Anda di halaman 1dari 26

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk penelitian studi kasus ini yaitu

Ruang Melati RSUD Dr. ISKAK Tulungagung.

a. Pengkajian

1) Identitas Pasien dan Hasil Anamnesis

Tabel 4.1 : Identitas Pasien


No Identitas Pasien Kasus 1 Kasus 2
1 Diagnosa medis G1P00001 G1P00001
2 Nama Ny. W Ny. R
3 Umur 24 tahun 22 tahun
4 Jenis kelamin Perempuan Perempuan
5 Pendidikan SMA SMA
6 Pekerjaan Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga
7 Status Kawin Kawin
8 Agama Islam Islam
9 Suku/bangsa Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
10 Bahasa Jawa Jawa
11 Alamat Ds. Ngujang, Ds Gedangan campurdarat
Kedungwaru
12 Ditanggung oleh Sendiri BPJS
13 Alasan masuk RS Perut mules, kenceng- Perut mules, kenceng-
kenceng kenceng
14 Keluhan utama Nyeri pada bekas Nyeri pada bekas
luka jahitan luka jahitan

15 Riwayat penyakit Tidak ada Tidak ada


sekarang
16 Riwayat penyakit Pasien tidak memiliki Pasien tidak memiliki
dahulu riwayat penyakit riwayat penyakit
sebelumnya sebelumnya
17 Riwayat keluarga Tidak ada Tidak ada
Penjelasan :

Kedua pasien ini dibawa kerumah sakit karena perutnya mules, dan

kenceng-kenceng. Kedua pasien ini sama-sama melahirkan anak pertama tanpa

ada riwayat abortus sebelumnya. Kedua pasien ini setelah melahirkan di kamar

bersalin, dipindah di ruang Melati untuk menjalani perawatan masa nifasnya.

Kedua pasien ini sama-sama mengeluhkan nyeri pada luka bekas jahitan.
HASIL OBSERVASI (PEMERIKSAAN FISIK)

Tabel 4.2 : Hasil Observasi (Pemeriksaan fisik)


No Observasi Kasus 1 Kasus 2
1 Keadaan umum Keadaan umum pasien Keadaan umum pasien
baik, akral hangat, mika- baik, akral hangat, mika-
miki baik, terdapat luka miki kurang baik karena
bekas jahitan pada pasien takut sakit,
perineum, pasien tampak terdapat luka bekas
menyeringai karena jahitan pada perineum,
nyeri. pasien tampak
menyeringai karena
nyeri.

2 GCS Kesadaran Kesadaran


composmentis, GCS 4-5- composmentis, GCS 4-5-
6 6

3 Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah 120/80 mmHg 110/70 mmHg
b. Respirasi 18 x/menit 20 x/menit
c. Nadi 88 x/menit 82 x/menit
d. Suhu 37 0C 36,4 0C

4 Pemeriksaan fisik :

a. Kepala dan Bentuk kepala normal, Bentuk kepala normal,


rambut penyebaran rambut penyebaran rambut
merata, rambut sedikit merata, rambut sedikit
bau, warna rambut hitam bau, warna rambut hitam
b. Wajah Bentuk wajah ovale, Bentuk wajah ovale,
struktur wajah simetris
struktur wajah simetris
c. Mata Conjunctiva tidak Conjunctiva tidak
anemis, sclera tidak anemis, sclera tidak
icterus, tidak ada icterus, tidak ada
strabismus strabismus
d. Hidung Bentuk hidung simetris, Bentuk hidung simetris,
lubang hidung bersih, lubang hidung bersih,
tidak ada tanda-tanda tidak ada tanda-tanda
pernafasan cuping pernafasan cuping
hidung hidung
e. Telinga Bentuk telinga normal, Bentuk telinga normal,
ukuran telinga normal, ukuran telinga normal,
ketegangan telinga ketegangan telinga
normal, lubang telinga normal, lubang telinga
bersih bersih
f. Mulut dan faring Keadaan bibir kering, Keadaan bibir kering,
gusi bersih, tidak ada gusi bersih, tidak ada
caries gigi, lidah bersih caries gigi, lidah sedikit
kotor
g. Leher Tidak ada bendungan Tidak ada bendungan
vena jugalaris, tidak ada vena jugalaris, tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tyroid, dan tidak ada tyroid, dan tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
lymphe lymphe
h. Buah Dada Konsistensi buah dada Konsistensi buah dada
kenyal, puting susu kenyal, puting susu
menonjol, terjadi menonjol, terjadi
hiperpigmentasi puting hiperpigmentasi puting
susu, pengeluaran susu, pengeluaran
colostrum lancar colostrum lancar
i. Keadaan Perut Tidak ada luka bekas Tidak ada luka bekas
operasi. Terdapat striae operasi. Terdapat striae
albikan, linea alba albikan, linea alba
j. Uterus Tinggi fundus uteri 1 jari Tinggi fundus uteri 1 jari
dibawah pusat, kontraksi dibawah pusat, kontraksi
uterus baik uterus baik
k. Keadaan Vulva Tidak ada oedema, tidak Tidak ada oedema, tidak
ada varises, dan vulva ada varises, dan vulva
mengalami nyeri mengalami nyeri
l. Perineum Ada robekan perineum, Ada robekan perineum,
jenis medio lateralis, jenis medialis, jahitan
jahitan HCB, tidak ada HCB, tidak ada infeksi
infeksi
m. Episiotomi Ada tindakan episiotomi, Ada tindakan episiotomi,
jenis medio lateralis jenis medialis
n. Lochea Warna lochea merah Warna lochea merah
(rubra), bau anyir, (rubra), bau anyir,
jumlah 150 cc jumlah 150 cc
o. Keadaan Anus Tidak ada haemoroid Tidak ada haemoroid

p. Keadaan Luar Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Penjelasan :
Kedua pasien ini, tidak mengalami kelainan pada pemeriksaan fisiknya, hanya
saja kedua pasien ini mengalami robekan pada perineum karena adanya tindakan
episiotomi. Ny. W jenis episiotominya adalah mediolateralis dengan jahitan HCB,
sedangkan Ny. R jenis episiotominya medialis dengan jahitan HCB. Tinggi
fundus uteri kedua pasien ini sama yaitu 1 jari dibawah pusat, dengan kontraksi
uterus baik. Warna lochea kedua pasien ini adalah merah ( rubra) dengan jumlah
150cc.

HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Tabel 4.2 : Hasil Pemeriksaan Diagnostik
No Pemeriksaan Kasus 1 Kasus 2
1 Laborat Hematologi Hematologi

Hematologi lengkap Hematologi lengkap

Hemoglobin : 11,0 Hemoglobin : 11,0

Jumlah eritrosit : 4,75 Jumlah eritrosit : 4,70

Hematokrit : 37,2 Hematokrit : 38,2

MCV, MCH, MCHC MCV, MCH, MCHC

MCV : 77,7 MCV : 72,7

MCH : 26,7 MCH : 25,2

MCHC : 33,9 MCHC : 33,9

RDW-SD : 36,8 RDW-SD : 36,8

RDW-CV : 13,0 RDW-CV : 13,0

NRBC : 0,0 NRBC : 0,2

NRBC# : 0,0 NRBC : 0,0

WBC : 4,2 WBC :4,5

Hitung jenis Hitung jenis

Esinofil : 1,0 Esinofil : 2,0

Basofil : 0,4 Basofil : 0,5

Neutrofil : 64,7 Neutrofil : 58,7

Limfosit : 28,9 Limfosit : 29,9

Monosit : 5,0 Monosit : 6,0


Jumlah eosinofil : 0,03 Jumlah eosinofil : 0,03

Jumlah basofil : 0,04 Jumlah basofil : 0,04

Jumlah neutrofil : 1,62 Jumlah neutrofil : 1,68

Jumlah limfosit : 3,18 Jumlah limfosit : 3,18

Jumlah monosit : 0,55 Jumlah monosit : 0,55

IG% : 0,4 IG% : 0,4

IG# : 0,0 IG# : 0,0

PLT : 256 PLT : 280

PDW : 10,2 PDW : 11,2

MPV : 11,0 MPV : 10,0

P-L : 23,0 P-LCR : 24,0

PCT : 0,280 PCT : 0,280

2 Radiologi Tidak dilakukan Tidak dilakukan


3 ECG Tidak dilakukan Tidak dilakukan
(Elektro
Cardiogaram)

Penjelasan

Pada Ny. W didapatkan hasil lab yang abnormal yaitu MCV L 77,7 dengan angka
normal 81,0-99,0, MCH L 26,7 dengan angka normal 27,0-31,0. Sedangkan pada
Ny. R didapatkan hasil lab yang abnormal yaitu MCV L 72,7 dengan angka
normal 81,0-99,0, MCH L 25,7 dengan angka normal 27,0-31,0, NRBC H 0,2
dengan angka normal 0,0.

ANALISA DATA
Tabel 4.4 : Analisa Data
NO ANALISA DATA PENYEBAB MASALAH
1 KASUS 1 Persalinan dengan Nyeri
episiotomi
DS:

Pasien mengatakan
luka jahitan pada
kemaluan terasa
sakit bila duduk dan Terputusnya jaringan
bergerak. Pasien
juga mengatakan
sakit dirasa bila
cebok setelah
berkemih dan Menekan pembuluh
buang air besar. syaraf
Pasien mengatakan
jahitan terasa
tegang.

DO: Nyeri
1. Pasien meringis
saat berpindah
posisi
2. Skala nyeri 5
3. Pasien post
partum hari I,
4. Riwayat
persalinan
pertama kali
5. TD: 120/80
mmHg, N: 88
x/mnt, S: 37,
RR: 18x/mnt.

2 KASUS 2 Persalinan dengan Nyeri


episiotomi
DS:

Pasien mengatakan
luka bekas jahitan,
terasa sakit saat Terputusnya jaringan
berkemih, dan
berkemih bisa
keluar bila perut
bawahnya ditekan.
Pasien juga Menekan pembuluh
mengatakan nyeri syaraf
saat akan duduk.
Pasien mengatakan
jahitan terasa
tegang.
Nyeri
DO:

1. Pasien tampak
menyeringai
saat akan duduk
2. Skala nyeri 5
3. Pasien post
partum hari I
4. Riwayat
persalinan
pertama kali
5. TD: 110/70
mmHg, N: 82
x/mnt, S: 36,4,
RR: 20x/mnt.

Penjelasan :
Kedua pasien ini sama-sama mengeluh nyeri pada luka bekas jahitan. Ny. W
mengalami nyeri saat duduk dan bergerak dan sakit bila cebok setelah berkemih
dan buang air besar dan jahitan terasa tegang. Sedangkan Ny. R mengalami nyeri
saat berkemih, air kencing bisa keluar dengan menekan perut bagian bawah, dan
nyeri saat akan duduk dan jahitan terasa tegang. Keadaan objektif kedua pasien ini
sama,kedua pasien tampak menyeringai, skala nyeri 5, sama-sama post partum
hari 1, riwayat persalinan pertama kali. Hasil pemeriksaan TTV Ny. W adalah TD
: 120/80, N : 88 x/menit, RR : 18 x/menit, S : 37. Sedangkan hasil pemeriksaan
TTV Ny. R adalah TD : 110/70, N : 82 x/menit, S : 36,4, RR : 20 x/menit.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tabel 4.5 : Diagnosa Keperawatan


NO TANGGAL DIAGNOSA TANGGAL
MUNCUL KEPERAWATAN TERATASI
1 KASUS 1 Nyeri 25-04-2015
23-04-2016
Jam : 10.00
2 KASUS 2 Nyeri 25-04-2015
23-04-2016
Jam : 17.00

RENCANA KEPERAWATAN

Tabel 4.6 : Rencana Keperawatan


No Diagnosa Kriteria Hasil Perencanaan dan
Keperawatan rasional
1 KASUS 1 NOC : NIC :
 Pain level Pain Management
Nyeri  Pain control  Lakukan pengkajian
Definisi : sensori  Comfort level nyeri secara
yang tidak Kriteria Hasil: komprehensif
menyenangkan dan  Mampu mengontrol termasuk lokasi,
pengalaman nyeri (tahu penyebab karakteristik, durasi,
emosional yang nyeri, mampu frekwensi, kualitas
muncul secara aktual menggunakan dan faktor presipitasi
atau potensial tekhnik  Observasi reaksi
kerusakan jaringan nonfarmakologi nonverbal dari
atau menggambarkan untuk mengurangi ketidaknyamanan
adanya kerusakan nyeri, mencari  Gunakan tekhnik
(Asosiasi Study Nyeri bantuan) komunikasi
Internasional) :  Melaporkan bahwa terapeutik untuk
serangan mendadak nyeri berkurang mengetahui
atau pelan dengan mnggunakan pengalaman nyeri
intensitasnya dari manajemen nyeri pasien
ringan sampai berat  Mampu mengenali  Kaji kultur yang
yang dapat nyeri (skala, mempengaruhi
diantisipasi dengan intensitas, frekwensi respon nyeri
akhir yang diprediksi dan tanda nyeri)  Evaluasi pengalaman
dan dengan durasi nyeri masa lampau
 Menyatakan rasa
kurang dari 6 bulan.  Evaluasi bersama
nyaman setelah nyeri
Batasan pasien dan tim
berkurang
karakteristik: kesehatan lain
Tanda-tanda vital dalam
 Laporan secara keadaan normal tentang
verbal atau non ketidakefektifan
verbal kontrol nyeri masa
 Fakta dari lampau
observasi  Bantu pasien dan
 Posisi analgetic keluarga untuk
untuk mencari dan
menghindari nyeri menemukan
 Gerakan dukungan
melindungi  Kontrol lingkungan
 Tingkah laku yang dapat
berhati-hati mempengaruhi nyeri
 Muka topeng seperti suhu ruangan,
 Gangguan tidur pencahayaan dan
(mata sayu, kebisingan
tampak capek,  Kurangi faktor
sulit atau gerakan presipitasi nyeri
kacau,  Pilih dan lakukan
menyeringai) penanganan nyeri
 Terfokus pada diri (farmakologi, non
sendiri
 fokus menyempit farmakologi dan
(penurunan interpersonal)
persepsi waktu,  Kaji tipe dan sumber
kerusakan proses nyeri untuk
berpikir, menentukan
penurunan intervensi
interaksi dengan  Ajarkan tentang
orang dan tekhnik non
lingkungan) farmakologi
 Tingkah laku  Berikan analgetik
distraksi, contoh: untuk mengurangi
jalan-jalan nyeri
menemui orang  Evaluasi keefektifan
lain dan/atau kontrol nyeri
aktivitas,aktivitas  Tingkat istirahat
berulang-ulang  Kolaborasi dengan
 Respon autonom dokter jika ada
(seperti keluhan dan tindakan
diaphoresis, nyeri tidak berhasil
perubahan  Monitor penerimaan
tekanan darah, pasien tentang
perubahan nafas, manajemen nyeri
nadi dan dilatasi
pupil) Analgesic
 Perubahan Administration
autonamic dalam  Tentukan lokasi,
tonus otot karakteristrik,
(mungkin dalam kualitas, dan derajat
rentang dari nyeri sebelum
lemah ke kaku) pemberian obat
 Tingkah laku  Cek instruksi dokter
ekspresif tentang jenis obat,
(contoh : gelisah, dosis dan frekwensi
merintih,  Cek riwayat alergi
menangis,  Pilih anlgsik yang
waspada, iritabel, diperlukan atau
nafas kombinasi dari
panjang/berkeluh analgesik ketika
kesah) pemberian lebih dari
 Perubahan dalam satu
nafsu makan da  Tentukan pilihan
minum analgesik tergantung
tipe dan beratnya
nyeri
Faktor yang
 Tentukan analgetik
berhubungan
pilihan, rute
Agen injuri (bilogi,
pemberian, dan dosis
kimia, fisik,
psikologis) optimal
 Pilih rute pemberian
secara IV,IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
 Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
 Berikan analgesik
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
 Evaluasi efektifitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
2 KASUS 2 NOC : NIC :
 Pain level Pain Management
Nyeri  Pain control  Lakukan pengkajian
Definisi : sensori  Comfort level nyeri secara
yang tidak Kriteria Hasil: komprehensif
menyenangkan dan  Mampu mengontrol termasuk lokasi,
pengalaman nyeri (tahu penyebab karakteristik, durasi,
emosional yang nyeri, mampu frekwensi, kualitas
muncul secara aktual menggunakan dan faktor presipitasi
atau potensial tekhnik  Observasi reaksi
kerusakan jaringan nonfarmakologi nonverbal dari
atau menggambarkan untuk mengurangi ketidaknyamanan
adanya kerusakan nyeri, mencari  Gunakan tekhnik
(Asosiasi Study Nyeri bantuan) komunikasi
Internasional) :  Melaporkan bahwa terapeutik untuk
serangan mendadak nyeri berkurang mengetahui
atau pelan dengan mnggunakan pengalaman nyeri
intensitasnya dari manajemen nyeri pasien
ringan sampai berat  Mampu mengenali  Kaji kultur yang
yang dapat nyeri (skala, mempengaruhi
diantisipasi dengan intensitas, frekwensi respon nyeri
akhir yang diprediksi dan tanda nyeri)  Evaluasi pengalaman
dan dengan durasi nyeri masa lampau
 Menyatakan rasa
kurang dari 6 bulan.  Evaluasi bersama
nyaman setelah nyeri
Batasan pasien dan tim
berkurang
karakteristik: kesehatan lain
Tanda-tanda vital dalam
 Laporan secara keadaan normal tentang
verbal atau non ketidakefektifan
verbal kontrol nyeri masa
 Fakta dari lampau
observasi  Bantu pasien dan
 Posisi analgetic keluarga untuk
untuk
menghindari nyeri mencari dan
 Gerakan menemukan
melindungi dukungan
 Tingkah laku  Kontrol lingkungan
berhati-hati yang dapat
 Muka topeng mempengaruhi nyeri
 Gangguan tidur seperti suhu ruangan,
(mata sayu, pencahayaan dan
tampak capek, kebisingan
sulit atau gerakan  Kurangi faktor
kacau, presipitasi nyeri
menyeringai)  Pilih dan lakukan
 Terfokus pada diri penanganan nyeri
sendiri (farmakologi, non
 fokus menyempit farmakologi dan
(penurunan interpersonal)
persepsi waktu,  Kaji tipe dan sumber
kerusakan proses nyeri untuk
berpikir, menentukan
penurunan intervensi
interaksi dengan  Ajarkan tentang
orang dan tekhnik non
lingkungan) farmakologi
 Tingkah laku  Berikan analgetik
distraksi, contoh: untuk mengurangi
jalan-jalan nyeri
menemui orang  Evaluasi keefektifan
lain dan/atau kontrol nyeri
aktivitas,aktivitas  Tingkat istirahat
berulang-ulang  Kolaborasi dengan
 Respon autonom dokter jika ada
(seperti keluhan dan tindakan
diaphoresis, nyeri tidak berhasil
perubahan  Monitor penerimaan
tekanan darah, pasien tentang
perubahan nafas, manajemen nyeri
nadi dan dilatasi
pupil) Analgesic
 Perubahan Administration
autonamic dalam  Tentukan lokasi,
tonus otot karakteristrik,
(mungkin dalam kualitas, dan derajat
rentang dari nyeri sebelum
lemah ke kaku) pemberian obat
 Tingkah laku  Cek instruksi dokter
ekspresif tentang jenis obat,
(contoh : gelisah, dosis dan frekwensi
merintih,  Cek riwayat alergi
menangis,  Pilih anlgsik yang
waspada, iritabel, diperlukan atau
nafas kombinasi dari
panjang/berkeluh analgesik ketika
kesah) pemberian lebih dari
 Perubahan dalam satu
nafsu makan da  Tentukan pilihan
minum analgesik tergantung
tipe dan beratnya
Faktor yang nyeri
berhubungan  Tentukan analgetik
Agen injuri (bilogi, pilihan, rute
kimia, fisik, pemberian, dan dosis
psikologis) optimal
 Pilih rute pemberian
secara IV,IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
 Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
 Berikan analgesik
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
 Evaluasi efektifitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)

Penjelasan :

Kedua pasien sama- sama memiliki keluhan yang sama, sehingga memunculkan
diagnosa yang sama. Dan dengan diagnosa yang sama, perawat memberikan
intervensi yang sama juga untuk kedua pasien.

PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Tabel 4.7 : Pelaksanaan Keperawatan
D 23 April 2016 24 April 2016 25 April 2016
x Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementasi
K
e
p
14.00  Memperkenalka 09.00  Menyapa dan 09.00  Menyapa dan
K n diri dan menyanyakan menyanyakan
a menyanyakan keluhan pasien keluhan pasien
s keluhan pasien  Memberikan  Memberikan
u  Memberikan posisi yang posisi yang
s posisi yang nyaman untuk nyaman untuk
1 nyaman untuk pasien pasien
pasien  Mengkaji skala  Mengkaji skala
 Mengkaji skala nyeri, skala : 3 nyeri, skala : 0
nyeri, skala : 5  Melakukan  Melakukan
 Melakukan pemeriksaan pemeriksaan
pemeriksaan TTV TTV
TTV TD: 120/70 TD: 110/70
TD: 120/80 mmHg, N: 80 mmHg, N: 80
mmHg, N: 88 x/mnt, S: 36,2, x/mnt, S: 36,5,
x/mnt, S: 37 RR: 18x/mnt. RR: 19 x/mnt.
RR: 38 x/mnt.  Mengajarkan  Mengajarkan
 Mengajarkan pasien tekhnik pasien tekhnik
pasien tekhnik nafas dalam nafas dalam
nafas dalam apabila terasa apabila terasa
apabila terasa nyeri nyeri
nyeri  Menganjurkan Menganjurkan
 Menganjurkan pasien untuk pasien untuk
pasien untuk mengalihkan mengalihkan
mengalihkan nyeri dengan nyeri dengan
nyeri dengan melihat dan melihat dan
melihat dan mengendong mengendong
mengendong bayinya bayinya
bayinya  Memberikan
KIA saat pasien
akan pulang,
tentang cara
perawatan vulva
hygine dirumah

D 23 April 2016 24 April 2016 25 April 2016


x Jam Implementasi Jam Jam Implementasi
K
e
p
K 19.00  Memperkenalka 10.00  Menyapa dan 10.00  Menyapa dan
a n diri dan menyanyakan menyanyakan
s menyanyakan keluhan pasien keluhan pasien
u keluhan pasien  Memberikan  Memberikan
s  Memberikan posisi yang posisi yang
2 posisi yang nyaman untuk nyaman untuk
nyaman untuk pasien pasien
pasien  Mengkaji skala  Mengkaji skala
 Mengkaji skala nyeri, skala : 4 nyeri, skala : 2
nyeri, skala : 5  Melakukan  Melakukan
 Melakukan pemeriksaan pemeriksaan
pemeriksaan TTV TTV
TTV TD: 120/70 TD: 110/80
TD: 110/70 mmHg, N: 78 mmHg, N: 76
mmHg, N: 82 x/mnt, S: 36,4, x/mnt, S: 36,2,
x/mnt, S: 36,4 RR: 19x/mnt. RR: 18 x/mnt
RR: 20x/mnt.  Mengajarkan  Mengajarkan
 Mengajarkan pasien tekhnik pasien tekhnik
pasien tekhnik nafas dalam nafas dalam
nafas dalam apabila terasa apabila terasa
apabila terasa nyeri nyeri
nyeri  Menganjurkan  Menganjurkan
 Menganjurkan pasien untuk pasien untuk
pasien untuk mengalihkan mengalihkan
mengalihkan nyeri dengan nyeri dengan
nyeri dengan melihat dan melihat dan
melihat dan mengendong mengendong
mengendong bayinya bayinya
bayinya  Memberikan
KIA saat pasien
akan pulang,
tentang cara
perawatan vulva
hygine dirumah
Penjelasan :

Kedua pasien dilakukan tindakan keperawatan yang sama, namun respon


keduanya tidaklah sama. Pada Ny. W didapatkan skala penurunan skala nyeri
yang baik, da pada hari ke 3 skala Ny. W adalah 0, sedangkan pada Ny. R skala
nyerinya juga mengalami penurunan, namun pada hari ke 3 skala nyari Ny. R
masih

EVALUASI

Tabel 4.8 : Evaluasi


No Evaluasi Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
Minggu, 17 April Senin, 18 April Selasa, 19 April
2016 2016 2016
1 Kasus 1 S : Pasien mengatakan S : Pasien S : Pasien
nyeri pada luka bekas mengatakan nyeri mengatakan sudah
jahitan, sakit saat pada luka bekas tidak nyeri
duduk dan bergerak, jahitan berkurang, O:
dan nyeri saaat cebok namun dibuat  Pasien
O: bergerak dan duduk tampak rilex
 Pasien masih terasa sakit.  Skala nyeri 0
meringis saat O:  Pasien post
berpindah  Pasien partum hari 3
posisi meringis saat  Riwayat
 Skala nyeri 5 berpindah persalinan
 Pasien post posisi pertama kali
partum hari 1  Skala nyeri 3  TD: 110/70
 Riwayat  Pasien post mmHg, N:
persalinan partum hari 2 80 x/mnt, S:
pertama kali  Riwayat 36,5, RR: 19
 TD: 120/80 persalinan x/mnt.
mmHg, N: 88 pertama kali
x/mnt, S: 37,  TD: 120/70
RR: 18x/mnt. mmHg, N:
80 x/mnt, S:
36,2, RR:
18x/mnt.

A : Nyeri A : Nyeri teratasi A : Nyeri teratasi


P : Intervensi sebagian P : intervensi
Dilanjutkan P : Intervensi dihentikan, pasien
dilanjutkan pulang

No Evaluasi Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3


Senin, 25 April 2016 Selasa, 26 April Selasa, 26 April
2016 2016
2 Kasus 2 S : Pasien mengatakan S : Pasien S : Pasien
nyeri pada luka bekas mengatakan nyeri mengatakan nyeri
jahitan, sakit saat pada luka bekas pada luka bekas
berkemih, sulit untuk jahitan berkurang, jahitan sudah
berkemih, air kencing namun untuk berkurang, untuk
keluar dengan berkemih masih berkemih tidak sakit,
menekan perut bagian sakit, tapi air ketika akan duduk
bawah, dan sakit saat kencing bisa keluar sudah tidak sakit
akan duduk tanpa menekan perut O:
O: bagian bawah, dan  Pasien
 Pasien masih sakit saat akan tampak
meringis saat duduk tenang
akan duduk O:
 Skala nyeri 5  Pasien  Skala nyeri 2
 Pasien post meringis saat  Pasien post
partum hari 1 akan duduk partum hari 3
 Riwayat  Skala nyeri 4  Riwayat
persalinan  Pasien post persalinan
pertama kali partum hari 2 pertama kali
 TD: 110/70  Riwayat  TD: 110/80
mmHg, N: 82 persalinan mmHg, N:
x/mnt, S: 36,4 pertama kali 76 x/mnt, S:
RR: 20x/mnt.  TD: 120/70 36,2, RR: 18
mmHg, N: x/mnt.
78 x/mnt, S:
36,4, RR:
19x/mnt.
A : Nyeri A : Nyeri teratasi
P : Intervensi sebagian A : Nyeri teratasi
dilanjutkan P : Intervensi P : Intervensi di
dilanjutkan hentikan, pasien
pulang

Penjelasan :

Berdasarkan implementasi yang dilakukan peneliti didapatkan evaluasi dari kedua


pasien yaitu, Ny. W lebih kooperatif daripada Ny. R, hal ini dibuktikan pada saat
peneliti melakukan tindakan keperawatan pada kedua pasien, Ny. W lebih aktif
dalam tindakan yang diajarkan oleh peneliti, sehingga pada saat hari ke 3 post
partum skala nyeri Ny. W sudah 0, namun skala nyeri Ny. R masih 2. Namun
pada 3 hari post partum kedua pasien sudah diperbolehkan pulang.

B. Pembahasan
Pada pembahasan ini penilis akan membahas “Asuhan Keperawatan pada

Ibu Post Partum dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Episiotomi di Ruang

Melati RSUD dr. Iskak Tulungagung” yang telah dilakukan pada tanggal 23-

25 April 2016.

1. Pengkajian

Pengkajian kasus ini dilakukan kepada 2 partisipan, pada Ny. W

dilakukan tanggal 23 April 2016 pukul 10.00 WIB, pada Ny. R dilakukan

tanggal 23 April 2016 pukul 17.00 WIB. Dalam pengambilan kasus ini

penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode autoanamnesa

yaitu pengkajian yang dilakukan secara langsung kepada pasien.

Alloanamnesa yaitu pengkajian yang melihat berdasarkan data dalam

status pasien dan wawancara dari keluarga. Berdasarkan pengkajian

kedua pasien didapatkan perbedaan yaitu umur pasien. Ny. W berumur

24 tahun, sedangkan Ny. R berumur 22 tahun. Alamat Ny. W di Ds.

Ngujang, Kedungwaru, sedangkan Ny. R beralamat di Ds. Gedangan,

Campurdarat. Ny. W dirawat di rumah sakit biaya ditanggung sendiri

(umum), sedangkan Ny. R dirawat di rumahsakit biaya ditanggung oleh

BPJS.

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari

pengumpulan verivikasi, dan komunikasi data tentang klien (Potter &

Perry, 2010). Pengkajian keperawatan merupakan salah satu dari

komponen proses keperawatan yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh

perawat dalam menggali permasalahan dari klien meliputi usaha

pengumpulan data tentang status kesehatan seorang klien secara


sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan

(Muttaqin, 2010).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan

pasti, tentang masalah pasien serta pengembangan yang dapat dipecahkan

atau diubah melalui tindakan keperawatan (Suarli & Bahtiar, 2012).

Hasil pengkajian pada kedua pasien didapatkan bahwa Ny. W dan

Ny. R dibawa kerumah sakit karena perutnya mules, dan kenceng-

kenceng. Kedua pasien ini sama-sama melahirkan anak pertama tanpa

ada riwayat abortus sebelumnya. Kedua pasien ini setelah melahirkan di

kamar bersalin, keduanya dipindah diruang Melati untuk menjalani

perawatan masa nifasnya. Ny. W dan Ny. R waktu persalinan dilakukan

tindakan episiotomi dan jahitan pada jalan lahir, sehingga kedua pasien

ini memiliki keluhan utama yang sama yaitu nyeri pada luka bekas

jahitan. Ny. W mengalami nyeri saat duduk dan bergerak, dan nyeri

setelah cebok saat berkemih dan buang air besar. Nyeri diarasakan seperti

terbakar dengan skala nyeri 5. Sedangkan pada Ny. R mengalami nyeri

saat berkemih dan saat akan duduk. Nyeri dirasakan seperti terbekar

dengan skala nyeri 5. Dari data tersebut penulis menegakkan diagnosa

keperawatan pada kedua pasien yaitu nyeri akut berhubungan dengan

agen cedera fisik.

Gangguan rasa nyaman nyeri pada masa nifas banyak dialami

meskipun persalinan normal tanpa komplikasi. Hal tersebut

menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien. Gangguan rasa nyeri yang


dialami ibu diantaranya: after pains atau kram perut, pembengkakan

payudara, nyeri perineum, konstipasi, hemorroid (Bahiyatun, 2009).

3. Intervensi

Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan yang akan

dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa

keperawatan yang telah ditentukan. Tujuan perencanaan adalah

terpenuhinya kebutuhan pasien (Suarli & Bahtiar, 2012).

Dari diagnosa yang ditegakkan, penulis melakukan intervensi nyeri

akut berhubungan dengan cidera fisik yaitu kaji skala nyeri secara

komprehensif dengan rasional mengetahui kualitas nyeri yang dirasakan

pasien, beri posisi yang nyaman pada pasien dengan rasional untuk

mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien, memantau tanda-tanda

vital pasien dengan rasional untuk mengetahui keadaan umum pasien,

ajarkan tekhnik relaksasi dan distraksi dengan rasional mengurangi nyeri

pasien dan mencitakan perasaan tenang, kolaborasi pemberian analgetik

dengan rasional untuk mengurangi nyeri pasca bersalin. (NANDA,

2012).

Proses terjadinya nyeri dan bagaimana status psikologis pasien

sangat penting untuk diketahui, karena pemahaman ini akan berdampak

pada pengkajian dan intervensi nyeri juga, juga memberikan keuntungan

dan membatasi kerugian dan keterbatasan dari setiap intervensi nyari

yang dilakukan (Judha, 2012).


4. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan keperawatan

yang telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi

secara optimal (Suliarli & Bahtiar, 2012).

Penulis melakukan implementasi pada tanggal 23-25 April 2016.

Implementasi keperawatan untuk diagnosa nyeri akut berhubungan

dengan agen cedera fisik pada Ny. W adalah pukul 14.00 WIB

melakukan tindakan keperawatan dengan melakukan pengkajian dengan

mengkaji P,Q,R,S,T dengan tujuan untuk memperoleh pengkajian yang

lengkap mengenai rasa nyeri yang dirasakan pasien. Nyeri perineum

dapat disebabkan oleh episiotomy, laserasi atau jahitan (Bahiyatun,

2009).

Pada pukul 14.15 memberikan posisi nyaman, disesuaikan dengan

posisi yang dianggap paling nyaman menurut klien. Kemampuan klien

untukmelakukan posisi tersebut tergantung pada kekuatan fisik,

mobilitas, usia, dan kesejahteraan (Potter & Perry,2010).

Pada pukul 14.30 WIB penulis mengobservasi tanda-tanda vital.

Tindakan mengobservasi TTV, berdasarkan teori klien yang mengalami

nyeri atau efek sakit dapat menyebabkan peningkatan dalam hasil

pengukuran TTV yaitu : tekanan darah, denyut jantung, respirasi, dan

suhu tubuh (Potter & Perry,2010).

Pada pukul 14.45 WIB penulis mengajarkan tekhnik relaksasi dan

distraksi. Relaksasi adalah metode afektif untuk mengurangi rasa nyeri

pada klien yang mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat


mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan sehingga

mencegah menghebatnya stimulus nyeri.. Distraksi adalah suatu metode

untuk menghilangkan nyeri dengan mengalihkan perhatian pasien pada

hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami

(Price, 2010).

Sedangkan implementasi pada Ny. R adalah pukul 19.00 WIB

melakukan tindakan keperawatan dengan melakukan pengkajian dengan

mengkaji P,Q,R,S,T dengan tujuan untuk memperoleh pengkajian yang

lengkap mengenai rasa nyeri yang dirasakan pasien. Nyeri perineum

dapat disebabkan oleh episiotomy, laserasi atau jahitan (Bahiyatun,

2009).

Pada pukul 19.15 memberikan posisi nyaman, disesuaikan dengan

posisi yang dianggap paling nyaman menurut klien. Kemampuan klien

untukmelakukan posisi tersebut tergantung pada kekuatan fisik,

mobilitas, usia, dan kesejahteraan (Potter & Perry,2010).

Pada pukul 19.30 WIB penulis mengobservasi tanda-tanda vital.

Tindakan mengobservasi TTV, berdasarkan teori klien yang mengalami

nyeri atau efek sakit dapat menyebabkan peningkatan dalam hasil

pengukuran TTV yaitu : tekanan darah, denyut jantung, respirasi, dan

suhu tubuh (Potter & Perry,2010).

Pada pukul 19.45 WIB penulis mengajarkan tekhnik relaksasi dan

distraksi. Relaksasi adalah metode afektif untuk mengurangi rasa nyeri

pada klien yang mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat

mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan sehingga


mencegah menghebatnya stimulus nyeri... Distraksi adalah suatu metode

untuk menghilangkan nyeri dengan mengalihkan perhatian pasien pada

hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami

(Price, 2010).

Implementasi ini dilakukan selama 3 hari oleh peneliti terhadap

kedua pasien yaitu Ny. W dan Ny. R.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta

pengkajian ulang rencana keperawatan. Tujuan evaluasi yaitu

menentukan kemampuan pasien dalam mencapai tujuan yang telah

ditentukan dan menilai aktivitas rencana keperawatan dan stategi asuhan

keperawatan (Suarli & Bahtiar, 2012).

Evaluasi yang dilakukan oleh penulis disesuaikan kondisi pasien

dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat dilaksanakan

dengan SOAP, subjective, objective, analisa, planning. (Deden,2012).

Pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik

(bekas jahitan jalan lahir), setelah dilakukan tindakan keperawatan hasil

yang dilakukan pada tanggal 25 April 2016 terhadap Ny. W dan Ny. R

terdapat perbedaan yaitu Ny. W lebih kooperatif dari pada Ny. R, hal ini

dibuktikan saat penulis melakukan tindakan keperawatan pada kedua

pasien, Ny. W lebih aktif dalam melakukan tindakan yang diajarkan oleh

penulis, sehingga pada hari ke tiga post partum pada tanggal 25 April
2016 skala nyeri Ny. W sudah 0 namun skala nyeri Ny. R masih 2.

Namun kedua pasien pada saat itu sudah diperbolehkan pulang.

Respon yang bervariasi terhadap stimulus sakit identik bukan

disebabkan perbedaan persepsi rasa sakit tetapi disebabkan oleh variasi

reaksi rasa sakit. Rasa sakit adalah istilah yang digunakan untuk

mendeskripsikan integrasi dan apresiasi rasa sakit pada sistem saraf pusat

di korteks dan thalamus posterior. Pada penelitian klinis terlihat adanya

berbagai faktor yang menyebabkan variasi intensitas rasa sakit dan

respon pasien, tidak saja antar individual namun juga dari waktu kewaktu

antar individu. (Price,2009).

Anda mungkin juga menyukai