Anda di halaman 1dari 66

IMUNISASI

By. RATNA KHOLIDATI, SST.M.Kes

Askep Anak, Ratna Kh.SST 1


IMUNOLOGIS
 fungsi : menemukan dan
mengeliminasi segala sesuatu yang
dianggap asing oleh tubuh.
 diterapkan oleh sel yang
mempunyai kemampuan :
 Mengenal antigen
 Memberi jawaban yang spesifik
terhadap antigen tersebut
 Membentuk ingatan

Askep Anak, Ratna Kh.SST 2


KELOMPOK SEL

Askep Anak, Ratna Kh.SST 3


MACAM IMUNITAS

1. Kekebalan Aktif.
 dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap
suatu penyakit tertentu
 prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama.
 dibagi menjadi 2 :
 Kekebalan Aktif Alamiah
 Kekebalan Aktif Buatan

2. Kekebalan Pasif.
 Yaitu kekebalan yang diperoleh dari luar setelah
memperoleh zat penolak
 proses cepat tetapi tidak bertahan lama.
 Dibagi menjadi :
 Kekebalan Pasif Alamiah
 Kekebalan Pasif Buatan,

Askep Anak, Ratna Kh.SST 4


Siapa yang perlu Imunisasi ???

 Bayi, balita, anak sekolah dan


remaja
 Orang tua, manula
 Calon jemaah haji
 Orang yang akan bepergian ke
luar negeri

Askep Anak, Ratna Kh.SST 5


Tujuan Imunisasi

 Untuk mencegah terjadinya


infeksi penyakit tertentu.
 Apabila terjadi penyakit tidak
akan terlalu parah dan dapat
mencegah cacat atau kematian.
 Untuk mendapatkan kekebalan
pada tubuh bayi dan anak.

Askep Anak, Ratna Kh.SST 6


Manfaat Imunisasi

 Untuk anak : mencegah penderitaan yang


disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan
cacat atau kematian
 Untuk keluarga : menghilangkan kecemasan
dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila
orang tua yakin bahwa anaknya akan
mengalami masa kanak-kanak yang nyaman
 Untuk negara : memperbaiki tingkat
kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat
dan berakal untuk melanjutkan
pembangunan negara

Askep Anak, Ratna Kh.SST 7


Perlukah Imunisasi ulang…?

 Imunisasi perlu diulang untuk


mempertahankan kekebalan dapat
tetap melindungi terhadap paparan
bibit penyakit

Askep Anak, Ratna Kh.SST 8


Dimana mendapatkan
imunisasi ??

 Pos Pelayanan terpadu


 Puskesmas, RSB, BKIA atau RS
pemerintah
 Praktek dokter/ bidan atau RS
swasta

Askep Anak, Ratna Kh.SST 9


PENGERTIAN IMUNISASI

 Adalah suatu usaha memberikan


kekebalan pada bayi dan anak-anak
serta orang dewasa terhadap
penyakit tertentu, sehingga tubuh
mampu membuat zat anti untuk
mencegah terhadap suatu penyakit
tertentu

Askep Anak, Ratna Kh.SST 10


IMUNISASI & VAKSINASI

 Vaksinasi berarti pemberian setiap


vaksin atau toxoid
 Imunisasi menggambarkan proses
yang menginduksi imunitas secara
artifisial dengan pemberian bahan
antigenik

Askep Anak, Ratna Kh.SST 11


Agen Pengimunisasian

NO AGEN DEFINISI
1 VAKSIN Suatu suspensi mikroorganisme hidup yang dilemahkan
atau mati
2 TOKSOID Suatu toksin bakteri yang diubah, yang telah dibuat
nontoksis tetapi mempertahankan kemampuan untuk
merangsang pembentukan antitoksin

3 IMUNOGLOBULIN Suatu larutan yang mengandung antibodi yang berasal


dario darah manusia untuk mempertahankan imunitas
orang-orang yang mengalami defisiensi imun/ imunisasi
pasif
4 ANTITOKSIN Antibodi yang berasal dari serum binatang, dari
rangsangan binatang dengan antigen spesifik untuk
memberikan omunitas pasif

Askep Anak, Ratna Kh.SST 12


JENIS-JENIS IMUNISASI

 IMUNISASI AKTIF
Adl pemberian suatu bibit penyakit yang telah
dilemahkan(vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh
berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan
terhadap antigen ini shg ketika terpapar lagi tubuh
dapat mengenali dan meresponnya
contoh : imunisasi polio atau campak

 IMUNISASI PASIF
Adl suatu proses peningkatan kekebalan tubuh
dengan cara pemberian zat imunoglobulin
contoh : Penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum),
pada BBL menerima antibodi dari ibunya melalui
darah plasenta selama dlm kandungan – antibodi thd
campak

Askep Anak, Ratna Kh.SST 13


Kegiatan Pelayanan Imunisasi :

1. Kegiatan imunisasi rutin


adl kegiatan imunisasi yang rutin dan
terus menerus harus dilakukan pada
periode waktu yang telah ditentukan.
 Terdiri atas :
- Imunisasi dasar pada bayi ( 0-11 bln) :
BCG
1x, DPT 3x, Polio 4x, Hepatitis 3x,
campak 1x.
- Imunisasi pada WUS
- Imunisasi pada anak sekolah dasar

Askep Anak, Ratna Kh.SST 14


2. Imunisasi tambahan – ditemukannya
masalah
program :
- Backlog Fighting
- Crash program
3. Imunisasi dalam penanggulangan KLB
4. Kegiatan Imunisasi khusus
contoh : PIN, Sub Pekan Imunisasi
Nasional, Campak

Askep Anak, Ratna Kh.SST 15


PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN
IMUNISASI (PD31)

 7 penyakit yang dapat di cegah


dengan imunisasi
 Poliomyelitis (kelumpuhan)
 Campak (measles)
 Difteri (batuk rejan / batuk 100 hari)
 Tetanus
 Tubercolusis (TBC)
 Hepatitis – B
 Pertusis

Askep Anak, Ratna Kh.SST 16


Persiapan Pelayanan Imunisasi

1. Logistik
(Termos, Cool pack, Vaksin, pelarut dan penetes, ALAT
SUNTIK ads, Safety box, Kapas basah dan wadah, Bahan
penyuluhan, Alat tulis, Kartu-kartu imunisasi (KMS, BUKU IBU
DAN ANAK), KOHORT / REGISTER, Plastik sampah / tempat
sampah, Sabun untuk cuci tangan.

2. Mengeluarkan vaksin dan pelarut dari lemari es


 Tentukan jumlah vaksin yang dibutuhkan
 Catat suhu lemari es (jangan sering membuka)
 Gunakan vaksin dengan urutan :
 Vaksin yang sudah terpakai, tapi masih
tersimpan dalam lemari es
 Vaksin tertutup, yang telah berada di luar
lemari es
 Vaksin dengan VVM kondisi B atau mulai
berubah dari A ke B
 Vaksin paling lama yang belum melewati
tanggal kadaluarsa
Askep Anak, Ratna Kh.SST 17
Memeriksa apakah vaksin aman
diberikan

- Periksa label vaksin dan pelarut


- Periksa tanggal kadaluarsa
- Periksa alat pemantau suhu beku
dalam lemari es. Jika di duga /vaksin
(DPT, DT, TT, Hep B, DPT/HB) telah
membeku lakukan test kocok
- Periksa VVM (vaksin vial monitor),
kriteria C dan D jangan digunakan

Askep Anak, Ratna Kh.SST 18


Askep Anak, Ratna Kh.SST 19
4. Menyiapkan termos

 Masukkan cool pack ke dalam termos, masukkan


vaksin dan pelarut dalam termos dan tutup rapat-
rapat. Selama pelayanan imunisasi tetaplah
menyelipkan botol-botol terbuka di tengah-tengah
bantalan busa yang berada di atas termos. Jangan
menutup botol dengan es.

Askep Anak, Ratna Kh.SST 20


5. Menyiapkan tempat kerja

Askep Anak, Ratna Kh.SST 21


Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi

1. Penyuluhan sebelum dan sesudah imunisasi


2. Pemeriksaan sasaran dan pengisian register
3. Konseling (manfaat dari vaksin, tanggal
imunisasi dan pentingnya KMS, akibat ringan
yang dialami dan cara mangatasi, tujuan)

Askep Anak, Ratna Kh.SST 22


c. menyimpan vaksin yang sudah dilarutkan

Askep Anak, Ratna Kh.SST 23


5. Menggunakan ADS (autodisable syringe),

Tata cara penggunaan :


 Bersihkan daerah penyuntikan dengan
kapas basah
 Pegang barel tabung, diantara ibu jari, jari
telunjuk dan tengah
 Suntikkan pelan-pelan
 Gunakan ibu jari untuk menekan penyedot
 Tarik jarum dengan cepat dan hati-hati
 Jangan menggosok tempat suntikan

Askep Anak, Ratna Kh.SST 24


Askep Anak, Ratna Kh.SST 25
CARA DAN LOKASI PENYUNTIKAN

Vaksin BCG DPT/HB CAMPAK POLIO HB UNIJECT

Paha sebelah
Tempat Lengan kanan Paha tengah
Lengan kiri atas Mulut kanan bagian
suntikan atas luar bagian luar
tengah luar

Cara Diteteskan di
IC IM SC IM
penyuntikan mulut

Dosis 0,05 cc 0,5 ml 0,5 ml 2 tts 0,5 ml

10 mm ukuran 25 mm, ukuran 25 mm, ukuran


Ukuran jarum - ukuran 26 G
26 G 23 G 23 G

Botol dengan
Jenis Bubuk + pelarut Siap pakai Bubuk + pelarut Siap pakai
alat tetes mulut

Cairan putih Cairan putih


Cairan jernih
Bentuk keruh dengan keruh dengan Cairan jernih
berwarna merah
sediment yang sediment yang kekuning- Cairan jernih
jambu atau
melayang jika melayang jika kuningan
orange
dikocok dikocok

Askep Anak, Ratna Kh.SST 26


6. Kontra indikasi (KI)pemberian imunisasi

 Anafilaksis / reaksi hipersensitifitas yang


hebat, merupakan KI mutlak untuk vaksin
berikutnya. Riwayat kejang demam dan panas
> 38oC KI DPT/HB dan campak
 AIDS KI BCG
 Orang tua keberatan terhadap pemberian
imunisasi pd bayi yang sakit.

7. Pengisian buku pencatatan

Askep Anak, Ratna Kh.SST 27


KEGIATAN AKHIR PELAYANAN IMUNISASI

1. Pelayanan statis
a. Menangani sisa vaksin
 Vaksin polio, TT, DT, DPT/HB dapat digunakan
lagi jika disimpan pada suhu 2-8oC
 Vaksin BCG dan campak yang sudah dilarutkan
harus dibuang
b. Membuang alat suntik bekas
 Alat suntik bekas dibuang dalam safety box no
recapping
 Safety box diisi ¾ bagian, jangan terlalu penuh
 Safety box ditutup dan disimpan dlm tempat yng
aman sampai dimusnahkan
 Vial/ampul bekas serta sampah lainnya
masukkan ke kardus lain

Askep Anak, Ratna Kh.SST 28


2. Pelayanan lapangan
a. Membereskan thermos
 Periksa termometer, jika suhu > 8oC, buang
vaksin kecuali VVM menunjukkan aman
digunakan
 Beri tanda khusus pada vaksin yang belum
dibuka
 Buang semua sisa vaksin yang sudah
digunakan
 Masukkan botol kosong dan botol-botol
terbuka ke dalam wadah terpisah

b. Meninggalkan tempat pelayanan keluar


dengan keadaan bersih dan rapi

Askep Anak, Ratna Kh.SST 29


c. Mengembalikan vaksin ke dalam lemari
es
 Kembalikan vaksin ke dalam lemari
es dan masukkan ke dalam kotak
gunakan pertama
 Masukkan kotak dingin cair dari
thermos ke dalam lemari es. Periksa
serta catat suhu lemari es
d. Membersihkan thermos
e. Perekapan data

Askep Anak, Ratna Kh.SST 30


VAKSIN
Yaitu kuman atau racun kuman yang akan dihasilkan
didalam tubuh bayi atau anak.

 Jenis vaksin yang digunakan


 Vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan, Misalnya :
 Virus campak dalam vaksin campak
 Virus polio dalam jenis sabin pada vaksin polio
 Kuman TBC dalam yang dimatikan
 Vaksin dari kuman yang dimatikan, misalnya :
 Bakteri pertusis dalam DPT
 Virus polio jenis saik dalam vaksin polio
 Racun kuman seperti toxoid (TT), Diptheria Toxoid
dalam DPT
 Vaksin yang dibuat dari protein seperti Hepatitis B.
 toksin
Contohnya : TT, DPT atau DT
 Dari hasil bio teknologi rekayasa genetika
Contohnya ; Vaksin Hepatitis B recombinant (rekayasa
genetika)
Askep Anak, Ratna Kh.SST 31
Askep Anak, Ratna Kh.SST 32
SYARAT PEMBERIAN VAKSIN

 Pada bayi dan anak yang sehat


 Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari
es dan belum lewat masa berlaku
 Pemberian imunisasi dengan teknik yang
tepat
 Mengetahui jadwal vaksinasi dengan
melihat umur dan jenis imunisasi yang
telah diterima
 Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan
 Memperhatikan dosis yang akan diberikan.

Askep Anak, Ratna Kh.SST 33


Penyimpanan Vaksin

 Semua Vaksin disimpan pada suhu + 2OC


s/d + 8OC.
 Bagian bawah Lemari Es diletakkan cool
pack sebagai penahan dingin dan
kesetabilan suhu.
 Peletakan dus Vaksin mempunyai jarak
antara minimal 2-1 cm atau 1 jari tangan.
 Vaksin HS (BCG, Campak, Polio) diletakkan
pada dekat Evafolator.
 Vaksin FS (DPT, TT, DT, Hepatitis B, DPT /
HB) diletakkan jauh dari Evafolator.
 Vaksin dalam lemari es harus diletakkan
dalam kotak vaksin.
Askep Anak, Ratna Kh.SST 34
Hal yang perlu diperhatikan

 Vaksin HB Uniject (ADS PID) di BDD (Bidan di


desa) disimpan pada suhu ruangan atau dibawa
saat kunjungan rumah tanpa rantai vaksin.
 Kelayakan pemakaian vaksin diukur dengan melihat
status VVM.
 Pelarut vaksin BCG dan Campak jangan disimpan
dalam lemari Es atau freeser. Simpanlah pada
tempat yang sejuk atau suhu kamar.
 Pelarut tidak boleh beku.
 Lemari Es tempat penyimpanan vaksin tidak boleh
dicampur dengan barang selain vaksin (makanan,
minuman, barang-barang laboratorium).

Askep Anak, Ratna Kh.SST 35


JENIS VAKSIN BERDASAR FUNGSINYA

 Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine)


 Vaksin DPT (Dipteri, Pertusis, Tetanus)
 Vaksin TT (Tetanus Toxoid)
 Vaksin DT ( Difteri & Tetanus)
 Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine)
 Vaksin Campak
 Vaksin Hepatitis B
 Vaksin DPT/HB

Askep Anak, Ratna Kh.SST 36


SIFAT VAKSIN

 Vaksin yang sensitif terhadap beku


contoh : Hepatitis B-PID, Vaksin
DPT-HB, DT dan TT
 Vaksin yang sensitif terhadap panas
contoh : Polio, BCG, Campak

Askep Anak, Ratna Kh.SST 37


Masa pemakaian vaksin yang sudah dibuka

No Vaksin Masa pakai


1 BCG 3 JAM
2 CAMPAK 6 JAM
3 POLIO 2 MINGGU
4 DPT / HB 4 MINGGU
5 DT 4 MINGGU

Askep Anak, Ratna Kh.SST 38


JADWAL IMUNISASI MENURUT TEMPAT LAHIR

UMUR VAKSIN TEMPAT


LAHIR DI RUMAH
0 BULAN HB O Rumah
Posyandu / tempat
1 BULAN BCG, Polio 1 pelayanan lain
Posyandu / tempat
2 BULAN DPT/HB1, polio 2 pelayanan lain
Posyandu / tempat
3 BULAN DPT/HB 2, polio 3 pelayanan lain
Posyandu / tempat
4 BULAN DPT/HB 3, polio 4 pelayanan lain
Posyandu / tempat
9 BULAN Campak pelayanan lain

Askep Anak, Ratna Kh.SST 39


UMUR VAKSIN TEMPAT

Lahir di RS / RB / BPS
RB / RS / BIDAN /
0 BULAN HB O
POSYANDU
RB / RS / BIDAN /
1 BULAN BCG, Polio 1
POSYANDU
RB / RS / BIDAN /
2 BULAN DPT/HB1, polio 2
POSYANDU
RB / RS / BIDAN /
3 BULAN DPT/HB 2, polio 3
POSYANDU
RB / RS / BIDAN /
4 BULAN DPT/HB 3, polio 4
POSYANDU
RB / RS / BIDAN /
9 BULAN Campak
POSYANDU

Askep Anak, Ratna Kh.SST 40


Askep Anak, Ratna Kh.SST 41
IMUNISASI YANG WAJIB DIBERIKAN PADA ANAK

1. Imunisasi BCG ( Bacillus Calmette Guerrine)


 kekebalan aktif terhadap penyakit (TBC).
 BCG diberikan 1 kali sebelum umur 2 bulan.
 BCG ulangan diberikan bila terjadi kegagalan dengan syarat
hasil uji dari Tuberculin test negatif
 Kemasan dalam ampul, beku kering
 Dosisnya untuk bayi kurang 1 tahun 0,55 cc , untuk anak dan
dewasa 0,1 cc
 Cara pemberian :
 Sebelum penyuntikan vaksin harus dilarutkan dengan
NaCl 0.9% sebanyak 4 cc,
 Disuntikkan secara Intra Cutan di musculus deltoideus
sebelah kanan (lengan kanan atas) – gunakan jarum
pendek 10 mm ukuran 26
 Efek samping :
 Reaksi normal
a. 1-2 minggu , timbul indurasi dan kemerahan di tempat
suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian
pecah menjadi luka, dan sembuh secara spontan serta
meninggalkan tanda parut (scar)

Askep Anak, Ratna Kh.SST 42


b. Pembesaran kelenjar regional di ketiak atau di
leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak
menimbulkan demam,

 Reaksi berat
 Terjadi abses yang lebih dalam dan
peradangan setempat yang agak berat
disebabkan karena penyuntikan yang terlalu
dalam atau dosis yang diberikan telalu dalam
 Reaksi yang lebih cepat (lebih cepat dari 2 minggu)
 Terjadi jika anak sudah mendapatkan imunisasi
BCG atau anak telah terinfeksi TBC

 Kontra indikasi :
 Pasien dengan imunokompromis misalnya pada
penderita leukemia, penderita dalam pengobatan
steroid jangka panjang dan penderita AIDS, penderita
TBC, penyakit kulit berat dan menahun

Askep Anak, Ratna Kh.SST 43


Askep Anak, Ratna Kh.SST 44
Askep Anak, Ratna Kh.SST 45
2. IMUNISASI DPT
 menimbulkan kekebalan
terhadap penyakit difteria,
pertusis dan tetanus dalam
waktu yang bersamaan.
 Kemasan : bentuk beku
kering,
dan pelarut 5 ml
 Kontradiksinya :
 usia diatas 5 tahun (komponen P
bisa menyebabkan shock)
 Demam (>38oC). Sakit berat
(terutama kelainan neurologis,
 riwayat reaksi berat terhadap
pemberian DPT sebelumnya
seperti syok, kejang, penurunan
kesadaran atau gejala neurologis
lainnya.

Askep Anak, Ratna Kh.SST 46


 diberikan umur 2-11 bulan, sebanyak 3
kali suntikan dengan selang 4 minggu
secara IM (Intra Muskuler) atau sub
cutan dalam dengan dosis 0,5 cc
 Bila bayi mempunyai riwayat kejang DPT
diganti dengan DT dengan cara
pemberian yang sama dengan DPT.
 Efek samping
 Reaksi Normal : demam ringan,
pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat
penyuntikan selama 1-2 hari.
 Reaksi berat : demam tinggi dan kejang. Hal
ini biasanya disebabkan oleh unsur
pertusisnya.

Askep Anak, Ratna Kh.SST 47


Askep Anak, Ratna Kh.SST 48
3. IMUNISASI DPT/HB
 Tujuan pemberian vaksin DPT/HB adalah untuk
mendapatkan kekebalan terhadap penyakit difteria,
pertusis, tetanus dan Hepatitis B
 Cara pemberian :
 Di berikan secara IM, dengan dosis 0,5 ml, sebanyak 3 kali
 Dosis pertama diberikan pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya
dengan interval minimal 4 minggu (1 bulan)
 Kontra indikasi ; Gejala-gejala keabnormalan otak pada
periode BBL atau gejala serius keabnormalan pada saraf
merupakan kontraindikasi Pertusis. Pada dosis ke 2 untuk
meneruskan imunisasi dapat diberikan DT. Vaksin ini tidak
boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang
disertai kejang
 Efek samping :
 Reaksi yang bersifat sementara : lemas, demam,
pembengkakan dan kemerahan pada tempat penyuntikan
 Reaksi berat : demam tinggi , irritabilitas, dan
meracau yang biasanya terjadi 24 jam setelah imunisasi dan
biasanya hilang setelah 2 hari

Askep Anak, Ratna Kh.SST 49


Askep Anak, Ratna Kh.SST 50
4. Imunisasi hepatitis B PID (Prefil injection
device)

 Menimbulkan kekebalan
terhadap hepatitis B
 Diberikan secara IM di
anterolateral paha
 Diberikan 1 kali pada umur 7
hari
 Efek samping : rasa sakit,
pembengkakan dan
kemerahan disekitar suntikan,
hilang setelah 2 hari
 Kontraindikasi : infeksi berat
yang disertai kejang

Askep Anak, Ratna Kh.SST 51


Askep Anak, Ratna Kh.SST 52
5. IMUNISASI CAMPAK
 Memberikan kekebalan
terhadap penyakit campak
 Diberikan 1 kali, umur 9-11
bulan, sc pada lengan kiri atas
dosis 0,5 cc
 sebelum injeksi harus dilarutkan
dulu dengan aquabides 5 cc.
 Efek samping : terjadi
demam ringan dan kemerahan
selama 3 hari yang dapat terjadi
8-12 hari setelah vaksinasi
 Kontra indikasi : immuno
deficiency, leukemia, lymphoma

Askep Anak, Ratna Kh.SST 53


6. IMUNISASI Polio

 mendapatkan kekebalan
terhadap penyakit poliomelitis.
 Diberi secara oral, dosis 2
tetes 0,1 ml, sebanyak 4 kali
pemberian dengan interval 4
minggu.
 Setiap membuka vial baru
harus menggunakan penetes
(dropper yang baru)
 Kontra indikasi : anak
yang menderita immune
deficiensi

Askep Anak, Ratna Kh.SST 54


IMUNISASI YANG TIDAK WAJIB TAPI
PENTING UNTUK DIBERIKAN :

 Imunisasi HiB
 Imunisasi Meningitis
 Imunisasi Pneumokokus
 Imunisasi MMR
 Imunisasi typoid
 Imunisasi Hepatitis A
 Imunisasi Varicella

Askep Anak, Ratna Kh.SST 55


KIPI (KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI)

 Yaitu semua kejadian sakit dan kematian yang


terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi

 Klasifikasi :
a. Reaksi vaksin
b. Kesalahan program (programatic eror): dosis terlalu
banyak, lokasi dan cara penyuntikan, sterilisasi
jarum,tindakan aseptik dan antiseptik, kontaminasi
vaksin dan alat suntik, penyimpanan vaksin,
pemakaian sisa vaksin, jenis dan jumlah pelarut
vaksin, tidak memperhatikan petunjuk pemakaian
dan kontraindikasi)
c. Kebetulan (coincidental)
d. Reaksi suntikan
e. Penyebab tidak diketahui

Askep Anak, Ratna Kh.SST 56


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
PADA PELAPORAN KIPI

1. Identitas anak
2. Jenis vaksin
3. Dokter yang bertanggung jawab
4. Adakah KIPI pada terdahulu
5. Gejala klinis yang timbul / diagnosa
6. Waktu pemberian imunisasi
7. Saat timbulnya gejala KIPI
8. Apakah terdapat gejalan sisa setelah
dirawat dan sembuh
9. Kronologis KIPI
10. Adakah tuntutan dari keluarga

Askep Anak, Ratna Kh.SST 57


KIPI YANG HARUS DILAPORKAN
1. 24 JAM PASCA IMUNISASI
(Anafilaksis, Menangis tak berhenti >3 jam ,Toxic shock syndrome)

2. 5 HARI PASCA IMUNISASI


Reaksi lokal hebat, sepsis, abses pada bekas suntikan

3. 30 HARI PASCA IMUNISASI


seperti ; encefalopqti, kejang, meningitis aseptik,trombositopeni, lumpuh layu,
meninggal, dirawat di RS,Reaksi lokal hebat, abses daerah suntikan, neuritis
brakialis

4. 3 BULAN PASCA IMUNISASI


lumpuh layu : polio 4-30hr, neuritis brakialis: tetanus 2-28 hr

5. 1-12 BULAN PASCA IMUNISASI


limfadenitis, disseminated BCG-it is, osteomielitis

6. TANPA BATAS PASCA IMUNISASI


semua kematian, semua penerima vaksin yang dirawat, semua kejadian berat
yang tidak biasa (diduga berhubungan dengan imunisasi)

Askep Anak, Ratna Kh.SST 58


Praktek tidak tepat Reaksi hebat yang
mungkin timbul sesudah
imunisasi
Suntikan tidak steril Infeksi seperti abses lokal di
 Pengunaan kembali tempat suntikan , gejala
semprit dan jarum sekali sepsis , toxis shock syhdrome
buang atau kematian
 Sterilisasi semprit dan Penyebaran infeksi melalui
jarum yang tidak darah seperti hepatitis B,HIV
memadai
 Vaksin atau pelarut yang
terkontaminasi

Askep Anak, Ratna Kh.SST 59


Kesalahan pencampuran
 Kecocokan vaksin yang  Abses lokal
tidak memadai
 Pencampuran dengan  vaksin tidak efektif
pelarut yang tidak
memadai
 Efek negatif dari obat,
 Obat penganti vaksin misalnya insulin,oksitosin agen untuk
mengurangi ketegangan otot
atau pelarut
 Pengunaan kembali
 kematian
vaksin yang telah di
campur dengan pelarut
pada pelayanan
berikutnya

Askep Anak, Ratna Kh.SST 60


Pengangkutan / reaksi lokal dari vaksin,
penyimpanan vaksin panas berlebih, vaksin
yang salah tidak efektif
 VVM berubah warna
 Gumpalan vaksin serap

Pengabaian kontra Reaksi hebat yang dapat


indeksi di hindari

Askep Anak, Ratna Kh.SST 61


Suntikan di tempat
yang salah

 BCG di berikan di  Reaksi lokal atau


bawah kulit
abses
(subcutaneous)
 DTP/DT/TT terlalu
 Reaksi lokal atau
superfesial abses
 Suntikan di bawah  Kerusakan syaraf
pantat statik

Askep Anak, Ratna Kh.SST 62


COLD CHAIN

Adalah
suatu prosedur atau tata cara
peralatan yang di gunakan dalam
pengiriman atau penyimpanan
vaksin dari pabrik pembuat vaksin
sampai pada sasarannya yaitu ibu
dan anak

Askep Anak, Ratna Kh.SST 63


MANFAAT & TUJUAN COLD CHAIN

 Adalah untuk memperkecil


kesalahan selama penanganan
terhadap vaksin sehingga dapat
diyakinkan bahwa vaksin yang akan
digunakan/ disuntikkan masih
mempunyai potensi yang dapat
menimbulkan kekebalan

Askep Anak, Ratna Kh.SST 64


Pengaturan Penyimpanan Vaksin

PROPIN KAB/
VAKSIN VVM PKM BDD
SI KOTA
Polio + frezer frezer Suhu 2- Lemari
Campak - Suhu 2- Suhu 2- 8⁰ C di es type
8⁰ C di 8⁰ C di refrigrat rumah
BCG - or tangga,
Cold ILR
DPT - room disimpa
TT - atau n jauh
ILR dari
DT - frezeer
HB +

Tidak boleh merubah termostat waktu listrik padam

Askep Anak, Ratna Kh.SST 65


Terima kasih

Askep Anak, Ratna Kh.SST 66

Anda mungkin juga menyukai