Vaksinasi
• Memberikan vaksin (bakteri / virus hidup
dilemahkan / mati, komponen) atau toksoid
• Disuntikkan atau diteteskan ke
dalam mulut
– untuk merangsang kekebalan tubuh penerima
– hati-hati : dapat menimbulkan KIPI
Prosedur vaksinasi yang benar :
• Merangsang kekebalan lebih baik
• Memperkecil dampak KIPI : medik, non medik
• Difteria • Meningo
• Influenza • Hepatitis B
• Tetanus • Pneumo
Vaksin Inaktif • IPV • Hepatitis A
• Pertusis • Hib
• Rabies
• Kolera • Typhoid Vi
Heat Marker
Vaccine Vial Monitor (VVM)
Boleh diberikan
Tingkat Perlindungan
– Difteria
• suntikan 1 : 71 – 94 % belum mencapai kadar protektif
(< 0,01 IU/ml)
• suntikan 3 : 68 – 81 % sudah mencapai kadar protektif
(rata-rata 0.0378/ml)
– Pertusis
• Suntikan 3 : 65.8 – 80 % protektif
– Tetanus
• Suntikan 3 : 65 – 80 % protektif
Heat Marker
Vaccine Vial Monitor (VVM)
Pelarutnya TIDAK
SEMBARANGAN!!!!
Tempat
sampah
Kursi pasien
Kursi vaksinator
Intramuscular
Subcutaneous e.g. hepatitis A and B,
e.g. measles, mumps, DTP
rubella, varicella
Oral
e.g. polio Intradermal
BCG
Suntikan dapat menularkan : hepatitis B, Hepatitis C, HIV, jamur, parasit, bakteri, menyebabkan
abses
presented by dr. Hartono, Sp.A
Penyebaran melalui suntikan lebih cepat daripada melalui udara, mulut atau seks
Safe injection
• Aman bagi
– yang disuntik
– penyuntik
– lingkungan
• Vaksin
– Suhu > 8° C, atau VVM telah terpapar panas
– Botol vaksin bocor, retak, atau terpasang jarum
– Ada partikel dalam larutan
– Telah dilarutkan lebih dari 6 jam
– Beku : DPT, DT, TT, HepB, Hib (tidak boleh beku)
– Uji kocok tetap menggumpal (kecuali HepB atau
Hib)
• Alat suntik
– Spuit disposable dipakai ulang
– Hanya mengganti jarum
– Tidak dibersihkan dulu langsung disterilkan
– Hanya dengan desinfektan
– Membakar jarum di api
– Merebus dalam panci terbuka
– Menyentuh ujung jarum