Anda di halaman 1dari 4

13

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan selama 10 bulan mulai dari bulan November
2010 hingga September 2011. Pengamatan struktur anatomi dan pembuatan
preparat histologi dilakukan di Laboratorium Riset Anatomi, Bagian Anatomi,
Histologi dan Embriologi, Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi,
Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Materi
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah organ lambung dari dua
ekor landak Jawa berjenis kelamin jantan, dengan berat 8.5 kg (Landak A) dan
8 kg (Landak B) yang telah difiksasi dalam larutan paraformaldehid 4% untuk
pengamatan makroskopis dan mikroskopis.
Bahan dan alat yang digunakan adalah bahan dan alat untuk pengamatan
standar secara makroskopis dan mikroskopis, serta prosedur pembuatan preparat
histologis. Peralatan yang digunakan dalam pengamatan makroskopis dan
mikroskopis adalah mikroskop cahaya, mikroskop stereo, tali/benang, penggaris,
pinset dan alat dokumentasi berupa kamera. Bahan dan alat yang digunakan
dalam prosedur pembuatan preparat histologis adalah adalah satu set larutan
dehidrasi, parafin, satu set larutan deparafinisasi dan rehidrasi, pewarna
hematoksilin eosin (HE), scalpel, basket, blok kayu, parafin, inkubator parafin,
mikrotom, object glass, dan cover glass.

Metode Penelitian
Pembiusan landak dilakukan dengan cara memasukkan landak ke dalam
kandang, kemudian dijepit dengan menggunakan papan dan bilah kayu. Setelah
landak terjepit, dilakukan penyuntikan obat bius dengan menggunakan xylazine
HCl 2% dengan dosis 2 mg/kg BB dan ketamin HCl 10% dengan dosis 5 mg/kg
BB. Penyuntikkan dilakukan secara intramuscular (IM) pada otot di bagian
dorsal ekor landak. Setelah terbius landak diletakkan di atas papan preparasi pada
posisi dorsal (terlentang). Penyayatan dilakukan pada linea alba dari perineum
14

hingga pangkal tulang dada dengan membuka lapisan kulit dan fascia. Kemudian
beberapa tulang dada dipotong dan diafragma disayat hingga terlihat jantung.
Proses perfusi diawali dengan menusukkan kanul dari peralatan infus yang berisi
larutan NaCl fisiologis ke ventrikel kiri jantung. Selanjutnya atrium kanan
digunting sehingga darah akan terbilas. Proses ini dilakukan sampai cairan yang
keluar dari atrium kanan terlihat jernih, lalu diganti dengan larutan fiksatif
paraformaldehid 4%. Setelah larutan fiksatif keluar dari atrium kanan, seluruh
organ dikeluarkan dari rongga tubuh dan direndam dalam larutan fiksatif selama
2-3 hari. Selanjutnya organ dipindahkan kedalam larutan alkohol 70% sebagai
stopping point dan disimpan sampai proses berikutnya.
a. Struktur Makroskopis
Pengamatan makroskopis yang dilakukan meliputi pengamatan bentuk
(morfologi) dan ukuran (morfometri) lambung. Pengamatan morfologi luar
dilakukan dengan mata telanjang (makroskopik) pada masing-masing bagian
lambung yang terdiri atas daerah kardia, fundus, dan pilorus.
Pengukuran organ lambung meliputi pengukuran panjang kurvatura mayor
dan kurvatura minor. Pengukuran menggunakan benang nilon sebagai alat bantu,
selanjutnya benang nilon diukur menggunakan mistar. Setelah pengamatan dan
pengukuran, dilakukan pemotretan organ lambung secara keseluruhan.
b. Struktur Mikroskopis
Pembuatan preparat histologis
Sebelum dilakukan tahap dehidrasi dan embedding, organ dipotong sesuai
dengan bagian yang diamati. Potongan dilakukan sesuai dengan bagian seperti
tertera pada Gambar 4 di bawah ini

Eso

Duo

Gambar 4 Skema organ lambung (Hystrix javanica) yang menunjukkan lokasi


pengambilan sampel pada lambung.
Eso = Esofagus, Duo = Duodenum.
15

Bagian-bagian sampel dipotong dengan menggunakan scapel dan pisau


mikrotom, lalu dimasukkan ke dalam basket. Selanjutnya dilakukan proses
dehidrasi untuk menarik air dari dalam jaringan. Dehidrasi dilakukan
menggunakan alkohol bertingkat mulai dari alkohol 70%, 80%, 90%, 95%,
100% I, 100% II, dan 100% III. Setelah itu dilakukan proses penjernihan
(clearing) dalam xylol untuk menghilangkan bahan yang dapat mengganggu
proses embedding. Proses infiltrasi parafin dilakukan dalam inkubator dengan
pengulangan sebanyak tiga kali untuk menyempurnakan proses masuknya sampel.
Penanaman jaringan (embedding) dilakukan dengan cara menanam jaringan yang
telah melalui proses infiltrasi parafin ke dalam parafin cair untuk dijadikan blok
parafin.
Setelah blok parafin terbentuk, blok tersebut dilekatkan pada balok kayu
untuk memudahkan proses pemotongan. Proses pemotongan dilakukan dengan
menggunakan mikrotom rotary dengan ketebalan 5μm. Hasil sayatan
dibentangkan di atas permukaan air matang (30ºC) kemudian dipindahkan ke
permukaan air hangat (40ºC) selama beberapa detik. Hasil sayatan kemudian
diletakkan di atas object glass yang telah dibersihkan dengan alkohol 70% dan
diberi label sesuai dengan sediaan preparat. Preparat tersebut kemudian
diinkubasi selama 1 malam pada suhu 37ºC-40ºC.
Pewarnaan yang digunakan dalam pengamatan adalah hematoksilin eosin
(HE). Pewarnaan HE merupakan pewarnaan yang digunakan untuk melihat
struktur histologis secara umum. Proses pewarnaan diawali dengan
deparafinisasi, dan rehidrasi menggunakan xylol I (5 menit), xylol II (3 menit),
xylol III (3 menit), alkohol 100% I (5 menit), alkohol 100% II (3 menit), alkohol
100% III (3 menit), alkohol 95% (3 menit), alkohol 90% (3 menit), alkohol 80%
(3 menit), alkohol 70% (3 menit) dan direndam dengan air keran dan aquades
masing masing selama 5 menit.
Proses pewarnaan hematoksilin eosin dimulai dengan mencelupkan
preparat ke dalam larutan hematoksilin selama 20 detik, kemudian dibilas dengan
aquades. Setelah itu, proses dilanjutkan dengan direndam di dalam eosin selama
1 menit dan dibilas kembali dengan aquades. Setelah tahap pewarnaan, dilakukan
proses dehidrasi kembali dengan menggunakan alkohol bertingkat, mulai dari
16

70%, 80%, 90%, 95%, 100% I, 100% II, 100% III, kemudian dimasukkan
kembali ke dalam xylol I,II, dan III selama 5 menit.

Deparafinisasi Air keran Aquadest


dan rehidrasi

Eosin Aquadest Hematoksilin

Dehidrasi Clearing Mounting

Gambar 5 Alur pewarnaan hematoksilin eosin

Pengamatan preparat mikroskopis.


Pengamatan struktur mikroskopis organ lambung dilakukan dengan
menggunakan mikroskop. Beberapa bagian lambung diamati pada bagian tunika
mukosa, tunika submukosa, tunika serosa, dan distribusi sel-sel kelenjar pada
lambung.

Anda mungkin juga menyukai