Anda di halaman 1dari 81

1.

Vaksinasi
• Memberikan vaksin (bakteri / virus hidup
dilemahkan / mati, komponen) atau toksoid
• Disuntikkan atau diteteskan ke
dalam mulut
– untuk merangsang kekebalan tubuh penerima
– hati-hati : dapat menimbulkan KIPI
Prosedur vaksinasi yang benar :
• Merangsang kekebalan lebih baik
• Memperkecil dampak KIPI : medik, non medik

presented by dr. Hartono, Sp.A


Prosedur Vaksinasi
• Penyimpanan dan transportasi vaksin
• Persiapan alat dan bahan
– untuk vaksinasi dan mengatasi gawat - darurat
• Persiapan Pelayanan :
– anamnesis, umur (ada efek samping tidak), jarak dgn vaksinasi
sebelumnya, riwayat KIPI, Indikasi kontra dan perhatian khusus
– Informed consent : manfaat, risiko KIPI
– pemeriksaan fisik
• Cara pemberian Pelayanan
– Dosis (baca, liat label-cocok tidak), interval
– Lokasi, sudut, kedalaman
• Pemantauan KIPI
• Sisa sisa vaksin, pemusnahan alat suntik
• Pencatatan (dan pelaporan) serta evaluasi

presented by dr. Hartono, Sp.A


3. Jenis-jenis Vaksin
Vaksin Bakteri Vaksin Virus
• Campak • OPV
• Parotitis • Yellow
Vaksin Hidup • BCG
• Rubela • Fever
• Varisela

• Difteria • Meningo
• Influenza • Hepatitis B
• Tetanus • Pneumo
Vaksin Inaktif • IPV • Hepatitis A
• Pertusis • Hib
• Rabies
• Kolera • Typhoid Vi

presented by dr. Hartono, Sp.A


4. Vaksin BCG

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin BCG (1)
• Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan
• Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 – 8ºC (bukan freezer),
hanya boleh 3 jam
• Kering : simpan dlm suhu 2 – 8ºC, lebih baik dalam
freezer,
• Jangan kena sinar matahari (makanya kenapa botol
warna coklat)
• Dosis : 0.05 ml intrakutan, deltoid kanan

Buku Imunisasi di Indonesia 2001, hal 80


Vademecum Biofarma, 2002
presented by dr. Hartono, Sp.A
Vaksin BCG (2)
• Indikasi : TBC
• Indikasi kontra
– HIV, Imunokompromais, pengobatan steroid, imunosupresif,
radioterapi, keganasan sumsusm tulang atau limfe, gizi buruk,
demam tinggi, infeksi kulit luas
• Proteksi
– Mulai 8 – 12 minggu pasca vaksinasi
– Daya lindung hanya 42% (WHO 50-78%)
– 70% TB berat mempunyai parut BCG
– Dewasa : BTA pos 25-36% walaupun pernah BCG

WHO : Expanded Programme on Immunization. Immunization in practice.


Modul 2 : EPI vaccines, hal 2. Geneva, 1998
Buku Imunisasi di Indonesia 2001, hal 80. Vademecum Biofarma, 2002
presented by dr. Hartono, Sp.A
Vaksin Hepatitis B
(Engerix-B®, Euvax-B®, Hepvac-B®)

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Hepatitis B (1)

• Partikel permukaan antigen virus hepatitis B


– rekombinan DNA sel ragi, tidak infeksius
– Pengawet thimerosal atau phenoxyethanol
• Kontra indikasi : alergi pada komponen vaksin (sangat
jarang)
• Penyimpanan : 2 – 8 º C, uji kocok (mengetahui bagus
tidaknya vaksin)
• Penyuntikan : intramuskular, jangan di gluteal
(kenapa???)
• KIPI
– Reaksi lokal kemerahan, nyeri, bengkak, demam ringan 2 hari.
– Reaksi sistemik : mual muntah, nyeri kepala, nyeri otot, sendi

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Hepatitis B (2)
• Indikasi
– Prevalensi hepatitis B sedang atau tinggi
– Petugas kesehatan yang sering kontak dengan pasien hep B,
darah
– Penerima transfusi darah, hemodialisis
– bayi dari ibu karier
– pasangan sex berganti-ganti
– mencegah hepatitis B dan D
• Indikasi kontra
– Alergi pada komponen vaksin
– Demam tinggi
– Ibu hamil, kecuali daerah prevalensi tinggi

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Polio Oral (OPV)

Heat Marker
Vaccine Vial Monitor (VVM)

Mengetahui obat bagus/tidak

presented by dr. Hartono, Sp.A


Perubahan warna vaksin polio
karena perubahan pH

Boleh diberikan

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Polio Oral (OPV)
• Virus hidup, dilemahkan
– Virus poliomielitis tipe 1, 2, 3 strain Sabin (cari penyebab lumpuhnya)
• Penyimpanan (sebelum dibuka):
– dalam suhu - 20ºC potensi sampai 2 thn
– dlm suhu 2 – 8ºC potensi sampai 6 bulan
• Setelah dibuka simpan dlm suhu 2 – 8ºC
– potensi hanya sampai 7 hari
• Tidak beku, ada sorbitol
• Sedang diare :
– boleh divaksin 4 minggu kemudian beri 1 dosis sebagai dosis tambahan

Dosis Polio: 2 tetes  klau lebih bagaimana???

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Polio Injeksi
(Injectable / inactivated Polio Vaccine = IPV)

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Polio Injeksi (IPV)
• Imovax polio, virus polio mati
• Tidak ada kekebalan di mukosa usus
• Tidak ada risiko VAPP dan VDPP (ini apa??)
• Penyimpanan :
– dlm suhu 2 – 8ºC stabil 3 thn (OPV 6 bln)
• Serokonversi IPV > OPV (Kenya)
• Digunakan di negara maju sejak 2002

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Difteri Tetanus Pertusis whole cells (DTPw)

Heat Marker dan Tetanus Toksoid (TT)


Vaccine Vial Monitor (VVM)

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Difteri Tetanus Pertusis aselular
(DTPa)

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Difteri Tetanus Pertusis (1)
• Difteria dan tetanus : toksoid dimurnikan
• Pertusis : bakteri mati, teradsorbsi dlm Al fosfat bisa
menyebabkan panas pada kontraindikasi
• Tiap 1ml :40 Lf toksoid difteria, 24 OU pertusis, 15 Lf
toksoid tetanus, Al fosfat 3 mg, thimerosal 0,1 mg.
• Simpan dan transportasi dalam 2 – 8ºC, jangan dalam
freezer
• Kocok sampai homogen, bila ada gumpalan atau endapan
jangan digunakan
• Indikasi kontra
– Riwayat anafilaksis
– Ensefalopati pasca DPT sebelumnya
– Anak pernah “kejang”

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Difteri Tetanus Pertusis (2)

Tingkat Perlindungan
– Difteria
• suntikan 1 : 71 – 94 % belum mencapai kadar protektif
(< 0,01 IU/ml)
• suntikan 3 : 68 – 81 % sudah mencapai kadar protektif
(rata-rata 0.0378/ml)
– Pertusis
• Suntikan 3 : 65.8 – 80 % protektif
– Tetanus
• Suntikan 3 : 65 – 80 % protektif

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Toksoid Tetanus
• Tujuan
– Eliminasi tetanus neonatorum kejang pada BBL krn
tetanus pd pemotongan tali pusar yg tidak bersih
– Utk yg tidak punya dan perlu kekebalan
– Cegah tetanus
• Target imunisasi tetanus : > 5 kali
– 3 dosis saat bayi + 2 dosis toksoid dewasa
– dosis ke-4 (18 – 24 bl) kekebalan > 5 th
– Dosis ke-5 (masuk SD) kekebalan > 10 th
– Dosis ke-6 (keluar SD, TD atau dT) kekebalan > 20 th

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Campak

Heat Marker
Vaccine Vial Monitor (VVM)

Pelarutnya TIDAK
SEMBARANGAN!!!!

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Campak (1)
• Virus hidup dilemahkan, jangan kena sinar matahari
• Vaksin kering : simpan < 0º C atau < 8ºC, lebih baik minus 20 º
C. Pelarut tidak boleh beku. (Non KULKAS & FREEZER)
• Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 – 8ºC maksimum 8 jam
• Tiap 0,5 ml mengandung
– 1000 u virus strain CAM 70
– 100 mcg kanamisin, 30 mg eritromisin
• Dosis 0,5 ml, subkutan, di deltoid lengan atas

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Campak (2)
• Proteksi : mulai 2 mgg setelah vaksinasi (kalau ada wabah
baru vaksinasi?? TIDAK EFEKTIF krn masa aktif 2mgu)
• Serokonversi : 80 – 90 %, effikasi 85 %
• Lama proteksi : 8 – 16 tahun
– umur 10-12 th : 50% titer antibodi di atas ambang
pencegahan
– umur 5 - 7 th : 29,3% kena campak walaupun pernah
diimunisasi
• BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) : ulangan campak saat
masuk SD
• Program : reduksi campak

presented by dr. Hartono, Sp.A


• 5 PERTAMA== 5 IMUNISASI DASAR
Vaksin Mumps Morbili Rubela (MMR)

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin MMR (Trimovax®, MMR II ®)
• Virus campak Schwarz hidup dilemahkan dlm embrio
ayam
• Virus gondong Urabe dibiak dlm telur ayam
• Virus rubela Wistar dibiak pada sel deploid manusia
• PFS, vial, simpan 2 - 8º C,
• Subkutan atau intra muskular
• Kontra indikasi
– Imunodepresi, alergi telur, hamil, pasca imunoglobulin, transfusi
darah (tunda 6 – 12 minggu), alergi neomisin, kanamisin
• Tidak ada bukti sahih berkaitan dgn Autisme!!!!!

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Haemophilus influenza b (Hib)

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Haemophilus influenzae type b
(Hiberix®, Act-Hib®)

• Polisakarida H. influenza b dikonjugasikan


pada toksoid tetanus, trometamol, sukrosa,
NaCl
• Simpan : 2 - 8ºC, jangan beku
• Suspensi berkabut keputihan: normal
• Kombinasi dgn DTaP /DTwP
– < 2 thn : paha mid anterolateral
– > 2 thn : deltoid

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Demam Tifoid

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin demam tifoid
(Typhim Vi®, Typherix®)
• Komposisi
– Polisakarida kapsul Vi Salmonella typhi
– Fenol, NaCl, NaHPO3H
• PFS, simpan 2 – 8ºC
• Intramuskular atau subkutan umur > 2 thn
• Imunitas 2 – 3 minggu pasca vaksinasi
• Imunogenitas rendah pada umur < 2 thn, pemberiannya
setelah 2 tahun
• Perlindungan 3 tahun
• Tidak melindungi thdp S.paratyphi A & B

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Influenza
(Fluarix ®, Vaxigrip®)

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Influenza - 1
• Virus tidak aktif, dlm PFS (prefilled syringe)
– Bahan lain: telur, neomisin, formaldehid
– Penyimpanan: suhu 2 – 8°C, jangan kena cahaya atau beku
• Tiap tahun strain bisa berbeda berdasar rekomendasi WHO: Selatan &
Utara
• Strain 2004 untuk daerah selatan
– H1N1 (New Caledonia/20/99)
– H3N2 (Fujian/411/2002)
– Hongkong/330/2001
• Penyuntikan: intramuskular atau subkutan
– 6 – 35 bulan dosis 0,25 ml
– > 36 bln dosis 0,5 ml
– < 8 thn  perlu booster 4 minggu kemudian
• Vaksinasi diulang tiap tahun

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Influenza - 2
• Indikasi kontra
– Alergi telur, ayam, neomycin, formaldehide,
octoxinol-9
– Demam
– Tunda: infeksi akut
• Hati-hati
– Imunokompromais
– Riwayat alergi vaksinasi sebelumnya

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Hepatitis A  one time in one life ->
akut

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin Hepatitis A
(Havrix®, Avaxim®)
• Virus inaktif, dalam formaldehid
• Indikasi : anak umur > 2 thn
– endemis
– sering transfusi (hemofilia)
– panti asuhan
• Indikasi kontra
– demam, infeksi akut
– hipersensitif thdp komponen vaksin
• Intramuskular, jangan dipantat (gluteus)
presented by dr. Hartono, Sp.A
Vaksin Varisela
(Varilrix ®, Okavax ®)
• Virus hidup dilemahkan, strain Oka
• Mengandung Kanamycin sulfat, eritromisin
• Subkutan, umur > 1 thn
• Kontra indikasi
– Demam, sakit akut
• Perhatian
– Jangan diberikan bersama vaksin hidup lain
– Jangan hamil dalam 2 bln yad
– tidak effektif bila transfusi gamma globulin
presented by dr. Hartono, Sp.A
Vaksin Varisela

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin kombinasi
(Infanrix-Hib ®,Tetract-Hib ®)
• Tetract-Hib : kombinasi DPwT+Hib
• Infanrix-Hib : kombinasi DPaT+Hib
– DPwT/DPaT : dalam vial
– Hib dalam PFS (prefilled syringe)
• Sebelum disuntikkan, dicampur dengan menyedot
DPwT/DPaT ke dalam PFS Hib
• Kontra indikasi
– Sama dengan komponen masing-masing vaksin
Kelemahan:
Vaksinasi kombo tidak sekuat vaksin yang sendiri-sendiri (adanya
penurunan antibodi) efikasi <<

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin kombinasi DTP aseluler + Hib

presented by dr. Hartono, Sp.A


Vaksin kombinasi DTwP (whole cell) + Hib

presented by dr. Hartono, Sp.A


Cool Box
Untuk Menyimpan Vaksin

presented by dr. Hartono, Sp.A


Cool Box
Untuk Menyimpan Vaksin

presented by dr. Hartono, Sp.A


Penyimpanan vaksin
• Di Tingkat Propinsi : kmr dingin & kmr beku
– Suhu kamar dingin: +2 s/d +8 Cº
– Suhu kamar beku: -15 s/d -25 Cº
• Di Kabupaten dan Pelayanan Primer
– Jarak lemari es dengan dinding belakang 15 cm
– Lemari es tidak terkena sinar matahari langsung
– Sirkulasi ruangan cukup
• Penyusunan vaksin
– Jarak menyusun dos vaksin 1-2 cm atau
– satu jari antar dos vaksin

presented by dr. Hartono, Sp.A


Plastik penetes (dropper) Polio JANGAN
disimpan di lemari es
krn jadi rapuh, mudah robek

presented by dr. Hartono, Sp.A


Penyimpanan Vaksin yang ‘Tidak Benar’

presented by dr. Hartono, Sp.A


Masa simpan vaksin belum dipakai

Jenis Vaksin Suhu Penyimpanan Umur Vaksin


BCG +2 s/d +8°C 1 tahun
-15°s/d -25°C 1 tahun
DPT +2° s/d +8°C 2 tahun
Hepatitis B +2° s/d +8°C 26 bulan
TT +2° s/d +8°C 2 tahun
DT +2° s/d +8°C 2 tahun
OPV +2° s/d +8°C 6 bulan
-15° s/d -25°C 2 tahun
Campak +2° s/d +8°C 2 tahun
-15° s/d -25°C 2 tahun

presented by dr. Hartono, Sp.A Vademicum Bio Farma Jan.2002


Penyediaan vaksin dan alat-alat
• Vaksin + pelarut khusus
• termos, ice-packed, es batu
• peralatan vaksinasi (alat cuci tangan, pemotong ampul,
alat suntik sekali pakai, kapas alkohol, plester, kotak
limbah)
• Alat penanganan kedaruratan (adrenalin, kortikosteroid,
selang dan cairan infus, oksigen),
• Pencatatan : Buku KIA, KMS, blangko vaksinasi

presented by dr. Hartono, Sp.A


Masa simpan vaksin belum dipakai

Jenis Vaksin Suhu Penyimpanan Umur Vaksin


BCG +2 s/d +8°C 1 tahun
-15°s/d -25°C 1 tahun
DPT +2° s/d +8°C 2 tahun
Hepatitis B +2° s/d +8°C 26 bulan
TT +2° s/d +8°C 2 tahun
DT +2° s/d +8°C 2 tahun
OPV +2° s/d +8°C 6 bulan
-15° s/d -25°C 2 tahun
Campak +2° s/d +8°C 2 tahun
-15° s/d -25°C 2 tahun

presented by dr. Hartono, Sp.A Vademicum Bio Farma Jan.2002


Uji Kocok (Shake Test)

presented by dr. Hartono, Sp.A


presented by dr. Hartono, Sp.A
3

presented by dr. Hartono, Sp.A


presented by dr. Hartono, Sp.A
Jadwal 2008

presented by dr. Hartono, Sp.A


Anamnesis / KIE
– Cek identitas, vaksinasi yang telah didapat
– Umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya
– Informed consent : manfaat dan KIPI
– Indikasi kontra, perhatian khusus, penyakit, obat
– KIPI vaksinasi sebelumnya
– Penanggulangan KIPI seandainya terjadi
– Rutin pediatrik
• Asupan nutrisi, miksi, defekasi, tidur
• Pertumbuhan dan perkembangan
– Jadwal vaksinasi berikutnya
presented by dr. Hartono, Sp.A
Informed consent (1)
• Di Amerika, Australia : belum ada ketentuan pasien atau
keluarganya harus menanda tangani pernyataan
mengerti dan menyetujui
• Di Indonesia (Permenkes no. 585 /1989 ttg Persetujuan
Tindakan Medik) pernyataan tertulis hanya untuk
tindakan diagnostik atau terapeutik , vaksinasi belum
perlu pernyataan tertulis
• Boleh meminta tanda tangan dari orangtua atau
pengasuh bahwa telah diberikan informasi, dimengerti
dan menyetujui vaksinasi

presented by dr. Hartono, Sp.A


Informed Consent (2)
• Penjelasan tentang manfaat dan risiko
vaksinasi disampaikan dengan empathy
• Bukan dengan cara menghakimi (non-
judgmental approach)
• Gunakan istilah awam dan sederhana

presented by dr. Hartono, Sp.A


Indikasi Kontra Vaksin
• Umum (untuk semua vaksin)
– Reaksi anafilaksis
– Sakit sedang atau berat
• Khusus
– DTP / DTPa : ensefalopati dalam 7 hari pasca vaksinasi DPT/DTPa
– OPV dan varisela: anafilaksis terhadap neomisin atau gelatin,
kehamilan, imunodefisiensi (keganasan,tumor padat, kongenital,
terapi imunosupresan, infeksi HIV)
– Hepatitis B : anafilaksis terhadap ragi

presented by dr. Hartono, Sp.A


Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan umum
• Pemeriksaan khusus
– Mencari indikasi kontra atau hal-hal yang perlu
diperhatikan
– bekas vaksinasi terdahulu awas ABSES
– Lokasi vaksinasi yang akan dikerjakan

presented by dr. Hartono, Sp.A


Persiapan pemberian vaksin
• Cuci tangan dengan antiseptik
• Baca nama vaksin, tanggal kadaluwarsa,
• Teliti kondisi vaksin apakah masih layak : warna indikator
VVM,
• Kocok : penggumpalan, perubahan warna
• Alat suntik : sekali pakai
• Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis
• Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak
• Pasang dropper polio dengan benar

presented by dr. Hartono, Sp.A


Penempatan alat
untuk memudahkan vaksinasi
Kotak pembuangan
jarum bekas
Kotak Form R&R
pembawa
vaksin Air & sabun
untuk cuci
tangan

Tempat
sampah
Kursi pasien
Kursi vaksinator

presented by dr. Hartono, Sp.A


Ukuran jarum
Intramuskular di paha mid-anterolateral
• Neonatus
– kurang bulan / BBLR : 5/8 inch (15,8 mm)
– cukup bulan : 7/8 inch (22,2 mm)
• 1 – 24 bulan : 7/8 – 1 inch
(22,2-25,4 mm)
Intramuskular di deltoid
• > 2 thn (tergantung ketebalan otot) 7/8 – 1,25 inch (22,2 -
31,75 mm)
• Usia sekolah dan remaja : 1,5 inch (38,1mm)

presented by dr. Hartono, Sp.A


Mengatasi ketakutan dan nyeri
• Jangan menakut-nakuti anak
• Empati, jangan dipaksa dengan dipegang kuat
• Diajak bicara, dielus-elus, ditenangkan
• Bayi baru lahir : diberi sukrosa dilidahnya
• Tekan 10 detik sebelum disuntik
• Spray pendingin (etil klorid) =EMLA
• Tempel es batu 1 – 2 detik tidak direkomendasikan
• Krim EMLA (Eutetic Mixture of Local Anesthesia) 1 jam sebelum
penyuntikan, efek sampai 24 jam
• Lidocaine topikal : 10 menit sebelum disuntik
• Anak : bernafas dalam, tiup baling-baling, ajak bicara, bacakan cerita,
musik
• Dipijat atau digoyang-goyang sesudah vaksinasi

presented by dr. Hartono, Sp.A


Teknik dan posisi penyuntikan
• Bayi digendong pengasuh,
• Anak dipeluk menghadap pengasuh (chest to chest)
• Otot yang akan disuntik : lemas (relaks)
• Tungkai : sedikit rotasi ke dalam
• Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku
• Anak dipersilahkan memilih lokasi suntikan
• Metode Z tract : sebelum jarum disuntikkan geser kulit
dan subkutis ke samping, setelah disuntik kemudian
lepaskan
• Jarum disuntikan dengan cepat
• Bila suntikan lebih dari 1 kali, disuntikan bersamaan

presented by dr. Hartono, Sp.A


Posisi anak ketika divaksinasi

presented by dr. Hartono, Sp.A


Posisi anak ketika di vaksinasi

presented by dr. Hartono, Sp.A


Posisi Anak kurang aman

presented by dr. Hartono, Sp.A


presented by dr. Hartono, Sp.A
Penetesan vaksin polio

presented by dr. Hartono, Sp.A


Teknik Penyuntikan dan Penetesan

Intramuscular
Subcutaneous e.g. hepatitis A and B,
e.g. measles, mumps, DTP
rubella, varicella

Oral
e.g. polio Intradermal
BCG

presented by dr. Hartono, Sp.A


Pencatatan
• Nama dagang, produsen,
• No. lot / seri vaksin,
• Tgl penyuntikan
• Bagian tubuh yang disuntik (deltoid kiri, paha
kanan mis)

presented by dr. Hartono, Sp.A


Sisa vaksin
• BCG
– setelah dilarutkan harus segera diberikan dalam 3 jam
(simpan dalam suhu 2 – 8 ◦ C)
• Polio
– Setelah dibuka harus segera diberikan dalam 7 hari
(simpan dlm suhu 2 – 8 ◦ C)
• DPT
– Bila ada penggumpalan atau partikel yang tidak hilang
setelah dikocok  jangan dipakai
• Campak
– Setelah dilarutkan harus diberikan dlm 8 jam (simpan
dlm suhu 2 – 8 ◦ C)

presented by dr. Hartono, Sp.A


Pemantauan setelah
vaksinasi
• Perhatikan keadaan umum
• Tunggu 30 menit di ruang tunggu

presented by dr. Hartono, Sp.A


Safe injection: mengapa perlu ?

• Estimasi WHO : 30 % suntikan imunisasi tidak aman


(WHO bull. Oktober, 1999)
• Imunisasi rutin (Soewarta,1999: 4 propinsi):
– tidak disterilkan : spuit 38%, jarum 23 %
– alat suntik pakai ulang :krn tidak ada jarum (18%), tidak ada
spuit (4%)
• Bulan Imunisasi Anak Sekolah (Soewarta,1999)
– 45 % alat suntik tidak disterilkan
– alat suntik pakai ulang : krn tidak ada sterilisator (39%), tidak
ada jarum (28 %) tidak ada alat suntik (6%)

Suntikan dapat menularkan : hepatitis B, Hepatitis C, HIV, jamur, parasit, bakteri, menyebabkan
abses
presented by dr. Hartono, Sp.A
Penyebaran melalui suntikan lebih cepat daripada melalui udara, mulut atau seks
Safe injection
• Aman bagi
– yang disuntik
– penyuntik
– lingkungan

presented by dr. Hartono, Sp.A


Tidak aman bagi yang disuntik (1)

• Vaksin
– Suhu > 8° C, atau VVM telah terpapar panas
– Botol vaksin bocor, retak, atau terpasang jarum
– Ada partikel dalam larutan
– Telah dilarutkan lebih dari 6 jam
– Beku : DPT, DT, TT, HepB, Hib (tidak boleh beku)
– Uji kocok tetap menggumpal (kecuali HepB atau
Hib)

presented by dr. Hartono, Sp.A


Tidak aman bagi yang disuntik (2)

• Alat suntik
– Spuit disposable dipakai ulang
– Hanya mengganti jarum
– Tidak dibersihkan dulu langsung disterilkan
– Hanya dengan desinfektan
– Membakar jarum di api
– Merebus dalam panci terbuka
– Menyentuh ujung jarum

presented by dr. Hartono, Sp.A


Tidak aman bagi yang disuntik (3)

• Cara melarutkan / pengambilan vaksin


– Cairan pelarut untuk vaksin lain atau > 8°C
– 1 spuit diisi beberapa dosis sekaligus
– jarum ditinggalkan menancap di vial
– Mencampur isi 2 vial
• Lokasi, posisi , kedalaman penyuntikan
• Tidak ada alat / obat gawat - kedaruratan

presented by dr. Hartono, Sp.A


Tidak aman bagi penyuntik
• Menekan luka berdarah dengan jari (semua cairan tubuh
dapat menularkan kuman)
• Membawa atau meletakkan alat suntik bekas
sembarangan (tidak langsung membuang ke kotak
limbah)
• Menyentuh atau mencabut jarum suntik
• Menutup kembali (recapping) jarum suntik
• Mengasah jarum bekas
• Memilah-milah tumpukan jarum bekas
• Tidak ada alat / obat gawat darurat

Tidak aman bagi lingkungan :


Meninggalkan alat suntik bekas sembarangan
presented by dr. Hartono, Sp.A
Tempat Pembuangan Limbah

presented by dr. Hartono, Sp.A


Pemusnahan Kotak + Isi limbah
• Dibakar dlm insinerator khusus (suhu 600-1100° C)
– risiko pencemaran kecil
– Rp. 10 – 30 juta, BBM / kayu bakar
• Dibakar dalam lubang atau drum
• Digiling
– Milling atau shreeding
– Serbuk masih infeksius
– 375-750 alat suntik / jam
– listrik 750 w

presented by dr. Hartono, Sp.A


HAL YANG HARUS DIDISKUSIKAN
• Ada PIN, PIN secara seremonial diberikan pertama kali oleh bu camat, mau netes, tapi pecah
pipetnya, masuk setengah botol ke anak yang di imunisasi, sebagai dokter, ngapain?????
• Definisi & Penjelasan VAPP & VDPP
• Seorang ibu membawa anak umur 4 bln, dtg ke dokter, blg “pgn vaksinasi DPT ke II, ttpi pada
waktu pos vaksinasi DPT I, stlh divaksinasi kemudian panas tinggi dan kejang...” sebagai
dokter, kita brikan atau tidak? Atau berikan suntikan apa?
• Rubela??
• Kenapa suntik vaksin tidak boleh di Gluteus???
• Penanganan syok anafilaktik  suntik antidote (suntik yang berlawanan dengan obat yang
disuntik)
• Perbedaan Hepatitis B antara Pemerintah (0,1,2 bulan) dan IDAI (0, 1 , 6 bulan) kenapa???
• Mantoux test ??
Kirim ke dokter.hartono@gmail.com paling lambat tgl 25 september 2010
PERSYARATAN TUGAS
• TULIS: NAMA==NO ABSEN===MAHASISWA

Anda mungkin juga menyukai