4.1 Hasil
Pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil studi kasus dan
Amelia Pareterletak di Jl pahlawan 25A Pare Kediri Rumah sakit ini juga
Hasil studi kasus yang dijelaskan meliputi data umum dan data
untuk kelas II ada dua ruangan yaitu ruangan bobo ada tiga ruangan dan
ruangan gufi ada dua ruangan dan untuk raungan kelas III ada satu
43
44
4.1.2 Pengkajian
1) Identitas klien
Tabel 4.1 tabel pengkajian biodata
2) Riwayat Klien
Tabel 4.2 tabel pengkajian riwayat klien
Riwayat Klien klien 1 klien 2
Keluhan utama ibu px mengatakan px Ibu px mengatakan px
lemas, muntah, tidak mau muntah, diare > 4x,
makan, diare 1 jam 2 – 3 konsistensi cair.
kali.
alasan kunjungan Sejak hari rabu px buang air Sejak hari kamis pagi px
45
postnatal Tidak sianosis, tidak ikterik, dan Tidak sianosis, tidak ikterik, dan
tidak kejang tidak kejang
5) Riwayat keluarga
Tabel 4.5 Tabel pengkajian riwayat keluarga
klien 1 klien 2
6) Riwayat sosial
Tabel 4.6tabel pengkajian riwayat sosial
klien 1 klien 2
Yang mengasuh anak Orang tua ( ayah Orang tua ( ayah
dan ibu) dan ibu)
7) Kebutuhan dasar
Tabel 4.7tabel pengkajian kebutuhan dasar
klien 1 klien 2
1. Makanan yang di sukai : roti dan jelly -
Seleera makan :
Di rumah : Di rumah :
Nasi ± 1 – 2 sendok, Susu 6 – 7 botol ± 750
susu : 4 botol ± 1200 – 875 cc/hari
cc/hr, roti sedikit Di rumah sakit :
Di rumah sakit : Susu 4 botol ± 500
3 x/sehari cc/hr
Snack dan susu 1 botol
± 300 cc/ hr
2. Pola tidur kebiasaan minum susu minum susu dan di
kebiasaan sebelum tidur gendong
(apakah perlu mainan,
perlu dibacakan yang
dibawa tidur)
Status nutrisi BB/U, TB/U, atau BB/TB, maka BB/U, TB/U, atau BB/TB, maka
rumusnya : rumusnya:
Z – SCORE = Z – SCORE =
Nilai Riil – Nilai Median Nilai Riil – Nilai Median
SD UPPER/LOWER SD UPPER/LOWER
BB/U = 10,2 – 14,5 BB/U = 8,4 – 12,2
1,5 1,3
= -2,8 (kurang) = - 2, 9 (kurang)
9) Pemeriksaan fisik
Tabel 4.9 pengkajian pemeriksaan fisik
klien 1 klien 2
Keadaan umum Berbring di tempat tidur,px Klien lemas,
tampak lemas, turgor kulit rewel,pxmenangis terus, px
50
kering, px menangis,pasien panas, turgor julit kering,
rewel, mukosa bibir mukosa bibir kering
kiring,GCS 4 5 6 Terpasang infus D5 ½ Ns 16
(komposmetis) terpasang tpm.
infus D5 ½ 12 tpm.
HASIL LABORATORIUM
LED 25 L. <15 Nama Pasien: An. Alz
P. <20 Tanggal : 05 – 03 - 2016
52
L. 45-50
Hematokrit 39,6 P. 35-45
%
150.000-
Trombosit 384.000 400.000
sel/lp
klien 1 klien 2
12) Obat-obatan
53
Klien 1
Analisa data Masalah Kemungkinan penyebab
Ds : ibu px mengatakan px Kekurangan volume Infeksi virus, makanan
diare 1 jam 2 – 3 kali cairan
konsistensi cair, muntah. Toksik tak dapat diserap
Do : keadaan umum
lemas, mukosa bibir
kering, turgor kulit kering, Hipersekresi air & elektrolit,
N = 120x, S = 37,4 C, R =
0 hiperperistaltik
30x, bising usus 14x /
menit, perut kembung.
Intake : Penyerapan makanan di usus
Output : menurun
diare
dehidrasi
Ketidakseimbangan
Ds : ibu px mengatakan px nutrisi kurang dari Infeksi virus, makanan
tidak mau makan, hanya kebutuhan tubuh
minum susu.
Do : keadaan umum Toksik tak dapat diserap
lemas, mukosa bibir
kering, turgor kulit kering,
tidak mau makan, BB Hipersekresi air & elektrolit,
sebelum sakit = 10,8 kg, hiperperistaltik
BB setelah sakit = 10, 2
kg, turgor kulit kering, N =
120x, S = 37,40C, R = 30x. Penyerapan makanan di usus
menurun
55
diare
distensi abdomen
ketidakseimbangan nutrisi
Ketidakefektifan kurang dari kebutuhan tubuh
koping individu
Ds : ibu px mengatakan px Infeksi virus, makanan
rewel dan menangis terus.
Do : px rewel, menangis, Toksik tak dapat diserap
takut dengan tindakan,
lemas, tidak mau makan, Hipersekresi air & elektrolit,
BB sebelum sakit = 10,8 hiperperistaltik
kg, BB setelah sakit = 10,
2 kg, turgor kulit kering, N Penyerapan makanan di usus
= 120x, S = 37,40C, R = menurun
30x.
diare
ketidakefektifan koping
individu
56
Klien 2
Analisa Masalah Kemungkinan penyebab
Ds : ibu px mengatakan px Kekurangan Infeksi virus, makanan
muntah, BAB > 4x volume cairan
konsistensi cair. Toksik tak dapat diserap
Do : keadaan umum
lemas,mukosa bibir kering, Hipersekresi air & elektrolit,
turgor kulit kering, bising hiperperistaltik
usus = 12x / menit, anemis,
anak rewel HB = 11,9 mg/dl, Penyerapan makanan di usus
N = 160x / menit, R = 32 x/ menurun
menit, S = 37,80.,
diare
dehidrasi
Hipertermi
Ds : ibu px mengatakan px Infeksi virus, makanan
panas, muntah, BAB > 4x
konsistensi cair. Toksik tak dapat diserap
Do : keadaan umum lemas,
turgor kulit kering, mukosa Hipersekresi air & elektrolit,
bibir kering, bising usus = hiperperistaltik
12x / menit, anemis HB =
11,9 mg/dl, N = 160x / Penyerapan makanan di usus
menit, R = 32 x/ menit, S = menurun
37,80.
Ds : ibu px mengatakan px diare
tidak mau makan dan susah
untuk minum susu. respon sistemik
Do : mukosa bibir kering,
turgor kulit kering, keadaan peningkatan suhu tubuh
umum lemas, BB sebelum
sakit 8,8 kg, setelah sakit 8,4 Ketidakseimbangan hipertermi
kg ,anemis HB = 11,9 mg/dl, nutrisi kurang dari
N = 160x / menit, R = 32 x/ kebutuhan tubuh Infeksi virus, makanan
menit, S = 37,80.
Toksik tak dapat diserap
hiperperistaltik
diare
distensi abdomen
ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
58
Klien 1
Analisa data Masalah Etiologi
Ds : ibu px mengatakan px Kekurangan volume Infeksi virus, makanan
diare 1 jam 2 – 3 kali cairan
konsistensi cair, muntah. Toksik tak dapat diserap
Do : keadaan umum
lemas, mukosa bibir
kering, turgor kulit kering, Hipersekresi air & elektrolit,
N = 120x, S = 37,40C, R = hiperperistaltik
30x, bising usus 14x /
menit, perut kembung.
Penyerapan makanan di usus
menurun
diare
dehidrasi
Ketidakseimbangan
Ds : ibu px mengatakan px nutrisi kurang dari
Infeksi virus, makanan
tidak mau makan, hanya kebutuhan tubuh
minum susu.
Do : keadaan umum Toksik tak dapat diserap
lemas, mukosa bibir
kering, turgor kulit kering,
tidak mau makan, BB Hipersekresi air & elektrolit,
sebelum sakit = 10,8 kg, hiperperistaltik
BB setelah sakit = 10, 2
kg, turgor kulit kering, N =
120x, S = 37,40C, R = 30x. Penyerapan makanan di usus
menurun
59
diare
distensi abdomen
ketidakseimbangan nutrisi
Ketidakefektifan kurang dari kebutuhan tubuh
koping individu
Ds : ibu px mengatakan px Infeksi virus, makanan
rewel dan menangis terus.
Do : px rewel, menangis, Toksik tak dapat diserap
takut dengan tindakan,
lemas, tidak mau makan, Hipersekresi air & elektrolit,
BB sebelum sakit = 10,8 hiperperistaltik
kg, BB setelah sakit = 10,
2 kg, turgor kulit kering, N Penyerapan makanan di usus
= 120x, S = 37,40C, R = menurun
30x.
diare
ketidakefektifan koping
individu
60
Klien 2
Analisa Masalah Etiologi
Ds : ibu px mengatakan px Kekurangan Infeksi virus, makanan
muntah, BAB > 4x volume cairan
konsistensi cair. Toksik tak dapat diserap
Do : keadaan umum
lemas,mukosa bibir kering, Hipersekresi air & elektrolit,
turgor kulit kering, bising hiperperistaltik
usus = 12x / menit, anemis,
anak rewel HB = 11,9 mg/dl, Penyerapan makanan di usus
N = 160x / menit, R = 32 x/ menurun
menit, S = 37,80.,
diare
dehidrasi
Hipertermi
Ds : ibu px mengatakan px Infeksi virus, makanan
panas, muntah, BAB > 4x
konsistensi cair. Toksik tak dapat diserap
Do : keadaan umum lemas,
turgor kulit kering, mukosa Hipersekresi air & elektrolit,
bibir kering, bising usus = hiperperistaltik
12x / menit, anemis HB =
11,9 mg/dl, N = 160x / Penyerapan makanan di usus
menit, R = 32 x/ menit, S = menurun
37,80.
Ds : ibu px mengatakan px diare
tidak mau makan dan susah
untuk minum susu. respon sistemik
Do : mukosa bibir kering,
turgor kulit kering, keadaan peningkatan suhu tubuh
umum lemas, BB sebelum
sakit 8,8 kg, setelah sakit 8,4 Ketidakseimbangan hipertermi
kg ,anemis HB = 11,9 mg/dl, nutrisi kurang dari
N = 160x / menit, R = 32 x/ kebutuhan tubuh Infeksi virus, makanan
menit, S = 37,80.
Toksik tak dapat diserap
hiperperistaltik
diare
distensi abdomen
ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
62
4.1.5 Perencanaan
Klien 1
Diagnose keperawatan Rencana Rasional
Kekurangan volume 1. Lakukan bina hubungan 1. Mempermudah dalam
cairan saling percaya. melakukan tindakan
keperawtan.
Setelah dilakukan 2. Pantau warna, jumlah dan 2. Mengetahui banyaknya
tindakan 4 x 24 jam frekuensi kehilangan cairan. kehilangan cairan
klien menunjukkan 3. Observasi khususnya 3. Mengetahui status hidrasi
1. Tidak terjadi terhadap kehilangan cairan dan mempermudah dalam
ketidakseimbangan yang tinggi elektrolit menentukan tindakan
cairan dan (misalnya, diare, drainase keperawatan.
elektrolit. luka, pengisapan nasogastrik,
2. Memiliki diaphoresis dan drainase
hematokrit dan ileostomi).
hemoglobin dalam 4. Identifikasi faktor pengaruh 4. Menetukan tindakan
batas normal untuk terhadap bertambah buruknya keperawatan selanjutnya.
klien. dehidrasi (misalnya, obat –
3. Tanda – tanda vital obatan, demam, stres dan
dalam batas program pengobatan).
normal. 5. Pantau hasil laboratorium 5. Menegakkan diagnose
4. Tidak mengalami yang relevan dengan medis dan keperawatan.
haus yang tidak keseimbangan cairan
normal. (misalnya, kadar hematokrit,
5. Memiliki BUN, albumin, protein total,
keseimbangan asmolalitas serum dan berat
asupan dan jenis urin). 6. Menetukan kebutuhan
haluaran yang 6. Pantau status hidrasi cairan yang dibutuhkan.
seimbang dalam 24 (misalnya, kelembapan
jam. membran mukosa,
6. Menampilkan keadekuatan nadi dan tekanan
hidrasi yang baik darah ortostatik). 7. Mengetahui
(membrane mukosa 7. Timbang berat badan setiap perkembangan keadaan
lembap, mampu hari dan pantau klien
berkeringat). kecendurangannya. 8. Memperbaiki keadaan
7. Memiliki asupan 8. Pertahankan keakuratan umum klien.
cairan oral dan/atau catatan asupan dan haluaran. 9. Menentukan jumlah
intravena yang 9. laporkan dan catat haluaran cairan yang akan
adekuat. kurang dari kebutuhan tubuh. diberikan.
10. Menentukan jumlah
10. laporkan dan catat haluaran cairan yang akan
lebih dari kebutuhan tubuh. diberikan.
11. Menentukan tindakan
11. laporkan abnormalitas keperawatan selanjutnya.
elektrolit. 12. Mempercepat
12. Berikan terapi IV sesuai penyembuhan klien dan
program. mengurangi diare.
63
Klien 2
Diagnosis Rencana Rasional
keperawatan (tujuan,
criteria hasil)
Kekurangan volume 1. Lakukan bina hubungan 1. Mempermudan dalam
cairan saling percaya. melakukan tindakan
Setelah dilakukan keperawatan.
tindakan 4 x 24 jam 2. Pantau warna, jumlah dan 2. Mengetahui banyaknya
klien menunjukkan frekuensi kehilangan kehilangan cairan
1. Tidak terjadi cairan.
ketidakseimbanga 3. Observasi khususnya 3. Mengetahui status hidrasi
n cairan dan terhadap kehilangan dan mempermudah dalam
elektrolit. cairan yang tinggi menentukan tindakan
2. Memiliki elektrolit (misalnya, keperawatan.
hematokrit dan diare, drainase luka,
hemoglobin dalam pengisapan nasogastrik,
batas normal untuk diaphoresis dan drainase
klien. ileostomi).
3. Tanda – tanda vital 4. Identifikasi faktor 4. Menetukan tindakan
dalam batas pengaruh terhadap keperawatan selanjutnya
normal. bertambah buruknya
4. Tidak mengalami dehidrasi (misalnya, obat
haus yang tidak – obatan, demam, stres
normal. dan program
5. Memiliki pengobatan). 5. Menegakkan diagnose
keseimbangan 5. Pantau hasil laboratorium medis dan keperawatan.
asupan dan yang relevan dengan
haluaran yang keseimbangan cairan
seimbang dalam 24 (misalnya, kadar
jam. hematokrit, BUN,
6. Menampilkan albumin, protein total,
hidrasi yang baik asmolalitas serum dan
(membrane mukosa berat jenis urin). 6. Menentukan kebutuhan
lembap, mampu 6. Pantau status hidrasi cairan yang dibutuhkan.
berkeringat). (misalnya, kelembapan
7. Memiliki asupan membran mukosa,
cairan oral dan/atau keadekuatan nadi dan
7. Mengetahui
intravena yang tekanan darah ortostatik).
perkembangan keadaan
adekuat. 7. Timbang berat badan
klien
setiap hari dan pantau
8. Memperbaiki keadaan
kecendurangannya.
umum klien.
8. Pertahankan keakuratan
catatan asupan dan 9. Menentukan jumlah cairan
haluaran. yang akan diberikan.
9. laporkan dan catat
haluaran kurang dari 10. Menentukan jumlah cairan
kebutuhan tubuh. yang akan diberikan.
10. laporkan dan catat
66
4.1.6 Pelaksanaan
Diagnosa 2 2 2 29
Keperawata 6 – 7 – 8 – 02 –
n 02 02 – – 2016
– 2016 02
201 –
6 20
16
Klien 1
Kekurangan I I I Im
volume mpl mple m plement
cairan em ment pl asi
ent asi e
asi m
en
ta
si
08.45 1. Membina 08.45 1. Memantau warna, 08.45 1. Memantau 08.45 1. Memantau warna,
hubungan saling jumlah dan warna, jumlah jumlah dan frekuensi
percaya frekuensi dan frekuensi kehilangan cairan
2. Memantau kehilangan cairan kehilangan (diare 1x / hari
warna, jumlah (diare > 3x / hari cairan (diare konsistensi setengah
dan frekuensi konsistensi cair, 2x / hari padat, warna kuning)
kehilangan cairan warna kuning, konsistensi cair 2. Memantau status
(diare 1 jam 2 – muntah 2x) + ampas, warna hidrasi dan tanda –
3x konsistensi 2. Memantau status kuning, muntah tanda vital (turgor
69
Ketidaksei 08.00 1. Memantau status 08.00 1. Memantau status 08.00 1. Memantau 08.00 1. Memantau status
mbangan nutrisi (tidak mau nutrisi (tidak mau status nutrisi nutrisi (px mau
nutrisi makan, minum makan, minum (tidak mau makan, minum susu
kurang dari susu 1 botol ± susu 1 botol ±300 makan, minum 1,5 botol ± 400 cc/
kebutuhan 300 cc / hari) cc/ hari, makan susu 1,5 botol ± hari, makan jelly
tubuh 09.00 2. Menimbang berat jelly sedikit) 400 cc/ hari, sedikit dan roti)
badan setiap hari 09.00 2. Menimbang berat makan jelly dan 2. Menimbang berat
(BB sebelum = badan setiap hari 09.30 roti sedikit) badan setiap hari (BB
10,8 kg, BB (BB = 10,2 kg) 2. Menimbang 09.00 = 10,3 kg)
sesudah = 10,2 3. Menyediakan berat badan 3. Menyediakan
kg) makanan dan setiap hari (BB makanan dan cairan
3. Menyediakan cairan diet = 10,2 kg) diet seimbang selagi
makanan dan seimbang selagi 3. Menyediakan hangat
cairan diet hangat makanan dan 4. Memberikan
seimbang selagi 4. Memberikan cairan diet makanan sedikit tapi
10.00 hangat makanan sedikit seimbang selagi 10.00 sering
4. Memberikan 10.00 tapi sering hangat 5. Memberikan
71
Ketidakefek 08.00 1. Melakukan bina 08.00 1. Memberikan 10.00 1. Menganjurkan 08.00 1. Menganjurkan klien
tifan koping hubungan saling informasi faktual klien untuk untuk melakukan
individu percaya. yang terkait melakukan teknik relaksasi dan
2. Memberikan dengan penyakit teknik relaksasi distraksi
informasi faktual klien. dan distraksi (menggambar dan
yang terkait 09.00 2. Menganjurkan (menggambar bermain).
dengan penyakit klien untuk dan bermain). 2. Melibatkan klien
09.00 klien. melakukan teknik 2. Melibatkan dalam perencanaan
3. Menganjurkan relaksasi dan klien dalam aktivitas
klien untuk distraksi perencanaan 09.00 keperawatan.
melakukan teknik (menggambar dan aktivitas 3. Meminta keluarga
relaksasi dan bermain). 12.00 keperawatan. untuk selalu
distraksi 3. Melibatkan klien 3. Meminta menemani klien.
(menggambar dalam keluarga untuk 4. Menggunakan
10.00 dan bermain). perencanaan selalu pendekatan yang
4. Melibatkan klien aktivitas menemani tenang dan
dalam 10.00 keperawatan. klien. 12.00 meyakinkan.
perencanaan 4. Meminta keluarga 4. Menciptakan 5. Menciptakan suasana
aktivitas untuk selalu suasana tenang. 14.00 tenang.
keperawatan. menemani klien. 6. Memberikan KIE
5. Meminta 5. Menggunakan tentang tentang cara
keluarga untuk pendekatan yang memantau asupan
12.00 selalu menemani 12.00 tenang dan dan haluaran (misal,
klien. meyakinkan. dalam pispot atau
6. Menggunakan 6. Menciptakan urinal), asuhan
pendekatan yang suasana tenang. mengenai tanda
tenang dan komplikasi
73
Klien 2
I I I I
m m m m
p p p p
l l l l
e e e e
m m m m
e e e e
n n n n
t t t t
a a a a
s s s s
i i i i
0 0 0 0
3 4 5 6
– – – –
0 0 0 0
3 3 3 3
– – – –
2 2 2 2
0 0 0 0
1 1 1 1
6 6 6 6
Kekurangan 17.00 1. Memantau 08.00 1. Memantau warna, 08.00 1. Memantau 08.30 1. Memantau warna,
75
volume warna, jumlah jumlah dan warna, jumlah jumlah dan frekuensi
cairan dan frekuensi frekuensi dan frekuensi kehilangan cairan
kehilangan cairan kehilangan cairan kehilangan (diare 2x / hari
(diare > 4x / hari (diare > 4x / hari cairan (diare > konsistensi setengah
konsistensi cair, konsistensi cair, 3x + ampas / padat, warna kuning)
warna kuning, warna kuning, hari, warna 2. Memberikan infuse
muntah 2x) 09.00 muntah 1x) kuning, tidak 09.00 D5 ¼ NS 16 tpm
2. Memantau hasil 2. Memberikan 09.00 muntah) 3. Memantau status
laboratorium infuse D5 ¼ NS 2. Memantau hidrasi dan tanda –
yang relevan 10.00 16 tpm status hidrasi tanda vital (turgor
dengan 3. Memantau status dan tanda – kulit elastis, mukosa
keseimbangan hidrasi dan tanda – tanda vital bibir lembab, N =
cairan tanda vital (turgor (turgor kulit 140x / menit, R = 30x
(hematokrit 32,4 kulit kering, kering, mukosa / menit, S = 36,50 C)
18.00 %) mukosa bibir bibir kering, N 4. Menimbang berat
3. Memberikan kering, N = 142x / = 126x / menit, badan (sebelum sakit
infuse D5 ¼ NS menit, R = 33x / R = 29x / menit, = 8,8 kg, setelah sakit
16 tpm menit, S = 37,40 C S = 36,70 C) 10.30 = 8,5 kg)
4. Memantau status 4. Menimbang berat 3. Menimbang 5. Memberikan amoxan
hidrasi dan tanda badan (sebelum berat badan 150 mg, antrain 100
– tanda vital sakit = 8,8 kg, (sebelum sakit mg, probio kid 1
(turgor kulit setelah sakit = 8,4 = 8,8 kg, sachet
kering, mukosa kg) 10.00 setelah sakit = 6. laporkan dan catat
bibir kering,N = 5. Memberikan 8,4 kg) haluaran kurang dari
160x / menit, R = amoxan 150 mg, 4. Memberikan kebutuhan tubuh
19.00 30x / menit, S = antrain 100 mg, amoxan 150 (ganti popok 3x).
37,80 C) probio kid 1 sachet mg, antrain 100 7. Meningkatkan asupan
5. Menimbang berat 6. laporkan dan catat mg, probio kid oral (minum minimal
76
mukosa bibir amoxan 150 mg, 09.30 2. Memberikan mg, probio kid 1
18.00 kering). antrain 100 mg, amoxan 150 09.30 sachet.
3. Memberikan probio kid 1 mg, antrain 100 3. Memantau tanda –
amoxan 150 mg, sachet, mg, probio kid tanda vital (N =
antrain 100 mg, paracetamol 100 1 sachet. 140x / menit, S =
probio kid 1 ml 10.00 3. Memantau 36,50C, R = 30x /
10.00
sachet, 3. Memantau tanda – tanda – tanda menit)
10.30
paracetamol 100 tanda vital (N = vital (N = 4. Memberikan pakaian
ml 142x / menit, S = 126x / menit, S yang tipis
4. Memantau tanda 37,40C, R = 33x / = 36,70C, R = 5. Meganjurkan asupan
– tanda vital (N = menit) 29x / menit) oral minimal 8 gelas /
160x / menit, S = 4. Memberikan 4. Memberikan 15.00 hari
19.00 37,80C, R = 30x / pakaian yang tipis pakaian yang 6. Mengatur ventilasi
menit) 5. Mengajarkan tipis yang cukup
5. Memberikan keluarga dalam 5. Mengajarkan 7. Memberikan KIE
pakaian yang mengukur suhu keluarga dalam tentang tentang cara
tipis untuk mencegah mengukur suhu memantau asupan
6. Mengajarkan hipertermi untuk dan haluaran (misal,
keluarga dalam 6. Memberikan mencegah dalam pispot atau
mengukur suhu kompres hangat / hipertermi urinal), asuhan
untuk mencegah dingin pada bagian 6. Meganjurkan mengenai tanda
hipertermi lipatan – lipatan asupan oral komplikasi
7. Mengajarkan (ketiak, paha, minimal 8 gelas kekurangan volume
keluarga kening, tengkuk). / hari cairan dan kapan
memberikan 7. Meganjurkan 7. Mengatur harus menghubungi
kompres hangat / asupan oral ventilasi yang dokter atau ambulan
dingin pada minimal 8 gelas / cukup darurat, nutrisi yang
bagian lipatan – hari seimbang, perawatan
78
Ketidaksei 17.00 1. Memantau status 08.00 1. Memantau status 09.00 1. Memantau 09.00 1. Memantau status
mbangan nutrisi (tidak mau nutrisi (tidak mau status nutrisi nutrisi (minum susu4
nutrisi makan, minum makan, minum (minum susu3 botol ± 500 cc/ hari,
kurang dari susu 2 botol ± susu 2 botol ±250 botol ± 375 cc/ makan nasi sedikit
kebutuhan 250 cc / hari) cc/ hari). hari, nasi dan dan roti).
tubuh 18.00 2. Menimbang berat 09.00 2. Menimbang berat roti sedikit). 2. Menimbang berat
badan setiap hari badan setiap hari 09.30 2. Menimbang badan setiap hari (BB
(BB sebelum = (BB = 8,4 kg) berat badan 09.30 = 8,5 kg).
8,8 kg, BB 3. Menyediakan setiap hari (BB 3. Menyediakan
sesudah = 8,4 makanan dan 10.00 = 8,4 kg). makanan dan cairan
kg). cairan diet 3. Menyediakan diet seimbang selagi
3. Menyediakan seimbang selagi makanan dan hangat.
makanan dan hangat cairan diet 4. Memberikan
cairan diet 4. Memberikan seimbang selagi makanan sedikit tapi
seimbang selagi makanan sedikit hangat. sering.
19.00 hangat. 10.00 tapi sering 4. Memberikan 5. Memberikan
4. Memberikan 5. Memberikan makanan sedikit makanan tambahan /
makanan sedikit makanan tapi sering. snack sesuai
tapi sering. tambahan / snack 5. Memberikan 10.30 kesukaan klien.
5. Memberikan sesuai kesukaan makanan 6. Memantau tanda –
makanan klien Memantau tambahan / tanda vital (turgor
tambahan / snack tanda – tanda vital snack sesuai kulit elastis, N =
sesuai kesukaan (turgor kulit kesukaan klien. 140x / menit, S =
klien. kering, N = 142x / 6. Memantau 36,50C, R = 30x /
6. Memantau tanda menit, S = 37,40C, tanda – tanda menit).
– tanda vital R = 33x / menit) vital (turgor 7. Kolaborasi dengan
(turgor kulit 6. Kolaborasi dengan kulit kering, N tim medis dan tim
kering, N = tim medis dan tim = 126x / menit, gizi dalam pemberian
80
4.1.7 Evaluasi
Klien 1
Diagnose Hari / tanggal Evaluasi
keperawatan
Kekurangan 26 – 02 – 2016 S: ibu px mengatakan px diare 1 jam 2 –
volume cairan 3x / hari konsistensi cair, muntah2x.
O: px muntah, keadaan umum lemas,
turgor kulit kering, BB sebelum sakit =
10,8 kg, setelah sakit = 10,2 kg,
hematokrit = 34,3 %, N = 120 x / menit,
S = 37, R = 28 x / menit.
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
27 – 02 – 2016 S : ibu px mengatakan px diare > 3x /
hari konsistensi cair, warna kuning,
muntah 2x.
O :keadaan umum lemas, turgor kulit
kering, tanda – tanda vital N = 110x /
menit, R = 28x / menit, S = 36,60C, BB
= 10,2 kg, hematokrit = 34,3 %.
A = masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
28 – 02 – 2016 S: ibu px mengatakan px diare 2x / hari
konsistensi cair + ampas, warna kuning,
muntah 1x.
O :keadaan umum mulai membaik,
turgor kulit kering, tanda – tanda vital N
= 122x / menit, R = 31x / menit, S =
36,70C, hematokrit 34,3 %.
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Rencana KRS besok.
Klien 2
Diagnose Hari / tanggal Evaluasi
keperawatan
Kekurangan 03 – 03 – 2016 S : ibu px mengatakan px diare > 4x /
volume cairan hari konsistensi cair, warna kuning,
muntah 2x
O : keadaan umum lemas, turgor kulit
kering, N = 160x / menit, R = 30x /
menit, S = 37,80 C, berat badan sebelum
sakit = 8,8 kg, setelah sakit = 8,4 kg,
hematokrit = 32,4 %.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkajian
1. Identitas
lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai
perawatannya (potter,2005).
anak.Dan pada saat umur masih anak-anak seperti pada An. Alv dan An.
Alz yang masih berumur 2 tahun dan 1 tahun imunitas aktif masih belum
1,2,3 bulan), DPT(umur 1,2,3 tahun), Polio (umur 1,2,3 bulan), Campak
(umur 11 bulan). An alv maupun An. Alz mempunyai alergi susu sapi.
Karena penyakit diare disebabkan oleh bakteri dan bakteri itu sendiri bisa
menyebar, jadi kalau bakteri di dalam organ pencernaan masih ada, maka
bakteri itu bisa menyebar, penyakit diare juga disebabkan karena makan
pasien mengatakan sejak hari rabu px buang air besar cair 1 jam 2 – 3x dan
Amelia. Sedangkan pada An. Alz ibu pasien mengatakan sejak hari kamis
pagi px diare > 4x dengan konsistensi cair dan muntah. Setelah itu px
suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada,
kemudian timbul diare.Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau
seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin
banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat
diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau
sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang
mata dan ubun-ubun membesar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan
Menurut peneliti, dari tanda – tanda yang dialami An. Alv dan An.
Alz sudah masuk dalam tanda – tanda diare, tetapi kedua klien tidak
mengalami mata dan ubun – ubung yang membesar dan menjadi cekung
penolong dokter dan bidan. Sedangkan pada An. Alz didapatkan ibu tidak
dokter dan bidan. Pada saat lahir tidak sianosis, tidak ikterik, dan tidak
kejang.
kenaikan berat badan selama hamil berapa kg, imunisasi TT berapa kali,
RS, klinik dan rumah.ama dan jenis persalinan : spontan, forcep, operasi
dan lain – lain. Penolong persalinan : dokter, bidan atau dukun, cara untuk
robek perineum, infeksi nifas. Post natal, kondisi bayi : BB lahir berapa
91
Menurut peneliti, pada An. Alv sudah sesuai dengan teori karena
klien lahir normal dengan berat badan 3800 gram dan tinggi badan 49 cm.
sedangkan pada An. Alz sesuai klien lahir normal pada usia kehamilan 39
minggu dengan berat badan 3200 gram dan tinggi badan 48 cm.
5. Kebutuhan dasar
adalah roti dan jelly, jarang makan nasi, sedangkan makanan yang disukai
An. Alz tidak adadan jarang makan nasi dan sayur. Pada saat di rumah
sakit makanan yang disukai pada An. Alv adalah susu kurang lebih 300
cc/hari , roti dan jelly,sedikit. Sedangkan pada An. Alz tidak mau makan
hanya minum susu kurang lebih 500 cc/hari. Pola eliminasi pada An. Alv
x / hari. Sedangkan pada An. Alz BAB = >4x/ hari konsistensi cair, BAK
makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan
3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada
anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik,
diare tidak hanya dengan dilakukan dengan rehidrasi tapi nutrisi juga
karena ada kandungan protein didalamnya sedangkan pada An. Alz masih
300 ml susu berukuran 300 ml dan air putih kurang lebih 2 gelas
berukuran 150 ml dan status nutrisinya BB/U, TB/U, atau BB/TB, maka
rumusnya :
Z – SCORE =
SD UPPER/LOWER
1,5
= -2,8 (kurang)
TB/U = 98 – 94,2
3,7
= 1,02 (normal)
1,3
= -3,8 (kurang)
93
Dan pada An. Alz didapatkan klien tidak pernah melakukan tindakan
botol susu berukuran 125 ml dan status nutrisinya BB/U, TB/U, atau
Z – SCORE =
SD UPPER/LOWER
1,3
= - 2, 9 (kurang)
TB/U = 78 – 86,0
3,3
= - 2,4 (kurang)
0,8
= - 2,6 (kurang)
geraham perama menusul gigi taring. Pasien dengan dehidrasi ringan dan
sedang cairan diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na
HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut dan karena pada anak di atas
94
badannya.
kurang / rendah.Karena dari dalam diri klien sendiri klien sulit untuk
makan dan ditambah lagi klien mengalami diare, jadi klien banyak
mengalami kehilangan cairan dan berat badan klien menurun dan tidak
atau rendah.
7. Pemeriksaan fisik
Alv yaitu hipertympani, bising usus 14x/menit, sedangkan pada An. Alz
Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak
normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit
kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada
diare sedang. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt,
suhu meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok),
capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa
Menurut peneliti, pemeriksaan fisik pada An. Alv dan An. Alz
sudah sesuai dengan teori karena biasanya pada klien yang mengalami
diare akan terjadi peningkatan nadi, suhu tubuh, dan peristaltic usus.
96
8. Hasil laboratorium
Tanggal : 03 – 03 - 2016
Darah Lengkap
HASIL LABORATORIUM
Tanggal : 05 – 03 - 2016
kalsium, kalium dan fosfat, pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk
Alv HB = 11,1 (L), Hematokrit 32,3 (L), LED 25 (H). Pada An. Alz
9. Obat – obatan
Pada An. Alv didapatka hasil normal semua pada hasil, sedangkan
pada An. Alz ditemukan hasil tidak normal pada perkembangan motorik
kasar.
berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut
harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu
seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada
99
diri anak. Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan,
bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun berdiri dengan satu kaki tampa
dan usianya, sedangkan perkembangan pada An. Alz terdapat satu yang
Berdasarkan pengumpulan data yang ada pada saat pengkajian awal maka
pada An. Alv diperoleh masalah keperawatan kekurangan volume cairan karena
mengalami diare 1 jam 2 – 3 kali dengan konsistensi cair dan muntah. Dalam
menangis terus, turgor kulit kering, mukosa bibir kering, bising usus = 14x /
menit. Sedangkan pada An. Alz juga diperoleh masalah keperawatan kekurangan
volume cairan karena klien mengalami diare > 4x / hari dengan konsistensi cair
dan muntah. Dalam pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum klien
lemah, turgor kulit kerng, mukosa bibir kering, bising usus 12x / menit.
Menurut peneliti, masalah yang muncul pada An. Alv dan An. Alz sudah
cairan. Menurut teori intervensi yang dilakukan pada klien yang mengalami
A. Aktivitas keperawatan
drainase ileostomi).
3. Pantau perdarahan (misalnya, periksa semua sekret dari adanya darah nyata
8. Cek arahan lanjut klien untuk menentukan apakah penggantian cairan pada
C. Aktivitas kolaboratif
dengan kebutuhan.
D. Aktivitas lain
2. Tentukan jumlah cairan yang masuk dalam 24 jam, hitung asupan yang
4. Ubah posisi klien Trendelenburg atau tinggikan tungkai klien bila hipotensi,
kecuali dikontraindikasikan.
waktu makan, ganti air es secara rutin, buat es mambo dari jus kesukaan
anak, cetak agar – agar dalam bentuk yang lucu – lucu, gunakan cangkir
E. Perawatan di rumah
1. Ajarkan pemberi asuhan keluarga tentang cara memantau asupan dan haluaran
3. Untuk mengukur haluaran bayi, hitung atau timbang popok basahan. 1 gram
4. Tawarkan cairan yang disukai anak (missal, susu, gelatin, jus beku, es krim),
6. Buat bagan dan berikan anak gambar tempel atau stiker ketika asupan cairan
adekuat.
7. Untuk mendorong anak agar mau minum cairan, sediakan sedotan untuk
minum, buat es mambo dari jus, cetak agar – agar dalam berbagai bentuk.
tidak hanya dengan dilakukan penggantian cairan saja tapi juga dipengaruhi
Pada An. Alv telah dilakukan tindakan rehidrasi, dietetik, obat – obatan ,
memberikan KIE tentang nutrisi dan penaganan pertama untuk pemberian cairan
selama 4 hari hasilnya yaitu temperatur kulit normal, kulit elastis, tidak buang air
besar melebihi batas normal, mukosa bibir lembab, sudah tidak muntah, tidak ada
tanda-tanda dehidrasi, frekuensi buang air besar menurun. Hasil pada An. Alv
pada hari pertama frekuensi diare 1 jam 2 – 3x dengan konsistensi cair, pada hari
kedua frekuensi diare > 3x / hari dengan konsistensi cair, pada hari ketiga
104
frekuensi diare 2x / hari dengan konsistensi cair disertai ampas. Dan pada hari
Pada An. Alz telah dilakukan tindakan rehidrasi, dietetik, obat – obatan ,
memberikan KIE tentang nutrisi dan penaganan pertama untuk pemberian cairan
selama 4 hari hasilnya yaitu temperatur kulit normal, kulit elastis, tidak buang air
besar melebihi batas normal, mukosa bibir lembab, sudah tidak muntah, tidak ada
tanda-tanda dehidrasi, frekuensi buang air besar menurun. Hasil pada An. Alz
yaitu pada hari pertama dan kedua frekuensi diarenya > 4x/ hari dengan
konsistensi cair, pada hari ketiga frekuensi diarenya > 3x / hari dengan konsistensi
cair disertai ampas. Dan pada hari ke empat frekuensi diarenya menjadi 2x / hari
cairan diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl
dan glukosa untuk diare akut dan karena pada anak di atas umur 6 bulan kadar
natrium 90 ml g/L. Pada anak dibawah 6 bulan dehidrasi ringan / sedang kadar
Pengobatan dietetik untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun
dengan BB kurang dari7 kg jenis makanan seperti susu (ASI adalah susu laktosa
yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, al
miron), makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasitim), bila anak
tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa, susu khusus yang disesuaikan
dengan kelainan yang ditemukan susu dengan tidak mengandung laktosa / asam
melalui tinja dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit
dan glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras sbb).Obat anti sekresi
mengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal,
tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare sehingg tidak diberikan
lagi.Antibiotik umumnya tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas bila
bronkopneumonia.
semuanya berhasil.Pada An. Alv frekuensi buang air besar menurun pada hari
kedua, sedangkan pada An. Alz frekuensi buang air besarnya menurun pada hari
faktor seperti daya tahan tubuh klien, usia, dan gangguan perkembangan yang
dialami klien.
4.2.5 Evaluasi
Pada An. Alv setelah dilakukan tindakan rehidrasi, dietetic, obat, dan
memberikan KIE tentang nutrisi dan penggantian cairan secara mandiri selama 4
hari hasilnya yaitu temperatur kulit normal, kulit elastis, tidak muntah, frekuensi
BAB menurun, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, mukosa bibir lembab. Hasil pada
An. Alv pada hari pertama frekuensi diare 1 jam 2 – 3x dengan konsistensi cair,
pada hari kedua frekuensi diare > 3x / hari dengan konsistensi cair, pada hari
ketiga frekuensi diare 2x / hari dengan konsistensi cair disertai ampas. Dan pada
hari keempat frekuensi diare menjadi 1x / hari dengan konsistensi setengah padat,
rehidrasi, dietetic, obat, dan memberikan KIE tentang nutrisi dan penggantian
cairan secara mandiri selama 4hari hasilnya yaitu temperatur kulit normal, kulit
elastis, tidak muntah, frekuensi BAB menurun, tidak ada tanda-tanda dehidrasi,
mukosa bibir lembab. Hasil pada An. Alz pada hari pertama frekuensinya > 4x /
hari dengan konsistensi cair, dan pada hari ke 4 frekuensi diarenya menjadi 2x/
hari dnegan konsistensi setengah padat. Hasil pada An. Alz yaitu pada hari
pertama dan kedua frekuensi diarenya > 4x/ hari dengan konsistensi cair, pada
hari ketiga frekuensi diarenya > 3x / hari dengan konsistensi cair disertai ampas.
Dan pada hari ke empat frekuensi diarenya menjadi 2x / hari dengan konsistensi
obat – obatan, demam, stres dan program pengobatan), pantau hasil laboratorium
albumin, protein total, asmolalitas serum dan berat jenis urin), pantau status
darah ortostatik), timbang berat badan setiap hari dan pantau kecendurangannya.
sedotan, beri cairan diantara waktu makan, buat es mambo dari jus kesukaan anak,
cetak agar – agar dalam bentuk yang lucu – luc), ajarkan pemberi asuhan keluarga
tentang cara memantau asupan dan haluaran (misal, dalam pispot atau urinal).
Menurut peneliti, tindakan keperawatan yang dilakukan pada An. Alv dan
An. Alz tidak semuanya dapat dilakukan dan diberikan kepada klien, karena ada
klien tidak kooperatif, klien rewel, takut dengan tenaga medis dan orang asing
serta keterbatasan sarana dan prasarana yang ada di lahan dan gangguan
perkembangan dan pertumbuhan pada klien.. Tetapi pada An. Alv pada hari kedua
frekuensi buang air besarnya sudah menurun dan mau makan sedikit.dan pada hari
ke 4 frekuensi buang air besarnya sudah mulai normal dan anak tidak rewel lagi.
Sedangkan pada An. Alz pada hari kedua frekuensi buang air besarnya
belum mengalami penurunan dan masih rewel dan pada hari ke 4 An. Alz sudah
108
mulai mengalami penurunan frekuensi diare dan sudah tidak rewel lagi. Hasilnya
yaitu mempengaruhi dalam proses penyembuhan. Pada hari ke 4 pada An. Alv
hasilnya yaitu kulit elastis, tidak mengalami diare, tidak ada tanda-tanda
pada An. Alz hasilnya kulit elastis, tidak mengalami diare yang berlebih, tidak
kenaikan.