Anda di halaman 1dari 66

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi pengambilan data

Pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil studi kasus dan

pembahasan mengenai “AsuhanKeperawatan pada anak usia 1-3 tahun

yang mengalami gastroenteritis dengan kekurangan volume

cairan/deficient fluid volume Di RS Amelia Pare Kediri”.

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Amelia Pare.Rumah Sakit

Amelia Pareterletak di Jl pahlawan 25A Pare Kediri Rumah sakit ini juga

menampung rujukkan yang berasal dari pukesmas.

Hasil studi kasus yang dijelaskan meliputi data umum dan data

khusus. Data umum terdiri dari karakteristik responden meliputi usia,

pendidikan, pekerjaan, status dalam keluarga dan berapa kali responden

mengalami diare. Sedangkan pada data khusus meliputi format pengkajian

dan format asuhan keperawatan.

Penelitian ini dilakukan di ruang anak, di ruang anak terdapat

4 ruangan, meliputi ruangandonal ada 4 ruangan untuk ruang kelas I,

untuk kelas II ada dua ruangan yaitu ruangan bobo ada tiga ruangan dan

ruangan gufi ada dua ruangan dan untuk raungan kelas III ada satu

ruangan yaitu ruangan tintin.

43
44

4.1.2 Pengkajian

1) Identitas klien
Tabel 4.1 tabel pengkajian biodata

Identitas klien Klien 1 Klien 2


Nama An. Alv An. Alz
Jenis kelamin Laki – laki Laki – laki
Umur / Tgl lahir 2 th 10 bln 20 hr / 06 April 1 th 10 bln 13 hr / 21 April
2013 2014
Diagnose medis GEA GEA
Tanggal MRS 26 – 02 – 2016 jam : 08.00 03 – 03 – 2016 jam : 16.00
Tgl pengkajian 26 – 02 – 2016 jam : 08.30 03 – 03 – 2016 jam : 16.30
Identitas orang tua Klien 1 Klien 2
Nama ayah Tn. M Tn. Y
Umur Islam Islam
Agama Jawa Jawa
Suku Indonesia Indonesia
Bahasa S1 SMA
Pendidikan Guru Swasta
Pekerjaan Pengahasilan - -
Alamat Sukoharjo, Plemahan , Kediri Dsn. Kuwik RT 04 RW 01 ,
Kunjang, Kediri
Nama ibu Ny. S Ny. N
Umur agama Islam Islam
Suku Jawa Jawa
Bahasa Indonesia Indonesia
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT IRT
Penghasilan - -
Alamat Sukoharjo, Plemahan , Kediri Dsn. Kuwik RT 04 RW 01 ,
Kunjang, Kediri
Dari tabel didapatkan usia klein pada usia toddler (1 – 3 ) tahun

2) Riwayat Klien
Tabel 4.2 tabel pengkajian riwayat klien
Riwayat Klien klien 1 klien 2
Keluhan utama ibu px mengatakan px Ibu px mengatakan px
lemas, muntah, tidak mau muntah, diare > 4x,
makan, diare 1 jam 2 – 3 konsistensi cair.
kali.

alasan kunjungan Sejak hari rabu px buang air Sejak hari kamis pagi px
45

besar cair 1 jam 2 – 3x dan diare > 4x dengan


muntah. Setelah itu px konsistensi cair dan
dibawa ke dokter dan muntah. Setelah itu px
diberikan antibiotic, muntah dibawa ke dokter anak.
berkurang tetapi diare tetap. Px tidak ada
Kemudian px dibawa lagi ke pekembangan kemudian
dokter, dokter menyarankan keluarga membawa px ke
untuk MRS. Pada tanggal 26 RS Amelia pada tanggal
– 02 – 2016 px dibawa ke 03 – 03 – 2016 jam 16.00
RS Amelia.

3) Riwayat kehamilan dan kelahiran


Tabel 4.3 tabel pengkajian riwayat kehamilan dan kelahiran
klien 1 klien 2
Prenatal - Hipertensi: Tidak - Hipertensi: Tidak
- Jamu / Obat : Tidak - Jamu / Obat : Tidak
- ANC: Rutin dibidan selama hamil - ANC: Rutin dibidan selama hamil

Natal Umur Kehamilan: 38 Minggu Umur Kehamilan: 39 Minggu


Lahir: Di Rumah sakit Lahir: Di Rumah sakit
BBL: 3800 gram, TB : 49 cm BBL: 3200 gram, TB : 48 cm
Lahir normal, lahir menangis Lahir normal, lahir menangis
spontan spontan
Penolong dokter dan bidan Penolong dokter dan bidan

postnatal Tidak sianosis, tidak ikterik, dan Tidak sianosis, tidak ikterik, dan
tidak kejang tidak kejang

4) Riwayat masa lampau


Tabel 4.4tabel pengkajian riwayat masa lampau
klien 1 klien 2
Riwayat penyakit Px mempunyai riwayat penyakit Px mempunyai riwayat
waktu kecil asma sejak umur 1 th. penyakit kejang sejak
umur 2 bln.
Pernah dirawat di tidak pernah pernah 1x saat umur 2 bln
rumah sakit karena kejang
Tindakan Tidak ada Tidak ada
(misalnya operasi
atau tindakan
lainya
Alergi susu sapi susu sapi
46

Kecelakaan Tidak ada Tidak ada

Imunisasi Lengkap Lengkap


- BCG - BCG
(setelah melahirkan) (setelah melahirkan)
- Hepatitis B - Hepatitis B
(umur 1,2,3 bulan) (umur 1,2,3 bulan)
- DPT - DPT
(umur 1,2,3 tahun) (umur 1,2,3 tahun)
- Polio - Polio
(umur 1,2,3 bulan) (umur 1,2,3 bulan)
- Campak - Campak
(umur 11 bulan) (umur 11 bulan).

5) Riwayat keluarga
Tabel 4.5 Tabel pengkajian riwayat keluarga
klien 1 klien 2

Keluarga ada yang mengalami Keluarga tidak ada yang mengalami


penyakit asma penyakit seperti yang di derita oleh pasien
yaitu kejang

6) Riwayat sosial
Tabel 4.6tabel pengkajian riwayat sosial
klien 1 klien 2
Yang mengasuh anak Orang tua ( ayah Orang tua ( ayah
dan ibu) dan ibu)

Hubungan dengan anggota Hubungan dengan Hubungan


keluarga ayah dan ibu baik dengan ayah dan ibu
baik
Hubungan dengan teman Di rumah : Di rumah :
sebaya hubungan dengan hubungan dengan
teman sebaya di rumah teman sebaya di
baik rumah baik
Di rumah sakit : Di rumah sakit : tidak
tidak baik karena baik karena pasien
pasien menangis terus menangis terus dan
dan rewel. rewel.
47

Pembawaan secara Di rumah : -


umum koperatif
Di rumah sakit :
pasien takut dengan tim
medis atau perawat dan
orang asing

7) Kebutuhan dasar
Tabel 4.7tabel pengkajian kebutuhan dasar
klien 1 klien 2
1. Makanan yang di sukai : roti dan jelly -

Seleera makan :
Di rumah : Di rumah :
Nasi ± 1 – 2 sendok, Susu 6 – 7 botol ± 750
susu : 4 botol ± 1200 – 875 cc/hari
cc/hr, roti sedikit Di rumah sakit :
Di rumah sakit : Susu 4 botol ± 500
3 x/sehari cc/hr
Snack dan susu 1 botol
± 300 cc/ hr
2. Pola tidur kebiasaan minum susu minum susu dan di
kebiasaan sebelum tidur gendong
(apakah perlu mainan,
perlu dibacakan yang
dibawa tidur)

3. Mandi Di rumah : Di rumah :


2 x/sehari 2 x/sehari
Di rumah sakit : Di rumah sakit
di sibin di sibin

4. Aktivitas bermain Di rumah : Di rumah :


Bermain dengan orang Bermain dengan orang
tua dan teman - teman tua
Di rumah sakit : Di rumah sakit :
- Berbaring di tempat- Berbaring di tempat
tidur tidur
- Digendong ibu - Digendong ibu
- Bermain dengan kakak
48

5. Eliminasi Di rumah : Di rumah :


BAK : 3-5 x/hari BAK : 2-4 x/hari
BAB : 1-2 x/hari BAB : 1-2 x/hari
Di rumah sakit : Di rumah sakit :
BAB = 1 jam 2 - 3x BAB = >4x/ hari
konsistensi cair konsistensi cair
BAK = 3 – 6 x / BAK = ganti
hari popok 3 – 4x / hari

8) Keadaan kesehatan saat ini


Tabel 4.8tabel pengkajian keadaan kesehatan saat ini
klien 1 klien 2
Diagnosa medis GEA GEA

Tindakan Tidak ada Tidak ada


operasi

Status nutrisi BB/U, TB/U, atau BB/TB, maka BB/U, TB/U, atau BB/TB, maka
rumusnya : rumusnya:
Z – SCORE = Z – SCORE =
Nilai Riil – Nilai Median Nilai Riil – Nilai Median
SD UPPER/LOWER SD UPPER/LOWER
BB/U = 10,2 – 14,5 BB/U = 8,4 – 12,2
1,5 1,3
= -2,8 (kurang) = - 2, 9 (kurang)

TB/U = 98 – 94,2 TB/U = 78 – 86,0


3,7 3,3
= 1,02 (normal) = - 2,4 (kurang)

BB/TB = 10,2 – 15,2 BB/TB = 8,4 – 10,5


1,3 0,8
= -3,8 (kurang) = - 2,6 (kurang)

Status hidrasi - Terpenuhi terpasang infus D5 ½- Terpenuhi terpasang infus D5 ½


Ns 12 tpm Ns 16 tpm
- Minum satu hari kurang lebih- Munum satu hari kurang lebih 4
300 ml botol susu berukuran 125 ml.
susu berukuran 300 ml dan air
putih kurang lebih 2 gelas
berukuran 150 ml

Aktivitas Berbaring di tempat tidur - Berbaring di tempat tidur


Di gendong ibunya - Di gendong ibunya
49

9) Pemeriksaan fisik
Tabel 4.9 pengkajian pemeriksaan fisik
klien 1 klien 2
Keadaan umum Berbring di tempat tidur,px Klien lemas,
tampak lemas, turgor kulit rewel,pxmenangis terus, px
50
kering, px menangis,pasien panas, turgor julit kering,
rewel, mukosa bibir mukosa bibir kering
kiring,GCS 4 5 6 Terpasang infus D5 ½ Ns 16
(komposmetis) terpasang tpm.
infus D5 ½ 12 tpm.

Tanda tanda vital 120x/ menit 160x / menit


30x/ menit 32x / menit
37, 40C 37, 80C

Tinggi dan Berat Tinggi badan 98 cm Tinggi badan 78 cm


Berat badan 10,2 kg Berat badan 8,4 kg

Kepala dan leher : Inspeksi: Bentuk Inspeksi: Bentuk normal,


normal, tidak ada tidak ada pernapasan cuping
pernapasan cuping hidung, hidung, mukosabibir
mukosa bibirkering. kering.
Palpasi: Tidak ada Palpasi: Tidak ada nyeri
nyeri tekan, tidak ada tekan, tidak ada pembesaran
pembesaran vena jugularis, vena jugularis, tidak ada
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
pembesaran kelenjar tyroid

Pemeriksaan thorak / dada Inspeksi: Bentuk Inspeksi: Bentuk simetris,


simetris, pergerakan dada pergerakan dada intercostae,
intercostae, irama napas irama napas reguler, RR 29
reguler, RR 30 x/menit x/menit
Auskultasi: Bunyi Auskultasi: Bunyi napas
napas vesikuler, ronkhi (-/-), vesikuler, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-) wheezing (-/-)
Perkusi: Resonan Perkusi: Resonan
Palpasi: Tidak ada Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
nyeri tekan

Pemeriksaan abdomen Inspeksi: Bentuk Inspeksi: Bentuk normal


normal Perkusi: hipertympani
Perkusi: hipertympani Palpasi: tidak ada nyeri
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada peut bagian kanan
tekan pada peut bagian dan kiri
kanan dan kiri Auskultasi: Bising usus
Auskultasi: Bising usus 12x/menit
14x/menit

Pemeriksaan genetalia Inspeksi: Normal Inspeksi: Normal


dan anus Palpasi: Tidak ada Palpasi: Tidak ada nyeri
nyeri tekan tekan

Punggung Keadaan punggung Keadaan punggung


normal dan tidak ada normal dan tidak ada kelainan
kelainan

Pemeriksaan Normal Normal


muskuluskeletal Bergerak bebas Bergerak bebas
(ekstermitas)

Pemeriksaan intergumen Kulit bersih Kulit bersih


Turgor kering Turgor kering
Warna kulit tampak merah Warna kulit tampak merah
51

10) Hasil laboratorium


Tabel 4.10 hasil laboratorium
klien 1 klien 2
HASIL LABORATORIUM HASIL LABORATORIUM
Pasien: An. Alv Nama Pasien: An. Alz
Tgl. pemeriksaan: 26-02-2016 Tanggal : 03 – 03 - 2016
No Register: 1602476 No. Reg : 1409452
Pemeriksaan Hasil Nilai Nilai
Pemeriksaan Hasil
Range Range
Darah lengkap Darah Lengkap
Hb 11.1 L.13,4- L. 13,4-
17,7 17,7 P.
P.11,4- Hb 11,9 11,4-
15,1 15,1
gr/dl gr/dl
L.
Lekosit 7.400 L.4.300- 4.300-
10.300 10.300
P.4.300- Lekosit 10.000 P.
11.300 4.300-
sel/mm 11.300
sel/mm3
Hematokrit 32.3 L.45-50 L. 45-50
P.35-45 Hematokrit 32,4 P. 35-45
% %
150.000-
Trombosit 269.000 150.000- Trombosit 383.000 400.000
400.000 sel/lp
sel/lp

HASIL LABORATORIUM
LED 25 L. <15 Nama Pasien: An. Alz
P. <20 Tanggal : 05 – 03 - 2016
52

mm/jam No. Reg : 1602373


Nilai
Pemeriksaan Hasil
DIFFCOUNT 2/0/4/62/ Eos / Range
28/4 Bas / Darah Lengkap
Stab /
L. 13,4-
Seg /
17,7 P.
Lym / Hb 12,3
11,4-15,1
Mon
gr/dl
0-4 / 0-
1 / 3-5 /
54-62 / L. 4.300-
25-33 /3- 10.300 P.
5 Lekosit 10.000 4.300-
11.300
sel/mm3

L. 45-50
Hematokrit 39,6 P. 35-45
%
150.000-
Trombosit 384.000 400.000
sel/lp

11) Hasil X-RAY


Tabel 4.11 hasil X-RAY

klien 1 klien 2

Hasil X-RAY (Tidak ada) Hasil X-RAY (Tidak ada)

12) Obat-obatan
53

Tabel 4.12 obat-obatan


klien 1 klien 2
Infus D5 ½ Ns 12 tpm Infus D5 ½ Ns 16 tpm
Amoxsan 3 x 150 mg Amoxsan 3 x 150 mg
Antrain 3 x 100 mg Antrain 3 x 100 mg
difenhidramin 3 x ¼ ampul pro bio kid 1 x 1 sachet
pro bio kid 1 x 1 sachet

13) Pemeriksaan tingkat perkembangan


Tabel 4.13 penkajian pemerikasaan tingkat perkembangan
klien 1 klien 2
Adaptasi sosial Baik, normal Baik, normal

Bahasa Baik, normal Baik, normal


Motorik halus Baik, normal Baik, normal
Motorik kasar Baik, normal Tidak normal

Kesimpulan dan Motorik kasar Motorik kasar


pemeriksaan tumbuh normal hasil lulus, tidak normal hasil
kembang bahasa normal hasil tidak lulus, bahasa
lulus, personal sosial normal hasil lulus,
normal hasil lulus, personal sosial normal
jadi perkembangan hasil lulus, jadi
An. Alv sesuai perkembangan An.
dengan usianya. Alz tidak sesuai
dengan usianya.
54

4.1.3 Analisa Data

Klien 1
Analisa data Masalah Kemungkinan penyebab
Ds : ibu px mengatakan px Kekurangan volume Infeksi virus, makanan
diare 1 jam 2 – 3 kali cairan
konsistensi cair, muntah. Toksik tak dapat diserap
Do : keadaan umum
lemas, mukosa bibir
kering, turgor kulit kering, Hipersekresi air & elektrolit,
N = 120x, S = 37,4 C, R =
0 hiperperistaltik
30x, bising usus 14x /
menit, perut kembung.
Intake : Penyerapan makanan di usus
Output : menurun

diare

frekuensi BAB meningkat

hilang cairan & elektrolit


berlebihan

gangguan keseimbangan cairan


& elektrolit

dehidrasi

kekurangan volume cairan

Ketidakseimbangan
Ds : ibu px mengatakan px nutrisi kurang dari Infeksi virus, makanan
tidak mau makan, hanya kebutuhan tubuh
minum susu.
Do : keadaan umum Toksik tak dapat diserap
lemas, mukosa bibir
kering, turgor kulit kering,
tidak mau makan, BB Hipersekresi air & elektrolit,
sebelum sakit = 10,8 kg, hiperperistaltik
BB setelah sakit = 10, 2
kg, turgor kulit kering, N =
120x, S = 37,40C, R = 30x. Penyerapan makanan di usus
menurun
55

diare

distensi abdomen

mual, muntah, anorexia

ketidakseimbangan nutrisi
Ketidakefektifan kurang dari kebutuhan tubuh
koping individu
Ds : ibu px mengatakan px Infeksi virus, makanan
rewel dan menangis terus.
Do : px rewel, menangis, Toksik tak dapat diserap
takut dengan tindakan,
lemas, tidak mau makan, Hipersekresi air & elektrolit,
BB sebelum sakit = 10,8 hiperperistaltik
kg, BB setelah sakit = 10,
2 kg, turgor kulit kering, N Penyerapan makanan di usus
= 120x, S = 37,40C, R = menurun
30x.
diare

respon psikologis misinterpretasi


perawatan dan penatalaksanaan
pengobatan

kecemasan pemenuhan informasi

ketidakefektifan koping
individu
56

Klien 2
Analisa Masalah Kemungkinan penyebab
Ds : ibu px mengatakan px Kekurangan Infeksi virus, makanan
muntah, BAB > 4x volume cairan
konsistensi cair. Toksik tak dapat diserap
Do : keadaan umum
lemas,mukosa bibir kering, Hipersekresi air & elektrolit,
turgor kulit kering, bising hiperperistaltik
usus = 12x / menit, anemis,
anak rewel HB = 11,9 mg/dl, Penyerapan makanan di usus
N = 160x / menit, R = 32 x/ menurun
menit, S = 37,80.,
diare

frekuensi BAB meningkat

hilang cairan & elektrolit


berlebihan

gangguan keseimbangan cairan


& elektrolit

dehidrasi

kekurangan volume cairan

Hipertermi
Ds : ibu px mengatakan px Infeksi virus, makanan
panas, muntah, BAB > 4x
konsistensi cair. Toksik tak dapat diserap
Do : keadaan umum lemas,
turgor kulit kering, mukosa Hipersekresi air & elektrolit,
bibir kering, bising usus = hiperperistaltik
12x / menit, anemis HB =
11,9 mg/dl, N = 160x / Penyerapan makanan di usus
menit, R = 32 x/ menit, S = menurun
37,80.
Ds : ibu px mengatakan px diare
tidak mau makan dan susah
untuk minum susu. respon sistemik
Do : mukosa bibir kering,
turgor kulit kering, keadaan peningkatan suhu tubuh
umum lemas, BB sebelum
sakit 8,8 kg, setelah sakit 8,4 Ketidakseimbangan hipertermi
kg ,anemis HB = 11,9 mg/dl, nutrisi kurang dari
N = 160x / menit, R = 32 x/ kebutuhan tubuh Infeksi virus, makanan
menit, S = 37,80.
Toksik tak dapat diserap

Hipersekresi air & elektrolit,


57

hiperperistaltik

Penyerapan makanan di usus


menurun

diare

distensi abdomen

mual, muntah, anorexia

ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
58

4.1.4 Daftar diagnosa keperawatan

Klien 1
Analisa data Masalah Etiologi
Ds : ibu px mengatakan px Kekurangan volume Infeksi virus, makanan
diare 1 jam 2 – 3 kali cairan
konsistensi cair, muntah. Toksik tak dapat diserap
Do : keadaan umum
lemas, mukosa bibir
kering, turgor kulit kering, Hipersekresi air & elektrolit,
N = 120x, S = 37,40C, R = hiperperistaltik
30x, bising usus 14x /
menit, perut kembung.
Penyerapan makanan di usus
menurun

diare

frekuensi BAB meningkat

hilang cairan & elektrolit


berlebihan

gangguan keseimbangan cairan


& elektrolit

dehidrasi

kekurangan volume cairan

Ketidakseimbangan
Ds : ibu px mengatakan px nutrisi kurang dari
Infeksi virus, makanan
tidak mau makan, hanya kebutuhan tubuh
minum susu.
Do : keadaan umum Toksik tak dapat diserap
lemas, mukosa bibir
kering, turgor kulit kering,
tidak mau makan, BB Hipersekresi air & elektrolit,
sebelum sakit = 10,8 kg, hiperperistaltik
BB setelah sakit = 10, 2
kg, turgor kulit kering, N =
120x, S = 37,40C, R = 30x. Penyerapan makanan di usus
menurun
59

diare

distensi abdomen

mual, muntah, anorexia

ketidakseimbangan nutrisi
Ketidakefektifan kurang dari kebutuhan tubuh
koping individu
Ds : ibu px mengatakan px Infeksi virus, makanan
rewel dan menangis terus.
Do : px rewel, menangis, Toksik tak dapat diserap
takut dengan tindakan,
lemas, tidak mau makan, Hipersekresi air & elektrolit,
BB sebelum sakit = 10,8 hiperperistaltik
kg, BB setelah sakit = 10,
2 kg, turgor kulit kering, N Penyerapan makanan di usus
= 120x, S = 37,40C, R = menurun
30x.
diare

respon psikologis misinterpretasi


perawatan dan penatalaksanaan
pengobatan

kecemasan pemenuhan informasi

ketidakefektifan koping
individu
60

Klien 2
Analisa Masalah Etiologi
Ds : ibu px mengatakan px Kekurangan Infeksi virus, makanan
muntah, BAB > 4x volume cairan
konsistensi cair. Toksik tak dapat diserap
Do : keadaan umum
lemas,mukosa bibir kering, Hipersekresi air & elektrolit,
turgor kulit kering, bising hiperperistaltik
usus = 12x / menit, anemis,
anak rewel HB = 11,9 mg/dl, Penyerapan makanan di usus
N = 160x / menit, R = 32 x/ menurun
menit, S = 37,80.,
diare

frekuensi BAB meningkat

hilang cairan & elektrolit


berlebihan

gangguan keseimbangan cairan


& elektrolit

dehidrasi

kekurangan volume cairan

Hipertermi
Ds : ibu px mengatakan px Infeksi virus, makanan
panas, muntah, BAB > 4x
konsistensi cair. Toksik tak dapat diserap
Do : keadaan umum lemas,
turgor kulit kering, mukosa Hipersekresi air & elektrolit,
bibir kering, bising usus = hiperperistaltik
12x / menit, anemis HB =
11,9 mg/dl, N = 160x / Penyerapan makanan di usus
menit, R = 32 x/ menit, S = menurun
37,80.
Ds : ibu px mengatakan px diare
tidak mau makan dan susah
untuk minum susu. respon sistemik
Do : mukosa bibir kering,
turgor kulit kering, keadaan peningkatan suhu tubuh
umum lemas, BB sebelum
sakit 8,8 kg, setelah sakit 8,4 Ketidakseimbangan hipertermi
kg ,anemis HB = 11,9 mg/dl, nutrisi kurang dari
N = 160x / menit, R = 32 x/ kebutuhan tubuh Infeksi virus, makanan
menit, S = 37,80.
Toksik tak dapat diserap

Hipersekresi air & elektrolit,


61

hiperperistaltik

Penyerapan makanan di usus


menurun

diare

distensi abdomen

mual, muntah, anorexia

ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
62

4.1.5 Perencanaan

Klien 1
Diagnose keperawatan Rencana Rasional
Kekurangan volume 1. Lakukan bina hubungan 1. Mempermudah dalam
cairan saling percaya. melakukan tindakan
keperawtan.
Setelah dilakukan 2. Pantau warna, jumlah dan 2. Mengetahui banyaknya
tindakan 4 x 24 jam frekuensi kehilangan cairan. kehilangan cairan
klien menunjukkan 3. Observasi khususnya 3. Mengetahui status hidrasi
1. Tidak terjadi terhadap kehilangan cairan dan mempermudah dalam
ketidakseimbangan yang tinggi elektrolit menentukan tindakan
cairan dan (misalnya, diare, drainase keperawatan.
elektrolit. luka, pengisapan nasogastrik,
2. Memiliki diaphoresis dan drainase
hematokrit dan ileostomi).
hemoglobin dalam 4. Identifikasi faktor pengaruh 4. Menetukan tindakan
batas normal untuk terhadap bertambah buruknya keperawatan selanjutnya.
klien. dehidrasi (misalnya, obat –
3. Tanda – tanda vital obatan, demam, stres dan
dalam batas program pengobatan).
normal. 5. Pantau hasil laboratorium 5. Menegakkan diagnose
4. Tidak mengalami yang relevan dengan medis dan keperawatan.
haus yang tidak keseimbangan cairan
normal. (misalnya, kadar hematokrit,
5. Memiliki BUN, albumin, protein total,
keseimbangan asmolalitas serum dan berat
asupan dan jenis urin). 6. Menetukan kebutuhan
haluaran yang 6. Pantau status hidrasi cairan yang dibutuhkan.
seimbang dalam 24 (misalnya, kelembapan
jam. membran mukosa,
6. Menampilkan keadekuatan nadi dan tekanan
hidrasi yang baik darah ortostatik). 7. Mengetahui
(membrane mukosa 7. Timbang berat badan setiap perkembangan keadaan
lembap, mampu hari dan pantau klien
berkeringat). kecendurangannya. 8. Memperbaiki keadaan
7. Memiliki asupan 8. Pertahankan keakuratan umum klien.
cairan oral dan/atau catatan asupan dan haluaran. 9. Menentukan jumlah
intravena yang 9. laporkan dan catat haluaran cairan yang akan
adekuat. kurang dari kebutuhan tubuh. diberikan.
10. Menentukan jumlah
10. laporkan dan catat haluaran cairan yang akan
lebih dari kebutuhan tubuh. diberikan.
11. Menentukan tindakan
11. laporkan abnormalitas keperawatan selanjutnya.
elektrolit. 12. Mempercepat
12. Berikan terapi IV sesuai penyembuhan klien dan
program. mengurangi diare.
63

13. Menambah nafsu makan


13. Lakukan higiene oral secara
sering. 14. Menghitung status hidrasi
14. Tentukan jumlah cairan yang
masuk dalam 24 jam, hitung klien.
asupan yang diinginkan
sepanjang sif siang,sore dan
malam.
15. Tingkatkan asupan oral 15. Membantu memnuhi
(misalnya, sediakan sedotan, kekurangan volume
beri cairan diantara waktu cairan.
makan, ganti air es secara
rutin, buat es mambo dari jus
kesukaan anak, cetak agar –
agar dalam bentuk yang lucu
– lucu, gunakan cangkir obat
kecil), jika perlu. 16. Mempercepat
16. Pasang kateter urin, bila penyembuhan klien.
perlu. 17. Memenuhi kehilangan
17. Berikan cairan, sesuai dengan cairan pada klien.
Ketidakseimbangan kebutuhan.
nutrisi kurang dari 1. Mempermudah dalam
kebutuhan tubuh melakukan tindakan
1. Lakukan bina hubungan keperawatan.
Setelah dilakukan saling percaya. 2. Menentukan tindakan
tindakan 4 x 24 jam yang akan dilakukan.
klien menunjukkan 2. Pantau status nutrisi 3. Memantau perkembangan
1. Klien punya selera klien.
3. Timbang berat badan setiap 4. Menambah nafsu makan
makan
hari. klien.
2. Jumlah makanan
4. Sediakan makanan dan cairan 5. Memenuhi status nutrisi
dan cairan yang
diet seimbang selagi hangat klien.
dikonsumsi tubuh
5. Berikan makanan sedikit tapi 6. Menambah kebutuhan
selama 24 jam
sering nutrisi klien.
3. Berat badan klien
6. Berikan makanan tambahan / 7. Menambah nafsu makan
meningkat / dalam
snack sesuai kesukaan klien klien dan mempercepat
batas normal
7. Kolaborasi dengan tim medis penyembuhan.
dan tim gizi dalam pemberian
Ketidakefektifan suplemen makan dan diet.
koping individu 1. Mempermudah dalam
melakukan tindakan
Setelah dilakukan 1. Lakukan bina hubungan keperawatan.
tindakan 4 x 24 jam saling percaya. 2. Dapat menurunkan
klien menunjukkan tingkat kecemasan klien.
2. Berikan informasi factual
1. Klien tenang yang terkait dengan penyakit 3. Membuat klien menjadi
2. Klien tidak rewel klien. lebih rileks dan tenang.
dan menangis 3. Anjurkan klien untuk
melakukan teknik relaksasi
64

3. Klien patuh dan dan distraksi.


mau menerima 4. Awali diskusi tentang
tindakan medis perawtan klien. 4. Keluarga mengetahui
tindakan yang akan
5. Libatkan klien dalam dilakukan.
perencanaan aktivitas 5. Klien dan keluarga
keperawatan. mengetahui tentang
6. Minta keluarga untuk selalu tindakan yang dilakukan.
menemani klien. 6. Membuat klien merasa
7. Gunakan pendekatan yang tenang.
tenang dan meyakinkan. 7. Klien percaya dengan
tenaga medis dan
membuat klien lebih
8. Ciptakan suasana tenang. tenang.
8. Mengurangi tingkat
9. Hindari pengambilan kecemasan klien.
keputusan pada saat klien 9. Membuat klien semakin
sedang rewel dan menangis. rewel dan tidak takut.
65

Klien 2
Diagnosis Rencana Rasional
keperawatan (tujuan,
criteria hasil)
Kekurangan volume 1. Lakukan bina hubungan 1. Mempermudan dalam
cairan saling percaya. melakukan tindakan
Setelah dilakukan keperawatan.
tindakan 4 x 24 jam 2. Pantau warna, jumlah dan 2. Mengetahui banyaknya
klien menunjukkan frekuensi kehilangan kehilangan cairan
1. Tidak terjadi cairan.
ketidakseimbanga 3. Observasi khususnya 3. Mengetahui status hidrasi
n cairan dan terhadap kehilangan dan mempermudah dalam
elektrolit. cairan yang tinggi menentukan tindakan
2. Memiliki elektrolit (misalnya, keperawatan.
hematokrit dan diare, drainase luka,
hemoglobin dalam pengisapan nasogastrik,
batas normal untuk diaphoresis dan drainase
klien. ileostomi).
3. Tanda – tanda vital 4. Identifikasi faktor 4. Menetukan tindakan
dalam batas pengaruh terhadap keperawatan selanjutnya
normal. bertambah buruknya
4. Tidak mengalami dehidrasi (misalnya, obat
haus yang tidak – obatan, demam, stres
normal. dan program
5. Memiliki pengobatan). 5. Menegakkan diagnose
keseimbangan 5. Pantau hasil laboratorium medis dan keperawatan.
asupan dan yang relevan dengan
haluaran yang keseimbangan cairan
seimbang dalam 24 (misalnya, kadar
jam. hematokrit, BUN,
6. Menampilkan albumin, protein total,
hidrasi yang baik asmolalitas serum dan
(membrane mukosa berat jenis urin). 6. Menentukan kebutuhan
lembap, mampu 6. Pantau status hidrasi cairan yang dibutuhkan.
berkeringat). (misalnya, kelembapan
7. Memiliki asupan membran mukosa,
cairan oral dan/atau keadekuatan nadi dan
7. Mengetahui
intravena yang tekanan darah ortostatik).
perkembangan keadaan
adekuat. 7. Timbang berat badan
klien
setiap hari dan pantau
8. Memperbaiki keadaan
kecendurangannya.
umum klien.
8. Pertahankan keakuratan
catatan asupan dan 9. Menentukan jumlah cairan
haluaran. yang akan diberikan.
9. laporkan dan catat
haluaran kurang dari 10. Menentukan jumlah cairan
kebutuhan tubuh. yang akan diberikan.
10. laporkan dan catat
66

haluaran lebih dari 11. Menentukan tindakan


kebutuhan tubuh keperawatan selanjutnya.
11. Laporkan abnormalitas 12. Mempercepat
elektrolit. penyembuhan klien dan
12. Berikan terapi IV sesuai mengurangi diare.
program. 13. Menambah nafsu makan.

13. Lakukan higiene oral 14. Menghitung status hidrasi


secara sering. klien.
14. Tentukan jumlah cairan
yang masuk dalam 24
jam, hitung asupan yang
diinginkan sepanjang sif
siang,sore dan malam. 15. Membantu memnuhi
15. Tingkatkan asupan oral kekurangan volume
(misalnya, sediakan cairan.
sedotan, beri cairan
diantara waktu makan,
ganti air es secara rutin,
buat es mambo dari jus
kesukaan anak, cetak agar
– agar dalam bentuk yang
lucu – lucu, gunakan
cangkir obat kecil), jika 16. Mempercepat
perlu. penyembuhan klien.
16. Pasang kateter urin, bila 17. Memenuhi kehilangan
perlu. cairan pada klien.
17. Berikan cairan, sesuai
Hipertermi dengan kebutuhan. 1. Mempermudah dalam
Setelah dilakukan melakukan tindakan
tindakan 4 x 24 jam keperawatan.
1. Lakukan bina hubungan 2. Memantau keadaan klien.
klien menunjukkan saling percaya.
1. Klien tidak 3. Menetukan jumlah cairan
mengalami kejang yang akan diberikan.
2. Pantau aktivitas kejang
2. Tanda – tamda vital 3. Pantau hidrasi (turgor
dalam batas normal 4. Memantau keadaan klien.
kulit, kelembapan
3. Klien tidak membrane mukosa)
dehidrasi 5. Menurunkan suhu badan
4. Pantau tanda – tanda vital klien.
minimal setiap 2 jam 6. Mengetahui tanda – tanda
5. Berikan pakaian yang dari hipertermi dan dapat
tipis melakukan pertolongan
6. Ajarkan keluarga dalam pertama.
mengukur suhu untuk 7. Menurunkan suhu badan
mencegah hipertermi klien.
7. Ajarkan keluarga
memberikan kompres
67

hangat / dingin pada 8. Membantu hidrasi klien


bagian lipatan – lipatan
8. Anjurkan asupan oral 9. Memberikan suhu yang
minimal 8 gelas / hari optimal.
9. Atur ventilasi yang cukup 10. Mempercepat
penyembuhan dan
10. Kolaborasi dengan tim menurunkan panas klien.
Ketidakseimbangan
medis dalam pemberian
nutrisi kurang dari
obat antipiretik jika perlu.
kebutuhan tubuh 1. Mempermudah dalam
melakukan tindakan
Setelah dilakukan 1. Lakukan bina hubungan keperawatan.
tindakan 4 x 24 jam saling percaya. 2. Menentukan tindakan
klien menunjukkan yang akan dilakukan.
2. Pantau status nutrisi 3. Memantau perkembangan
1. Klien punya selera
klien.
makan 3. Timbang berat badan 4. Menambah nafsu makan
2. Jumlah makanan setiap hari. klien.
dan cairan yang 4. Sediakan makanan dan
dikonsumsi tubuh cairan diet seimbang 5. Memenuhi status nutrisi
selama 24 jam selagi hangat klien.
3. Berat badan klien 5. Berikan makanan sedikit 6. Menambah kebutuhan
meningkat / dalam tapi sering nutrisi klien.
batas normal 6. Berikan makanan
tambahan / snack sesuai 7. Menambah nafsu makan
kesukaan klien klien dan mempercepat
7. Kolaborasi dengan tim penyembuhan.
medis dan tim gizi dalam
pemberian suplemen
makan dan diet.
68

4.1.6 Pelaksanaan

Diagnosa 2 2 2 29
Keperawata 6 – 7 – 8 – 02 –
n 02 02 – – 2016
– 2016 02
201 –
6 20
16

Klien 1
Kekurangan I I I Im
volume mpl mple m plement
cairan em ment pl asi
ent asi e
asi m
en
ta
si
08.45 1. Membina 08.45 1. Memantau warna, 08.45 1. Memantau 08.45 1. Memantau warna,
hubungan saling jumlah dan warna, jumlah jumlah dan frekuensi
percaya frekuensi dan frekuensi kehilangan cairan
2. Memantau kehilangan cairan kehilangan (diare 1x / hari
warna, jumlah (diare > 3x / hari cairan (diare konsistensi setengah
dan frekuensi konsistensi cair, 2x / hari padat, warna kuning)
kehilangan cairan warna kuning, konsistensi cair 2. Memantau status
(diare 1 jam 2 – muntah 2x) + ampas, warna hidrasi dan tanda –
3x konsistensi 2. Memantau status kuning, muntah tanda vital (turgor
69

cair, warna hidrasi dan tanda – 1x) kulit elastis, mukosa


kuning, muntah tanda vital (turgor 2. Memantau bibir lembab,N =
2x) kulit kering, status hidrasi 116x / menit, R = 30x
3. Memantau hasil mukosa bibir dan tanda – / menit, S = 36,30C)
laboratorium kering,N = 110x / tanda vital 3. Menimbang berat
yang relevan menit, R = 28x / (turgor kulit 09.30 badan = 10,3 kg
dengan menit, S = 36,60C) kering, mukosa 4. Memberikan amoxan
keseimbangan 3. Memberikan bibir kering, N 150 mg, antrain 100
cairan 09.30 infuse D5 ¼ NS = 122x / menit, 10.30 mg, probio kid 1
09.30 (hematokrit 34,3 12 tpm R = 31x / menit, sachet
%) 4. Memberikan S = 36,70C) 5. Meningkatkan asupan
4. Memantau status amoxan 150 mg, 3. Menimbang oral (minum minimal
hidrasi dan tanda 10.30 antrain 100 mg, 09.30 berat badan = 8 gelas / hari,
– tanda vital probio kid 1 sachet 10,2 kg memeberikan
(turgor kulit 5. Meningkatkan 4. Memberikan 14.00 makanan tambahan
kering, mukosa asupan oral amoxan 150 yang disukai klien).
bibir kering,N = (minum minimal 8 mg, antrain 100 6. Memberikan KIE
120x / menit, R = gelas / hari, 10.30 mg, probio kid tentang tentang cara
30x / menit, S = memeberikan 1 sachet memantau asupan
37,40 C) makanan 5. Meningkatkan dan haluaran (misal,
5. Menimbang berat tambahan yang asupan oral dalam pispot atau
badan (sebelum disukai klien). (minum urinal), asuhan
10.00 sakit = 10,8 kg, minimal 8 gelas mengenai tanda
setelah sakit = / hari, komplikasi
10, 2 kg) memeberikan kekurangan volume
6. Memberikan makanan cairan dan kapan
amoxan 150 mg, tambahan yang harus menghubungi
antrain 100 mg, disukai klien). dokter atau ambulan
70

probio kid 1 darurat, nutrisi yang


sachet seimbang.
7. Meningkatkan
asupan oral
(minum minimal
8 gelas / hari,
memeberikan
makanan
tambahan yang
disukai klien).

Ketidaksei 08.00 1. Memantau status 08.00 1. Memantau status 08.00 1. Memantau 08.00 1. Memantau status
mbangan nutrisi (tidak mau nutrisi (tidak mau status nutrisi nutrisi (px mau
nutrisi makan, minum makan, minum (tidak mau makan, minum susu
kurang dari susu 1 botol ± susu 1 botol ±300 makan, minum 1,5 botol ± 400 cc/
kebutuhan 300 cc / hari) cc/ hari, makan susu 1,5 botol ± hari, makan jelly
tubuh 09.00 2. Menimbang berat jelly sedikit) 400 cc/ hari, sedikit dan roti)
badan setiap hari 09.00 2. Menimbang berat makan jelly dan 2. Menimbang berat
(BB sebelum = badan setiap hari 09.30 roti sedikit) badan setiap hari (BB
10,8 kg, BB (BB = 10,2 kg) 2. Menimbang 09.00 = 10,3 kg)
sesudah = 10,2 3. Menyediakan berat badan 3. Menyediakan
kg) makanan dan setiap hari (BB makanan dan cairan
3. Menyediakan cairan diet = 10,2 kg) diet seimbang selagi
makanan dan seimbang selagi 3. Menyediakan hangat
cairan diet hangat makanan dan 4. Memberikan
seimbang selagi 4. Memberikan cairan diet makanan sedikit tapi
10.00 hangat makanan sedikit seimbang selagi 10.00 sering
4. Memberikan 10.00 tapi sering hangat 5. Memberikan
71

makanan sedikit 5. Memberikan 4. Memberikan makanan tambahan /


tapi sering makanan 10.00 makanan sedikit 14.00 snack sesuai
5. Memberikan tambahan / snack tapi sering kesukaan klien (roti
makanan sesuai kesukaan 5. Memberikan dan jelly)
tambahan / snack klien (roti dan makanan 6. Memantau tanda –
sesuai kesukaan jelly) tambahan / tanda vital (turgor
klien (roti dan 6. Memantau tanda – snack sesuai kulit elastis, N =
jelly) tanda vital (turgor kesukaan klien 116x / menit, R = 30x
6. Memantau tanda kulit kering, N = (roti dan jelly) / menit, S = 36,30C)
– tanda vital 110x / menit, R = 6. Memantau 7. Kolaborasi dengan
(turgor kulit 28x / menit, S = tanda – tanda tim medis dan tim
kering, N = 36,60C) vital (turgor gizi dalam pemberian
120x / menit, R = 7. Kolaborasi dengan kulit kering, N suplemen makan dan
30x / menit, S = tim medis dan tim = 122x / menit, diet.
37,40C) gizi dalam R = 31x / menit, 8. Memberikan KIE
7. Kolaborasi pemberian S = 36,70C) tentang tentang cara
dengan tim medis suplemen makan 7. Kolaborasi memantau asupan
dan tim gizi dan diet. dengan tim dan haluaran (misal,
dalam pemberian medis dan tim dalam pispot atau
suplemen makan gizi dalam urinal), asuhan
dan diet. pemberian mengenai tanda
suplemen komplikasi
makan dan diet. kekurangan volume
cairan dan kapan
harus menghubungi
dokter atau ambulan
darurat, nutrisi yang
seimbang.
72

Ketidakefek 08.00 1. Melakukan bina 08.00 1. Memberikan 10.00 1. Menganjurkan 08.00 1. Menganjurkan klien
tifan koping hubungan saling informasi faktual klien untuk untuk melakukan
individu percaya. yang terkait melakukan teknik relaksasi dan
2. Memberikan dengan penyakit teknik relaksasi distraksi
informasi faktual klien. dan distraksi (menggambar dan
yang terkait 09.00 2. Menganjurkan (menggambar bermain).
dengan penyakit klien untuk dan bermain). 2. Melibatkan klien
09.00 klien. melakukan teknik 2. Melibatkan dalam perencanaan
3. Menganjurkan relaksasi dan klien dalam aktivitas
klien untuk distraksi perencanaan 09.00 keperawatan.
melakukan teknik (menggambar dan aktivitas 3. Meminta keluarga
relaksasi dan bermain). 12.00 keperawatan. untuk selalu
distraksi 3. Melibatkan klien 3. Meminta menemani klien.
(menggambar dalam keluarga untuk 4. Menggunakan
10.00 dan bermain). perencanaan selalu pendekatan yang
4. Melibatkan klien aktivitas menemani tenang dan
dalam 10.00 keperawatan. klien. 12.00 meyakinkan.
perencanaan 4. Meminta keluarga 4. Menciptakan 5. Menciptakan suasana
aktivitas untuk selalu suasana tenang. 14.00 tenang.
keperawatan. menemani klien. 6. Memberikan KIE
5. Meminta 5. Menggunakan tentang tentang cara
keluarga untuk pendekatan yang memantau asupan
12.00 selalu menemani 12.00 tenang dan dan haluaran (misal,
klien. meyakinkan. dalam pispot atau
6. Menggunakan 6. Menciptakan urinal), asuhan
pendekatan yang suasana tenang. mengenai tanda
tenang dan komplikasi
73

meyakinkan. kekurangan volume


7. Menciptakan cairan dan kapan
suasana tenang. harus menghubungi
dokter atau ambulan
darurat, nutrisi yang
seimbang.
74

Klien 2
I I I I
m m m m
p p p p
l l l l
e e e e
m m m m
e e e e
n n n n
t t t t
a a a a
s s s s
i i i i
0 0 0 0
3 4 5 6

– – – –

0 0 0 0
3 3 3 3

– – – –

2 2 2 2
0 0 0 0
1 1 1 1
6 6 6 6
Kekurangan 17.00 1. Memantau 08.00 1. Memantau warna, 08.00 1. Memantau 08.30 1. Memantau warna,
75

volume warna, jumlah jumlah dan warna, jumlah jumlah dan frekuensi
cairan dan frekuensi frekuensi dan frekuensi kehilangan cairan
kehilangan cairan kehilangan cairan kehilangan (diare 2x / hari
(diare > 4x / hari (diare > 4x / hari cairan (diare > konsistensi setengah
konsistensi cair, konsistensi cair, 3x + ampas / padat, warna kuning)
warna kuning, warna kuning, hari, warna 2. Memberikan infuse
muntah 2x) 09.00 muntah 1x) kuning, tidak 09.00 D5 ¼ NS 16 tpm
2. Memantau hasil 2. Memberikan 09.00 muntah) 3. Memantau status
laboratorium infuse D5 ¼ NS 2. Memantau hidrasi dan tanda –
yang relevan 10.00 16 tpm status hidrasi tanda vital (turgor
dengan 3. Memantau status dan tanda – kulit elastis, mukosa
keseimbangan hidrasi dan tanda – tanda vital bibir lembab, N =
cairan tanda vital (turgor (turgor kulit 140x / menit, R = 30x
(hematokrit 32,4 kulit kering, kering, mukosa / menit, S = 36,50 C)
18.00 %) mukosa bibir bibir kering, N 4. Menimbang berat
3. Memberikan kering, N = 142x / = 126x / menit, badan (sebelum sakit
infuse D5 ¼ NS menit, R = 33x / R = 29x / menit, = 8,8 kg, setelah sakit
16 tpm menit, S = 37,40 C S = 36,70 C) 10.30 = 8,5 kg)
4. Memantau status 4. Menimbang berat 3. Menimbang 5. Memberikan amoxan
hidrasi dan tanda badan (sebelum berat badan 150 mg, antrain 100
– tanda vital sakit = 8,8 kg, (sebelum sakit mg, probio kid 1
(turgor kulit setelah sakit = 8,4 = 8,8 kg, sachet
kering, mukosa kg) 10.00 setelah sakit = 6. laporkan dan catat
bibir kering,N = 5. Memberikan 8,4 kg) haluaran kurang dari
160x / menit, R = amoxan 150 mg, 4. Memberikan kebutuhan tubuh
19.00 30x / menit, S = antrain 100 mg, amoxan 150 (ganti popok 3x).
37,80 C) probio kid 1 sachet mg, antrain 100 7. Meningkatkan asupan
5. Menimbang berat 6. laporkan dan catat mg, probio kid oral (minum minimal
76

badan (sebelum haluaran kurang 1 sachet 8 gelas / hari,


sakit = 8,8 kg, dari kebutuhan 5. laporkan dan 15.00 memeberikan
setelah sakit = tubuh (ganti popok catat haluaran makanan tambahan
8,4 kg) 4x / hari. kurang dari yang disukai klien).
6. Memberikan 7. Meningkatkan kebutuhan 8. Memberikan KIE
amoxan 150 mg, asupan oral tubuh (ganti tentang tentang cara
antrain 100 mg, (minum minimal 8 popok 3x / hari. memantau asupan
probio kid 1 gelas / hari, 6. Meningkatkan dan haluaran (misal,
sachet memeberikan asupan oral dalam pispot atau
7. laporkan dan makanan (minum urinal), asuhan
catat haluaran tambahan yang minimal 8 gelas mengenai tanda
kurang dari disukai klien). / hari, komplikasi
kebutuhan tubuh memeberikan kekurangan volume
(ganti popok 3 – makanan cairan dan kapan
4x / hari. tambahan yang harus menghubungi
8. Meningkatkan disukai klien). dokter atau ambulan
asupan oral darurat, nutrisi yang
(minum minimal seimbang, perawatan
8 gelas / hari, kejang dan panas.
memeberikan
makanan
tambahan yang
disukai klien).
Hipertermi 17.00 1. Memantau 08.00 1. Memantau hidrasi 09.00 1. Memantau 09.00 1. Memantau hidrasi
aktivitas kejang (turgor kulit hidrasi (turgor (turgor kulit elastic,
2. Memantau kering, mukosa kulit kering, mukosa lembab).
hidrasi (turgor bibir kering). mukosa bibir 2. Memberikan amoxan
kulit kering, 09.00 2. Memberikan kering). 150 mg, antrain 100
77

mukosa bibir amoxan 150 mg, 09.30 2. Memberikan mg, probio kid 1
18.00 kering). antrain 100 mg, amoxan 150 09.30 sachet.
3. Memberikan probio kid 1 mg, antrain 100 3. Memantau tanda –
amoxan 150 mg, sachet, mg, probio kid tanda vital (N =
antrain 100 mg, paracetamol 100 1 sachet. 140x / menit, S =
probio kid 1 ml 10.00 3. Memantau 36,50C, R = 30x /
10.00
sachet, 3. Memantau tanda – tanda – tanda menit)
10.30
paracetamol 100 tanda vital (N = vital (N = 4. Memberikan pakaian
ml 142x / menit, S = 126x / menit, S yang tipis
4. Memantau tanda 37,40C, R = 33x / = 36,70C, R = 5. Meganjurkan asupan
– tanda vital (N = menit) 29x / menit) oral minimal 8 gelas /
160x / menit, S = 4. Memberikan 4. Memberikan 15.00 hari
19.00 37,80C, R = 30x / pakaian yang tipis pakaian yang 6. Mengatur ventilasi
menit) 5. Mengajarkan tipis yang cukup
5. Memberikan keluarga dalam 5. Mengajarkan 7. Memberikan KIE
pakaian yang mengukur suhu keluarga dalam tentang tentang cara
tipis untuk mencegah mengukur suhu memantau asupan
6. Mengajarkan hipertermi untuk dan haluaran (misal,
keluarga dalam 6. Memberikan mencegah dalam pispot atau
mengukur suhu kompres hangat / hipertermi urinal), asuhan
untuk mencegah dingin pada bagian 6. Meganjurkan mengenai tanda
hipertermi lipatan – lipatan asupan oral komplikasi
7. Mengajarkan (ketiak, paha, minimal 8 gelas kekurangan volume
keluarga kening, tengkuk). / hari cairan dan kapan
memberikan 7. Meganjurkan 7. Mengatur harus menghubungi
kompres hangat / asupan oral ventilasi yang dokter atau ambulan
dingin pada minimal 8 gelas / cukup darurat, nutrisi yang
bagian lipatan – hari seimbang, perawatan
78

lipatan (ketiak, 8. Mengatur ventilasi kejang dan panas.


paha, kening, yang cukup
tengkuk).
8. Meganjurkan
asupan oral
minimal 8 gelas /
hari
9. Mengatur
ventilasi yang
cukup
79

Ketidaksei 17.00 1. Memantau status 08.00 1. Memantau status 09.00 1. Memantau 09.00 1. Memantau status
mbangan nutrisi (tidak mau nutrisi (tidak mau status nutrisi nutrisi (minum susu4
nutrisi makan, minum makan, minum (minum susu3 botol ± 500 cc/ hari,
kurang dari susu 2 botol ± susu 2 botol ±250 botol ± 375 cc/ makan nasi sedikit
kebutuhan 250 cc / hari) cc/ hari). hari, nasi dan dan roti).
tubuh 18.00 2. Menimbang berat 09.00 2. Menimbang berat roti sedikit). 2. Menimbang berat
badan setiap hari badan setiap hari 09.30 2. Menimbang badan setiap hari (BB
(BB sebelum = (BB = 8,4 kg) berat badan 09.30 = 8,5 kg).
8,8 kg, BB 3. Menyediakan setiap hari (BB 3. Menyediakan
sesudah = 8,4 makanan dan 10.00 = 8,4 kg). makanan dan cairan
kg). cairan diet 3. Menyediakan diet seimbang selagi
3. Menyediakan seimbang selagi makanan dan hangat.
makanan dan hangat cairan diet 4. Memberikan
cairan diet 4. Memberikan seimbang selagi makanan sedikit tapi
seimbang selagi makanan sedikit hangat. sering.
19.00 hangat. 10.00 tapi sering 4. Memberikan 5. Memberikan
4. Memberikan 5. Memberikan makanan sedikit makanan tambahan /
makanan sedikit makanan tapi sering. snack sesuai
tapi sering. tambahan / snack 5. Memberikan 10.30 kesukaan klien.
5. Memberikan sesuai kesukaan makanan 6. Memantau tanda –
makanan klien Memantau tambahan / tanda vital (turgor
tambahan / snack tanda – tanda vital snack sesuai kulit elastis, N =
sesuai kesukaan (turgor kulit kesukaan klien. 140x / menit, S =
klien. kering, N = 142x / 6. Memantau 36,50C, R = 30x /
6. Memantau tanda menit, S = 37,40C, tanda – tanda menit).
– tanda vital R = 33x / menit) vital (turgor 7. Kolaborasi dengan
(turgor kulit 6. Kolaborasi dengan kulit kering, N tim medis dan tim
kering, N = tim medis dan tim = 126x / menit, gizi dalam pemberian
80

160x / menit, S = gizi dalam S = 36,70C, R = 15.00 suplemen makan dan


37,80C, R = 30x / pemberian 29x / menit). diet.
menit). suplemen makan 7. Kolaborasi 8. Memberikan KIE
7. Kolaborasi dan diet. dengan tim tentang tentang cara
dengan tim medis medis dan tim memantau asupan
dan tim gizi gizi dalam dan haluaran (misal,
dalam pemberian pemberian dalam pispot atau
suplemen makan suplemen urinal), asuhan
dan diet. makan dan diet. mengenai tanda
komplikasi
kekurangan volume
cairan dan kapan
harus menghubungi
dokter atau ambulan
darurat, nutrisi yang
seimbang, perawatan
kejang dan panas
81

4.1.7 Evaluasi

Klien 1
Diagnose Hari / tanggal Evaluasi
keperawatan
Kekurangan 26 – 02 – 2016 S: ibu px mengatakan px diare 1 jam 2 –
volume cairan 3x / hari konsistensi cair, muntah2x.
O: px muntah, keadaan umum lemas,
turgor kulit kering, BB sebelum sakit =
10,8 kg, setelah sakit = 10,2 kg,
hematokrit = 34,3 %, N = 120 x / menit,
S = 37, R = 28 x / menit.
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
27 – 02 – 2016 S : ibu px mengatakan px diare > 3x /
hari konsistensi cair, warna kuning,
muntah 2x.
O :keadaan umum lemas, turgor kulit
kering, tanda – tanda vital N = 110x /
menit, R = 28x / menit, S = 36,60C, BB
= 10,2 kg, hematokrit = 34,3 %.
A = masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
28 – 02 – 2016 S: ibu px mengatakan px diare 2x / hari
konsistensi cair + ampas, warna kuning,
muntah 1x.
O :keadaan umum mulai membaik,
turgor kulit kering, tanda – tanda vital N
= 122x / menit, R = 31x / menit, S =
36,70C, hematokrit 34,3 %.
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Rencana KRS besok.

29 – 02 – 2016 S : ibu px mengatakan diare 1x / hari


konsistensi setengah padat, warna
kuning, sudah tidak muntah.
O :keadaan umum baik, turgor kulit
elastis, BB = 10,3 kg, tanda – tanda
vital N = 116x / menit, R = 30x / menit,
S = 36,30C.
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan px KRS.
Memberikan KIE tentang tentang cara
memantau asupan dan haluaran (misal,
dalam pispot atau urinal), asuhan
mengenai tanda komplikasi kekurangan
volume cairan dan kapan harus
82

menghubungi dokter atau ambulan


darurat, nutrisi yang seimbang.
Ketidakseimbangan 26 – 02 – 2016 S : ibu px mengataka px tidak mau
nutrisi kurang dari makan, minum susu 1 botol ± 300 cc /
kebutuhan tubuh hari, muntah 2x.
O : keadaan umum lemas, turgor kulit
kering, BB sebelum = 10,8 kg, BB
sesudah = 10,2 kg, N = 120 x / menit, S
= 37, R = 28 x / menit.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

27 – 02 – 2016 S : ibu px mengatakan px tidak mau


makan, minum susu 1 botol ±300 cc/
hari, makan jelly sedikit, muntah 2x
O : keadaan umum lemas, px muntah,
turgor kulit kering, BB = 10,2 kg, N =
110x / menit, R = 28x / menit, S =
36,60C.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
28 – 02 – 2016 S : ibu px mengatakan px tidak mau
makan, minum susu 1,5 botol ± 400 cc/
hari, makan jelly sedikit, muntah 1x.
O : keadaan umum mulai membaik,
turgor kulit kering BB = 10,2 kg, N =
122x / menit, R = 31x / menit, S =
36,70C
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Rencana KRS besok
29 – 02 – 2016 S : ibu px mengatakan px sudah mau
makan, minum susu 1,5 botol ± 400 cc/
hari, makan jelly sedikit dan roti
O : keadaan umum baik, turgor kulit
elastis, BB = 10,3 kg, N = 116x / menit,
R = 30x / menit, S = 36,30C.
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan px KRS
Memberikan KIE tentang tentang cara
memantau asupan dan haluaran (misal,
dalam pispot atau urinal), asuhan
mengenai tanda komplikasi kekurangan
volume cairan dan kapan harus
menghubungi dokter atau ambulan
darurat, nutrisi yang seimbang.
Ketidakefektifan 26 – 02 – 2016 S: ibu px mengatakan px rewel dan
koping individu menangis terus.
83

O: px rewel, menangis, keadaan umum


lemas, turgor kulit kering, BB sebelum
sakit = 10,8 kg, setelah sakit = 10,2 kg,
hematokrit = 34,3 %, N = 120 x / menit,
S = 37, R = 28 x / menit.
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
27 – 02 – 2016 S : ibu px mengatakan px masih rewel
dan menangis terus.
O :keadaan umum lemas, turgor kulit
kering, tanda – tanda vital N = 110x /
menit, R = 28x / menit, S = 36,60C, BB
= 10,2 kg, hematokrit = 34,3 %.
A = masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
28 – 02 – 2016 S: ibu px mengatakan px sudah mulai
agak tenang.
O :keadaan umum mulai membaik,
turgor kulit kering, tanda – tanda vital N
= 122x / menit, R = 31x / menit, S =
36,70C, hematokrit 34,3 %.
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Rencana KRS besok.

29 – 02 – 2016 S : ibu px mengatakan px sudah tidak


rewel dan menangis lagi.
O :keadaan umum baik, turgor kulit
elastis, BB = 10,3 kg, tanda – tanda
vital N = 116x / menit, R = 30x / menit,
S = 36,30C.
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan px KRS.
Memberikan KIE tentang tentang cara
memantau asupan dan haluaran (misal,
dalam pispot atau urinal), asuhan
mengenai tanda komplikasi kekurangan
volume cairan dan kapan harus
menghubungi dokter atau ambulan
darurat, nutrisi yang seimbang.
84

Klien 2
Diagnose Hari / tanggal Evaluasi
keperawatan
Kekurangan 03 – 03 – 2016 S : ibu px mengatakan px diare > 4x /
volume cairan hari konsistensi cair, warna kuning,
muntah 2x
O : keadaan umum lemas, turgor kulit
kering, N = 160x / menit, R = 30x /
menit, S = 37,80 C, berat badan sebelum
sakit = 8,8 kg, setelah sakit = 8,4 kg,
hematokrit = 32,4 %.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

04 – 03 – 2016 S : ibu px mengatakan px diare > 4x /


hari konsistensi cair, warna kuning,
muntah 1x
O : keadaan umum lemas, turgor kulit
kering, N = 142x / menit, R = 33x /
menit, S = 37,40 C, BB = 8,4 kg,
hematokrit 32, 4 %.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
05 – 03 – 2016 S : ibu px mengatakan px diare > 3x +
ampas / hari, warna kuning, tidak
muntah
O : keadaan umum lemas, turgor kulit
kering, N = 126x / menit, R = 29x /
menit, S = 36,70 C, BB = 8,4 kg,
hematokrit 32, 4 %.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

06 – 03 – 2016 S : ibu px mengatakan px diare 2x/ hari


konsistensi setengah padat, warna
kuning
O : keadaan umum mulai membaik,
turgor kulit elastis, N = 140x / menit, R
= 30x / menit, S = 36,50 C BB = 8,5 kg,
hematokrit 32, 4 %.
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dihentikan px KRS
Memberikan KIE tentang tentang cara
memantau asupan dan haluaran (misal,
dalam pispot atau urinal), asuhan
mengenai tanda komplikasi kekurangan
volume cairan dan kapan harus
85

menghubungi dokter atau ambulan


darurat, nutrisi yang seimbang,
perawatan kejang dan panas.
Hipertermi 03 – 03 – 2016 S : ibu px mengatakan px panas, muntah
2x.
O : keadaan umum lemas, turgor kulit
kering, N = 160x / menit, S = 37,80C, R
= 30x / menit BB = 8,4 kg.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
04 – 03 – 2016 S : ibu px mengatakan px masih panas,
muntah 2x
O : keadaan umum lemas, turgor kulit
kering, N = 142x / menit, S = 37,40C, R
= 33x / menit, BB = 8,4 kg.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
05 – 03 – 2016 S : ibu px mengatakan panas px sudah
mulai menurun, tidak muntah
O : keadaan umum lemas, turgor kulit
kering, N = 126x / menit, R = 29x /
menit, S = 36,70 C, BB = 8,4
A : masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
06 – 03 – 2016 S : ibu px mengatakan px sudah tidak
panas, tidak muntah
O : keadaan umum mulai membaik,
turgor kulit elastis, N = 140x / menit, R
= 30x / menit, S = 36,50 C, BB = 8,5 kg
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan px KRS
Memberikan KIE tentang tentang cara
memantau asupan dan haluaran (misal,
dalam pispot atau urinal), asuhan
mengenai tanda komplikasi kekurangan
volume cairan dan kapan harus
menghubungi dokter atau ambulan
darurat, nutrisi yang seimbang,
perawatan kejang dan panas.
Ketidakseimbangan 03 – 03 – 2016 S : ibu px mengataka px tidak mau
nutrisi kurang dari makan, minum susu 2 botol ± 250 cc /
kebutuhan tubuh hari.
O : keadaan umum lemas, turgor kulit
kering, BB sebelum = 8,8 kg, BB
sesudah = 8,4 kg N = 160x / menit, S =
37,80C, R = 30x / menit.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
86

04 – 03 – 2016 S : ibu px mengatakan pxtidak mau


makan, minum susu 2 botol ±250 cc/
hari.
O : keadaan umum lemas, turgor kulit
kering, BB = 8,4 kg, N = 142x / menit,
S = 37,40C, R = 33x / menit.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
05 – 05 – 2016 S : ibu px mengatakan px minum susu 3
botol ± 375 cc/ hari, nasi dan roti
sedikit.
O : keadaan umum mulai membaik,
turgor kulit kering BB = 8,4 kg N =
126x / menit, S = 36,70C, R = 29x /
menit.
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Rencana KRS besok
06 – 06 – 2016 S : ibu px mengatakan px minum susu 4
botol ± 500 cc/ hari, makan nasi sedikit
dan roti.
O : keadaan umum baik, turgor kulit
elastis, BB = 8,5 kg, N = 140x / menit,
S = 36,50C, R = 30x / menit).
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan px KRS
Memberikan KIE tentang tentang cara
memantau asupan dan haluaran (misal,
dalam pispot atau urinal), asuhan
mengenai tanda komplikasi kekurangan
volume cairan dan kapan harus
menghubungi dokter atau ambulan
darurat, nutrisi yang seimbang,
perawatan kejang dan panas.
87

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengkajian

1. Identitas

Pada pengkajian di identitas kien, tercantum bahwa An. Alv

berumur 2 tahun 10 bulan 20 hari dan berjenis kelamin laki-laki,

sedangkan pada An. Alz berumur 1 tahun 10 bulan 13 hari berjenis

kelamin laki-laki. Menurut teori, diare terjadi pada 2 tahun pertama

kehidupan.Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-12 bulan.

Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini

membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang

lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai

terbentuk.Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman

enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status

ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan

perawatannya (potter,2005).

Menurut peneliti, umur dan daya tahan tubuh memang saling

mempengaruhi, karena umur menentukan daya tahan tubuh seorang

anak.Dan pada saat umur masih anak-anak seperti pada An. Alv dan An.

Alz yang masih berumur 2 tahun dan 1 tahun imunitas aktif masih belum

terbentuk.Jadi antara teori dan fakta pada identitas sudah sesuai.

2. Riwayat penyakit dahulu

Pada pengkajian di riwayat penyakit, An. Alv dulu pernah

menderita penyakit asma sedangkan An. Alz mempunyai riwayat penyakit

kejang. Imunisasi lengkap BCG(setelah melahirkan), Hepatitis B(umur


88

1,2,3 bulan), DPT(umur 1,2,3 tahun), Polio (umur 1,2,3 bulan), Campak

(umur 11 bulan). An alv maupun An. Alz mempunyai alergi susu sapi.

Menurut teori penyakit yang diderita dahulu juga berpengaruh

pada penyakit selanjutnya, karena diare sebelumnya bisa disebabkan

pemakaian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan

candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA,

ISK, OMA campak.Secara umum kondisi peradangan pada

gastrointestinal disebabkan oleh infeksi dengan melakukan invasi pada

mukosa, memproduksi enterotoksin dan atau memproduksi sitotoksin.

Mekanisme ini menghasilkan peningkatan sekresi cairan dan atau

menurunkan absorpsi cairan sehingga akan terjadi dehidrasi dan hilangnya

nutrisi dan elektrolit (Arif Muttaqin dan Kumala S,2011).

Menurut peneliti riwayat penyakit dahulu yang diderita An. Alv

dan An. Alz berpengaruh terhadap penyakit yang diderita sekarang.

Karena penyakit diare disebabkan oleh bakteri dan bakteri itu sendiri bisa

menyebar, jadi kalau bakteri di dalam organ pencernaan masih ada, maka

bakteri itu bisa menyebar, penyakit diare juga disebabkan karena makan

makanan yang kurang bersih pemakaian antibiotik dan pemakaian

kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit

menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.

3. Riwayat penyakit sekarang

Pada pengkajian di riwayat penyakit sekarang pada An. Alv, ibu

pasien mengatakan sejak hari rabu px buang air besar cair 1 jam 2 – 3x dan

muntah. Setelah itu px dibawa ke dokter dan diberikan antibiotic, muntah


89

berkurang tetapi diare tetap. Kemudian px dibawa lagi ke dokter, dokter

menyarankan untuk MRS. Pada tanggal 26 – 02 – 2016 px dibawa ke RS

Amelia. Sedangkan pada An. Alz ibu pasien mengatakan sejak hari kamis

pagi px diare > 4x dengan konsistensi cair dan muntah. Setelah itu px

dibawa ke dokter anak. Px tidak ada pekembangan kemudian keluarga

membawa px ke RS Amelia pada tanggal 03 – 03 – 2016 jam 16.00

Menurut teori tanda atau manifestasi klinis pada klien yang

menderita diare adalahmula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah,

suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada,

kemudian timbul diare.Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau

darah.Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena

tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena

seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin

banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat

diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau

sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang

atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit.Bila

penderita telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala

dehidrasi makin tampak.Berat badan menurun, turgor kulit berkurang,

mata dan ubun-ubun membesar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan

mulut serta kulit tampak kering.Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang

dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat, sedangkan

berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi dehidrasi hipotonik,

isotonik, dan hipertonik.(Mansjoer, 2009).


90

Menurut peneliti, dari tanda – tanda yang dialami An. Alv dan An.

Alz sudah masuk dalam tanda – tanda diare, tetapi kedua klien tidak

mengalami mata dan ubun – ubung yang membesar dan menjadi cekung

karena dehidrasi pada klien tersebut belum begitu berat.

4. Riwayat kehamilan dan kelahiran

Pada riwayat kehamilan dan kelahiran pada An alv didapatkan ibu

tidak mengalami hipertensi, tidak pernah minum jamu/obat, ibu rutin ke

bidan selama hamil. Umur Kehamilan: 38 Minggu, lahir: di Rumah sakit,

BBL: 3800 gram, TB : 49 cm, lahir normal, lahir menangis spontan,

penolong dokter dan bidan. Sedangkan pada An. Alz didapatkan ibu tidak

mengalami hipertensi, tidak pernah minum jamu/obat, ibu rutin ke bidan

selama hamil. Umur Kehamilan: 39 Minggu, lahir: Di Rumah sakit, BBL:

3200 gram, TB : 48 cm, lahir normal, lahir menangis spontan, penolong

dokter dan bidan. Pada saat lahir tidak sianosis, tidak ikterik, dan tidak

kejang.

Menurut teori, Pre natal care , pemeriksaan kehamilan berapa kali,

keluhan selama hamil :perdarahan, infeksi, ngidam, muntah – muntah,

demam, perawatan selama hamil.Riwayat : terkena sinar, terapi obat,

kenaikan berat badan selama hamil berapa kg, imunisasi TT berapa kali,

golongan darah ibu dan golongann darah ayah.Natal , tempat melahirkan :

RS, klinik dan rumah.ama dan jenis persalinan : spontan, forcep, operasi

dan lain – lain. Penolong persalinan : dokter, bidan atau dukun, cara untuk

memudahkan persalinan : drip, obat perangsang.Komplikasi waktu lahir :

robek perineum, infeksi nifas. Post natal, kondisi bayi : BB lahir berapa
91

gram, PB berapa cm, apakah anak mengalami : penyakit kuning, kebiruan,

kemerahan, problem menyusui dan BB tidak stabil.

Menurut peneliti, pada An. Alv sudah sesuai dengan teori karena

klien lahir normal dengan berat badan 3800 gram dan tinggi badan 49 cm.

sedangkan pada An. Alz sesuai klien lahir normal pada usia kehamilan 39

minggu dengan berat badan 3200 gram dan tinggi badan 48 cm.

5. Kebutuhan dasar

Pada pola kesehatan, makanan sehari-hari yang disukai An. Alv

adalah roti dan jelly, jarang makan nasi, sedangkan makanan yang disukai

An. Alz tidak adadan jarang makan nasi dan sayur. Pada saat di rumah

sakit makanan yang disukai pada An. Alv adalah susu kurang lebih 300

cc/hari , roti dan jelly,sedikit. Sedangkan pada An. Alz tidak mau makan

hanya minum susu kurang lebih 500 cc/hari. Pola eliminasi pada An. Alv

selama di rumah sakit BAB = 1 jam 2 - 3x konsistensi cair, BAK = 3 – 6

x / hari. Sedangkan pada An. Alz BAB = >4x/ hari konsistensi cair, BAK

= ganti popok 3 – 4x / hari.

Menurut teori untuk mempercepat proses penyembuhan

kekurangan volume cairan akibat diare adalah dilakukan tindakan medis

seperti : pemberian cairan, pengobatan dietetik (cara pemberian makanan)

dan pemberian obat-obatan (supartini,2004).Pada anak usia toddler

makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan

3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada

anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik,

menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan.


92

Menurut peneliti proses penggantian cairan yang hilang akibat

diare tidak hanya dengan dilakukan dengan rehidrasi tapi nutrisi juga

mempengaruhi. Pada An. Alv makanan yang dikonsumsi sudah sesuai

karena ada kandungan protein didalamnya sedangkan pada An. Alz masih

belum sesuai karena tidak mau makan.

6. Keadaan kesehatan saat ini

Pada An. Alv didapatkan klien tidak pernah melakukan tindakan

operasi, terpasang infus D5 ½ Ns 12 tpm, minum satu hari kurang lebih

300 ml susu berukuran 300 ml dan air putih kurang lebih 2 gelas

berukuran 150 ml dan status nutrisinya BB/U, TB/U, atau BB/TB, maka

rumusnya :

Z – SCORE =

Nilai Riil – Nilai Median

SD UPPER/LOWER

BB/U = 10,2 – 14,5

1,5

= -2,8 (kurang)

TB/U = 98 – 94,2

3,7

= 1,02 (normal)

BB/TB = 10,2 – 15,2

1,3

= -3,8 (kurang)
93

Dan pada An. Alz didapatkan klien tidak pernah melakukan tindakan

operasiterpasang infus D5 ½ Ns 16 tpm, minum satu hari kurang lebih 4

botol susu berukuran 125 ml dan status nutrisinya BB/U, TB/U, atau

BB/TB, maka rumusnya:

Z – SCORE =

Nilai Riil – Nilai Median

SD UPPER/LOWER

BB/U = 8,4 – 12,2

1,3

= - 2, 9 (kurang)

TB/U = 78 – 86,0

3,3

= - 2,4 (kurang)

BB/TB = 8,4 – 10,5

0,8

= - 2,6 (kurang)

Menurut teori, Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar

antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm)

pertahun.Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun

kedua dan seterusnya.Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham

pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah. Erupsi gigi :

geraham perama menusul gigi taring. Pasien dengan dehidrasi ringan dan

sedang cairan diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na

HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut dan karena pada anak di atas
94

umur 6 bulan kadar natrium 90 ml g/L. Pada anak dibawah 6 bulan

dehidrasi ringan / sedang kadar natrium 50-60 mfa/L, formula lengkap

sering disebut : oralit.Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang

diperlukan sesuai dengan kebutuhan pasien, tetapi kesemuanya itu

tergantung tersedianya cairan setempat.Pada umumnya cairan Ringer

laktat (RL) diberikan tergantung berat / ringan dehidrasi, yang

diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat

badannya.

Menurut peneliti, antara fakta dan teori terjadi kesenjangan pada

status nutrisinya.Pada kedua responden status nutrisinya masih tergolong

kurang / rendah.Karena dari dalam diri klien sendiri klien sulit untuk

makan dan ditambah lagi klien mengalami diare, jadi klien banyak

mengalami kehilangan cairan dan berat badan klien menurun dan tidak

sesuai dengan tinggi badannya.Akibatnya status nutrisi klien yang kurang

atau rendah.

7. Pemeriksaan fisik

Pada keadaan umum An. Alv didapatkan hasil px tampak lemas,

turgor kulit kering, px menangis,pasien rewel, mukosa bibir kiring, N =

120x/menit, R= 30x / menit, S = 37,4, TB = 98 cm, BB = 10,2 kg.

sedangkan pada An. Alz Klien lemas, rewel,pxmenangis terus, px panas,

turgor julit kering, mukosa bibir kering, N = 160x/menit, R = 32x/menit, S

= 37,8, TB = 78 cm, BB = 8,4 kg. Pada pemeriksaan abdomen pada An.

Alv yaitu hipertympani, bising usus 14x/menit, sedangkan pada An. Alz

hipertympani, bising usus 12x/menit.


95

Menurut teori, pengukuran panjang badan, berat badan menurun,

lingkar lengan mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,

keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.

Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak

umur 1 tahun lebih. Mata : cekung, kering, sangat cekung. Sistem

pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic

meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum

normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit

atau kelihatan bisa minum. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat

> 40 x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan). Sistem

kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada

diare sedang. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt,

suhu meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok),

capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.

Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24

jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit. Dampak hospitalisasi :

semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa

perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon

yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.

Menurut peneliti, pemeriksaan fisik pada An. Alv dan An. Alz

sudah sesuai dengan teori karena biasanya pada klien yang mengalami

diare akan terjadi peningkatan nadi, suhu tubuh, dan peristaltic usus.
96

8. Hasil laboratorium

Pasien: An. Alv

Tgl. pemeriksaan: 26-02-2016

Pemeriksaan Hasil Nilai Range


Darah lengkap
Hb 11.1 L.13,4-17,7 P.11,4-15,1 gr/dl

Lekosit 7.400 L.4.300-10.300 P.4.300-11.300 sel/mm

Hematokrit 32.3 L.45-50 P.35-45 %

Trombosit 269.000 150.000-400.000 sel/lp

LED 25 L. <15 P. <20 mm/jam

DIFFCOUNT 2/0/4/62/2 Eos / Bas / Stab / Seg / Lym / Mon


8/4 0-4 / 0-1 / 3-5 / 54-62 / 25-33 /3-5
No Register: 1602476

Nama Pasien: An. Alz

Tanggal : 03 – 03 - 2016

No. Reg : 1409452

Pemeriksaan Hasil Nilai Range

Darah Lengkap

Hb 11,9 L. 13,4-17,7 P. 11,4-15,1 gr/dl

Lekosit 10.000 L. 4.300-10.300 P. 4.300-11.300 sel/mm3

Hematokrit 32,4 L. 45-50 P. 35-45 %

Trombosit 383.000 150.000-400.000 sel/lp


97

HASIL LABORATORIUM

Nama Pasien: An. Alz

Tanggal : 05 – 03 - 2016

No. Reg : 1602373

Pemeriksaan Hasil Nilai Range


Darah Lengkap
Hb 12,3 L. 13,4-17,7 P. 11,4-15,1 gr/dl
Lekosit 10.000 L. 4.300-10.300 P. 4.300-11.300 sel/mm3
Hematokrit 39,6 L. 45-50 P. 35-45 %
Trombosit 384.000 150.000-400.000 sel/lp

Menurut teori, Pemeriksaan darah rutin untuk mendeteksi kadar BJ

plasma dan mendeteksi adanya kelainan pada peningkatan kadar leukosit,

Analisis gas darah untuk mengidentifikasi gangguan keseimbangan asam

basa dalam darah, pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium,

kalsium, kalium dan fosfat, pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk

mengetahui faal ginjal, pemeriksaan feses untuk mendeteksi agen

penyebab dan pemeriksaan enzim, untuk menilai keterlibatan rotavirus

dengan ELISA ( Enzyme linked Immunosorbent Assay) (Levine,2009).

Menurut peneliti hasil laboratorium sudah sesuai yaitu pada An.

Alv HB = 11,1 (L), Hematokrit 32,3 (L), LED 25 (H). Pada An. Alz

didapatkan HB = 11,9 (L), Hematokrit 32,4 (L).


98

9. Obat – obatan

An. Alv An. Alz

Infus D5 ½ Ns 12 tpm Infus D5 ½ Ns 16 tpm

Amoxsan 3 x 150 mg Amoxsan 3 x 150 mg

Antrain 3 x 100 mg Antrain 3 x 100 mg

difenhidramin 3 x ¼ ampul pro bio kid 1 x 1 sachet

pro bio kid 1 x 1 sachet

10. Tingkat perkembangan

Pada An. Alv didapatka hasil normal semua pada hasil, sedangkan

pada An. Alz ditemukan hasil tidak normal pada perkembangan motorik

kasar.

Menurut teori, Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido,

meulai menunjukan keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal

dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan kebersihan,

perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana,

hubungna interpersonal, bermain).Tahap perkembangan psikososial

menurut Erik Erikson.Autonomy vs Shame and doundt

Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari

lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh Dari kemampuannya untuk

mandiri (tak tergantung). Melalui dorongan orang tua untuk makan,

berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut

harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu

seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada
99

diri anak. Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan,

bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun berdiri dengan satu kaki tampa

berpegangan sedikitpun hitungan (GK), meniru membuat garis lurus

(GH), menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK),

melepasa pakaian sendiri (BM).

Menurut peneliti, perkembangan pada An. Alv sesuai dengan teori

dan usianya, sedangkan perkembangan pada An. Alz terdapat satu yang

tidak sesuai yaitu perkembangan motorik kasar.

4.2.2 Diagnosis Keperawatan

Berdasarkan pengumpulan data yang ada pada saat pengkajian awal maka

pada An. Alv diperoleh masalah keperawatan kekurangan volume cairan karena

mengalami diare 1 jam 2 – 3 kali dengan konsistensi cair dan muntah. Dalam

pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum klien lemah, rewel,

menangis terus, turgor kulit kering, mukosa bibir kering, bising usus = 14x /

menit. Sedangkan pada An. Alz juga diperoleh masalah keperawatan kekurangan

volume cairan karena klien mengalami diare > 4x / hari dengan konsistensi cair

dan muntah. Dalam pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum klien

lemah, turgor kulit kerng, mukosa bibir kering, bising usus 12x / menit.

Menurut teori Kekurangan volume cairan merupakan

menurunnyaintravaskular, interstisial, dan/atau cairanintraseluler.inimengacu

padadehidrasi, kehilangan air sajatanpaperubahansodium (Nanda I 2015-2017).

Batasan karakteristik perubahanstatus mental, perubahan dalamturgor

kulit, penurunan tekanan darah, penurunantekanan nadi, penurunan tekanan

volume, penurunan turgorlidah, penurunan urin output,membran mukosa kering,


100

kulit kering, peningkatansuhu tubuh, peningkatandenyut jantung,

peningkatanhematokrit, peningkatankonsentrasiurindalam, penurunan berat badan

mendadak, haus, dan kelemahan (Nanda I 2015-2017).

Menurut peneliti, masalah yang muncul pada An. Alv dan An. Alz sudah

sesuai yaitu kekurangan volume cairan, karena adanya perubahan dalamturgor

kulitpenurunantekanan nadi, penurunan turgorlidah, penurunan urin

output,membran mukosa kering, kulit kering, peningkatan suhu tubuh,

peningkatan denyut jantung, peningkatanhematokrit, penurunan berat badan

mendadak, haus, dan kelemahan.

4.2.3 Perencanaan / intervensi keperawatan

Berdasarkan intervensi keperawatan pada An. Alv dan An. Alz

diperoleh diagnosa keperawatan kekurangan volume cairan dengan tujuan setelah

dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi kekurangan volume

cairan. Menurut teori intervensi yang dilakukan pada klien yang mengalami

kekurangan volume cairan adalah sebagai berikut :

A. Aktivitas keperawatan

1. Pantau warna, jumlah dan frekuensi kehilangan cairan.

2. Observasi khususnya terhadap kehilangan cairan yang tinggi elektrolit

(misalnya, diare, drainase luka, pengisapan nasogastrik, diaphoresis dan

drainase ileostomi).

3. Pantau perdarahan (misalnya, periksa semua sekret dari adanya darah nyata

atau darah samar).


101

4. Identifikasi faktor pengaruh terhadap bertambah buruknya dehidrasi

(misalnya, obat – obatan, demam, stres dan program pengobatan).

5. Pantau hasil laboratorium yang relevan dengan keseimbangan cairan

(misalnya, kadar hematokrit, BUN, albumin, protein total, asmolalitas serum

dan berat jenis urin).

6. Kaji adanya vertigo dan hipotensi postural.

7. Kaji orientasi terhadap orang, tempat dan waktu.

8. Cek arahan lanjut klien untuk menentukan apakah penggantian cairan pada

klien sakit terminal tepat dilakukan.

9. Manajemen cairan (NIC)

a) Pantau status hidrasi (misalnya, kelembapan membran mukosa,

keadekuatan nadi dan tekanan darah ortostatik).

b) Timbang berat badan setiap hari dan pantau kecendurangannya.

c) Pertahankan keakuratan catatan asupan dan haluaran.

B. Penyuluhan untuk klien dan keluarga

1. Anjurkan klien untuk menginformasikan perawat bila haus.

C. Aktivitas kolaboratif

1. laporkan dan catat haluaran kurang dari kebutuhan tubuh.

2. laporkan dan catat haluaran lebih dari kebutuhan tubuh.

3. laporkan abnormalitas elektrolit.

4. Manajemen cairan (NIC)

a) Atur ketersediaan produk darah untuk tranfusi, bila perlu.

b) Berikan ketentuan penggantian nasogastrik berdasarkan haluaran, sesuai

dengan kebutuhan.

c) Berikan terapi IV sesuai program.


102

D. Aktivitas lain

1. Lakukan higiene oral secara sering.

2. Tentukan jumlah cairan yang masuk dalam 24 jam, hitung asupan yang

diinginkan sepanjang sif siang,sore dan malam.

3. Pastikan bahwa klien terhidrasi dengan baik sebelum pembedahan.

4. Ubah posisi klien Trendelenburg atau tinggikan tungkai klien bila hipotensi,

kecuali dikontraindikasikan.

5. Manajemen cairan NIC

a) Tingkatkan asupan oral (misalnya, sediakan sedotan, beri cairan diantara

waktu makan, ganti air es secara rutin, buat es mambo dari jus kesukaan

anak, cetak agar – agar dalam bentuk yang lucu – lucu, gunakan cangkir

obat kecil), jika perlu.

b) Pasang kateter urin, bila perlu.

c) Berikan cairan, sesuai dengan kebutuhan.

E. Perawatan di rumah

1. Ajarkan pemberi asuhan keluarga tentang cara memantau asupan dan haluaran

(misal, dalam pispot atau urinal).

2. Ajarkan pemberi asuhan mengenai tanda komplikasi kekurangan volume

cairan dan kapan harus menghubungi dokter atau ambulan darurat.

3. Ajarkan pemberi asuhan keluarga tentang cara memasang terapi intravena :

kaji kemampuan pemberi asuhan untuk memberikan cairan.

F. Untuk bayi dan anak – anak

1. Hitung kebutuhan rumatan cairan harian anak berdasarkan berat badan.

Kehilangan cairan harus segera diganti di atas jumlah yang hilang.


103

2. Pantau hidrasi dengan cermat, bayi sangat rentan kehilangan cairan.

3. Untuk mengukur haluaran bayi, hitung atau timbang popok basahan. 1 gram

popok basah sama dengan 1 ml urin.

4. Tawarkan cairan yang disukai anak (missal, susu, gelatin, jus beku, es krim),

5. Buat permainan dengan minuman (missal, mengadakan pesta teh).

6. Buat bagan dan berikan anak gambar tempel atau stiker ketika asupan cairan

adekuat.

7. Untuk mendorong anak agar mau minum cairan, sediakan sedotan untuk

minum, buat es mambo dari jus, cetak agar – agar dalam berbagai bentuk.

Menurut peneliti dengan diberikannya intervensi seperti yang disebutkan

diatas akan cepat membantu proses penyembuhan dan mencegah terjadinya

kekurangan volume cairan. Karena untuk mempercepat proses penyembuhan

tidak hanya dengan dilakukan penggantian cairan saja tapi juga dipengaruhi

oleh faktor-faktor seperti nutrisi yang dikonsumsi selama proses

penyembuhan harus makan makanan yang banyak mengandung protein, obat

– obatan dan juga menjaga kebersihan.

4.2.4 Tindakan / implementasi keperawatan

Pada An. Alv telah dilakukan tindakan rehidrasi, dietetik, obat – obatan ,

memberikan KIE tentang nutrisi dan penaganan pertama untuk pemberian cairan

selama 4 hari hasilnya yaitu temperatur kulit normal, kulit elastis, tidak buang air

besar melebihi batas normal, mukosa bibir lembab, sudah tidak muntah, tidak ada

tanda-tanda dehidrasi, frekuensi buang air besar menurun. Hasil pada An. Alv

pada hari pertama frekuensi diare 1 jam 2 – 3x dengan konsistensi cair, pada hari

kedua frekuensi diare > 3x / hari dengan konsistensi cair, pada hari ketiga
104

frekuensi diare 2x / hari dengan konsistensi cair disertai ampas. Dan pada hari

keempat frekuensi diare menjadi 1x / hari dengan konsistensi setengah padat.

Pada An. Alz telah dilakukan tindakan rehidrasi, dietetik, obat – obatan ,

memberikan KIE tentang nutrisi dan penaganan pertama untuk pemberian cairan

selama 4 hari hasilnya yaitu temperatur kulit normal, kulit elastis, tidak buang air

besar melebihi batas normal, mukosa bibir lembab, sudah tidak muntah, tidak ada

tanda-tanda dehidrasi, frekuensi buang air besar menurun. Hasil pada An. Alz

yaitu pada hari pertama dan kedua frekuensi diarenya > 4x/ hari dengan

konsistensi cair, pada hari ketiga frekuensi diarenya > 3x / hari dengan konsistensi

cair disertai ampas. Dan pada hari ke empat frekuensi diarenya menjadi 2x / hari

dengan konsistensi setengah padat.

Menurut teori, pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan

dengan masalah yang terjadi. Dalam pelaksanaan keperawatan ada 4 tindakan

yang dilakukan yaitu tindakan mandiri, tindakan observasi, tindakan health

education, tindakan kolaborasi .

Menurut Supartini (2004), penatalaksanaan medis pada pasien diare meliputi :

pemberian cairan, pengobatan dietetik (cara pemberian makanan) dan pemberian

obat-obatan.Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatikan derajat

dehidrasinya dan keadaan umum.Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang

cairan diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl

dan glukosa untuk diare akut dan karena pada anak di atas umur 6 bulan kadar

natrium 90 ml g/L. Pada anak dibawah 6 bulan dehidrasi ringan / sedang kadar

natrium 50-60 mfa/L, formula lengkap sering disebut : oralit.


105

Pengobatan dietetik untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun

dengan BB kurang dari7 kg jenis makanan seperti susu (ASI adalah susu laktosa

yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, al

miron), makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasitim), bila anak

tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa, susu khusus yang disesuaikan

dengan kelainan yang ditemukan susu dengan tidak mengandung laktosa / asam

lemak yang berantai sedang / tidak sejuh.

Obat-obatan, prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang

melalui tinja dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit

dan glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras sbb).Obat anti sekresi

seperti ssetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg, klorrpomozin,

dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari. Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik

seperti papaverin, ekstrak beladora, opium loperamia tidak digunakan untuk

mengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal,

tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare sehingg tidak diberikan

lagi.Antibiotik umumnya tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas bila

penyebabnya kolera, diberiakn tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari. Antibiotik juga

diberikan bila terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis, bronkitis /

bronkopneumonia.

Menurut peneliti setelah kedua klien dilakukan tindakan tersebut tidak

semuanya berhasil.Pada An. Alv frekuensi buang air besar menurun pada hari

kedua, sedangkan pada An. Alz frekuensi buang air besarnya menurun pada hari

ketiga. Ketidakberhasilan tindakan yang dilakukan tersebut dipengaruhi banyak


106

faktor seperti daya tahan tubuh klien, usia, dan gangguan perkembangan yang

dialami klien.

4.2.5 Evaluasi

Pada An. Alv setelah dilakukan tindakan rehidrasi, dietetic, obat, dan

memberikan KIE tentang nutrisi dan penggantian cairan secara mandiri selama 4

hari hasilnya yaitu temperatur kulit normal, kulit elastis, tidak muntah, frekuensi

BAB menurun, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, mukosa bibir lembab. Hasil pada

An. Alv pada hari pertama frekuensi diare 1 jam 2 – 3x dengan konsistensi cair,

pada hari kedua frekuensi diare > 3x / hari dengan konsistensi cair, pada hari

ketiga frekuensi diare 2x / hari dengan konsistensi cair disertai ampas. Dan pada

hari keempat frekuensi diare menjadi 1x / hari dengan konsistensi setengah padat,

kulit elastis, mukosa bibir lembab.

Pada An. Alz setelah dilakukan tindakan setelah dilakukan tindakan

rehidrasi, dietetic, obat, dan memberikan KIE tentang nutrisi dan penggantian

cairan secara mandiri selama 4hari hasilnya yaitu temperatur kulit normal, kulit

elastis, tidak muntah, frekuensi BAB menurun, tidak ada tanda-tanda dehidrasi,

mukosa bibir lembab. Hasil pada An. Alz pada hari pertama frekuensinya > 4x /

hari dengan konsistensi cair, dan pada hari ke 4 frekuensi diarenya menjadi 2x/

hari dnegan konsistensi setengah padat. Hasil pada An. Alz yaitu pada hari

pertama dan kedua frekuensi diarenya > 4x/ hari dengan konsistensi cair, pada

hari ketiga frekuensi diarenya > 3x / hari dengan konsistensi cair disertai ampas.

Dan pada hari ke empat frekuensi diarenya menjadi 2x / hari dengan konsistensi

setengah padat, kulit elastis, mukosa bibir lembab.


107

Menurut teori, kekurangan volume cairan dilakukan intervensi sebagai

berikut : Pantau warna, jumlah dan frekuensi kehilangan cairan, observasi

khususnya terhadap kehilangan cairan yang tinggi elektrolit (misalnya, diare,

drainase luka, pengisapan nasogastrik, diaphoresis dan drainase ileostomi),

identifikasi faktor pengaruh terhadap bertambah buruknya dehidrasi (misalnya,

obat – obatan, demam, stres dan program pengobatan), pantau hasil laboratorium

yang relevan dengan keseimbangan cairan (misalnya, kadar hematokrit, BUN,

albumin, protein total, asmolalitas serum dan berat jenis urin), pantau status

hidrasi (misalnya, kelembapan membran mukosa, keadekuatan nadi dan tekanan

darah ortostatik), timbang berat badan setiap hari dan pantau kecendurangannya.

Berikan terapi IV sesuai program, tingkatkan asupan oral (misalnya, sediakan

sedotan, beri cairan diantara waktu makan, buat es mambo dari jus kesukaan anak,

cetak agar – agar dalam bentuk yang lucu – luc), ajarkan pemberi asuhan keluarga

tentang cara memantau asupan dan haluaran (misal, dalam pispot atau urinal).

Menurut peneliti, tindakan keperawatan yang dilakukan pada An. Alv dan

An. Alz tidak semuanya dapat dilakukan dan diberikan kepada klien, karena ada

faktor – faktor yang tidak memungkinkan untuk dilakukannya tindakan yaitu

klien tidak kooperatif, klien rewel, takut dengan tenaga medis dan orang asing

serta keterbatasan sarana dan prasarana yang ada di lahan dan gangguan

perkembangan dan pertumbuhan pada klien.. Tetapi pada An. Alv pada hari kedua

frekuensi buang air besarnya sudah menurun dan mau makan sedikit.dan pada hari

ke 4 frekuensi buang air besarnya sudah mulai normal dan anak tidak rewel lagi.

Sedangkan pada An. Alz pada hari kedua frekuensi buang air besarnya

belum mengalami penurunan dan masih rewel dan pada hari ke 4 An. Alz sudah
108

mulai mengalami penurunan frekuensi diare dan sudah tidak rewel lagi. Hasilnya

yaitu mempengaruhi dalam proses penyembuhan. Pada hari ke 4 pada An. Alv

hasilnya yaitu kulit elastis, tidak mengalami diare, tidak ada tanda-tanda

dehidrasi, mukosa bibir lembab, berat badan mengalami kenaikan. Sedangkan

pada An. Alz hasilnya kulit elastis, tidak mengalami diare yang berlebih, tidak

ada tanda-tanda dehidrasi, mukosa bibir lembab, berat badan mengalami

kenaikan.

Anda mungkin juga menyukai