TINDAKAN IMUNISASI
Dr. WISTIANI, SpA(K), MSi Med
Divisi Alergi-Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FK Undip/RSUP Dr. Kariadi Semarang
Latar belakang
Suntikan merupakan tindakan atau prosedure medis yang sering dilakukan di
lapangan
Data WHO :
a) 16 milyar suntikan/tahun
b) 90% indikasi terapeutik (dinilai lebih lanjut urgensinya)
c) 5-10% indikasi preventif, termasuk imunisasi, KB
Safety injection
Aman bagi :
yang disuntik
penyuntik
lingkungan
Tindakan injeksi yang tidak aman memaparkan pasien pada risiko penyakit hingga
kematian
Penularan melalui injeksi (sistemik) lebih cepat menyebar daripada melalui kontak,
udara, mulut
Penggunaan kembali alat2 injeksi yang tidak aman berisiko menularkan : (data th
2000)
a) Hepatitis B 30%
b) Hepatitis C 41%
c) HIV 5%
Sementara itu penggunaan berulang dan tidak higienis berisiko transmisi “blood-borne
pathogens”
REKOMENDASI WHO
Penyediaan peralatan injeksi yang aman, tersedia di
seluruh fasilitas kesehatan
Vaksin
Suhu > 8° C, atau VVM telah terpapar panas
Botol vaksin bocor, retak, atau terpasang jarum
Ada partikel dalam larutan
Telah dilarutkan lebih dari 6 jam
Beku : DPT, DT, TT, HepB, Hib (tidak boleh
beku)
Uji kocok tetap menggumpal (kecuali HepB atau
Hib)
Tidak aman bagi yang disuntik (2)
Alat suntik
Spuit disposable dipakai ulang
Hanya mengganti jarum
Tidak dibersihkan dulu langsung disterilkan
Hanya dengan desinfektan
Membakar jarum di api
Merebus dalam panci terbuka
Menyentuh ujung jarum
Tidak aman bagi yang disuntik (3)
Subcutaneous Intramuscular
e.g. measles, mumps, e.g. hepatitis A and B,
rubella, varicella DTP
Oral
e.g. polio
Intradermal
BCG
Pencatatan