VAKSINOLOGI DASAR
Angkatan ke 8
Modul 3
Untuk Dokter Umum, Bidan dan Perawat
Prosedur Imunisasi
Prosedur Vaksinasi
1. Penyimpanan dan transportasi vaksin
2. Persiapan alat dan bahan : untuk
vaksinasi dan mengatasi gawat - darurat
3. Persiapan pemberian :
1. anamnesis, umur, jarak dgn vaksinasi
sebelumnya, riwayat KIPI, Indikasi kontra
dan perhatian khusus
2. Informed consent : manfaat, risiko KIPI
3. pemeriksaan fisik
4. Cara pemberian
1. dosis, interval
2. Lokasi, sudut, kedalaman
5. Pemantauan KIPI
6. Sisa vaksin, pemusnahan alat suntik
7. Pencatatan (dan pelaporan)
Jenis-jenis Vaksin
•Campak
• BCG • Parotitis
Vaksin • OPV
• Rubela
Hidup • Yellow
• Varisela
Fever
Indikasi
Prevalensi hepatitis B sedang atau tinggi
Petugas kesehatan yang sering kontak
dengan pasien hep B, darah
Penerima transfusi darah, hemodialisis
bayi dari ibu karier
pasangan sex berganti-ganti
mencegah hepatitis B dan D
Indikasi kontra
Alergi pada komponen vaksin
Demam tinggi
Ibu hamil, kecuali daerah prevalensi tinggi
Vaksin Polio Oral (OPV)
Heat Marker
Vaccine Vial Monitor (VVM)
Perubahan warna vaksin polio
karena perubahan pH
Boleh diberikan
Vaksin Polio Oral (OPV)
Heat Marker /
Vaccine Vial Monitor
(VVM)
Vaksin Difteri Tetanus Pertusis
aselular (DTPa)
Vaksin Difteri Tetanus Pertusis (1)
• Indikasi kontra
- Riwayat anafilaksis
- Ensefalopati pasca DPT sebelumnya
Vaksin Difteri Tetanus Pertusis
(2)
Tingkat Perlindungan
• Difteria
– suntikan 1 : 71 – 94 % belum mencapai
kadar protektif (< 0,01 IU/ml)
– suntikan 3 : 68 – 81 % sudah mencapai
kadar protektif (rata-rata 0.0378/ml)
• Pertusis
– Suntikan 3 : 65.8 – 80 % protektif
• Tetanus
– Suntikan 3 : 65 – 80 % protektif
Vaksin Toksoid Tetanus
• Tujuan
– Eliminasi tetanus neonatorum
– Cegah tetanus
• Target imunisasi tetanus : > 5 kali
– 3 dosis saat bayi + 2 dosis toksoid dewasa
– dosis ke-4 (18 – 24 bl) kekebalan > 5 th
– Dosis ke-5 (masuk SD) kekebalan > 10 th
– Dosis ke-6 (keluar SD, TD atau dT)
kekebalan > 20 th
Vaksin Campak
Heat Marker
Vaccine Vial Monitor
(VVM)
Vaksin Campak (1)
• Virus hidup dilemahkan, jangan kena
sinar matahari
• Vaksin kering : simpan < 0º C atau <
8ºC, lebih baik minus 20 º C. Pelarut
tidak boleh beku.
• Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 – 8ºC
maksimum 8 jam
• Tiap 0,5 ml mengandung
– 1000 u virus strain CAM 70
– 100 mcg kanamisin, 30 mg eritromisin
• Dosis 0,5 ml, subkutan, di deltoid
lengan atas
Vaksin Campak (2)
• Polisakarida H. influenza b
dikonjugasikan pada toksoid tetanus
• Komposisi
– Polisakarida kapsul Vi Salmonella typhi
– Fenol, NaCl, NaHPO3H
• PFS, simpan 2 – 8ºC
• Intramuskular atau subkutan umur > 2 thn
Strain 2007 :
H1N1 (A/New Caledonia/20/99)
H3N2 (A/Wisconsine/67/2005)
B/Malaysia/2506/2004
Vaksin Influenza - 2
• Penyuntikan: intramuskular atau subkutan
– 6 – 35 bulan : dosis 0,25 ml
– > 36 bln : dosis 0,5 ml
– < 9 thn : perlu booster min 4 minggu
kemudian
• Vaksinasi diulang tiap tahun
Indikasi kontra
Alergi telur, ayam, neomycin, formaldehide,
octoxinol-9
Demam
Tunda: infeksi akut
Hati-hati
Imunokompromais
Riwayat alergi vaksinasi sebelumnya
Vaksin Hepatitis A
Vaksin Hepatitis A
(Havrix®, Avaxim®)
• Indikasi kontra
– demam, infeksi akut
– hipersensitif thdp komponen vaksin
Setelah dikocok
Setelah 15 menit
Setelah 30 menit
Setelah 60 menit
• Pemeriksaan umum
• Pemeriksaan khusus
– Mencari indikasi kontra atau hal-hal
yang perlu diperhatikan
– bekas vaksinasi terdahulu
– Lokasi vaksinasi yang akan
dikerjakan
Persiapan pemberian vaksin
Tempat
sampah
Kursi pasien
Kursi vaksinator
VVM = Vaccine Vial Monitor
Ukuran jarum
Intramuskular di paha mid-anterolateral
• Neonatus
– kurang bulan / BBLR : 5/8 inch (15,8 mm)
– cukup bulan : 7/8 inch (22,2 mm)
• 1 – 24 bulan : 7/8 – 1 inch
(22,2-25,4 mm)
Intramuskular di deltoid
• > 2 thn (tergantung ketebalan otot)
7/8 – 1,25 inch (22,2 -31,75 mm)
• Usia sekolah dan remaja : 1,5 inch
(38,1mm)
Mengatasi ketakutan dan nyeri
• Jangan menakut-nakuti anak
• Empati, jangan dipaksa dengan dipegang kuat
• Diajak bicara, dielus-elus, ditenangkan
• Bayi baru lahir : diberi sukrosa dilidahnya
• Tekan 10 detik sebelum disuntik
• Spray pendingin (etil klorid) =EMLA
• Tempel es batu 1 – 2 detik tidak
direkomendasikan
• Krim EMLA (Eutetic Mixture of Local Anesthesia)
1 jam sebelum penyuntikan, efek sampai 24 jam
• Lidocaine topikal : 10 menit sebelum disuntik
• Anak : bernafas dalam, tiup baling-baling, ajak
bicara, bacakan cerita, musik
• Dipijat atau digoyang-goyang sesudah vaksinasi
Penyuntikan dan penetesan vaksin
Tungkai anak
dijepit paha ibu
Posisi anak ketika di vaksinasi
Tangan kiri
Dijepit ketiak ibu
Tangan dipegang
suntik
Posisi Anak kurang aman
suntik
Kaki bebas
Bisa berontak
Posisi bayi dalam
pelukan ibu pada
penyuntikan BCG
Penetesan vaksin polio
Teknik Penyuntikan dan Penetesan
Intramuscular
Subcutaneous e.g. hepatitis A and B,
e.g. measles, mumps, DTP
rubella, varicella
Oral
e.g. polio Intradermal
BCG
Pencatatan
Aman bagi
yang disuntik
penyuntik
lingkungan
Tidak aman bagi yang disuntik (1)
• Vaksin
– Suhu > 8° C, atau VVM telah terpapar
panas
– Botol vaksin bocor, retak, atau
terpasang jarum
– Ada partikel dalam larutan
– Telah dilarutkan lebih dari 6 jam
– Beku : DPT, DT, TT, HepB, Hib (tidak
boleh beku)
– Uji kocok tetap menggumpal (kecuali
HepB atau Hib)
Tidak aman bagi yang disuntik (2)
• Alat suntik
– Spuit disposable dipakai ulang
– Hanya mengganti jarum
– Tidak dibersihkan dulu langsung
disterilkan
– Hanya dengan desinfektan
– Membakar jarum di api
– Merebus dalam panci terbuka
– Menyentuh ujung jarum
Tidak aman bagi yang disuntik (3)
• Digiling
– Milling atau shreeding
– Serbuk masih infeksius
– 375-750 alat suntik / jam
– listrik 750 w
Terima Kasih