luka yang dilakukan dalam keadaan tergesa-gesa atau dilakukan oleh orang
yang tidak berpengalaman, justru sering merusak jaringan di bawah kulit dan akan meninggalkan
parut luka yang cukup besar.
c. Anggota badan yang digigit secepatnya diikat untuk menghambat penyebaran racun.
d. Lakukan kemudian imobilisasi anggota badan yang digigit dengan cara memasang bidai
karena gerakan otot dapat mempercepat penyebaran racun.
d. Bila mungkin anggota badan yang digigit didinginkan dengan es batu.
e. Penderita dilarang bergerak dan apabila perlu dapat diberi analgetika atau sedativa.
f. Penderita secepatnya harus dibawa ke dokter atau rumah sakit yang terdekat untuk menerima
perawatan selanjutnya.

CARA KERJA OBAT


Imunisasi pasif, pada penyuntikan dimasuk- kan zat-zat Anti yang mampu menetralisir bisa ular
yang beredar dalam darah penderita.

4. Serum Anti Rabies

Berfungsi untuk pengobatan terhadap gigitan hewan yang sakit atau diduga rabies. Sekedar
informasi, bahwa tidak semua penyakit dapat dibuat serumnya. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan pengetahuan, peralatan, dan bahkan teknologi. Tidak saja di Indonesia namun juga
di dunia.Konon sekarang ini para peneliti di seluruh dunia sedang berupaya agar imunisasi dapat
dilakukan secara lebih menyenangkan, yaitu dengan edible vaccine (vaksin yang dapat dimakan),
vaksin yang hanya ditempel seperti plester, dan lainnya. Kita doakan saja mudah-mudahan para
peneliti tersebut berhasil menemukan cara terbaik untuk vaksinasi tanpa rasa takut akan jarum
suntik. Silahkan anda hubungi pusat layanan kesehatan masyarakat, rumah sakit, atau balai
imunisasi untuk informasi lebih lengkap. Upayakan agar anda dan keluarga selalu terlindungi
dari penyakit serta biasakanlah hidup sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Merck, Sharp & Dohme. Hepatitis B Prevention : Mass immunisation called for. Asian Medical

News, July 9, 1991.

Sulaiman HA. Hepatitis dan permasalahannya menjelang tahun 2000. Pidato pengukuhan Guru

Besar Universitas Indonesia, Mei 1992.

Sulaiman HA. Infeksi virus hepatitis B, sirosis hati dan karsinoma hepatoseluler. Disertasi Kobe

University School of Medicine, 1989.

http://pkserver3.blogspot.co.id/2015/10/makalah-vaksin-dan-antiserum.html

Buku informatorium obat nasional indonesia 2000

http://medicastore.com/apotik_online/vaksin_antiserum_&_imunologikal.htm

http://biohealth.wordpress.com/2008/09/01/jenis-vaksin-dan-serum/

https://bentengkesehatanumat.wordpress.com/tag/anti-serum/

http://www.biofarma.co.id/index.php/detil/items/serum-anti-bisa-ular.html
https://www.scribd.com/doc/148213148/Vaksin-Dan-Sera

http://www.kerjanya.net/faq/11715-imunisasi-dpt.html

Anda mungkin juga menyukai