Anda di halaman 1dari 69

Bimbingan coass

Imunisasi

15 september 2020
Vaksinasi
• Memberikan vaksin (bakteri / virus hidup
dilemahkan / mati, komponen) atau toksoid
• Sesuai jadwal yang ditetapkan
• untuk merangsang kekebalan tubuh
(imunogenitas)
• dapat menimbulkan KIPI (reaktogenitas)

Prosedur vaksinasi yang benar :


• Merangsang kekebalan lebih baik
• Memperkecil dampak KIPI : medik, non
medik
PROSEDUR VAKSINASI
• Rantai Vaksin dan Penyimpanannya
• Persiapan alat dan bahan : untuk vaksinasi dan
mengatasi gawat - darurat
• Persiapan pemberian :
– anamnesis, umur, jarak dgn vaksinasi
sebelumnya, riwayat KIPI, Indikasi kontra dan
perhatian khusus
– Informed consent : manfaat, risiko KIPI
– pemeriksaan fisik
• Cara pemberian
– dosis, interval
– Lokasi, sudut, kedalaman
• Pencatatan (dan pelaporan)
• Pemantauan KIPI
• Pengelolaan sisa vaksin, pemusnahan alat
suntik
Jenis-jenis Vaksin

Vaksin Bakteri Vaksin Virus

• Campak Rotavirus
• BCG • Parotitis • OPV
Vaksin • Rubela
Hidup • Yellow
• Varisela
Fever

• Difteria • Meningo • Influenza


Vaksin • Tetanus • Pneumo •
Inaktif • Pertusis • Hib • Rabies
IPV
• Kolera • Typhoid Vi • Hepatitis B
• HPV • Hepatitis A
Perbedaan vaksin hidup dan
inaktiv
• Vaksin hidup • Vaksin inaktif
• Heat sensitive • Freeze sensitive
• Tahan beku (tidak boleh beku)
• Pemberian:  uji kocok
– Oral, intra cutan, sub • Intra muskuler
cutan, IM dalam
• Interval 2 vaksin • Boleh pd psn
hidup >4 minggu imunokompromise
• Kontraindikasi:
imunokompromise
Vaksin Hepatitis B
• Vaksin inaktiv, rekombinan DNA sel ragi, tidak
infeksius
• Tunggal ( Uniject, engerix, Euvax)
• Kombinasi (DPT-Hep B  tidak untuk BBL)
• Kontra indikasi : alergi pada komponen vaksin
(sangat jarang)
• Penyimpanan : 2 – 8 º C, uji kocok
• Penyuntikan : intramuskular, jangan di gluteal
• KIPI : Reaksi lokal : kemerahan, nyeri, bengkak, demam
ringan 2 hari.
• Reaksi sistemik : mual muntah, nyeri kepala, nyeri otot, sendi

VVM
Vaksin polio: OPV dan IPV

OPV eIPV
• Hidup dilemahkan • Inaktif:
• tOPV (3 strain); b OPV • 3 strain
• Tidak boleh pd • Tidak ada risiko VDPV
imunokompromise dan VAPP
• Risiko VDVP, VAPP • Injeksi im
• Oral • 2 – 8ºC stabil 3 thn
• Beku; 2-8C • Tidak boleh beku
• Imunitas mukosa • Multidosis (24 jam)
• Kontak imunitas (+) • kontak imunitas (-)
Vaksin Polio Oral (OPV)
• Penyimpanan (sebelum dibuka):
– dalam suhu - 20ºC potensi sampai 2 thn
– dlm suhu 2 – 8ºC potensi sampai 6
bulan
• Setelah dibuka simpan dlm suhu 2 – 8º C
– potensi hanya sampai 7 hari
• Tidak beku, ada sorbitol
• Sedang diare : boleh divaksin, 4 minggu
kemudian beri 1 dosis sebagai dosis
tambahan

Perubahan warna vaksin polio


karena perubahan pH
Vaksin rotavirus

• vaksin hidup yang dilemahkan


• Per oral
• 2-8 C
• 2 RV yang baru :
• Rotarix™: monovalen, strain human RV
RIX4414; 2 dosis:
• dosis 1 min 6 mg; dosis 2 maksimal 24
mg; interval minimal 4 mgg
• RotaTeq®: human–bovine RV reassortants; 3
dosis:
• dosis 1: 6 -14 minggu, Interval 4 -10
minggu; Dosis ke 3: < 32 mgg
Vaksin BCG

• Mycobacterium bovis hidup yang


dilemahkan
• Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 – 8ºC
(bukan freezer), hanya boleh 3 jam
• Kering : simpan dlm suhu 2 – 8ºC, lebih
baik dalam freezer,
• Jangan kena sinar matahari
• Dosis : 0.05 ml intrakutan, deltoid kanan
• > 1tahun: 0,1 mL (PPD test dulu)

Buku Imunisasi di Indonesia 2014


Vademecum Biofarma, 2002
Vaksin Difteri, Tetanus dan Pertusis

• Difteria dan tetanus : toksoid dimurnikan


Heat Marker /
• Pertusis (2 jenis)
VVM)
– whole cell
– aceluler/ purified pertusis antigen
– teradsorbsi dlm Al fosfat  Intra muskuler dalam
• 2 – 8ºC, jangan dalam freezer: kocok sampai homogen,
bila ada gumpalan atau endapan jangan digunakan
• Indikasi kontra
– Usia < 6 minggu
– Riwayat anafilaksis dan ensefalopati pasca DPT
sebelumnya
– Epilepsi yang belum terkontrol
Vaksin Difteri, Tetanus dan Pertusis
Vaksin progam: Vaksin non program:
• DPT-Hep B • Infanrix (DPaT)
• DPT-Hep B-Hib • Tripacel (DPaT)
• Infanrix-Hib
• DT (< 7 tahun)
• Infanrix-Hib-IPV
• Td (>8 tahun) • Pediacel (DPaT-Hib-IPV)
• TT • Tetraxim (DPaT-IPV)
• Tetract Hib (DPwT-HiB)
Vaksin Campak

• Virus hidup dilemahkan, jangan kena sinar


matahari
• Vaksin kering : simpan < 0º C atau < 8ºC,
lebih baik minus 20 º C. Pelarut tidak boleh
beku.
• Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 – 8ºC
maksimum 8 jam
• Tiap 0,5 ml mengandung
– 1000 u virus strain CAM 70
– 100 mcg kanamisin, 30 mg eritromisin
• Dosis 0,5 ml, subkutan, di deltoid lengan
atas
Vaksin MMR
• Virus hidup yang dilemahkan
– campak Schwarz hidup dilemahkan dlm embrio
ayam
– Virus gondong Urabe dibiak dlm telur ayam
– Virus rubela Wistar dibiak pada sel deploid
manusia
• PFS, vial, simpan 2 - 8º C,
• Subkutan atau intra muskular
• Kontra indikasi
imunodepresi, hamil, pasca imunoglobulin,
transfusi darah (tunda 6 – 12 minggu), alergi
neomisin, kanamisin
• Tidak ada bukti sahih berkaitan dgn Autisme
(koinsiden)
Vaksin Haemophilus Influenza type b

• Mencegah : Meningitis, Pneumonia, bukan


Influenza
• Polisakarida H. influenza b dikonjugasikan
pada toksoid tetanus, trometamol, sukrosa, NaCl
• Simpan : 2 - 8ºC, jangan beku
• Suspensi berkabut keputihan: normal
• Tunggal (hiberik; Act Hib)
• Kombinasi dgn DTaP /DTwP
• Pemberian intramuskuler
– < 2 thn : paha mid anterolateral
– > 2 thn : deltoid
Vaksin Pneumokokus Konjugasi
(PCV-10 dan PCV 13
• Vaksin polisakarida S.pneumoniae
– Konjungasi dengan difteri toksoid
– 10 serotipe (sinflorix) dan 13 serotipe (prevenar 13)
• T cell dependent
– Mempunyai memori jangka panjang, efek boster
– Imunogenik pada anak <2 tahun
• Indikasi :
– anak sehat dan anak dengan risiko tinggi, umur 2
bulan – 5 tahun
• Effektifitas :
– >90% mencegah penyakit pneumokokus invasif
– Mencegah 86% bakteremia
– Mencegah 83% meningitis anak <6 tahun
– Kurang effektif mencegah pneumonia dan OMA
• KIPI ringan :
– demam, mialgia 15%-24%
– Reaksi lokal : 10 – 20 %
Vaksin Pneumokokus PPV 23
• Nama dagang: Pneumo-23@ (Sanofi Pasteur)
– kapsul polisakarida S. pneumoniae
– 23 serotipe 14, 6B, 19F, 18C, 23F, 4, 9V, 19A, 6A, 7F,
3, 1, 9N, 22F, 18B, 15C, 12F, 11A, 18F, 33F, 10A, 38,
13
• T cell independent
– Tidak merangsang sel memori, tidak ada efek boster,
– hiporesponsive
– Tidak imunogenik pada anak <2 tahun

• Indikasi : anak> 2 tahun dalam risiko tinggi,


yaitu
– penyakit kronik
– anatomic atau functional asplenia
– imunokompromais, pengobatan
– kemoterapi atau steroid, infeksi HIV
Pemberian : IM

Effektifitas
88% untuk pencegahan bakteremia
pneumokokus
60%-70% untuk pencegahan penyakit invasif
Kurang effektif mencegah pneumonia
KIPI ringan
Reaksi lokal : 30 – 50 %
Demam, mialgia : < 1 %
Vaksin Demam Tifoid
• Komposisi
– Polisakarida kapsul Vi Salmonella typhi
– Fenol, NaCl, NaHPO3H
• PFS, simpan 2 – 8ºC
• Intramuskular umur > 2 thn
• Imunitas 2 – 3 minggu pasca vaksinasi
• Imunogenitas rendah pada umur < 2 thn
• Perlindungan 3 tahun
• Tidak melindungi thdp S.paratyphi A & B
Vaksin Influenza
• Virus tidak aktif, dlm PFS (prefilled syringe)
– Bahan lain: telur, neomisin, formaldehid
– Penyimpanan: suhu 2 – 8°C, jangan kena
cahaya atau beku
• Tiap tahun strain bisa berbeda berdasar
rekomendasi WHO : Selatan & Utara
• Penyuntikan: intramuskular
• Dosis
– 6–35 bulan : dosis 0,25 ml
– > 36 bl : dosis 0,5 ml
• Jadwal:
– < 9 thn : perlu 2 dosis ( booster 4 minggu
kemudian
– Vaksinasi diulang tiap tahun
Vaksin Hepatitis A

• Virus inaktif, dalam formaldehid


• Indikasi : anak umur > 2 thn
– endemis
– panti asuhan

• Indikasi kontra
– demam, infeksi akut
– hipersensitif thdp komponen
vaksin

• Intramuskular
Vaksin Varisela (Cacar Air)

• Virus hidup dilemahkan, strain Oka


• Mengandung Kanamycin sulfat, eritromisin
• Subkutan, umur > 1 thn
• Kontra indikasi
– Demam, sakit akut
– Pasien imunokompromise
• Perhatian
– Jangan hamil dalam 2 bln yad
– tidak effektif bila transfusi gamma
globulin
– Boleh diberikan bersama vaksin hidup
lain, bila tidak bersama selisih minimal
4 minggu.
Vaksin Human Papiloma Virus
(HPV)
untuk cegah Ca Cervix

Jadwal : 0,1-2 dan 6 biulan


Secara IM
‘RANTAI VAKSIN’
Pabrik Menjaga
imunogenitas dan
mencegah KIPI
DinKes Proses
Provinsi Transportasi Distributor

Apotik
DinKes
Kabupaten
Praktek Swasta

Pelayanan Kes.
Primer

Penyimpanan vaksin harus dijaga sepanjang rantai perjalanan dari pabrik


sampai saat melaksanakan vaksinasi:
Rantai vaksin : suhu 2 – 80 C

• Tidak boleh kena panas, sinar matahari


langsung
– semua vaksin
– Terutama vaksin hidup : OPV, BCG,
Campak, rotavirus
• Tidak boleh beku
– Vaksin inactive” (komponen kuman, toksoid,
polisakharida, rekombinan)
– Hepatitis B, DPT, DT dan TT
• Stok vaksin di Puskesmas :
– Untuk 1 bulan + cadangan 1 minggu
Masa simpan vaksin belum dipakai
Vademicum Bio Farma Jan.2002

Jenis Vaksin Suhu Penyimpanan Umur Vaksin


BCG +2 s/d +8°C 1 tahun
-15°s/d -25°C 1 tahun
DPT +2° s/d +8°C 2 tahun
Hepatitis B +2° s/d +8°C 26 bulan
TT +2° s/d +8°C 2 tahun
DT +2° s/d +8°C 2 tahun
OPV +2° s/d +8°C 6 bulan
-15° s/d -25°C 2 tahun
Campak +2° s/d +8°C 2 tahun
-15° s/d -25°C 2 tahun
Penyimpanan vaksin

• Lemari es
– Jarak lemari es dengan dinding belakang
15 cm
– Lemari es tidak terkena sinar matahari
langsung
– Sirkulasi ruangan cukup
• Penyusunan vaksin
– Jarak menyusun dos vaksin 1-2 cm atau
– satu jari antar dos vaksin
Rak I : Polio , Campak dan BCG.
Rak II : DPT , Hept. B
Rak III : DT, TT
Fungsi cold pack sama dengan
botol air di bagian bawah lemari es
- Mempertahankan suhu, jika
lemari es mati agar suhu tetap
stabil.
Pengontrol suhu (thermometer)
pada rak kedua, freeze
watch/freeze tag pada rak ketiga.
Lakukanlah pencatatan suhu dua
kali sehari, pada grafik suhu.
Click icon to add chart
Kesalahan Penyimpanan Vaksin
VVM = Vaccine Vial Monitor
Uji Kocok (Shake Test)
Vaksin tidak pernah beku Vaksin pernah beku

Setelah dikocok

Setelah 15 menit

Setelah 30 menit

Setelah 60 menit
Boleh digunakan Jangan digunakan
Pengambilan vaksin

• Ambil sampel tiap kotak


• Lihat :
– tanggal kadaluarsa,
– VVM,
– warna larutan,
– gumpalan dalam larutan
• Pisahkan vaksin yang
– Tidak memenuhi syarat
– VVM A dan B, jangan dicampur
– VVM B dipakai lebih dahulu
Membawa Vaksin

• Masukkan dalam cold box atau vaccine


carrier
• Bila jarak dekat masukan cool pack cair
– Bagian tengah letakkan termometer Muller
• Bila jarak jauh masukkan cold pack beku
– HepB dan DPT-HB tidak boleh menempel
– Masukkan freeze tag / watch
• Termos tidak boleh kena sinar matahari
langsung
Cold pack & cool pack

• Wadah plastik atau kantong plastik


– Diisi air
• Cair (cool pack) : biru / merah
– dinginkan di lemari es 2-80 C/min. 24 jam
– Untuk vaksin HepB, DPT, DPT-HB, DT, TT
• Beku (cold pack) : putih
– bekukan di freezer-5 sd – 150C min 24 jam
– Untuk vaksin Polio, BCG, Campak
Anamnesis, Komunikasi, Informasi,
Edukasi
– Cek identitas, vaksinasi yang telah didapat
– Umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya
– Informed consent : manfaat dan KIPI
• Program pemerintah, utk kepentingan
masyarakat banyak, tidak perlu IC tertulis
– Indikasi kontra, perhatian khusus, penyakit,
obat
– KIPI vaksinasi sebelumnya
– Penanggulangan KIPI seandainya terjadi
– Rutin pediatrik
• Asupan nutrisi, miksi, defekasi, tidur
• Pertumbuhan dan perkembangan
– Jadwal vaksinasi berikutnya
Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan umum
• Pemeriksaan khusus
– Mencari indikasi kontra atau hal-hal
yang perlu diperhatikan
– bekas vaksinasi terdahulu
– Lokasi vaksinasi yang akan
dikerjakan
Persiapan Pemberian Vaksin
• Cuci tangan dengan antiseptik
• Baca nama vaksin, tanggal
kadaluwarsa,
• Teliti kondisi vaksin apakah masih
layak: warna indikator VVM,
• Kocok: penggumpalan, perubahan
warna
• Alat suntik: sekali pakai
• Encerkan dan ambil vaksin sebanyak
dosis
• Ukuran jarum: ketebalan otot bayi /
anak
• Pasang dropper polio dengan benar
Penyediaan alat-alat

• Peralatan vaksinasi
– (alat cuci tangan, pemotong ampul,
alat suntik sekali pakai, kapas
alkohol, plester, kotak limbah)
• Alat penanganan kedaruratan
(adrenalin, kortikosteroid, selang dan
cairan infus, oksigen),
• Pencatatan :
– Buku KIA, KMS, blangko vaksinasi
Ukuran Jarum

Intramuskular di paha mid-anterolateral


• Neonatus
– kurang bulan / BBLR : 15,8 mm
– cukup bulan : 22,2 mm
• 1–24 bulan : 22,2-25,4 mm

Intramuskular di deltoid
• > 2 thn (tergantung ketebalan otot)
22,2 -31,75 mm
• Usia sekolah dan remaja : 38,1mm
Mengatasi Ketakutan dan Nyeri
• Jangan menakut-nakuti anak, empati, jangan
dipaksa dengan dipegang kuat
• Distraksi:
– Diajak bicara, dielus-elus, ditenangkan
– bernafas dalam, tiup baling-baling, bacakan cerita,
musik
– diberi ASI, sukrosa dilidahnya
– Anak : digoyang-goyang sesudah vaksinasi
– Tekan 10 detik sebelum disuntik
• Analgetik Topikal:
– Spray pendingin (etil klorid)
– Krim EMLA (Eutetic Mixture of Local Anesthesia) 1
jam sebelum penyuntikan, efek sampai 24 jam
– Lidocaine topikal : 10 menit sebelum disuntik
– Tempel es batu 1 – 2 detik tidak direkomendasikan
Penyuntikan dan Penetesan Vaksin

• Tentukan lokasi penyuntikan : paha, lengan


• Posisi bayi / anak : nyaman dan aman
• Desinfeksi
• Pegang; peregangan kulit, cubitan
• Penyuntikan: dosis, sudut, cara
• Tetesan: dosis, hati-hati dimuntahkan
• Penekanan bekas suntikan
• Membuang alat suntik bekas
• Penulisan tanggal vaksinasi di kolom yang
sudah disediakan
Teknik Penyuntikan dan Penetesan

Intramuscular
e.g. hepatitis A and B,
Subcutaneous DTP
e.g. measles, mumps,
rubella, varicella

Intradermal
Oral BCG
e.g. polio
Posisi Anak ketika Divaksinasi

Lengan yg satu Tangan yg lain


dijepit ketiak ibu dipegang ibu,
Kemudian anak
dipeluk

Tungkai anak
dijepit paha ibu
Posisi Anak ketika Divaksinasi

Tangan kiri
Dijepit ketiak ibu
Tangan dipegang

suntik
Posisi Anak Kurang Aman

Tangan bebas
Bisa meraih jarum suntik

suntik

Kaki bebas
Bisa berontak
Posisi bayi dalam
pelukan ibu pada
penyuntikan BCG
Penetesan Vaksin Polio
Pencatatan

• Nama dagang, produsen,


• No. lot / seri vaksin,
• Tgl penyuntikan
• Bagian tubuh yang disuntik
(deltoid kiri, paha kanan mis)
PEMAKAIAN VAKSIN DAN SISA
VAKSIN (1)
• EEFO (early expired first out)
– Yang hampir kadaluarsa dipakai dahulu
• VVM (vaccine vial monitor)
– warna segi empat hampir sama dengan
lingkaran  dipakai dahulu
• Vaksin yang dibawa kelapangan
– Belum dibuka : dipakai untuk kegiatan
berikutnya
– Sudah dibuka : semua sisa vaksin
harus dibuang
SISA VAKSIN
• BCG
– setelah dilarutkan harus segera diberikan
dalam 3 jam (simpan dalam suhu 2 – 8◦ C)
• Polio
– Setelah dibuka harus segera diberikan dalam
7 hari (simpan dlm suhu 2 – 8◦ C)
• DPT
– Bila ada penggumpalan atau partikel yang
tidak hilang setelah dikocok  jangan dipakai
• Campak
– Setelah dilarutkan harus diberikan dlm 8 jam
(simpan dlm suhu 2 – 8 ◦ C)
PEMAKAIAN VAKSIN DAN SISA
VAKSIN (2)
• Di pelayanan statis :
– Tulis tanggal dan jam melarutkan
– Sisa BCG setelah dilarutkan dipakai dlm 3 jam
– Sisa Campak dan Meningokokus ACW135Y setelah
dilarutkan dipakai dlm 8 jam
– Polio bisa disimpan 7 hari (2-8C)
– Sisa DPT, DT, TT , Hep B, DPT-HepB, bisa
disimpan 4 minggu,
– Syarat :
• Belum kadaluarsa
• Disimpan dalam suhu 2 – 80 C
• VVM : warna segi empat lebih muda
• Tidak pernah terendam air
• Sterilitas terjaga
PEMANTAUAN SETELAH
VAKSINASI

• Perhatikan keadaan umum


• Tunggu 30 menit di ruang
tunggu
SAFE INJECTION : MENGAPA PERLU ?
• Estimasi WHO : 30 % suntikan imunisasi tidak aman (WHO
bull. Oktober, 1999)

• Imunisasi rutin (Soewarta,1999: 4 propinsi):


– tidak disterilkan : spuit 38%, jarum 23 %
– alat suntik pakai ulang :krn tidak ada jarum (18%), tidak
ada spuit (4%)

• Bulan Imunisasi Anak Sekolah (Soewarta,1999)


– 45 % alat suntik tidak disterilkan
– alat suntik pakai ulang : krn tidak ada sterilisator (39%),
tidak ada jarum (28 %) tidak ada alat suntik (6%)

• Suntikan dapat menularkan : hepatitis B, Hepatitis C, HIV,


jamur, parasit, bakteri, menyebabkan abses
• Penyebaran melalui suntikan lebih cepat daripada melalui
udara, mulut atau seks
SAFE INJECTION

Aman bagi
 yang disuntik
 penyuntik
 lingkungan
TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK
(1)
• Vaksin
– Suhu > 8° C, atau VVM telah terpapar
panas
– Botol vaksin bocor, retak, atau terpasang
jarum
– Ada partikel dalam larutan
– Telah dilarutkan lebih dari 6 jam
– Beku : DPT, DT, TT, HepB, Hib (tidak boleh
beku)
– Uji kocok tetap menggumpal (kecuali HepB
atau Hib)
TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK
(2)
• Alat suntik
– Spuit disposable dipakai ulang
– Hanya mengganti jarum
– Tidak dibersihkan dulu langsung
disterilkan
– Hanya dengan desinfektan
– Membakar jarum di api
– Merebus dalam panci terbuka
– Menyentuh ujung jarum
TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK
(3)
• Cara melarutkan / pengambilan vaksin
– Cairan pelarut untuk vaksin lain atau > 8°C
– 1 spuit diisi beberapa dosis sekaligus
– jarum ditinggalkan menancap di vial
– Mencampur isi 2 vial
• Lokasi, posisi , kedalaman penyuntikan
• Tidak ada alat / obat gawat – kedaruratan
• Desinfektan sebelum penyuntikan
TIDAK AMAN BAGI PENYUNTIK
• Menekan luka berdarah dengan jari
(semua cairan tubuh dapat menularkan kuman)
• Membawa atau meletakkan alat suntik bekas
sembarangan (tidak langsung membuang ke
kotak limbah)
• Menyentuh atau mencabut jarum suntik
• Menutup kembali (recapping) jarum suntik
• Mengasah jarum bekas
• Memilah-milah tumpukan jarum bekas
• Tidak ada alat / obat gawat darurat

Tidak aman bagi lingkungan :


Meninggalkan alat suntik bekas sembarangan
TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH
TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH
Contoh yang salah

Beberapa
tempat/wadah
yang digunakan
untuk membuang
Alat suntik yang
telah digunakan

Recapping
BERBAHAYA
PEMUSNAHAN KOTAK
+ ISI LIMBAH

• Dibakar dalam insinerator khusus (suhu


600 - 1100° C)
– risiko pencemaran kecil
– Rp. 10 – 30 juta, BBM / kayu bakar

• Dibakar dalam lubang atau drum

• Digiling
– Milling atau shreeding
– Serbuk masih infeksius
– 375-750 alat suntik / jam
– listrik 750 w
Prosedur vaksinasi yang benar :
• Aman, nyaman
• Merangsang kekebalan optimal
• Memperkecil dampak KIPI : medik, non
medik

Kita untung …….


Bangsa untung ………

Anda mungkin juga menyukai