METODOLOGI PENELITIAN
Materi
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah organ lambung dari dua
ekor landak Jawa berjenis kelamin jantan, dengan berat 8.5 kg (Landak A) dan
8 kg (Landak B) yang telah difiksasi dalam larutan paraformaldehid 4% untuk
pengamatan makroskopis dan mikroskopis.
Bahan dan alat yang digunakan adalah bahan dan alat untuk pengamatan
standar secara makroskopis dan mikroskopis, serta prosedur pembuatan preparat
histologis. Peralatan yang digunakan dalam pengamatan makroskopis dan
mikroskopis adalah mikroskop cahaya, mikroskop stereo, tali/benang, penggaris,
pinset dan alat dokumentasi berupa kamera. Bahan dan alat yang digunakan
dalam prosedur pembuatan preparat histologis adalah adalah satu set larutan
dehidrasi, parafin, satu set larutan deparafinisasi dan rehidrasi, pewarna
hematoksilin eosin (HE), scalpel, basket, blok kayu, parafin, inkubator parafin,
mikrotom, object glass, dan cover glass.
Metode Penelitian
Pembiusan landak dilakukan dengan cara memasukkan landak ke dalam
kandang, kemudian dijepit dengan menggunakan papan dan bilah kayu. Setelah
landak terjepit, dilakukan penyuntikan obat bius dengan menggunakan xylazine
HCl 2% dengan dosis 2 mg/kg BB dan ketamin HCl 10% dengan dosis 5 mg/kg
BB. Penyuntikkan dilakukan secara intramuscular (IM) pada otot di bagian
dorsal ekor landak. Setelah terbius landak diletakkan di atas papan preparasi pada
posisi dorsal (terlentang). Penyayatan dilakukan pada linea alba dari perineum
14
hingga pangkal tulang dada dengan membuka lapisan kulit dan fascia. Kemudian
beberapa tulang dada dipotong dan diafragma disayat hingga terlihat jantung.
Proses perfusi diawali dengan menusukkan kanul dari peralatan infus yang berisi
larutan NaCl fisiologis ke ventrikel kiri jantung. Selanjutnya atrium kanan
digunting sehingga darah akan terbilas. Proses ini dilakukan sampai cairan yang
keluar dari atrium kanan terlihat jernih, lalu diganti dengan larutan fiksatif
paraformaldehid 4%. Setelah larutan fiksatif keluar dari atrium kanan, seluruh
organ dikeluarkan dari rongga tubuh dan direndam dalam larutan fiksatif selama
2-3 hari. Selanjutnya organ dipindahkan kedalam larutan alkohol 70% sebagai
stopping point dan disimpan sampai proses berikutnya.
a. Struktur Makroskopis
Pengamatan makroskopis yang dilakukan meliputi pengamatan bentuk
(morfologi) dan ukuran (morfometri) lambung. Pengamatan morfologi luar
dilakukan dengan mata telanjang (makroskopik) pada masing-masing bagian
lambung yang terdiri atas daerah kardia, fundus, dan pilorus.
Pengukuran organ lambung meliputi pengukuran panjang kurvatura mayor
dan kurvatura minor. Pengukuran menggunakan benang nilon sebagai alat bantu,
selanjutnya benang nilon diukur menggunakan mistar. Setelah pengamatan dan
pengukuran, dilakukan pemotretan organ lambung secara keseluruhan.
b. Struktur Mikroskopis
Pembuatan preparat histologis
Sebelum dilakukan tahap dehidrasi dan embedding, organ dipotong sesuai
dengan bagian yang diamati. Potongan dilakukan sesuai dengan bagian seperti
tertera pada Gambar 4 di bawah ini
Eso
Duo
70%, 80%, 90%, 95%, 100% I, 100% II, 100% III, kemudian dimasukkan
kembali ke dalam xylol I,II, dan III selama 5 menit.