Tujuan penyusunan SOP Imunisasi, sebagai acuan dalam pelayanan imunisasi bagi
bayi, balita dan anak sekolah di Posyandu, Polindes, Pustu, Puskesmas, Rumah
Sakit, maupun di Sekolah. Sedangkan ruang lingkup SOP ini meliputi pelayanan
imunisasi bagi bayi, balita dan anak sekolah, serta Wanita Usia Subur (WUS)
Pelayanan imunisasi dimulai dengan adanya petugas yang menuju lokasi pelayanan
imunisasi, baik di Posyandu, sekolah yang ditentukan, dengan terlebih dahulu
mengambil peralatan imunisasi dan vaksin di Puskesmas. Setelah proses
penyuntikan vaksin selesai, kemudian dilakukan pencatatan di buku KIA, kohort
bayi, dan register. Setelah pelaksanaan selesai pelayanan imunisasi vaksin yang
masih utuh belum dibuka dikembalikan ke Puskesmas, sedangkan sisa atau wadah
dibuang kedalam incinerator.
imunisasi rutin, tambahan, dan khusus. Imunisasi wajib terdiri atas Imunisasi rutin;
Imunisasi tambahan; dan Imunisasi khusus.
Imunisasi tambahan diberikan pada kelompok umur tertentu yang paling berisiko
terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu
(imunisasi ini tidak menghapuskan kewajiban pemberian imunisasi rutin.
Imunisasi khusus
Prosedur Kerja
Sebelum membuka lemari es, tentukan seberapa banyak vial vaksin yang
dibutuhkan untuk pelayanan.
Catat suhu di dalam lemari es.
Pilih dan keluarkan vaksin sesuai ketentuan yang telah ditetapkan untuk VVM dan
tanggal kedaluarsa (EEFO, FIFO).
Sebelum melakukan imunisasi, kita harus yakin bahwa vaksin telah aman untuk
diberikan, dengan prosedur sebagai berikut:
Periksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada, jangan gunkan vaksin atau
pelarut tersebut.
Periksa alat pemantau botol vaksin (VVM). Jika vaksin sudah masuk kriteria C dan D
jangan dipergunakan.
Periksa tanggal kadaluarsa, jangan gunakan vaksin dan pelarut jika tanggal
kadaluarsa telah lewat.
Periksa alat pemantau suhu beku dalam lemari es. Jika indikator ini menunjukkan
adanya pembekuan atau anda menduga bahwa vaksin yang sensitif beku (vaksinvaksin DTP, DT, TT, HepB, DTP-HepB ) telah membeku, anda sebaiknya melakukan
tes kocok.
Dalam mengatur tempat imunisasi, kita juga harus memperhatikan beberapa hal
berikut:
Pintu masuk terpisah dari pintu keluar sehingga orang-orang dapat masuk dan
keluar dari pelayanan dengan lebih cepat dan mudah;
Tempat menunggu bersih, nyaman dan dalam cuaca yang panas tidak terkena sinar
matahari;
Mengatur letak meja dan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan
Melaksanakan kegiatan system 5 meja yaitu pelayanan terpadu yang lengkap yang
memberikan pelayanan 5 program (KB, KIA, Diare, Imunisasi dan Gizi);
Jumlah orang yang ada di tempat imunisasi atau tempat lain dibatasi sehingga tidak
penuh sesak;
Segala sesuatu yang anda perlukan berada dalam jangkauan atau dekat dengan
meja imunisasi anda.
Dibawah ini beberapa contoh SOP Imunisasi yang diambil dari beberapa sumber :
Nama Kegiatan
Tujuan
DPT agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Dipteri, Pertusis, Tetanus
dan Hepatitis B
3
Ruang Lingkup
Semua pasien yang akan melakukan imunisasi DPT di Posyandu pada anak berumur
2-11 bln
4
Keterampilan Petugas
a.
Dokter
b.
Bidan
c.
Perawat
a.
Vaksin DPT
b.
Spuit disposible
c.
Kapas alkohol
Langkah Kerja :
1.
Nama pekerjaan
Tujuan
Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi polio agar anak mempunyai daya tahan
terhadap penyakit polio.
3.
Ruang Lingkup
Semua pasien yang akan melakukan imunisasi polio di unit pelayanan Posyandu
pada anak berumur 0 - 11 bln
4.
Ketrampilan Petugas
a. Dokter
b. Bidan
c. Perawat
5.
Uraian Umum
Imunisasi polio diberikan pada bayi mulai umur 0 11 bulan dalam ruang lingkup
Posyandu dan 0 59 bulan untuk kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
Imunisasi polio di Puskesmas diberikan sampai 4 kali dengan selang waktu 1 bulan
6.
Pinset
7.
a.
Langkah kerja
Petugas mencuci tangan
b.
Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik (perhatikan nomor , kadaluarsa
dan vvm )
c.
d.
e.
f.
g.
Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang diimunisasi
h.
i.
steril
Saat meneteskan vaksin ke mulut, pastikan agar vaksin tetap dalam kondisi
j.
k.
Rapikan Alat
Petugas mencui tangan
8. Indikator kiner
Mendapatkan hasil yang baik dan efektif
1.
Nama Pekerjaan
Tujuan
Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG ) agar
anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC)
3.
Ruang Lingkup
Semua pasien yang akan di imunisasi BCG di unit pelayanan statis pada anak
berumur kurang dari 2 bulan.
4.
Ketrampilan Petugas
a.
Dokter
b.
Bidan
c.
Perawat
5.
Uraian Umum
6.
a.
Vaksin BCG
b.
Pelarut vaksin
c.
d.
e.
f.
7.
Indikator Kinerja
1.
Nama Pekerjaan
Imunisasi Campak
2.
Tujuan
Sebagai acuan dalam pemberian imunmsasi campak agar anak mempunyai daya
tahan terhad penyakit campak.
3.
Ruang Lingkup
Ketrampilan Petugas
Dokter
Bidan
Perawat
5.
Uraian Umum
Tidak ada
6.
a
Disposible spuit
Vaksin Pelarut
7.
Langkah kerja
Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas steril (air panas).
Rapikan alat
8.
Catatan Mutu
Kartu Imunisasi
5. SOP IMUNISASI TT
1.
Nama Pekerjaan
Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid
2.
Tujuan
Ruang lingkup
Petunjuk kerja ini mencakup unit pelayanan di ruang tindakan, unit pelayanan KIA
yang diberikan pada ibu hamil dan calon penganten.
4.
Ketrampilan petugas
Bidan terlatih.
Dokter
Perawat terlatih
5.
Uraian Umum
a
Imunisasi Tetanus Toxoid terbukti sebagai satu upaya pencegahan penyakit
Tetanus.
b
Diberikan pada usia kehamilan trimester pertama, dengan interval waktu 4
minggu.
c
Disuntikan pada lengan atas secara intra muscular (im) sebanyak 0,5 ml, Intra
Muskular atau subcutan
d
6.
Vinset
Spuit 0,5 cc
Vaksin TT
7.
Instruksi Kerja
i
Persilahkan pasien menunggu 15 menit di luar, dan jika tidak terjadi efek
samping pasien boleh pulang
j
8.
Indikator Kinerja
Imunisasi Hepatitis B
Standar Penyimpanan Vaksin
Penyebab Terjadinya KIPI
Sumber : Klik disini