Anda di halaman 1dari 14

REFARAT

STASE
RINOSINUSITIS THT

U L FA M U L I A N A
18171085

PEMBIMBING :
Dr. Cut Elvira Sp.THT.KL
LATAR BELAKANG
Berdasarkan data National Health Interview Survey (2007),
rinosinusitis menjadi salah satu dari sepuluh diagnosis
penyakit terbanyak di Ameriksa

indonesia
Dan untuk pertama kalinya diadakan studi epidemiologi populasi di
Eropa (2011) menggunakan kuisioner, sekitar 10.9% orang memiliki
gejala rinosinusitis kronik.

Survei dari beberapa daerah di Kanada melaporkan prevalensi


rinosinusitis kronik mengenai rata-rata 5% dari populasi

Prevalensi rinosinusitis kronis di Indonesia cukup tinggi penderita


rinosinusitis kronis yang datang ke RSUP H. Adam Malik tahun 2011
sebesar 190 penderita.

Berdasarkan data DEPKES RI tahun 2003 memaparkan bahwa penyakit


hidung dan sinus berada pada urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat
utama.

Menurut Soetjipto dalam Multazar (2011), data dari Divisi Rinologi Departemen THT RSCM menyebutkan jumlah pasien rinologi pada kurun waktu
tersebut adalah 435 pasien, 69%nya (300) pasien adalah rinosinusitis kronis.
RINOSINUSITIS
DEFINISI KLASIFIKASI

Rinosinusitis adalah inflamasi pada hidung dan sinus Rhinosinusitis dibagi menjadi dua berdasarkan durasinya
paranasal yang ditandai dengan adanya sumbatan/ yaitu akut dan kronis. Disebut akut jika durasinya kurang
obstruksi/ kongesti pada hidung, sekret hidung, dari 4 minggu, atau kronis jika durasinya berlangsung
nyeri/tekanan pada wajah, dan/atau penurunan atau selama 12 minggu atau lebih dengan dua atau lebih gejala
hilangnya penciuman.
ANATOMI CAVUM NASI DAN SINUS
PARANASALES

Dinding Lateral dari Cavum Nasi Dextra. Anatomi Sinus Paranasal


ETIOLOGI

rinosinusitis

Alergi Infeksi virus Bakteri

rhinovirus respiratory
Coronavirus virus
syncytial virus
influenza A
(RSV)

Streptococcus Haemophilus Moraxella


pneumoniae influenzae catarrhalis.
PATOFISIOLOGI

pembengkakan (udem) dan obstruksi (blokade)


Inflamasi mukosa hidung eksudasi ostium sinus

hipoksia (oksigen menurun,pH gangguan ventilasi dan drainase,resorpsi


menurun,tekanan negatif oksigen dalam rongga sinus

transudasi,peningkatan
permeabilitas kapiler retensi sekresi di sinus atau
eksudasi serous,penurunan
meningkat pertumbuhan kuman
fungsi silia

Timbulnya gejal rinosinusitis


persisten Rinositis kronik
DIAGNOSA RINOSINUSITIS

ANAMNESIS PEMERIKSAA PEMERIKSAA


N FISIK N PENUNJANG

Transiluminasi,
KELUHAN
Rinoskopi Anterior
1)Buntu hidung, kongesti
atau sesak Endoskopi
2) Sekret hidung / post nasal
drip, umumnya mukopurulen
3) Nyeri wajah / tekanan, Radiologi
nyeri kepala dan
4) Penurunan / hilangnya Rinoskopi Posterior
penciuman

Pemeriksaan penunjang
lainya :Sitologi nasal,
biopsi, pungsi aspirasi dan
bakteriologi ,Tes alergi, Tes
fungsi mukosiliar,Penilaian
Informasi lain yang perlu berkaitan aliran udara nasal,Tes
dengan keluhan mencakup: durasi fungsi
keluhan, lokasi, faktor yang memperingan olfaktori,pemeriksaan lab
(CRP)
atau memperberat serta riwayat
pengobatan yang sudah dilakukan
DIAGNOSA BANDING

Keluahan hidung terseumbat • Dapat Difikirkan Adanya Common Cold,


dan berair, cairan putih • Korpus Alienum Di Hidung Dan
• Adenoitis
kekuningan

• Difikirkan Tension Headache,
Keluhan sakit kepala • Migraine Headache,
• Cluster Headache Atau Reffered Pain Headache,

• Difikirkan Pertusis, 
• Bronkitis, 
Batuk kronik • Tuberkulosis, Dan
• Gerd

• Tumor-tumor Jinak Yang Dapat Tumbuh Di Hidung Seperti :


• Kondroma,
Polip nasi • Neurofibroma,
• Angiofibroma
• Dll.
PENATALAKSANAAN

• Tujuan Terapi Sinusitis Ialah


• 1) Mempercepat Penyembuhan;
• 2) Mencegah Komplikasi; Dan
• 3) Mencegah Perubahan Menjadi Kronik

Prinsip Pengobatan Ialah Membuka Sumbatan Di KOM Sehingga Drainase


Dan Ventilasi Sinus-sinus Pulih Secara Alami.

Penatalaksanaan Pada Rinosinusitis Terbagi Dua Yaitu:


1. Medikamentosa Dan
2. Pembedahan.
SKEMA ALUR PENANGANAN RINOSINUSITIS AKUT DAN KRONIK

Skema 1: Penatalaksanaan Rinosinusitis Akut Pada Dewasa Untuk PelayananKesehatan Prime


Skema 2: Penatalaksanaan Rinosinusitis Kronik Dengan Atau Tanpa Polip Hidung Pada Dewasa Untuk Pelayanan
Kesehatan Primer
KOMPLIKASI

• edema palpebra
• selulitis orbita

Kelainan Orbita •

abses subperiostal
abses orbita dan
• selanjutnya dapat terjadi Thrombosis sinus kavernosus.

Kelainan •

meningitis,
abses ekstradural atau subdural,
intrakranial •

absesOtak dan
thrombosis sinus kavernosus.

Osteomielitis dan • Pada osteomielitis sinus maksila dapat timbul fistula Oroantral atau
abses subperiostal fistula pada pipi.

• bronkitis kronik dan

Kelainan paru • bronkiektasis.


PROKNOSIS

• Prognosis tergantung dari ketepatan serta cepatnya penanganan yang


diberikan. Semakin cepat maka prognosis semakin baik. Pemberian
antibiotika serta obat-obat simptomatis bersama dengan penanganan
faktor penyebab dapat memberikan prognosis yang baik. 16

•  
Ulfa Muliana s.ked

Anda mungkin juga menyukai