Anda di halaman 1dari 31

PEMBERIAN IMUNISASI PADA BAYI USIA 4 BULAN

(OPV 4, IPV dan Pentavalen 3)

STANDAR NILAI
OPERASIONAL ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
PROSEDUR
Pemberian imunisasi polio oral / oral polio vaccine
(OPV) 4, polio suntik / inactivated polio vaccine
PENGERTIAN
(IPV) dan DPT-HB-Hib (pentavalen) 3 pada waktu
yang bersamaan
Melindungi bayi terhadap Penyakit Polio, Difteri,
TUJUAN
Pertusis, Tetanus, Hepatitis B dan Influenza
1. Diberikan pada bayi usia 4 bulan
2. Bayi dalam kondisi sehat
3. Tempat pemberian imunisasi:
a. OPV : oral (2 tetes)
KEBIJAKAN
b. IPV : 1/3 paha atas bagian luar sebelah kiri
(0,5 cc)
c. Pentavalen : 1/3 paha atas bagian luar
sebelah kanan (0,5 cc)
PETUGAS Perawat
1. Vaksin OPV
2. Pipet khusus vaksin OPV (dropper)
3. Gunting/pinset kecil
4. Vaksin IPV
5. Vaksin Pentavalen (DPT-HB-Hib)
6. Bak injeksi berisi spuit ADS (Auto Disable
PERALATAN Syringe) 0,5 cc sebanyak 2 buah
7. Bengkok
(Skor 2) 8. Kapas DTT/ kapas air hangat
9. Sarung tangan bersih
10. Safety box
11. Tempat sampah
12. Larutan klorin dalam tempatnya
13. Alat tulis dan kartu imunisasi (KMS/Buku
KIA/dll)
A. Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan dan kartu
PROSEDUR Imunisasi
PELAKSANAAN 2. Periksa dahulu: label vaksin, tanggal
kadaluarsa dan VVM (Vaccine Vial Monitor)
(Skor 18) 3. Jangan menggunakan vaksin tanpa label,
vaksin kadaluarsa, vaksin status VVM C dan D
4. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan pastikan identitas bayi
2. Beritahukan keluarga/ibu bayi tentang
maksud, tujuan dan prosedur yang akan
dilaksanakan

3. Cuci tangan
4. Gunakan sarung tangan
C. Tahap Kerja
1. Mempersiapkan vaksin OPV
(a) Ambil vaksin OPV
(b) Buka tutup metal vaksin dengan
menggunakan pinset/gunting kecil
(c) Pasang dropper di atas botol vaksin
(d) Pencet dropper hingga vaksin masuk ke
dalam dropper
2. Mempersiapkan vaksin IPV
(a) Buka tutup metal vaksin IPV
(b) Kocok vaksin IPV terlebih dahulu untuk
menghomogenkan suspensi
(c) Ambil vaksin IPV 0,5 cc dengan ADS 0,5
cc letakkan dalam bak injeksi
3. Mempersiapkan vaksin pentavalen
(a) Buka tutup metal vaksin pentavalen
(b) Kocok vaksin pentavalen terlebih dahulu
untuk menghomogenkan suspensi
(c) Ambil vaksin pentavalen 0,5 cc dengan
ADS 0,5 cc letakkan dalam bak injeksi
4. Karena ada 3 vaksin yang diberikan maka
dilakukan dengan cara:
a. Berikan OPV terlebih dahulu
1) Atur posisi ibu dalam menggendong
bayi dengan meminta ibu untuk
memegang bayi dengan kepala
disangga dan ditengadahkan ke
belakang

2) Buku mulut bayi secara berhati-hati


dengan ibu jari tangan kiri pada dagu
(untuk bayi kecil) atau menekan pipi
bayi dengan jari-jari tangan kiri
perawat

3) Teteskan 2 tetes vaksin ke dalam lidah


bayi, jangan sampai dropper
menyentuh bayi
4) Pastikan vaksin yang diberikan ditelan
oleh bayi, Jika dimuntahkan/
dikeluarkan oleh bayi, ulangi lagi
penetesan selang waktu 10 menit
b. Berikan IPV pada paha kiri
1) Minta ibu untuk menggendong bayi di
atas pangkuan ibu dengan posisi
menghadap ke depan, seluruh kaki
telanjang. Ibu sebaiknya memegang
kaki bayi

2) Bersihkan area penyuntikan dengan


kapas (1/3 paha atas bagian luar
sebelah kiri), dari tengah ke luar
secara melingkar sekitar 5 cm. Tunggu
sampai kering
3) Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari
dan jari telunjuk

4) Jarum suntik disuntikkan dengan


sudut 90° terhadap permukaan kulit
(intramuskular)

5) Lakukan aspirasi untuk memastikan


jarum tidak menembus pembuluh
darah
6) Suntikkan vaksin pelan-pelan untuk
mengurangi rasa sakit
7) Cabut jarum suntik dengan cepat
setelah semua vaksin masuk
8) Buang ADS bekas ke safety box tanpa
menutup kembali (no recapping)

c. Berikan pentavalen secara IM pada paha


kanan
1) Minta Ibu memindahkan posisi bayi ke
sebelah sehingga kaki kanan bayi yang
terlihat

2) Bersihkan area penyuntikan dengan


kapas DTT (1/3 paha atas bagian luar
sebelah kanan), dari tengah ke luar
secara melingkar sekitar 5 cm. Tunggu
sampai kering
3) Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari
dan jari telunjuk

4) Jarum suntik disuntikkan dengan


sudut 90° terhadap permukaan kulit
(intramuskular)
5) Lakukan aspirasi untuk memastikan
jarum tidak menembus pembuluh
darah
6) Suntikkan vaksin pelan-pelan untuk
mengurangi rasa sakit
7) Cabut jarum dengan cepat dan tekan
bekas suntikan dengan kapas. Jangan
melakukan pemijatan pada bekas
suntikan
8) Buang ADS bekas ke safety box tanpa
menutup kembali (no recapping)

5. Bereskan semua peralatan yang sudah


digunakan

6. Bersihkan sarung tangan ke dalam larutan


klorin dan lepaskan secara terbalik,
masukkan dalam larutan klorin

7. Cuci tangan
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan keluarga/ibu bayi
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Beritahu keluarga/ibu tentang perawatan
bekas suntikan (mengompres air hangat area
suntikan bila terjadi pembengkakan)
4. Beritahu keluarga bahwa bayi boleh diberi
ASI/susu formula segera setelah divaksinasi
polio oral
5. Berikan antipiretik pada keluarga/ibu dan
beritahukan untuk memberikannya bila bayi
mengalami demam (Kemungkinan KIPI dari
imunisasi DPT-HB-Hib)
6. Lakukan kontrak untuk imunisasi berikutnya
(imunisasi MR pada usia 9 bulan)

E. Dokumentasi
1. Catat hasil imunisasi di dalam catatan
keperawatan
2. Tuliskan tanggal imunisasi dan paraf perawat
pada kartu imunisasi (KMS/Buku KIA/dll)

Catatan:
Dosis antipiretik 10-15 mg/kgBB diberikan 3x
sehari hingga demam turun
PEMBERIAN IMUNISASI DT atau Td

STANDAR NILAI
OPERASIONAL ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
PROSEDUR
PENGERTIAN Pemberian vaksin DT atau Td secara intramuskular
Melindungi anak terhadap Penyakit difteri dan
TUJUAN
tetanus
1. DT diberikan pada anak kelas 1 SD/MI/sederajat
2. Td diberikan pada anak kelas 2 dan 5
SD/MI/sederajat
KEBIJAKAN 3. Vaksin yang sudah dipakai disimpan pada suhu
2-8°C selama maksimal 4 minggu
4. Tempat penyuntikan lengan atas luar sebelah
kiri (m. deltoideus)
PETUGAS Perawat
1. Vaksin DT atau Td (sesuai kebutuhan)

PERALATAN 2. Bak injeksi berisi spuit ADS (Auto Disable


Syringe) 0,5 cc
(Skor 2) 3. Bengkok
4. Kapas DTT/ kapas air hangat
5. Sarung tangan bersih
6. Safety box
7. Tempat sampah
8. Larutan klorin dalam tempatnya
9. Catatan imunisasi
A. Tahap Pre Interaksi
PROSEDUR 1. Baca catatan imunisasi
PELAKSANAAN 2. Periksa dahulu: label vaksin, tanggal kadaluarsa
dan VVM (Vaccine Vial Monitor)
(Skor 18) 3. Jangan menggunakan vaksin tanpa label, vaksin
kadaluarsa, vaksin status VVM C dan D
2.
4. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan pastikan identitas anak
2. Beritahukan pada anak tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3. Cuci tangan
4. Gunakan sarung tangan
C. Tahap Kerja
1. Kocok vaksin DT atau Td terlebih dahulu untuk
menghomogenkan suspensi
2. Ambil vaksin DT atau Td 0,5 cc dengan ADS 0,5
cc letakkan dalam bak injeksi
3. Atur posisi anak dengan posisi lengan kiri atas
dibuka dan beritahu anak untuk tidak bergerak
selama prosedur
4. Bersihkan area penyuntikan dengan kapas (1/3
lengan kiri atas bagian luar), dari tengah ke luar
secara melingkar sekitar 5 cm. Tunggu sampai
kering
5. Gunakan jari-jari kiri perawat untuk menekan
ke atas lengan anak Jarum suntik disuntikkan
dengan sudut 90° terhadap permukaan kulit
(intramuskular)
6. Lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak
menembus pembuluh darah
7. Suntikkan vaksin pelan-pelan untuk mengurangi
rasa sakit
8. Cabut jarum suntik dengan cepat setelah semua
vaksin masuk
9. Tekan daerah suntikan dengan kapas
10. Buang ADS bekas ke safety box tanpa menutup
kembali (no recapping)

11. Bereskan semua peralatan yang sudah


digunakan
12. Bereskan sarung tangan dalam larutan klorin
dan lepaskan secara terbalik, masukkan dalam
larutan klorin

13. Cuci tangan


D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan anak
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Beritahu anak tentang perawatan bekas
suntikan (mengompres air hangat area suntikan
bila terjadi pembengkakan)
E. Dokumentasi
1. Catat hasil imunisasi di dalam catatan imunisasi
PEMBERIAN CPT (CHEST PHYSICAL THERAPY) PADA ANAK

STANDAR NILAI
OPERASIONAL ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
PROSEDUR
Memberikan postural drainase, perkusi dan vibrasi
PENGERTIAN pada anak untuk mendapatkan gravitasi maksimal
yang akan mempermudah pengeluaran sekret
Membantu mengeluarkan sekret (cairan / mukus)
TUJUAN yang berlebihan di dalam bronkus yang tidak dapat
dikeluarkan oleh aktifitas silia normal dan batuk
Diberikan pada anak dengan kondisi:
10. Mengalami gangguan dalam produksi sekret
seperti: pneumonia, atelektasis akut, bronkiolitis,
cystic fibrosis
11. Sulit mengeluarkan atau membatukkan sekret yang
terdapat dalam saluran napas

Kontraindikasi:
KEBIJAKAN 1. Hemoptosis aktif
2. Koagulopati
3. Fraktur costae
4. Metastase
5. Embolisme pulmonar aktif
6. Pneumothorax yang tidak ditangani
7. Defisiensi densitas tulang
8. Baru saja mengalami cedera atau pembedahan
pada tulang belakang
PETUGAS Perawat
1. Bantal
2. Sputum pot/kom bertutup
3. Air hangat dengan sedotan di dalam gelas
4. Handuk kecil
5. Stetoskop
6. Sarung tangan bersih
7. Alat penghisap lendir (suction) dan peralatan
suction lainnya
PERALATAN

(Skor 7)
Pembagian lobus dan segmen paru

Paru kanan: 3 lobus


Paru kiri: 2 lobus

A.Tahap Pre Interaksi


1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil anak dengan namanya
2. Beritahukan keluarga anak tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3. Auskultasi area paru anak, cek apakah ada suara
wheezing, ronchi, rales
PROSEDUR 4. Kaji kemampuan berpindah posisi pada anak
PELAKSANAA termasuk ada tidaknya pemasangan IV line, urin
N kateter dll
5. Pastikan tidak ada nyeri dada pada anak
(Skor 23) 6. Berikan anak minum hangat
7. Lepas baju bagian atas anak
8. Atur lingkungan nyaman dan jaga privasi anak
9. Posisi anak bisa tidur di tempat tidur atau
digendong orang tua (lebih baik anak di tempat
tidur untuk mengurangi risiko anak jatuh bila
digendong)

C. Tahap Kerja
1. Pasang sarung tangan
2. Lakukan postural drainase pada anak. Bila anak
tidak mampu berpindah posisi, buat modifikasi
posisi atau tetap posisikan anak mendatar atau
dengan sedikit elevasi.
3. Setiap dilakukan satu tindakan posisi postural
drainase, diikuti tindakan perkusi dan vibrasi
4. Ada enam posisi dasar dalam postural drainase
a. Segmen anterior lobus atas (anterior segments
of upper lobes)

b. Segmen posterior lobus atas (posterior


segments of upper lobes)

c. Anterior lobus tengah (anterior mid- lung)


Posisikan anak 10° menurun dengan
memberikan bantal di area dada

d. Anterior basal lobus bawah (anterior bases of


lower lobes)

e. Lateral basal lobus bawah (lateral bases of


lower lobes)
f. Posterior basal lobus bawah (posterior bases of
lower lobes)
• Anak diposisikan prone (tengkurap)
• Hindari area ginjal saat perkusi

1. Lakukan perkusi setiap posisi postural drainase


a. Posisi tangan perawat berbentuk C

b. Tepuk-tepukkan tangan pada area yang diberi


lingkaran pada nomor 4, pada area sebelah
kanan. Lakukan secara berirama selama 1-2
menit (one two three… one two three… one two
three... dst)
2. Setelah perkusi, lakukan vibrasi setiap posisi
postural drainase
a. Posisi tangan perawat

b. Getarkan tangan untuk membantu pergerakan


sekret. Lakukan hanya saat anak ekshalasi
(menghembuskan napas) sebanyak 3-4 kali
7. Lakukan perkusi dan vibrasi di area sebelah kiri
sebelum berpindah ke posisi postural drainase
yang lainnya
8. Bila keluar sekret, lap dengan handuk atau
tampung dengan sputum pot
9. Bila anak tidak mampu mengeluarkan sekret,
perawat bisa melakukan oropharyngeal dan oral
suction
10. Amati keadaan umum anak khususnya oksigenasi,
toleransi posisi, batuk, ketidaknyamanan selama
tindakan

11. Observasi adanya komplikasi:


2. Desaturasi oksigen
3. Nyeri atau cedera pada costae, muskulus
ataupun tulang belakang
4. Vomit
5. Aspirasi sekret oral ke paru
6. Peningkatan tekanan intrakranial
7. Hipotensi
8. Perdarahan di paru
12. Atur kembali posisi anak, berikan rasa nyaman

D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan anak dan keluarga
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Rapikan alat
4. Lepaskan sarung tangan
5. Cuci tangan

E. Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
1. Indikasi tindakan
2. Tanggal dan waktu tindakan
3. Karakteristik sekret (jumlah, warna,
konsistensi, bau)
4. Kemampuan batuk
5. TTV sebelum, selama dan sesudah prosedur
6. Ketidaknyamanan anak selama tindakan
7. Komplikasi yang terjadi
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

Nilai batas lulus =75


PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI/ANAK

STANDAR NILAI
OPERASIONAL ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
PROSEDUR
Salah satu tehnik pengumpul data untuk mengetahui keadaan
PENGERTIAN
fisik dan keadaan kesehatan.
1. Mengumpulkan data tentang kesehatan pasien
2. Menambah informasi atau menyangkal data yang diperoleh
dari riwayat pasien
TUJUAN
3. Mengidentifikasi masalah pasien
4. Menilai perubahan status pasien
5. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan
1. Pasien baru
KEBIJAKAN
2. Evaluasi perkembangan kondisi pasien
PETUGAS Perawat
1. Format Pengkajian Pediatri
2. Tensimeter dg manset kecil
3. Bolpoint
4. Penlight
5. Sarung Tangan
6. Meteran
7. Termometer
8. Spatel lidah
PERALATAN
9. Stetoskop
(Skor 17)
10. Reflek hammer
11. Timbangan BB
12. Otoskop
13. Pengukur TB
14. Lembar DDST
15. Jam tangan
16. Spekulum hidung
17. Mainan sesuai usia bayi/anak
A.Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan,pastikan tempat
pemeriksaan aman dan nyaman bagi bayi/anak,Beri
gambar-gambar yang lucu dan menarik di ruang
pemeriksaan,serta pastikan suhu ruang pemeriksaan tetap
hangat
PROSEDUR
3. Cuci tangan
PELAKSANAAN
B. Tahap Orientasi
(Skor 25)
1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan dan
prosedur yang akan dilaksanakan
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
C. Tahap Kerja
1. Keadaan umum : ( ) Baik ( ) Sedang ( )
Jelek/gelisah
Klien tampak
( ) Jaundice ( ) Anemia ( ) Cyanosis
( ) Clubbing finger ( ) Oedem ( ) Limfonodi
a. Kesadaran :
( ) GCS normal 4/5/6
( ) AVPU normal A (alert/sadar penuh)
b. Tanda-tanda vital :
( ) Tekanan darah....(mmHG)
( ) Nadi:.....(x/mnt)
( ) Suhu.........(C)
( )Pernafasan.....(x/mnt)
c. Tinggi badan :........(m)
Berat badan :.........(kg)
d. Status Nutrisi :
( ) Kurang ( ) Cukup ( ) Berlebih
2. Kepala dan Leher
a. Kepala :
( ) Bentuk kepala simetris/tidak
( ) Massa/benjolan
( ) Distribusi rambut&warna rambut
b. Mata :
1. Posisi mata ( ) Simetris ( ) Tidak
2. Konjungtiva
( ) Normal/merah muda ( ) Anemia
( ) Perdarahan
3. Kelopak mata ( ) Normal ( ) Ptosis
4. pergerakan bola mata
( ) Normal ( ) abnormal
Strabismus ringan dapat ditemukan pada bayi normal
dibawah 6 bulan
5. Kornea
( )Normal ( ) Keruh/berkabut ( )Terdapat
perdarahan
6. Pupil (reaksi terhadap cahaya)
( ) isokor ( )Miosis ( ) Midriasis
7. Sklera
( ) ikterik ( ) Anikterik

b. Hidung :
1. Septum nasi
( ) ditengah/tdk bengkok ( ) tdk ditengah
2. Sekret hidung ( ) Ya ( ) Tidak
Bila ya sekret yang keluar
( ) jernih ( ) purulent ( ) darah
3. Polip Hidung ( ) Ada ( ) Tidak
4. Peradangan mukosa hidung
( ) Ya ( ) Tidak
c. Mulut dan Tenggorokan :
( ) Keadaan gigi ( ) Warna bibir
( ) Mukosa ( ) Lesi ( ) Warna Lidah ( )
Karies ( ) Kesulitan menelan
( ) Gangguan bicara
( ) Amati keadaan tonsil(tentukan T0-T4)
d. Telinga :
( ) Kesimetrisan ( ) Nyeri pada daun telinga
( ) membran tympani ( ) Liang telinga bersih
Leher :
( ) Bentuk leher ( ) Nyeri/Nyeri tekan
( ) Benjolan/massa ( ) Letak trakhea
3. Sistem Integumen(Kulit dan kuku)
a. Kulit
Turgor Kulit: ( ) <1 detik ( ) > 1detik
Warna Kulit: ( ) Kemerahan ( ) Sianosi
( ) Pucat
Kelainan pada kulit ( ) Ptekie ( ) Memar
( ) Gatal ( ) Dekubitus
b. Kuku
CRT/pengisian kapiler ( ) <1 dtk ( ) >1dtk
Warna ( ) kemerahan ( ) Cyanosis
Bentuk ( ) Normal ( ) Clubbing finger

4.Sistem Pernafasan
• Inspeksi :
Bentuk dada ( ) Normal ( ) Pigeon chest ( ) Barrel
chest ( ) Funnel chest
( ) Skoliosis
Pergerakan Dada ( ) Simetris ( ) Tidak
Penggunaan otot bantu pernafasan ( ) Ya ( )
Tidak
Respiratory Rate/frekuensi nafas ....x/mnt
• Auskultasi
Suara Paru Normal:( ) Vesikuler ( )
Bronkhovesikuler ( ) Bronkhial/tubuler
Suara Paru tdk normal ( ) Ronchi ( ) Wheezing ( )
Rales ( ) Friction rub
• Palpasi
Ekspansi paru ( ) Simetris ( ) Tidak
Vokal fremitus ( ) Simetris bilateral ( )Tidak
Nyeri tekan ( ) Ada ( ) Tidak
• Perkusi
Suara ( ) Sonor ( ) Dulness/pekak
Batas-batas Paru normal.....
5. Sistem Kardiovaskuler
• Inspeksi&Palpasi :
Pulsasi
( ) normal ada tp tidak tampak
( ) tampak pulsasi
Iktus cordis
( ) Teraba ( ) Tidak
• Auskultasi
Denyut nadi apikal....x/mnt
TD :......mmHg
S1 :terdengar tunggal di.........
S2:terdengar tunggal di..........
S3: ( ) Ada ( ) Tidak,bila ada:ssss
( ) Gallop ( ) Murmur
• Perkusi
Terdengar suara ( ) Pekak/dullnes
Pada Batas-batas:atas...........
Bawah.........
6. Payudara dan Ketiak
a. Benjolan/massa ( ) Ada ( ) Tidak
b. Nyeri/nyeri tekan ( ) Ada ( ) Tidak
c. Kesimetrisan ( ) Ada ( ) Tidak
7. Sistem Pencernaan
• Inspeksi
a.Bentuk abdomen
( ) Flat/datar ( ) Cekung ( ) Buncit
b.Benjolan/massa ( ) Ada ( ) Tidak
c.Bayangan vena abdomen ( ) Ada ( ) Tidak
• Auscultation
Bising usus dlm 1 mnt: ......x/mnt
• Perkusi
( ) Tympani ( ) Hiper Tympanic
Shifting dullness(perubahan bunyi dari tympanik
ke pekak)
( ) Ada ( ) Tidak
• Palpation
a.Liver/Hati ( ) Teraba ( )Tidak teraba
b.Acites ( ) Ada ( ) Tidak,bila ada lingkar
perut.........cm
8. Sistem Urogenital
• Inspeksi:
a.Anus : ( ) Hemoroid ( ) Lesi/kemerahan
• Palpasi
a.Skrotum: ( ) Bengkak ( ) tidak
9. Sistem Muskulosketaletal
a.Kekuatan otot 5 5
5 5
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi keadaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
ANTROPOMETRI
(MENIMBANG BERAT BADAN)
STANDAR NILAI
OPERASIONAL ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
PROSEDUR
Menimbang berat badan menggunakan timbangan
PENGERTIAN
badan
1. Mengetahui berat badan dan pertumbuhan berat
TUJUAN badan bayi/anak
2. Membantu menentukan terapi cairan,obat,diet ,dll
1.Pasien baru
2.Anak dengan kondisi tertentu
KEBIJAKAN
mis:diabetes,jantung,nefritis
3.Anak yang dirawat
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Timbangan bayi/anak dalam keadaan siap
(Skor 2) 2. Kain alas timbangan(untuk bayi)

A.Tahap Pre Interaksi


1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
4.Atur lingkungan nyaman dan jaga privasi klien

PROSEDUR C. Tahap Kerja


PELAKSANAA Pada Bayi:
N 1. Pakai baju khusus (Skort)dan masker bila perlu
(Skor 20) 2. Pasang kain pengalas pada timbangan
3. Stel timbangan dengan penunjuk angka pada nol
4. Buka baju bayi kecuali popok,baringkan bayi diatas
timbangan
5. Baca penunjuk angka
6. Rapikan bayi kembali
7. Catat pada KMS
Pada Anak:
1. Setel timbangan dengan penunjuk angka nol
2. Anjurkan anak melepas alas kaki sepatu/sandal
3. Mintalah anak untuk berdiri diatas timbangan injak
4. Baca penunjuk angka
5. Beritahu anak bahwa kegiatan telah selesai
6. Rapikan anak
7. Catat pada lembar keperawatan
D.Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan

Catatan: Perkiraan BB bayi/anak


BBL = 2.5-3.5 kg
Usia < 1 th (12 bln) =bulan + 9
2
Usia 2 -6 th = 2n + 8
Usia 6-12 th = n x 7 – 5
2
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

Nilai batas lulus =75


ANTROPOMETRI
(MENGUKUR TINGGI BADAN)

STANDAR NILAI
OPERASIONAL ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
PROSEDUR
Mengukur panjang badan bayi dan tinggi badan anak
PENGERTIAN
menggunakan alat pengukur
TUJUAN Mengetahui panjang badan bayi dan tinggi badan anak
1. Bayi baru lahir
2. Setiap hari/rutin
KEBIJAKAN
3. Anak baru masuk rumah sakit

PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Ukuran panjang/meteran yang terbuat dari kayu
(Skor 1) maupun logam

A.Tahap Pre Interaksi


1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
4.Atur lingkungan nyaman dan jaga privasi klien

C. Tahap Kerja
PROSEDUR Pada Bayi:
PELAKSANAA 1. Baringkan bayi terlentang tanpa dibedong dengan
N kedua kaki diluruskan
(Skor 18) 2. Ukur panjang bayi mulai dari ujung kepala sampai
ke tumit
3. Baca penunjuk angka
4. Rapikan bayi kembali
5. Catat pada KMS
Pada Anak:
1. Siapkan alat pengukur
2. Ukur anak dengan posisi berdiri mulai dari ujung
kepala sampai ke tumit
3. Baca penunjuk angka
4. Rapikan anak kembali
5. Catat pada lembar keperawatan /KMS
D.Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan

Catatan: Perkiraan TB bayi/anak (cm)


Tinggi badan Usia 1 th (12 bln) =1,5 x tinggi badan lahir
Usia 2 – 12 th = usia (th) x 6 + 77
Usia 13 th = 3 x Tb lahir
Usia > 13 th = 3,5 x TB lahir atau 2x TB 2 th

Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

Nilai batas lulus =75


PENGUKURAN ANTROPOMETRI
(LINGKAR LENGAN ATAS)

STANDAR NILAI
OPERASIONAL ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
PROSEDUR
Mengukur lingkar lengan anak dengan menggunakan
PENGERTIAN
pita pengukur
TUJUAN Mengetahui tebal lapisan lemak pada anak

KEBIJAKAN Sesuai dengan program pengobatan

PETUGAS Perawat
PERALATAN suatu pita pengukur dari fiber glass atau sejenis kertas
(Skor 1) tertentu berlapis plastik.

A.Tahap Pre Interaksi


1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
PROSEDUR 3. Cuci tangan
PELAKSANAA B. Tahap Orientasi
N 1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
(Skor 24) 2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
4.Atur lingkungan nyaman dan jaga privasi klien
D. Tahap Kerja
Lingkar lengan atas
1. Pita diletakkan dibagian lengan kiri atas, tangan
dalam keadaan lurus kebawah
2. Ujung pita pengukur masuk lubang 0 (titik 0)
3. Pita pengukur kemudian ditarik sehingga pas
melingkar lengan
4. Cara membaca pita :
Bila lingkar lengan dibawah angka 12 cm (warna
merah) termasuk gizi buruk
Bila lingkar lengan atas antara 12 – 13,5 cm
(warna kuning) termasuk gizi kurang
Bila lingkar lengan atas diatas 13,5 (warna hijau)
termasuk gizi normal.
Pada bayi 0-30 hari : ≥9.5 cm

5. Rapikan bayi/ anak


6. Bersihkan dan bereskan alat- alat
D.Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan

E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
ANTROPOMETRI
(MENGUKUR LINGKAR KEPALA)

STANDAR NILAI
OPERASIONAL ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
PROSEDUR
Mengukur lingkar kepala bayi dengan menggunakan pita
PENGERTIAN ukur dilakukan secara rutin sampai dengan bayi berusia
2 tahun
Melakukan penilaian dan pemantauan lingkar kepala
TUJUAN
yang mencerminkan ukuran dan pertubuhan otak
1. Bayi baru lahir
KEBIJAKAN 2. Stiap bulan / 2 bulan
3. Anak baru masuk rumah sakit
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Meteran atau pita ukur
(Skor 1)

A.Tahap Pre Interaksi


1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
PROSEDUR
dan prosedur yang akan dilaksanakan
PELAKSANAA
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
N
4.Atur lingkungan nyaman dan jaga privasi klien
(Skor 20)
D. Tahap Kerja
Pada Bayi:
1. Baringkan bayi terlentang
2. Ukur lingkar kepala bayi mulai dari dahi melewati
bagian atas alis mata dan telinga sampai ke kepala
bagian belakang
3. Baca penunjuk angka
4. Lakukan pengukuran lingkar kepala secara rutin 1
atau 2 bln sekali sampai anak berusia 2 th,rata-rata
pertambahan lingkar kepala sekitar 2 cm/bl sampai 3
bln pertama.
5. Lingkar kepala bayi baru lahir rata-rata adalah 35 cm.
Untuk bayi perempuan umumnya antara31-36 cm,
bayi lai-laki 32-38 cm.

Pengukuran Ubun- ubun

6. ukuran rata-rata ubun-ubun besar saat lahir adalah


2,1 cm
7. Ubun-ubun besar akan menutup saat usia 14 bulan.
Ubun-ubun besar yang lebar atau terlambat menutup
dapat terjadi pada atrofi otak, akondroplasia,
hipotiroid, sindrom Down, atau peningkatan tekanan
intrakranial. Ubun-ubun besar yang membonjol
disebabkan peningkatan tekanan inntrakranial karena
hidrosefalus atau tumor. Ubun-ubun cekung dapat
terjadi pada atrofi otak dan dehidrasi. Ubun-ubun
besar yang menutup dibawah usia 6 bulan atau
belum menutup pada usia 18 bulan, mencerminkan
adanya gangguan pertumbuhan otak.

8. Rapikan bayi kembali


9. Catat pada KMS

D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan

Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

Nilai batas lulus =75

Anda mungkin juga menyukai