Anda di halaman 1dari 19

Permasalahan Pengelolaan Limbah di Lingkungan Sekitar

(pembakaran sampah di daerah dekat kampus Universitas Jember)

MAKALAH
(Disusun guna menyelesaikan Tugas Semester Antara mata kuliah Pengelolaan
Limbah)

Disusun oleh:
Linda Syahadhatun Nisa’ (132110101035)

Kelas A

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
2016

0
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Permasalahan Pengelolaan Limbah
di Lingkungan Sekita. Dengan studi kasus pembakaran sampah di daerah dekat
kampus Universitas Jember.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak selalu mendapat kemudahan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak kesulitan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Teruntuk dosen mata kuliah Pengeloaan Limbah, yaitu Ibu Anita Dewi
Moelyaningrum, S.KM., M.Kes. Ibu Prehatin Trirahayu N., S.KM., M.Kes. dan
Bapak Khoiron, S.KM., M.Sc.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Jember, 01 Februari 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI......................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................Error! Bookmark not defined.
1.1. Latar Belakang ......................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2. Tujuan ....................................................................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 2
2.1 Definisi Limbah ........................................................................................................ 2
2.2 Sumber dan Jenis Sampah ........................................................................................ 3
2.2.1 Sumber-Sumber Sampah....................................................................................3
2.2.2 Jenis Sampah......................................................................................................4
2.3 Metode Pembuangan Akhir Sampah........................................................................5
2.3.1 Metode Pembuangan Yang Kurang Memuaskan...............................................5
2.3.2 Metode Pembuangan Akhir Yang Baik..............................................................5
2.4 Prinsip Pengelolaan Sampah.....................................................................................6
2.5 Penanganan Sampah.................................................................................................8
BAB 3. HASIL dan PEMBAHASAN ...............................Error! Bookmark not defined.
BAB 4. PENUTUP ............................................................Error! Bookmark not defined.
4.1 Kesimpulan .............................................................. Error! Bookmark not defined.
4.2 Saran ........................................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ........................................................Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN.......................................................................Error! Bookmark not defined.

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Limbah merupakan benda yang tidak diperlukan dan dibuang, limbah pada
umunya mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi bervariasi. Bila
dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di alam
sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem alam. Penumpukan limbah di alam
menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem karena tidak dikelola dengan baik.
Pengelolaan limbah ini merupakan upaya merencanakan, melaksanakan, memantau,
dan mengevaluasi pendayagunaan limbah, serta pengendalian dampak yang
ditimbulkannya. Upaya pengelolahan limbah tidak mudah dan memerlukan
pengetahuan tentang limbah, unsur-unsur yang terkandung serta penanganan limbah
agar tidak mencemari lingkungan. Selain tu perlu keterampilan mengelolah limbah
menjadi ekonomis dan mengurang jumlah limbah yang terbuang ke alam.
Di Indonesia, masalah pengelolaan limbah masih banyak dijumpai. Salah
satunya berkaitan dengan sampah. Yang sering kita jumpai bahwa sampah menjadi
hal yang biasa untuk para masyarakat. Karena itulah pengelolaan sampah akhirnya
menjadi sesuatu yang diremehkan. Salah staunya adalah permasalahan sampah yang
dibakar. Pemakaran sampah ini bukan hanya menggangu lingkungan tapi berdampak
juga pada pencemaran udara. Mengelola sampah sebenarnya tidaklah sulit. Melalui
suatu pembiasaan menjadi suatu kebiasaan dan budaya. Untuk menciptakan
kebiasaan hidup bersih dan sehat memang harus kita awali sejak dini, dimana dari
kebiasaan itu akan terciptalah budaya untuk hidup bersih dan sehat.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui permasalahan limbah yang ada di lingkungan sekitar dan
bagaimana rekomendasi penyelesaian yang bisa dilakukan untuk mengurangi
permasalahan tersebut.

1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Limbah


Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan, yang mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, atau jumlahnya, baik secara
langsung atau tidak langsung akan dapat membahayakan lingkungan, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia atau makhluk hidup lainnya (Mahida,1984).
Limbah juga adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah ada yang berupa padat, cair dan gas.
Biasannya limbah padat disebut sebagai sampah.
Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006).
Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk
padat.
Juli Soemirat (1994) berpendapat bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak
dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Azwar (1990) mengatakan yang
dimaksud dengan sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang
dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan biologis karena kotoran
manusia (human waste) tidak termasuk kedalamnya.
Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waste)
adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu
yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan
sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil kegiatan manusia yang
dibuang karena sudah tidak berguna.

2
2.2 Sumber dan Jenis Sampah
2.2.1 Sumber-sumber sampah
a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah
tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti sisa-sisa makanan baik
yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik,
daun, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot
rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman
b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum
Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat
hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini
berupa kertas, plastik, botol, daun, dan sebagainya.
c. Sampah yang berasal dari perkantoran
Sampah ini dari perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan,
departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas,
plastik, karbon, klip dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat
anorganik, dan mudah terbakar (rubbish).
d. Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari :
kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban,
onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik, dan
sebagainya.
e. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes)
Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal
dari pembangunan industri, dan segala sampah yang berasal dari proses
produksi, misalnya : sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik,
kayu, potongan tekstil, kaleng, dan sebagainya.
f. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan

3
Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya: jerami,
sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan
sebagainya.
g. Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari
jenis usaha pertambangan itu sendiri, maisalnya: batu-batuan, tanah/cadas,
pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.
h. Sampah yang berasal dari petenakan dan perikanan
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini, berupa : kotoran-
kotoran ternak, sisa-sisa makanan bangkai binatang, dan sebagainya
(Notoatmojo, 2003).
2.2.2 Jenis Sampah
a. Sampah berdasarkan asalnya
- Sampah anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat
membusuk, misalnya : logam/besi, pecahan gelas, plastik dan
sebagainya.
- Sampah organik
Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk,
misalnya : sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan
sebagainya.
b. Sampah berdasarkan dapat dan tidaknya terbakar
- Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik,
kain bekas dan sebagainya.
- Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng-kaleng bekas,
besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya (Notoatmodjo,
2003).
c. Sampah berdasarkan karakteristiknya
- Abu (Ashes)

4
Merupakan sisa pembakaran dari bahan yang mudah terbakar, baik di
rumah, di kantor maupun industri.
- Sampah Jalanan (Street Sweeping)
Berasal dari pembersihan jalan dan trotoar, terdiri dari kertas-kertas,
kotoran dan daun-daunan.
- Bangkai Binatang (Dead Animal)
Yaitu bangkai binatang yang mati karena bencana alam, penyakit atau
kecelakaan.
- Sampah pemukiman (Household refuse)
Yaitu sampah campuran yang berasal dari daerah perumahan.
- Bangkai Kendaraan (Abandoned vehicles)
Yang termasuk jenis sampah ini adalah bangkai mobil, truk, kereta api,
satelit, kapal laut dan alat transportas lainnya.
- Sampah industri
Yaitu semua limbah padat yang berasal dari buangan industri.

2.3 Metode Pembuangan Akhir Sampah


2.3.1 Metode Pembungan yang kurang memuaskan
a. Open dumping
Metode pembuangan sampah dimana sampah dibuang begitu saja secara
terbuka disuatu tanah lapang. Di Indonesia masih banyak dilakukan. Tidak
sanitair, dan tidak dianjurkan penggunaannya.
b. Dumping in water
Sampah di buang begitu saja di dalam air.
c. Pembakaran sampah di rumah
Yaitu membakar sampah secara terbuka.
d. Hog feeding
Sampah basah diberikan pada hewan atau babi
2.3.2 Metode pembuangan akhir yang baik
a. Grinding system

5
Metode pembuangan sampah basah/ garbage yang berasal dari sisa
makanan dapur, rumah, restaurant dengan menghancurkannya lebih dulu
kemudian dibuang diselokan pembuangan air kotor untuk mengalami
pemecahan atau pembusukan dalam instalansi pembuangan air kotor.
b. Composting
Pemecahan bahan-bahan organik dari sampah secara biokimia yang
memproduksi hasil akhir bahan-bahan menyerupai humus yang dapat
digunakan sebagai soil conditioning.
c. Incenerator
Penggunaan alat pembakar yang dilengkapi alat yang bisa menghindari
terjadinya polusi udara akibat pembakaran sampah. Untuk mengurangi
jumlah, mampu memusnahkan mikroorganisme patogen.
d. Sanitary lanfill
Prinsip pembuangan sampah ketempat rendah dan ditutup dengan tanah.
Sampah harus ditutup. Metode ini sudah terkontrol dengan baik.
Pengurangan sampah yang telah dimampatkan secara terkendali dan
merupakan pembuangan sampah yang yang lengkap (lebih banyak
dilakukan di negara maju). Pada metode ini perbadingan sampah :
penutupnya yaitu 4:1 dan harus terdapat tempat pengolahan lindi.

2.4 Prinsip pengelolaan sampah


Pengurangan sampah dapat dilakukan dengan kegiatan pembatasan timbulan
sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Prinsip
pengelolaan sampah yang sering dilakukan adalah dengan 3R.
Penerapan sistem 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) menjadi salah satu solusi
dalam menjaga lingkungan di sekitar kita yang murah dan mudah untuk dilakukan di
samping mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan sampah menjadi
sumber listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Selain itu, penerapan 3R ini juga
dapat dilakukan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari. 3R terdiri dari Reuse,
Reduce, dan Recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat

6
digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti
mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti
mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang
bermanfaat.
a. Reduce (mengurangi segala sesuatu yang menimbulkan sampah)
Berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak
lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja barang-barang yang tidak
“terlalu” dibutuhkan seperti baju baru, aksesoris tambahan atau apa pun yang
intinya adalah pengurangan kebutuhan. Kurangi juga penggunaan kertas tissue
dengan sapu tangan, kurangi penggunaan kertas di kantor dengan print
preview sebelum mencetak agar tidak salah, baca koran online, dan lainnya.
Contoh kegiatan reduce :
- Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang
- Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah
dalam jumlah besar
- Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)
- Kurangi penggunbaan bahan sekali pakai
b. Reuse (kegiatan penggunaan kembali sampah secara langsung)
Berarti pemakaian kembali seperti contohnya memberikan baju-baju bekas ke
yatim piatu. Tapi yang paling dekat adalah memberikan baju yang kekecilan
pada adik atau saudara, selain itu baju-baju bayi yang hanya beberapa bulan
dipakai masih bagus dan bisa diberikan pada saudara yang membutuhkan.
Reuse juga merupakan kegiatan penggunaan kembali samapah yang masih
digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain.
Contoh kegiatan reuse :
- Gunakan kembali wadah/ kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi
lainnya
- Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat
minyak goreng
- Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang

7
- Gunakan baterai yang dapat di charge kembali
- Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
c. Recycle (memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami proses
pengolahan)
Berarti mendaur ulang dengan mengolah sampah menjadi produk baru yang
lebih bernilai atau bahkan mempunyai nilai jual. Paling mudah adalah
mendaur ulang sampah organik di rumah, menggunakan bekas botol plastik
air minum atau apapun sebagai pot tanaman, sampai mendaur ulang kertas
bekas untuk menjadi kertas kembali. Daur ulang secara besar-besaran belum
menjadi kebiasaan di Indonesia. Tempat sampah yang membedakan antara
organik dan non-organik saja tidak jalan. Malah akhirnya lebih banyak
gerilyawan lingkungan yang melakukan daur ulang secara kreatif dan
menularkannya pada banyak orang dibandingkan pemerintah.
Contoh kegiatan recycle :
- Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai
- Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos
- Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang
bermanfaat

2.5 Penanganan Sampah


Penanganan sampah dilakukan dengan :
a. Pemilahan
Pengelompokkan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan
sifat sampah. Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan mengadakan
pemilahan sampah basah (organik) dan sampah kering (anorganik) oleh
masing-masing rumah tangga. Bagi rumah tangga yang memiliki lahan,
dapat mengolah sampah basah menjadi kompos yang berguna untuk
tanaman, sedangkan untuk sampah kering seperti kertas, botol, plastik dan
kaleng, sebelum dibuang sebaiknya dipilah dulu, dikarenakan sampah
tersebut ada yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali, bisa juga

8
diberikan kepada pemulung dan yang tidak bisa dipakai kembali dapat
dibuang.
b. Pengumpulan
Untuk menangani masalah persampahan yang bersumber dari rumah
tangga, pola pengumpulan yang dianjurkan adalah pola individual tak
langsung, dimana sampah dikumpulkan oleh petugas kebersihan yang
mendatangi tiap-tiap sumber sampah (rumah ke rumah) dan diangkut ke
tempat pembuangan sementara (TPS). Pola pengumpulan lain yang menjadi
alternatif adalah Pola komunal langsung adalah kegiatan pengambilan
sampah dari masingmasing titik komunal dan diangkut langsung ke tempat
pembuangan akhir tanpa melalui kegiatan pemindahan (Mayun, 2009)
(Mustaha)
c. Pengangkutan
Membawa sampah dari sumber atau dari TPS atau dari tempat pengolahan
sampah terpadu menuju ke TPA. Jenis kendaraan pengangkut sampah yang
digunakan untuk pola pengumpulan komunal langsung adalah
jeniscompactor truck dengan kapasitas 6 m3 dan arm roll truck yang
berkapasitas 4 m3. Kendaraan jenis compactor truck memiliki kelebihan
dapat melakukan pengepresan sampah sehingga kapasitas daya tampungnya
dapat ditingkatkan. Dalam pemuatan maupun pembongkaran
sampah, compactor truckdan arm roll dilengkapi dengan lengan tarik
hidrolik sehingga dapat bergerak secara otomatis yang dikendalikan oleh
sopir sehingga tidak bersentuhan langsung dengan sampah. (Mayun, 2009)
(Mustaha)
d. Pengolahan
Mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah.
e. Pemrosesan akhir smpah
Pengembalian sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media
lingkungan secara aman.

9
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara langsung pada hari jum’at 29


Januari 2015 di tanah kosong seberang Bank Center Universitas Jember pada pukul
16.30 dengan seorang bapak bernama pak Hadi yang beralamat di Tegal Gede, yang
biasa mencari rumput untuk pakan ternak dan kebetulan saat itu juga sedang
membakar sampah di tanah kosong tersebut. Beliau menjelaskan bahwa alasannya
membakar sampah itu agar cepat hilang. Beliau juga memberitahu bahwa penjual
rujak di depan lokasi tersebut juga sering melakukan pembakaran sampah.
Pembakaran sampah ini menyebabkan pencemaran lingkungan selain mengganggu
estetika lingkungan sekitarnya. Disana juga dijumpai sampah yang dibiarkan begitu
saja (open dumping).

Sampah tersebut merupakan bagian dari limbah yang kemungkinan besar dari
rumah-rumah penduduk disekitar, sampah-sampah anak kost, atau sampah di jalan
raya yang disapu kemudian dibuang kesana. Sampah yang ada yaitu limbah berwujud
padat. Berdasarkan sampah-sampah yang ada disana, sampah organik dan anorganik
hapir sama banyaknya. Sampah organik seperti daun, kulit buah, sayur, dll.
Sedangkan sampah anorganiknya banyak ditemui bungkus makanan, plastik, kertas,
dll.

Pengelolaan sampahnya masih dilakukan dengan metode pembuangan akhir


yang kurang memuaskan. Dengan open dumping dan pembakaran. Metode open
dumping ini membiarkan sampah dibuang begitu saja dalam sebuah tempat seperti
tanah lapang tanpa ada perlakuan apapun. Sehingga penumpukan sampah terus
menerus membuat bau yang tidak nyaman ketika berada disana. Open dumping juga
disebut metode penimbunan terbuka dan sering disebut metode kuno. Pada tahap
ini sampah dikumpulkan dan ditimbun bagitu saja dalam lubang yang dibuat pada
suatu lahan, bisanya di TPA. Namun pada kasus ini, lahan kosong pun bisa jadi
tempat untuk metode open dumping. Cara ini cukup sederhana yaitu dengan
membuang sampah pada suatu legokan atau cekungan tanpa mengunakan tanah

10
sebagai penutup sampah, cara ini sudah tidak direkomendasi lagi oleh Pemerintah
Republik Indonesia karena tidak memenuhi syarat teknis suatu TPA Sampah, Open
dumping sangat potensial dalam mencemari lingkungan, baik itu dari pencemaran
air tanah oleh Leachate (air sampah yang dapat menyerap kedalam tanah), lalat,
bau serta binatang seperti tikus, kecoa, nyamuk dll.

Di lokasi kejadian tidak dilakukan open dumping yang benar jika memang
metode tersebut yang dilakukan masyarakat, karena sampah-sampah tersebut tidak
dimasukkan pada tanah galian. Dibiarkan begitu saja pada tanah datar. Sehingga
seperti sampah-sampah yang dibiarkan berserakan.

Metode pembakarannya juga menimbulkan asap yang membuat udara


disekitarnya kurang baik untuk pernapasan. Apa lagi menurut narasumber,
pembakaran tersebut sering dilakukan dan menjadi hal yang sudah biasa. Saat
membakar sampah, tidak terjadi proses pembakaran yang baik. Pembakaran yang
baik membutuhkan Oksigen (O2) yang cukup. Saat membakar tumpukan sampah,
mungkin bagian luar tumpukan cukup mendapatkan Oksigen sehingga menghasilkan
CO2, tapi di dalam tumpukkan sampah akan kekurangan O2 sehingga yang
dihasilkan adalah gas Karbon Monoksida (CO).Gas Karbon Monoksida (CO)
merupakan gas yang berbahaya, karena dapat membunuh secara massal. Bila kita
menghirup CO, hemoglobin darah yang seharusnya mengangkat dan mengedarkan
oksigen ke seluruh tubuh akan terganggu. Dengan begitu, tubuh akan mengalami
kekurangan Oksigen, yang dapat berujung kematian. Asap yang dihasilkan dari
pembakaran sampah juga berbahaya. Masalah juga muncul dari sampah organik,
yang dapat mengakibatkan partikel-partikel yang tak terbakar akan berterbangan, atau
menghasilkan reaksi yang menghasilkan hidrokarbon berbahaya. Hidrokarbon
berbahaya yang dihasilkan asap pembakaran sampah, termasuk senyawa penyebab
kanker yaitu benzopirena, yang mencapai 350 kali lebih besar dari asap rokok. Kita
bisa terjangkit kanker paru-paru, infeksi paru-paru, asma, atau bronchitis karenanya.
Belum lagi dengan gas yang dihasilkan dari pembakaran sampah, yang juga dapat
merusak atmosfer bumi. Gas tersebut adalah senyawa chlor, yang dihasilkan dari

11
pembakaran plastik. Pembakaran bahan sintetis yang mengandung nitrogen, seperti
nilon, busa poliuretan yang ada pada sofa atau karpet busa, juga membahayakan
karena dapat menghasilkan gas HCN yang berbahaya.

Sangat disayangkan di lingkungan kampus yang notabene lingkungan


berpendidikan, masih banyak dijumpai masyarakat yang tidak peduli dengan
lingkungan. Masih rendahnya pengetahuan tentang sampah dan bagaimana
mengelolah sampah tersebut. Salah satu perubahan yang dapat dilakukan khusunya
bagi kita para bagian dari Universtas Jember yaitu bagimana mengelolah sampah-
sampah disekitas daerah kampus menjadi sesuatu yang bernilai. Misalnya dengan
merubah sampah menjadi kompos yang bisa dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat yang berkerjasama dengan mahasiswa Fakultas Pertanian dan
mungkin juga dengan mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian. Bisa juga dengan
gerakan peduli sampah dengan wujud nyata yaitu bank sampah. Selain dapat
mengurangi volume timbulan sampah juga dapat memberikan manfaat melalui
aktivitas-aktivitas tersebut. Yang terpenting juga bagaimana membuat masyarakat
sekitar kampus dapat mengerti bahwa membakar sampah bukan hal yang baik dan
dapat merugikan. Namun jangan melupakan prinsip pengelolaan sampah yang paling
utama dengan konsep 3R telebih dahulu sebelum melakukan pengelolaan yang lain.

Patrisipasi dari masyarakat sendiri yaitu dengan membiasakan diri untuk


membuang sampah dari rumah-rumah mereka ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
terdekat. Misalnya di daerah SMA Muhammadiyah Patrang atau TPS di dekat stasiun
kereta api jember. Paling tidak, sudah tidak ada lagi pembakaran sampah. Bisa juga
masyarakat membuat bank sampah dan pembuatan kompos. Serta membiasakan 3R
(reduce,, reuse, recycle).

Sitem pengelolaan sampahnya juga harus diperbaiki. Jika di daerah yang


terdapat kasus merupakan daerah pinggir jalan raya, alangkah lebih baik tersedianya
tempat sampah di depan-depan rumah dan sepanjang jalan. Sehingga siapapun itu
akan lebih mudah menemukan tempat sampah dan meminimalisir adanya sampah

12
berserakan. ini juga akan mempermudah para petugas sampah dalam mengumpulkan
sampah untuk diangkut ke TPS atau TPA. Pola pengumpulan sampah komunal yang
dilakukan oleh petugas sampah dapat lebih digalakkan penerapannya jika para
masyarakat malas membuang ke TPS terdekat.

Proses penanganan sampah belum dilakukan, karena pada tahap yang pertama
saja sudah tidak dilakukan. Yaitu tahap pemilahan. Dimana hampir semua sampah
yang ada di lokasi kejadian, dibiarkan dibuang begitu saja oleh pembuangnya. Tidak
ada pemilahan sampah berdasarkan jenis, jumlah, dan sifatnya. Jika pada tahap
pertama saja tidak dilakukan, maka tahap-tahap selanjutnya pun tidak dilakukan.

Namun yang ada pada kenyataannya, bahwa masalah sampah ini tidak hanya
pada satu tempat. Setelah saya lakukan pengamatan pada TPS terdekat, ternyata
masyarakat sekitar TPS juga masih melakukan pembakaran sampah di dekat TPS.
seharusnya TPS tersebt menjadi tempat penampungan sementara, akhirnya juga
menjadi tempat yang tidak berfungsi sesuia dengan semestinya.

Jadi, masalah sampah dan pengelolaannya perlu ada kepedulia dari berbagai
lapisan masyarakat dan berbagai pihak yang ada. Bukan hanya kepentingan satu
pihak atau yang lain. -“Jika anda bukan orang sembarangan, MAKA jangan buang
sampah sembarangan”-

13
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penyusunan makalah ini adalah masih
banyaknya permasalahan terkait dengan sampah, membuat kita seharusnya lebih
peduli akan hal tersebut. Seperti yang dibahas dalam kasus menegnai pembakaran
sampah yang asih dilakukan disekitar kampus Universitas Jember. Sangat
disayangkan, daerah yang notabene adalah daerah pendidikan masih dijumpai
aktivitas yang menyebabkan gangguan estetika lingkungan dan pencemaran udara.
Sampah tersebut merupakan bagian dari limbah yang kemungkinan besar dari rumah-
rumah penduduk disekitar, sampah-sampah anak kost, atau sampah di jalan raya yang
disapu kemudian dibuang ke tempat kejadian. Ini berarti masih rendahnya
pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan smapah dan bahaya membakar
sampah. Kesalahan bukan hanya pada perilaku masyarakat yang membuang sampah
sembarangan, tetapi juga pada sistem atau metode pengelolaan sampahnya. Jika
dilakukan perbaikan, perlu adanya kerjasama antar piihak.

4.2 Saran
Saran yang dapat dilakukan yaitu :

1. Menigkatkan patrisipasi dari masyarakat dengan membiasakan diri untuk


membuang sampah ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) terdekat.
2. Membuat bank sampah dan pembuatan kompos.
3. Membiasakan 3R (reduce, reuse, recycle).
4. Memperbaiki sistem pengelolaan sampah dan menggunakan metode yang baik
atau menguntungkan.
5. Melaksankan kerjasama yang dengan berbagai pihak, misalnya komposting
yang dapat dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswi kampus sebagai bentuk
kepedulian nyata terhadap lingkungan sekitar kampusnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://ilmulingkungan.com/pengertian-limbah/ (Diakses pada tanggal 30 Janauari


2016)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30773/4/Chapter%20II.pdf (Diakses
pada tanggal 30 Januari 2016)
http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms-dr/limbah.pdf
(Diakses pada tanggal 30 Januari 2016)
http://www.kompasiana.com/annisa.tekkimits/3r-reduce-reuse-
recycle_5528c8b6f17e6143088b45a4 (Diakses pada tanggal 30 Januari 2016)
http://www.kompasiana.com/bafadlol.muksit/membakar-sampah-
bahayakah_55184861a333113107b6656b (Diakses pada tanggal 31 Januari 2016)
https://www.translate.com/english/open-dumping-yaitu-metode-penimbunan-terbuka-
dan-sering-disebut-metode-kuno-pada-tahap-ini-sampah-d/9246531 (Diakses pada
tanggal 31 Januari 2016)

15
LAMPIRAN

Jum’at, 29 Januari 2015, Lokasi Kejadian: tanah kosong seberang Bank Center
Universitas Jember

16

Anda mungkin juga menyukai