Anda di halaman 1dari 23

PAPER

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PUSKESMAS

Studi Kasus Puskemas Sobo Banyuwangi

(diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen )

Oleh :
KELOMPOK II
Prisanti ayu ningtiyas 132110101003
Puji lianti 132110101014
Linda Syahadhatun Nisa 132110101035
Nabila munsyarikha 132110101061
Endah Azmi R. 132110101081
Rizkya Pradita H 132110101098
Pratiwi Nurullaili 132110101115
Syukriyah Valuvi 132110101127
Yanuar Ratna T 132110101138
Dinda destra issanti 132110101149
Agita Brastila Esti 132110101176

BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2016
Latar Belakang

Berbagai macam bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia, salah
satunya adalah puskesmas. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes no.75 tahun
2014). Dalam upaya menyelenggarakan pembangunan kesehatan, puskesmas memiliki
program kesehatan wajib dan program kesehatan pengembangan.
Sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama, puskesmas harus mampu menjalankan
fungsinya dengan baik. Hal itu dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan proses
penyelenggaraan, pemantauan dan penilaian terhadap rencana kagiatan yang telah ditetapkan,
baik rencana upaya wajib maupun pengembangan dalam mengatasi masalah kesehatan yang
ada di wilayahnya. Salah satu bentuk pemantauan yang dilakukan adalah dengan
menggunakan sistem informasi manajemen puskesmas (SIMPUS) yang di dalamnya
mencakup sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan puskesmas. SIMPUS adalah suatu
tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam
melaksanakan manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya (Depkes RI,
2004). Dalam menyelenggarakan sistem informasi Puskesmas, puskesmas wajib
menyampaikan laporan kegiatan puskesmas secara berkala kepada Dinas kesehatan
kabupaten/kota (Permenkes No.75 tahun 2014).
SIMPUS ini dikembangkan sebagai salah pendukung paradigma sehat dalam bidang
pembangunan sistem informasi kesehatan. Seiring dengan perkembangan teknologi,
informasi, dan komunikasi, hampir seluruh puskesmas sudah menggunakan SIMPUS sebagai
sistem informasi kesehatan yang utama, seluruh data administrasi maupun klinis yang
berkaitan dengan data pasien terpusat pada SIMPUS. Dengan keberadaan sistem ini
diharapkan seluruh pengguna memanfaatkan secara maksimal. Tujuan utama di
berlakukannya SIMPUS di seluruh Indonesia adalah untuk meningkatkan kualitas
manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan
secara optimal informasi-informasi yang menunjang kegiatan pelayanan di puskesmas
(Depkes RI, 1997).
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui peran SIMPUS sangatlah penting dalam
menjawab tuntutan masyarakat dan pihak yang berkepentingan terhadap informasi kesehatan
serta mengoptimalkan upaya pemeliharaan kesehatan masyarakat.
I. PENGERTIAN DAN TUJUAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PUSKESMAS (SIMPUS)
1.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

SIMPUS merupakan suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk


membantu proses pengambilan keputusan dalam mencapai sasaran kegiatan. Sumber
informasi SIMPUS meliputi Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP), survey lapangan, laporan lintas sektor dan laporan sarana kesehatan swasta
(DepKes RI, 1997).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002), Sistem Informasi
Puskesmas merupakan pengemasan SIMPUS ke dalam SIK yang memiliki tanggung
jawab untuk melaksanakankegiatan pencatatan dan pengumpulan data serta diolah
agar menghasilkan informasi yang lebih akurat dan dapat diakses dengan mudah oleh
masyarakat, petugas kesehatan, manajemen puskesmas, bahkan sampai ke pusat yang
berbasis pada teknologi informasi.
1.2 Tujuan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
Adapun maksud dan tujuan SIMPUS antara lain
a. Mengumpulkan data dari tiap puskesmas baik data orang sakit, bayi lahir, ibu
hamil, ketersediaan obat, penyuluhan kesehatan masyarakat dan lain-lain.
b. Menghasilkan informasi up to date tentang kondisi kesehatan di suatu
puskesmas dari jumlah orang sakit sampai ketersediaan obat sehingga dapat
digunakan sebagai data awal dalam pengambilan kebijaksanaan bagi
pimpinan.
Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan
berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data sistem pencatatan dan
pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) maupun informasi lainnya yang menunjang
kegiatan pelayanan.
Tujuan Khusus
a. Sebagai dasar penyusunan PTP.
b. Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas.
c. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan program di
Puskesmas.
d. Sebagai bahan laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota 5) Sumber
informasi bagi lintas- sektoral terkait (Depkes RI, 1997).
e. Mengumpulkan data dari tiap puskesmas.
f. Menghasilkan informasi up to date tentang kondisi kesehatan di suatu
puskesmas.
g. Memudahkan pekerjaan administrasi puskesmas.
h. Terbangunnya suatu sistem database untuk tingkat kabupaten
i. Terwujudnya unit informatika di Dinas Kesehatan Kabupaten

II. PERANAN DAN SPESIFIKASI SIMPUS


Sistem Informasi Manajemen (SIM) berfungsi mengelola informasi bagi manajemen
organisasi baik untuk proses transaksi, manajemen control maupun sebagai sistem pendukung
pengambilan keputusan yang menggunakan komputer dan atau orang sebagai pengolah
informasi serta pimpinan organisasi sebagai yang menjalankan fungsi mekanisme
pengendaliannya (Nugroho, 2008).
Peran sistem informasi kesehatan adalah untuk menghasilkan, menganalisa dan
mendesiminasi data kesehatan menjadi informasi yang dapat dimanfaatkan pada tingkat
manajemen kesehatan (Abouzahr & Boerma, 2005a). Dalam Sistem Kesehatan Nasional
Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah mencantumkan informasi kesehatan sebagai
unsur utama dalam subsistem manajemen dan informasi kesehatan, dengan didukung pula
oleh unsur kebijakan, hukum, dan administrasi kesehatan. Informasi keseahatan dinyatakan
sebagai bahan pendukung bagi proses pengambilan keputusan di berbagai jenjang
administrasi (Kemenkes RI, 2009).
2.1 Peran SIM dalam Puskesmas

RESP
ONSI
VE
PUBLIC
SERVICE
EFFICIENT S
STANDA

SIM RD

TRANS ACCOU
PAREN NTABL
T E

Responsive : Mempermudah & mempercepat pelayanan kepada


masyarakat.
Public Services Standard : Menetapkan prosedur & standar pelayanan kesehatan
Accountable : Mendapatkan data yg dpt dipertanggungjwbkan/valid
Transparent : Semua pihak dapat memantau & saling terhubung
Efficient : Mengurangi beban kerja petugas Puskesmas & Dinkes

2.2 Spesifikasi SIMPUS


Ada 2 spesifikasi SIMPUS, antara lain :
1 SIMPUS versi Desktop
Spesifikasi teknis :
Platform Under Windows
OS Windows
Pemrograman visual basic untuk interface
Database MySQL

2 SIMPUS versi Web (Web Based)


Spesifikasi teknis :
Platform Open Source
OS (Linux/Windows)
Pemrograman PHP untuk Interface

Database MySQL

Untuk mendukung pelaksanaan SIMPUS secara utuh, setiap puskesmas dituntut


minimal menyediakan 3 (tiga) unit komputer dengan spesifikasi :
1. Processos minimal P- II 233
2. HD 10 Gb
3. Memori 128 MB Ram
4. Vga 2 MB

III. ALUR PELAKSANAAN SIMPUS


Adapun alur SIMPUS data pasien rawat jalan atau kesakitan di Puskesmas biasanya
adalah sebagai berikut :
1 Formulir rekam medis yang sudah di isi kode diagnosis dan kode obatnya oleh
dokter atau perawat dari poli langsung di inputkan datanya ke dalam program
SIMPUS.
2 Setelah selesai mengentri data, petugas SIMPUS wajib membackup data untuk
membuat file cadangan demi keamanan data.
3 Setelah selesai pelayanan petugas SIMPUS wajib menutup program SIMPUS.
Dari alur tersebut, program SIMPUS dapat memberikan keluaran atau output atau
hasil data yang valid mengenai kunjungan pasien, data penyakit, data penggunaan obat, dan
lain sebagainya. Data tersebut digunakan dalam pembuatan laporan ke Dinas Kesehatan
setempat.

IV. RUANG LINGKUP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS


(SIMPUS)

Ada beberapa ruang lingkup SIMPUS, antara lain :


A. Admin Sistem (manajemen user)
Modul Simpus ini digunakan untuk melakukan pengelolaan sistem aplikasi Simpus,
yaitu memiliki fungsi pengelolaan pengguna, master data, profil puskesmas dan
proses transfer data. Isi dari Modul Admin Sistem adalah :
1. Pengelolaan profil puskesmas
2. User manager
3. Transfer data ke dinas
4. Fasilitas pengelolaan master data: master data pegawai, master data penyakit,
master data tindakan, master data kecamatan, desa, puskesmas, puskesmas
pembantu, wilayahkerja puskesmas, master data unit/poli/ruang periksa

B. Modul registrasi loket

Modul registrasi loket ini bisa diakses oleh petugas. Modul ini berfungsi sebagai
pengolahan data pasien yang didesain mengikuti seperti format KTP dan format Kartu
Keluarga sehingga setiap keluarga pasien dapat ditempatkan dalam satu database dan
mempermudah dalam pencarian data pasien. Modul registrasi ini meliputi :
Register Pemeriksaan umum
Register pemeriksaan gigi
Register pemeriksaan gizi
Register pemeriksaan imunisasi
Register pemeriksaan KIA
Register pemeriksaan KB
C. Modul Pelayanan Poli Umum/BP
Modul pelayanan poli umum ditujukan untuk digunakan oleh Dokter/perawat/staf
yang berwenang melakukan pelayanan kesehatan kepada pasien, dan berwenang
untuk mengisi rekam medis dan rekam medikasi pasien. Modul ini berfungsi untuk
menyimpan data-data riwayat penyakit pasien yang berobat ke puskesmas dimulai
dari pengisian Anamnesa, Diagnosa, Resep, Tindakan, Pemeriksaan Lab, dan Rujukan
semua diatur dalam satu form sehingga semua data akan tersimpan dalam folder
riwayat penyakit pasien.
Modul Simpus ini menyediakan fasilitas untuk mencatat pelayanan kesehatan di Poli
Umum/BP. Menyediakan fitur-fitur sebagai berikut :
1. Master data tindakan Fasilitas pelayanan pasien, meliputi : Diagnosa, Anamnesa,
Tindakan medis, Pemeriksaan laborat / radiologi, Pembuatan resep, Preview
riwayat pasien (medical record), Fasilitas pembuatan surat keterangan: keterangan
sehat, keterangan sakit dan surat kematian, Fasilitas pembuatan surat rujukan:
umum, askes dan askeskin, Fasilitas pembayaran, Fasilitas rujuk/mutasi: ke
unit/poli lain dan ke Rumah Sakit
2. Fasilitas input SP2TP
3. Fasilitas surveilans penyakit, meliputi: master penyakit surveilans, data surveilans
penyakit, Laporan mingguan wabah
4. Laporan-laporan poli BP/Umum : Register rawat jalan, Daftar kunjungan pasien,
Daftar pasien dirujuk, Rekap pasien dirujuk, Medical record pasien, Laporan data
kesakitan, Jumlah penyakit per desa, Laporan bulanan kegiatan diare, Rekapitulasi
jenis kunjungan, Data pasien per klasifikasi umur dan penyakit (detil), Data pasien
per klasifikasi umur dan tindakan (detil), Data pasien per klasifikasi umur,
penyakit, dan desa/kelurahan (rekap), Monitoring campak

D. Modul Pelayanan Poli Gigi


Modul ini berfungsi untuk menyimpan data-data riwayat penyakit pasien yang berobat
ke puskesmas dimulai dari pengisian Anamnesa, Diagnosa, Resep, Tindakan,
Pemeriksaan Lab, dan Rujukan semua diatur dalam satu form sehingga semua data
akan tersimpan dalam folder riwayat penyakit pasien terutama penyakit yang
berhubungan dengan gigi. Modul Simpus ini menyediakan fasilitas untuk mencatat
pelayanan kesehatan di Poli Gigi dan Mulut. Menyediakan fitur-fitur sebagai berikut :
1. Master data tindakan
2. Fasilitas pelayanan pasien, meliputi : Diagnosa, Anamnesa, Tindakan medis,
Pemeriksaan laborat / radiologi, Pembuatan resep, Preview riwayat pasien
(medical record)
3. Fasilitas pembuatan surat keterangan: keterangan sehat, keterangan sakit dan
surat kematian
4. Fasilitas pembuatan surat rujukan: umum, askes dan askeskin
5. Fasilitas pembayaran
6. Fasilitas rujuk/mutasi: ke unit/poli lain dan ke Rumah Sakit
7. Laporan-laporan : Register rawat jalan gigi & mulut, Daftar kunjungan pasien,
Daftar pasien dirujuk, Rekap pasien dirujuk, Medical record pasien, Rekapitulasi
jenis kunjungan, Laporan register gigi

E. Modul Pelayanan Poli KIA


Modul ini berfungsi untuk menyimpan data-data riwayat penyakit pasien yang
berobat ke puskesmas dimulai dari pengisian Anamnesa, Diagnosa, Resep, Tindakan,
Pemeriksaan Lab, dan Rujukan semua diatur dalam satu form sehingga semua data
akan tersimpan dalam folder riwayat penyakit pasien terutama yang berhubungan
dengan KIA.
Modul Simpus ini menyediakan fasilitas untuk mencatat pelayanan di Poli
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Menyediakan fitur-fitur sebagai berikut :
1. Pelayanan pasien, meliputi fasilitas: Diagnosa, Pembutan resep, Kartu peserta
KB, Kartu ibu, Kartu nifas, Kartu neonatal, Kartu anak, Imunisasi TT, KSPR,
Mutasi dan Rujuk
2. Master sasaran : Sasaran bayi, Sasaran ibu hamil, Sasaran KB, Sasaran imunisasi
3. Daftar posyandu
4. Daftar ibu
5. Daftar anak, meliputi : Balita, Batita, Apras
6. Pendataan kematian ibu dan bayi
7. Pendataan pemakaian vaksin
8. Pemantauan kesehatan bayi
9. Input data rekap PWS KB
10. Input data rekap PWS KIA-Ibu
11. Input data rekap PWS KIA-Anak
12. Input data LB3KIA
13. Laporan-laporan : Kunjungan pasien, Penerimaan pembayaran, PWS KIA
(Indikator kesehatan ibu), PWS KIA (Indikator kesehatan anak), Registrasi
imunisasi, Hasil imunisasi dan pemakaian vaksin, Laporan bulanan kematian bay,
Laporan bulanan kematian ibu, Laporan triwulan KIA, Laporan bulanan
kesehatan reproduksi, Hasil kegiatan deteksi dini kelainan usia subur, Laporan
bulanan PMS berdasrkan pendekatan sindrom melalui pelayanan KIA-KB

F. Modul Pelayanan Unit Apotek


Modul ini berfungsi mengatur data-data farmasi dan transaksi pembelian resep
pasien, pengolahan data obat memiliki 3 tahapan yaitu dimulai dari permintaan,
penerimaan obat sampai obat didistribusikan lalu dalam modul ini juga disediakan
stok opname yang dapat digunakan setiap bulannya untuk audit stok obat yang ada.
Modul kamar obat (Apotek) memiliki fungsi pengelolaan obat di apotek dan tiap
unit pelayanan. Modul Simpus ini menyediakan fitur-fitur sebagai berikut
1. Master data obat dan alat kesehatan (alkes)
2. Master data suplier
3. Penerimaan obat dan alat kesehatan
4. Mutasi obat dan alat kesehatan
5. Penghapusan obat rusak/expired/isi tidak sesuai
6. Pelayanan resep dari poli
7. Stok opname tiap unit pelayanan dan puskesmas pembantu
8. Rekap stok (laporan LPLPO)
9. Laporan-laporan: Laporan master data obat dan alat kesehatan, Laporan master
data supplier, Laporan penerimaan obat dari dinas, Laporan penerimaan obat dari
swadaya puskesmas, Laporan daftar mutasi obat dari apotek, Laporan
penghapusan stok, Laporan pelayanan detil pasien, Laporan jumlah lembar resep
per katagori pasien, Laporan stok obat & lakes di gudang dan apotek saat ini,
Laporan pemakaian obat

G. Modul Pelayanan Unit Laboratorium/Radiologi


Modul ini berfungsi sebagai form pengisian hasil pemeriksaan laboratorium yang
didesain untuk mempermudah pekerjaan para analisis laboratorium dan
mempermudah penyimpanan data pemeriksaan setiap pasien.
Merupakan modul Simpus untuk pencatatan di Unit Laboratorium/Radiologi.
Modul ini telah terhubung dengan modul unit lainnya (menerima pasien dari loket
maupun rujukan dari unit lain). Modul ini terdiri dari:
1. Master data tindakan/pemeriksaan
2. Pemeriksaan pasien, meliputi : Riwayat pemeriksaan pasien, Data pemeriksaan,
Pembayaran, Fasilitas cetak hasil lab
3. Laporan-laporan: Laporan daftar pemeriksaan lab/radiologi, Laporan data
pemeriksaan bulanan
H. Modul Pelayanan UGD (untuk Puskesmas Perawatan)
Unit pelayanan UGD memiliki beberapa berfungsi utama, yaitu: melayani
pengobatan terhadap pasien rawat jalan diluar jam kerja loket, pemeriksaan awal
pasien rawat inap, dan pemeriksaan pasien darurat. Untuk itu fitur-fitur yang
disediakan dalam modul Simpus ini harus menyesuaikan dengan fungsi tersebut. Pada
Simpus, modul UGD berisi fasilitas :
1. Penerimaan pasien langsung, termasuk didalamnya: Fasilitas pencarian data
pasien (F1), Fasilitas cetak buku induk, Fasilitas cetak kartu pasien, Fasilitas
cetak papir
2. Pelayanan pasien rawat jalan, meliputi: Diagnosa, Anamnesa, Tindakan medis,
Pemeriksaan laborat / radiologi, Pembuatan resep, Preview riwayat pasien
(medical record)
3. Fasilitas pembuatan surat keterangan: keterangan sehat, keterangan sakit dan
surat kematian
4. Fasilitas pembuatan surat rujukan: umum, askes dan askeskin
5. Fasilitas rujuk dan mutasi: ke unit lain dan ke Rumah Sakit
6. Fasilitas pembayaran
7. Laporan-laporan: Laporan Register Pasien UGD, Laporan pelayanan pasien rawat
jalan, Laporan pelayanan pasien rawat inap, Laporan penerimaan pembayaran,
Rekapitulasi tindakan bulanan, Rekapitulasi jenis kunjungan

I. Modul Pelayanan Rawat inap


Modul ini berfungsi untuk menyimpan data-data riwayat penyakit pasien yang
berobat ke puskesmas dimulai dari pengisian Anamnesa, Diagnosa, Resep, Tindakan,
Pemeriksaan Lab, dan Rujukan semua diatur dalam satu form sehingga semua data
akan tersimpan dalam folder riwayat penyakit pasien. Setiap hari data riwayat pasien
akan disimpan sehingga perawat bisa dengan mudah melihat perkembangan
pengobatan pasien.
Pelayanan pasien rawat inap sangat berhubungan dengan pelayanan UGD, oleh
karena itu sistem aplikasi Simpus harus mampu mensinergikannya. Modul Rawat Inap
dalam apllikasi ini menyediakan fitur-fitur sebagai berikut :
1. Master data kamar
2. Master data dokter
3. Penerimaan pasien termasuk didalamnya penempatan kamar perawatan
4. Data perawatan rutin pasien (harian)
5. Pasien selesai perawatan (pasien keluar)
6. Tagihan dan pembayaran
7. Laporan-laporan: Laporan daftar pasien masuk, Laporan daftar pasien keluar,
Laporan daftar pasien dalam perawatan, Laporan pendapatan rawat inap, Laporan
data visite dokter, Laporan data konsultasi dokter

J. Modul Pelayanan Poli Mata


Modul ini berfungsi untuk menyimpan data-data riwayat penyakit pasien yang
berobat ke puskesmas dimulai dari pengisian Anamnesa, Diagnosa, Resep, Tindakan,
Pemeriksaan Lab, dan Rujukan semua diatur dalam satu form sehingga semua data
akan tersimpan dalam folder riwayat penyakit pasien terutama yang berhubungan
dengan penyakit mata.

K. Modul Aset/Inventory Puskesmas


Modul Simpus ini digunakan untuk melakukan pendataan dan pengelolaan barang
dan alat kesehatan. Pada aplikasi Simpus, modul ini terdiri dari :
1. Master aset barang
2. Master ruangan
3. Fasilitas penerimaan barang
4. Fasilitas mutasi barang
5. Fasilitas penghapusan barang
6. Laporan-laporan aset barang, meliputi: Laporan penerimaan barang, Laporan
kartu inventaris ruangan, Laporan kartu inventaris barang kendaraan, Laporan
kartu inventaris tanah, Laporan kartu inventaris bangunan, Laporan kartu
inventaris barang lain

L. Modul Kepegawaian

M. Modul Administrasi (Pencetakan surat keterangan/Rujukan dan Laporan Puskesmas)


Setiap laporan-laporan Puskesmas direkapitulasi dalam modul ini seperti Laporan
Bulanan LB1, LB2, LB3, dan LB4 seta laporan tahunan LSD1, LSD2, dan LSD3,
setiap transaksi dalam pelayanan data-data akan secara otomatis terintegrasi dan
terekapitulasi.

N. Modul Kegiatan Luar Gedung/UKM (Posyandu Lansia, Posyandu Anak, Imunisasi,


Sanitasi Lingkungan, Pelayanan Gizi, P2P, Kesga, Promkes, dll)
Modul Simpus ini mempunyai fungsi melakukan pendataan kegiatan pelayanan
kesehatan di luar gedung. Terdiri atas sub modul :
1. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, meliputi: Daftar jenis penyakit dalam
surveilans, Laporan bulanan data kesakitan, Surveilans terpadu penyakit, Laporan
bulanan diare, Penemuan kasus ISPA/ILI (Influenza Like Illness)
2. Klinik Sanitasi/Penyehatan Lingkungan, meliputi: Daftar pasien klinik sanitasi,
Rekapitulasi kegiatan klinik sanitasi, Data kependudukan, Penyehatan kualitas
air, Penyehatan makanan dan minuman, Penyehatan tampat-tampat umum

V. FAKTOR-FAKTOR HAMBATAN PENERAPAN SIMPUS

Dalam implementasi dan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas


(SIMPUS) terdapat beberapa faktor yang menjadi hambatan, antara lain:

1. Integrasi data yang belum optimal


Integrasi data dan informasi dari berbagai unit pelayanan yang ada di
puskesmas baik pelayanan di dalam dan diluar gedung belum dapat dilakukan
sepenuhnya karena berbagai keterbatasan. Data dan informasi dari puskesmas
pembantu dan puskesmas keliling biasanya belum dapat diintegrasikan secara
cepat dan tepat waktu. Sedangkan disisi lain, data dan informasi perlu tersedia
dengan segera, cepat dan tepat waktu agar dapat dimanfaatkan secara optimal.
2. Pemanfaatan data yang belum optimal
Data dan informasi yang tersedia dapat digunakan untuk tujuan yang lebih
luas sesuai dengan peran data dan informasi sebagai health intelligence, misalnya
melihat sebaran penyakit berdasarkan peta dan waktu, pemeriksaan kehamilan
dan imunisasi balita, pengenalan terhadap potensi Kejadian Luar Biasa, kenaikan
pangkat bagi pegawai dan masih banyak aplikasi yang dapat digunakan
berdasarkan data dan informasi yang tersedia.

3. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)


Aspek SDM merupakan aspek penting yang sangat menentukan
perkembangan SIMPUS, juga terhadap kualitas data yang dihasilkan.
Pengembangan SIMPUS seringkali dihadapkan kepada keterbatasan SDM berupa
keterbatasan pemahaman staf terhadap teknologi komputer dan sistem informasi
dan tidak adanya staf khusus untuk entri data. Keterbatasan SDM juga akan
sangat mempengaruhi kualitas data yang dihasilkan SIMPUS. Proses data
SIMPUS memerlukan SDM yang mempunyai kapabilitas yang memadai terkait
sistem informasi, mulai dari tahap pengumpulan dan entri data, pengiriman dan
pengolahan data sampai pada tahap analisis data.
4. Pembiayaan yang cukup besar
Pembiayaan dalam pengadaan komponen penunjang penerapan SIMPUS perlu
diperhatikan, karena untuk memenuhi komponen sistem informasi diperlukan
biaya yang besar. Sehingga diperlukan kajian untuk menganalisa kemampuan
puskesmas dalam pengadaan alat-alat maupun sumber daya lain yang diperlukan
untuk kepentingan SIMPUS.
5. Ketersediaan Hardware
Perlu dilakukan pengkajian terlebih dahulu berkaitan dengan ketersedian
peralatan elektronik penunjang yang sesuai standar dalam implementasi SIMPUS.
Jika belum tersedia, maka diperlukan pengadaan alat-alat elektronik yang
dibutuhkan.

VI. IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS


(SIMPUS)

Luasnya lingkup pekerjaan di puskesmas, maka SIMPUS perlu dikembangkan secara


terpisah antara program kerja yang satu dengan program kerja yang lain. Penerapan SIMPUS
perlu untuk mendukung kinerja program kerja tersebut. Implementasi SIMPUS dapat
mengatur semua data pasien mulai dari pendaftaran, registrasi, diagnosis pasien, dan
pengobatan pasien tersebut. Data-data yang telah diinput disimpan dalam database dan
digunakan dasar pembuatan laporan sesuai kategori yang dibutuhlan. Beberapa hal dari
implementasi SIMPUS yaitu :
1. Menggunakan Sistem Operasi Windows, menampilkan tampilan secara grafis dan
mudah digunakan.
2. Menyimpan informasi riwayat kunjungan dari pasien dengan akurat. Penomoran
Index yang tepat dan benar akan lebih mempermudah dalam proses pencarian data
pasien tertentu.
3. Input data yang cepat, dengan sumber data dari kartu registrasi pasien. Desain
masukkan data yang dikembangkan dengan mengacu pada pengalaman di puskesmas
menjadi pertimbangan utama untuk membuat proses entry harus cepat. Dalam kondisi
normal hanya butuh waktu dibawah 1 menit untuk memasukkan satu data pasien.
4. Dapat menampilkan rekapitulasi data pasien dan obat, serta membuat pelaporan LB1
dan dengan cepat. Periode keluaran data dapat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan,
dari data harian, periode harian, mingguan, bulanan atau tahunan.
5. Dapat menampilkan data 10 Besar / 20 Besar penyakit dengan cepat.
6. Menampilkan data-data keluaran secara tabel maupun secara grafik dengan cepat.
7. Dapat digunakan untuk melakukan filter data kunjungan dengan cepat dan mudah,
sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Pengembangan suatu sistem informasi, membutuhkan langkah-langkah dan strategi


yang harus dijalankan. Pengembangan tidak dapat dilakukan dengan hanya membeli satu
perangkat lunak kemudian dibagikan ke puskesmas yang ada, tetapi juga harus diikuti dengan
berbagai langkah secara organisatoris, operasional dan kontinuitas. Langkah-langkah
pengembangan dapat berupa program pra-implementasi dan program pasca-implementasi.
Beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain :

1. Pendataan awal berbagai masalah baik dari segi perangkat keras ataupun calon
petugas data.

2. Pembentukan team informasi baik tingkat puskesmas atau tingkat dinas kesehatan.
Team untuk tingkat puskesmas dapat terdiri dari seorang penanggung jawab program,
disertai beberapa operator. Sedangkan untuk tingkat dinas kesehatan, mungkin
diperlukan satu team khusus untuk mengorganisir alur data dan juga bertanggung
jawab untuk manajemen data-data kesehatan. Apabila dimungkinkan dapat dibentuk
satu sub dinas Informatika / Pengolahan Data Elektronik.

3. Inventarisasi data-data dasar, baik untuk tingkat puskesmas ataupun tingkat dinas
kesehatan. Data-data dasar itu antara lain : data puskesmas, data petugas medis, data
tempat pelayanan kesehatan, data obat-obat gudang farmasi, data diagnosis, dan
beberapa data-data dasar lainnya. Data-data ini nantinya akan dikodekan karena
SIMPUS akan banyak membutuhkan masukkan data berupa kode.

4. Sosialisasi data-data dasar. Hal ini perlu dilakukan ke semua staf medis dan petugas di
puskesmas supaya lebih mengenal sedini mungkin sistem yang akan dipakai.

5. Pelatihan petugas SIMPUS. Dalam proses masukkan data, tentunya dibutuhkan


petugas khusus yang benar-benar menguasai program SIMPUS. Untuk itu perlu
minimal 2 orang dari tiap puskesmas yang harus di beri pelatihan untuk awal
pelaksanaan implementasi SIMPUS. Setelah beberapa saat di implementasikan, maka
diharapkan staf-staf puskesmas dapat belajar dari petugas yang sudah menguasai.
6. Uji coba implementasi. Hal ini dibutuhkan untuk mencoba semua staf, dalam
pengisian lembar registrasi pasien, juga untuk mengasah ketrampilan masukkan data
dari petugas yang sudah dilatih.

7. Evaluasi, dilakukan untuk mencari masukkan dan juga memberi masukkan kepada
semua pihak yang terkait dalam pengembangan SIMPUS.

IMPLEMENTASI SIM PUSKESMAS OLEH PETUGAS

Contoh berikut merupakan SIM Puskesmas berbasis web di Puskesmas Sobo


Banyuwangi. Tata tampilan gambar view tab (berbasis GUI / Graphical User Interface)
dengan cara langsung menampilkan gambar interpretasi sesuai dari setiap menu dan user
friendly.
Terdapat fasilitas pencarian data pasien yang lebih efisien waktu dari pada pencarian manual.
Fasilitas lainnya yaitu database obat, daftar penyakit terbesar, grafik pemantauan kasus
A. SIM Puskesmas Dapat Diakses Khalayak

Salah satu penerapan SIM Puskesmas adalah tersedianya website yang


dapat diakses oleh khalayak. Tak terkecuali pasien yang ingin mengetahui
informasi mengenai puskesmas tersebut. Website puskesmas dapat menyediakan
informasi kegiatan puskesmas dan informasi kesehatan. Informasi ini hanya yang
pantas diketahui khalayak bukan semua output SIM karena hal tersebut untuk
kebutuhan pelaporan. Berikut ini adalah contoh website dari Puskesmas Sobo
Banyuwangi

1. Tampilan utama dari SIM Puskesmas Sobo Banyuwangi berbasis Web

2. Pada SIM Puskesmas Sobo Banyuwangi terdapat Pojok Berita dan Lintas
Berita yang memberikan seputar informasi mengenai berbagai kegiatan
yang diselenggarakan oleh Puskemas Sobo Banyuwangi
3. Artikel riset disertakan pula didalam SIM Puskesmas Sobo Banyuwangi
sebagai informasi pengetahuan tambahan mengenai issue terbaru terkait
tentang kesehatan baik local maupun global

4. Grafik Laporan Kunjungan pasien pada SIM Puskesmas Sobo


Banyuwangi yaitu terdapat laporan bulanan data kunjungan
5. Pada bagian Beranda SIM Puskesmas Sobo Banyuwangi terdapat menu
dan submenu yang disediakan guna memudahkan para user dalam
menggunakanya
DAFTAR PUSTAKA

etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64151/.../S2-2013-322681-chapter1.pdf
(Diakses pada tanggal 8 Oktober 2016)

http://content.simpuskesmas.id/ (Diakses pada tanggal 8 Oktober 2016)

http://pkmsobo.banyuwangikab.go.id/ (Diakses pada tanggal 8 Oktober 2016)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/52067/4/Chapter%20II.pdf
(Diakses pada tanggal 8 Oktober 2016)

http://www.digital-sense.net/simpus (Diakses pada tanggal 8 Oktober 2016)

Anda mungkin juga menyukai