Anda di halaman 1dari 53

43

BAB IV

HASIL DARI STUDI KAUS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil studi kasus beserta pembahasannya yang

meliputi penjabaran data umum dan data khusus serta analisa mengenai

Pemberian Oksigenasi untuk Meningkatkan Bersihan jalan nafas tidak efektif

pada Anak Pneumonia sebelum dan sesudah perawatan. Pengambilan studi kasus

di lakukan dengan metode dokumentasi atau mengambil data dari sumber yang

terpercaya.

4.1 Hasil Studi Kasus

4.1.1 Pengkajian

1. Identitas

(Tabel 4.1 Identitas Pasien)

Identitas Klien Pasien 1 Pasien 2


Nama An. D An. A
Tempat tanggal lahir - Selo, 09 September 2014
Umur 4 Tahun 44 hari
Pendidikan - -
Alamat Guno jatisono wonogiri Sepi RT 01 RW 05 Jrahkah, Selo
No. Rm - -
Tanggal Masuk 04 Januari 2014 19 Oktober 2014
Tanggal Pengkajian 04 Maret 2014 23 Oktober 2014
Diagnosa Medis Pneumonia Pneumonia

(Tabel 4.2 Identitas Orang Tua)


44

Identitas Orang Tua Pasien 1 Pasien 2


Nama Ayah Tn. P Tn. S
Umur 33 Tahun 16 Tahun
Pendidikan Ayah Tamat SMA Tamat SD
Pekerjaan Ayah Buruh Buruh
Agama Islam Islam
Alamat Ayah Guno jatisono wonogiri Sepi RT 01 RW 05 Jrahkah, Selo
Suku Bangsa Indonesia Indonesia
Nama Ibu - Ny. D
Umur - 23 Tahun
Pendidikan Ibu - Tamat SD
Pekerjaan Ibu - Ibu rumah tangga
Agama - Islam
Alamat Ibu - Sepi RT 01 RW 05 Jrahkah, Selo

2. Riwayat Kesehatan

(Tabel 4.3 Riwayat Penyakit)

Riwayat Penyakit Pasien 1 Pasien 2


Keluhan Utama keluarga klien Ibu klien mengatakan anaknya

mengatakan anaknya sesak napas dan batuk

sesak napas

(Tabel 4.4 Riwayat Penyakit Sekarang)

Riwayat Penyakit Pasien 1 Pasien 2

Sekarang
45

Saat masuk rumah sakit keluarga an. D mengatakan Ibu klien mengatakan pasien
bahwa 2 hari sebelum demam 3 hari, batuk seseg ± 1
masuk rumah sakit, anak
hari sebelum masuk RS dan
demam, 1 hari kemuadian
disertai kejang ±5 kali dalam
demam tidak berkurang ,
sehingga anak dibawa satu hari, Batuk terus menerus,

kepelayanan kesehatan dan mengeluarkan bunyi grok-


terdekat namun demam grok, Pada sore hari jam 17.45
panda an. D tidak
An.A langsung dibawa ke
berkurang sehingga anak
RSUD Pandanarang Boyolali
dirujuk ke RSUD
MOEWARDI pada tanggal dan masuk IGD kemudian An.A
4 januari 2014 pukul 16.00 masuk ruang perinatologi
WIB, dan dirawat inap di
tanggal 19 Oktober 2014.
ruang melati 2 selama +-1
bulan

Waktu dikaji Keluarga pasien mengatakan Ibu klien mengatakan anaknya


D harus dirawat di ruang mengalami demam 3 hari, batuk

PICU pada tanggal 31 seseg dan kejang ± 5 kali dalam

januari 2014 pukul 17.00 1 hari disertai Batuk terus


menerus, dan mengeluarkan
WIB dan dipasang
bunyi grok-grok
ventilator dengan setting
(preasure control). Anak
mendapatkan perawatan
yang intensif. Anak
terpasang ETT pada
tanggal 31 januari 2014.
Anak mengalami gagal
nafas, suhu 37,6C.
46

3. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

(Tabel 4.5 Riwayat Kehamilan dan Kelahiran)

Prenatal Pasien 1 Pasien 2


- Imunisasi TT - Ibu klien mengatakan - Ibu klien mengatakan

mendapatkan imunisasi TT tidak mendapatkan

imunisasi TT
Kesehatana ibu hamil - Saat mengandung ibu - Saat mengandung ibu

klien mengatakan tidak klien mengatakan tidak

memiliki penyakit infeksi memiliki penyakit infeksi

dan menular, hanya sering dan menular, hanya flu.

mual dan sulit makan.

- Ibu klien juga tidak - ibu klien juga tidak

- Merokok/alkohol memiliki kebiasaan meroko memiliki kebiasaan

dan tidak mengkonsumsi meroko dan tidak

obat-obatan sel vitamin mengkonsumsi obat-

tambah darah (Fe). obatan sel vitamin

tambah darah (Fe)


47

- Lama kehamilan - Ibu klien mengatakan - Ibu klien mengatakan

mengandung An. F selama mengandung An. N

9 bulan. selama 9 bulan.

- Pemeriksaan ANC - Ibu klien mengatakan rutin - Ibu klien mengatakan

memeriksa kehamilannya rutin memeriksa

di bidan, klinik pelayanan, kehamilannya di bidan,

atau kesehatan lainnya. Ibu klinik pelayanan, atau

klien juga mengatakan kesehatan lainnya.

terkadang melakukan USG

untuk mengetahui kondisi

bayinya selama kehamilan,

ibu klien selama hamil

mengalami kenaikan berat

badan sebesar 56 Kg.

Intranatal Pasien 1 Pasien 2


- Lama persalinan - Ibu klien mengatakan 2 - Ibu klien mengatakan 1

jam proses persalinan An. jam proses persalinan An.

D A

- Jenis Persalinan - Ibu klien mengatakan An. - Ibu klien mengatakan An.

F dilahirkan secara normal N dilahirkan secara

- Ibu klien mengatakan normal

- Tempat dan penolong melahirkan diklinik - Ibu klien mengatakan


48

dibantu bidan. melahirkan di klinik di

- Obat yang digunakan - Ibu klien mengatakan bantu bidan

- Kondisi bayi tidak mengetahui obat- - Ibu klien mengatakan

obatan yang digunakan tidak mengetahui obat-

- BB dan TB bayi pada saat itu. obatan yang digunakan

- Ibu klien mengatakan pada saat itu.

presentasi bayi saat - Ibu klien mengatakan

melahirkan adalah kepala. presentasi bayi saat

- BB : 3100 gram melahirkan adalah

TB : kepala.

- Komplikasi lahir - Tidak ada komplikasi lahir - BB : 3000 gram

TB :

- Tidak ada komplikasi

lahir
Postnatal Pasien 1 Pasien 2
- Lama di Rs/Klinik - Ibu klien mengatakan - Ibu klien mengatakan

setelah melahirkan tidak setelah melahirkan di

dirawat dan langsung rawat 1 hari.

pulang.

- Masalah yang - Ibu klien mengatakan - Ibu klien mengatakan

berhubungan dengan anaknya tidak memiliki anaknya tidak memiliki

pernapasan masalah yang masalah yang

berhubungan dengan berhubungan dengan

pernapasan setelah pernapasan setelah

dilahirkan. dilahirkan.
49

- Masalah yang - Ibu klien mengatakan - Ibu klien mengatakan

berhubungan dengan anaknya tidak memiliki anaknya tidak memiliki

nutrisi masalah yang berhungan masalah yang berhungan

dengan nutrisi setelah lahir dengan nutrisi setelah

- Ibu klien mengatakan An. lahir.

- Peralatan pendukung F tidak menggunakan - Ibu klien mengatakan An.

yang digunakan peralatan pendukung saat N tidak menggunakan

lahir. peralatan pendukung saat

lahir.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

(Tabel 4.6 Riwayat Kesehatan Masa Lalu)

Pasien 1 Pasien 2
Penyakit waktu kecil : Penyakit waktu kecil :

- Ibu klien mengatakan An. D pernah - Ibu klien mengatakan An. A pernah demam

batuk dan pilek beberapa bulan yang batuk dan pilek beberapa bulan yang lalu

lalu dan dibawa berobat ke klinik. dan dibawa berobat ke klinik.

- Dirawat di RS : - Dirawat di RS :

Ibu klien mengatakan An. D tidak Ibu klien mengatakan An. A tidak pernah

pernah dirawat di RS sebelumnya. dirawat di RS sebelumnya.

- Obat yang digunakan : - Obat yang digunakan :

Ibu klien mengatakan pada saat An. Ibu klien mengatakan pada saat An. A

D sakit, ia diberi obat batuk dan pilek sakit, ia diberi obat penurun panas dan obat

oleh bida batuk pilek oleh bidan.

- Tindakan Operasi : - Tindakan Operasi :


50

Ibu klien mengatakan An. D tidak Ibu klien mengatakan An. A tidak pernah

pernah dioperasi. dioperasi

- Alergi : - Alergi :

Ibu klien mengatakan An. D tidak Ibu klien mengatakan An. A tidak memiliki

memiliki alergi terhadap makanan alergi terhadap makanan atau obat.

atau obat. - Riwayat kecelakaan :

- Riwayat kecelakaan : Ibu klien mengatakan An. A tidak pernah

Ibu klien mengatakan An. D tidak mengalami kecelakaan yang serius.

pernag mengalami kecelakaan yang - Riwayat imunisasi :

serius. Ibu klien mengatakan An. A hanya diberi

- Riwayat imunisasi : imunisasi pada saat baru lahir.

Ibu klien mengatakan An. D diberi 2

kali imunisasi, yaitu pada saat baru

lahir dan ketika usia 2 bulan.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

(Tabel 4.7 Riwayat Kesehatan Keluarga)

Pasien 1 Pasien 2
Ibu klien mengatakan dalam kelurganya Ibu klien mengatakan dalam kelurganya tidak ada

tidak ada yang menderita penyakit yang menderita penyakit keturunan seperti
51

keturunan seperti penyakit hipertensi, penyakit hipertensi, diabetes mellitus, dan

diabetes mellitus, dan kelainan jantung, kelainan jantung, ibu klien juga mengatakan tidak

ibu klien juga mengatakan tidak ada ada anggota keluarganya yang menderita penyakit

anggota keluarganya yang menderita TBC atau penyakit seperti yang sedang diderita

penyakit TBC atau penyakit seperti yang penyakit TBC atau penyakit seperti yang sedang

sedang diderita penyakit TBC atau diderita oleh An. A

penyakit seperti yang sedang diderita oleh

An. D

6. Riwayat Sosial

(Tabel 4.8 Riwayat Sosial)

Pasien 1 Pasien 2
- Yang mengasuh : - Yang mengasuh :

Ibu klien mengatakan, An. D Ibu klien mengatakan An. A tinggal bersama

tinggal bersama bapak , ibu, serta kedua orangtua dan saudara kandungnya. Pada

bibi, paman dan sepupunya. siang hari An. A diasuh oleh ibunya.

Setiap hari An. D diasuh oleh - Hubungan dengan keluarga :

ibunya. Ibu klien mengatakan An. A memiliki hubungan

- Hubungan dengan keluarga : yang baik dengan semua anggota keluarga.

Ibu klien mengatakan An.D - Lingkungan rumah:

memiliki hubungan yang baik Ibu klien mengatakan lingkungan tempat

dengan semua anggota keluarga. tinggalnya terletak di pemukiman padat

- Lingkungan rumah : penduduk. Lokasi rumah cukup jauh dari jalan

Ibu klien mengatakan lingkungan raya.

tempat tinggalnya dekat dengan

tempat pembuangan sampah.


52

Ayah, kakek, dan paman An. D

sering sering merokok dalam

rumah.

7. Kebuhutan Dasar

(Tabel 4.9 Kebutuhan Dasar)

Kebutuhan Dasar Pasien 1 Pasien 2


Nutrisi Sebelum sakit : Sebelum sakit :

Ibu klien mengatakan saat Ibu klien mengatakan saat

sebelum sakit An. D makan sebelum sakit An. A makan

makanan biasa seprti Nasi, makanan biasa seperti Nasi,

lauk dan sayur. lauk, dan sayur.

Setelah sakit : Setelah sakit :

Pada saat sakit, An. D Pada saat sakit, An. A

kehilangan napsu makan, kehilangan nafsu makan,

sehingga asupan nutrisi sehingga asupan nutrisi berupa

berupa susu formula diberi susu formula diberi melalui

melalui NGT. NGT.


Eliminasi Ibu klien mengatakan BAK Ibu klien mengatakan BAK dan

dan BAB An. D normal tidak BAB An. A normal tidak ada

ada kelainan. Dalam sehari kelainan. Dalam sehari BAB 1 –

BAB 1 – 2 kali dengan 2 kali dengan konsistensi lunak.

konsistensi lunak.

8. Kondisi Kesehatan Saat Ini

(Tabel 4.10 Kondisi Saat Ini)


53

Pasien 1 Pasien 2
Diagnosa medis Pneumonia Pneumonia
Tindakan operasi Tidak ada rencana Tidak ada rencana

tindakan operasi tindakan operasi


Status nutrisi An. D mendapat nutrisi An. A mendapat nutrisi

makanan cair 4 x 175 cc makanan cair 4 x 150 cc

setiap hari melalui NGT setiap hari melalui NGT


Status cairan An. D mendapat terapi An. A mendapat terapi

cairan sanbe conten cairan sanbe conten

500ml 4tpm. 500ml 4tpm.


Obat – obatan - Vicillin 5 x 750mg - Cefotaxim 3 x 900mg

(IV) (IV)

- Cefotaxime 3 x 1g - Ampicillin 4 x 750mg

(IV) (IV)

- Sibital 2 x 25mg (IV) - Sibital 2 x 20mg (IV)

- Ondancentron 3 x - Pct inj k/p 150mg

2mg (IV)

- DZP B/4 5 mg (IV)

- Paracetamol 3 x

200mg (IV)

- Salbutamol 3 x 1mg

(PO)
Pemeriksaan Nilai normal Hematologi (13-03- Hematologi (14-03-2019)

laboratorium - Hemoglobin 2019) - Hemoglobin 10,80

10,70 – 14,70 - Hemoglobin 11,40 g/dL

g/dL g/dL - Leukosit 9.300,00 /pL

- Leukisit 5.000,00 - Leukosit 9.100,00 - Hematokrit 20,00 ʑ

– 12,000,00 /pL /pL - Trombosit


54

- Hematokrit 31,00 - Hematocrit 33,00 ʑ 362.000,00 /pL

– 43,00 % - Trombosit - Netrofil Batang 3 ʑ

- Trombosit 557.000,00 /pL - Netrofil Segmen 74 ʑ

150.000,00 – - Eritrosit 4,39 /pL - Limposit 16 ʑ

440.000,00 /pL - Eritrosit 4,80 10*6

p/L
Data lain Hematologi (18/03/2019) Hematologi (14/03/2019)

- Hemoglobin : 11,60 - Hemoglobin : 6,80

g/dL g/dL

- Leukosit : - Leukosit : 9.300,00

9.610,00 /pL /pL

- Hematokrit : 34,60 - Hematocrit : 20.00 %

% - Trombosit :

- Trombosit : 362.000,00 /pL

309.000,00 / pL

9. Pemeriksaan Perkembangan

(Tabel 4.11 Pemeriksaan Perkembangan)

Pemeriksaan Pasien 1 Pasien 2


Personal/sosial Ibu klien mengatakan An. D Ibu klien mengatakan An. A belum

sudah bisa berkomunikasi mampu berkomunikasi dengan

dengan orang dewasa ketika siapapun.

melakukan sesuatu

(membuat kue, memasak

dll), berkomunikasi dengan


55

temannya ketika mengalami

musibah (sakit, sedih, dll),

makan sendiri, mengurus

dirinya sendiri (berpakaian)


Kognitif dan Bahasa Ibu klien mengatakan An. D Ibu klien mengatakan An. A belum

sudah dapat menceritakan bisa apa-apa karena baru berumur

kembali cerita secara 44 Hari

terurut, dapat

mengelompokkan benda

dengan berbagai cara yang

diketahui anak, mis : warna,

bentuk, jenis, warna,

ukuran, dll
Motorik kasar Ibu klien mengatakan An.D Ibu klien mengatakan An. A belum

sudah mampu memutar dan mampu melakukan apa-apa dan

mengayun lengan, meliukan hanya menangis disaat dia lapar

tubuh, membungkukan atau sedang BAK/BAB

badan.
Motorik halus Ibu klien mengatakan An. F Ibu klien mengatakan An. A

sudah mampu memegang

pensil dengan benar (antara

ibu jari dan 2 jari), meniru

membuat garik tegak, datar,

miring, lengkung dan

lingkaran.
56

10. Pemeriksaan Fisik

(Tabel 4.12 Pemeriksaan Fisik)

Pemeriksaan Pasien 1 Pasien 2


Keadaan umum Sedang Sedang
Tingkat kesadaran Compos mentis Compos mentis
Tanda – tanda vital Suhu : 36,00C Suhu : 36,50C

Respirasi : 27 x/menit Respirasi : 28 x/menit

Nadi : 140 x/menit Nadi : 150 x/menit


Antropologi BB :15 kg BB : 14kg

TB : 112 cm TB : 105 cm

LK : 50 cm LK : 47 cm

Kepala Inspeksi : Inspeksi :

Bentuk kepala normal, warna Bentuk kepala normal, warna

rambut hitam, penyebaran rambut hitam, penyebaran

merata, kulit kepala bersih. merata, kulit kepala bersih.

Palpasi : Palpasi :

Tidak teraba benjolan/masa Tidak teraba benjolan/masa

abnormal, tidak ada nyeri abnormal, tidak ada nyeri tekan,


57

tekan, tekstur rambut halus. tekstur rambut halus.

Wajah Inspeksi : Inspeksi :

Bentuk wajah simestris, tidak Bentuk wajah simestris, tidak

tampak kelainan bentuk, tidak tampak kelainan bentuk, tidak

tampak lesi. tampak lesi.

Palpasi : Palpasi :

Tidak ada nyeri tekan, tidak Tidak ada nyeri tekan, tidak

teraba benjolan/masa teraba benjolan/masa abnormal.

abnormal.
Mata Mata bersih, posisi mata Mata bersih, posisi mata simetris

simetris kanan dan kiri, tidak kanan dan kiri, tidak tampak

tampak peradangan pada peradangan pada palpebral,

palpebral, seklera putih, pupil seklera putih, pupil isokor,

isokor, konjugtiva tidak konjugtiva tidak anemis,

anemis, gerakan bola mata gerakan bola mata normal,

normal, kelopak mata dapat kelopak mata dapat menutup

menutup dengan baik. dengan baik.


Hidung Bentuk hidung normal, lubang Bentuk hidung normal, lubang

hidung sepasang dan simetris, hidung sepasang dan simetris,

tampak secret cair tidak tampak secret cair tidak

berwarna. Pada lubang hidung berwarna. Pada lubang hidung

tampak terpasang NGT dan tampak terpasang NGT dan

nasal canule. nasal canul


58

Telinga Inspeksi : Inspeksi :

Bentuk telingan normal, posisi Bentuk telingan normal, posisi

simetris kanan dan kiri, lubang simetris kanan dan kiri, lubang

telinga tampak bersih. telinga tampak bersih.

Palpasi : Palpasi :

Daun telinga elastis, tidak ada Daun telinga elastis, tidak ada

nyeri tekan. nyeri tekan.


Mulut Bentuk mulut normal, bibir Bentuk mulut normal, bibir

simetris gusi berwarna merah simetris gusi berwarna merah

muda, gigi sudah tumbuh, muda, gigi sudah tumbuh, lidah

lidah bersih, mukosa bibir bersih, mukosa bibir kering.

kering.
Tenggorokan dan leher Tidak tampak pembesaran Tidak tampak pembesaran tiroid,

tiroid, posisi trakea simetris. posisi trakea simetris.


Dada Inspeksi : Inspeksi :

Perkembangan dinding dada Perkembangan dinding dada

tidak simetris, adanya retraksi tidak simetris, tampak adanya

dinding dada, irama nafas retraksi dinding dada, irama

iregular. nafas iregular.

Palpasi : Palpasi :

Tidak ada masa abnormal, Tidak ada masa abnormal, tidak

tidak ada nyeri tekan. ada nyeri tekan.

Perkusi : Perkusi :

Suara perkusi hipersonor Suara perkusi hipersonor

Auskultasi : Auskultasi :
59

Terdengar suara nafas Terdengar suara nafas tambahan

tambahan ronkhi, bunyi ronkhi, bunyi jantung normal

jantung normal tidak ada suara tidak ada suara tambahan.

tambahan.
Perut Inspeksi : Inspeksi :

Bentuk perut cembung dan Bentuk perut cembung dan

simetris, tidak ada hernia simetris, tidak ada hernia

umbilikalis. umbilikalis.

Auskultasi : Auskultasi :

Peristaltik usus terdengar 6 Peristaltik usus terdengar 6

kali/menit. kali/menit.

Perkusi : Perkusi :

Setiap kuadran terdengar Setiap kuadran terdengar

timpani. timpani.

Palpasi : Palpasi :

Tidak ada nyeri tekan, tidak Tidak ada nyeri tekan, tidak

teraba pembesaran hati. teraba pembesaran hati.


Genitalia dan anus An. D berjenis kelamin An. A berjenis kelamin

perempuan, tidak ada kelainan perempuan, tidak ada kelainan

pada daerah genitalia dan anus. pada daerah genitalia dan anus.
Ekstremitas Ekstremitas lengkap, bentuk Ekstremitas lengkap, bentuk

ekstremitas atas dan bawah ekstremitas atas dan bawah

simetris kanan dan kiri, tidak simetris kanan dan kiri, tidak

ada kelainan bawaan, ada kelainan bawaan,

pergerakan tidak aktif karena pergerakan tidak aktif karna

terpasang infus aktif, CRT terpasang infus aktif, CRT

normal (< 2 detik) , suhu normal (< 2 detik) , suhu teraba


60

teraba hangat, terpasang infus hangat, terpasang infus sanbe

sanbe 500ml dibagian tangan 500ml dibagian tangan kanan.

kanan.
Kulit Warna kulit normal (unikterik, Warna kulit normal (unikterik,

tidak sianosis, tidak tidak sianosis, tidak kemerahan),

kemerahan), turgor kulit baik, turgor kulit baik, kontinuitas

kontinuitas utuh, kulit teraba utuh, kulit teraba hangat

hangat.

11. Analisa Data

(Tabel 4.13 Analisa Data Klien 1)

Data Etiologi Masalah


Data Subyektif : - Organisme Bersihan jalan nafas
61

Data Obyektif : tidak efektif

- N: 137 x/menit Stapilokokus


- An. D nampak sesak nafas
- Bunyi nafas gurgling
Toksin, coagulase
- Adanya penumpukan
sputum di jalan nafas
- Terpasang ETT Permukaan lapisan pleura

- Alat bantu ventilator tertutup tebal eksudat


(preasure control) thrombus vena pulmonalis
- O2 saturasi 94,9

Nekrosis hemoragik

Produksi sputum meningkat

Bersihan jalan nafas tidak

efektif

(Table 4.14. Analisa Data Klien 2)

Data Etiologi Masalah


DS: - Organisme Bersihan jalan nafas
DO:
tidak efektif
- Terdengar suara nafas
tambahan (Ronkhi) Stapilokokus
62

- Bayi terlihat rewel atau


gelisah Saluran nafas bagian atas
- Adanya sputum
- Batuk yang tidak efektif
bronchiolus

alveoli

reaksi radang pada bronchus

dan alveolus

akumulasi secret

obstruksi jalan nafas

bersihan jalan nafs tidak

efektif

4.1.3 Diagnosa Keperawatan

Dari hasil analisa data, dapat di ketahui diagnosa keperawatan pada

kedua klien adalah sebagai berikut :

1) Diagnosa klien 1
63

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan jumlah

sputum meningkat dan ditandai dengan adanya pernafasan cuping

hidung, perkembangan dada tidak simetris, ekspirasi memanjang,

adanya otot bantu nafas, respirasi : 27 x/menit irama nafas ireguler,

adanya suara nafas tambahan ronkhi.

2) Diagnosa klien 2

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

jumlah sputum meningkat ditandai dengan adanya pernafasan

cuping hidung, adanya otot bantu nafas, perkembangan dada tidak

simetri, ekspirasi memanjang, respirasi 28 x/menit, adanya suara

nafas tambahan ronkhi.

4.1.4 Rencana Tindakan Keperawatan

(Tabel 4.15 Rencana Tindakan Keperawatan)

Diagnosa Tujuan dan kriteria Rencana


Keperawatan hasil Keperawatan
64

Klien 1
Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan tindakan  Manajemen Jalan
keperawatan selama 3 x 24 jam Nafas :
efektif b.d jumlah sputum
diharap kanmasalah Ketid- 1. Monitor pola napas
meningkat
akefektifan Bersihan Jalan ( frekuensi, kedalaman, usaha
Nafas Meningkat dengan napas).
keriteria hasil : 2. Monitor bunyi napas
- Anak tidak sesak nafas tambahan (mis. Gurgling
- Anak tenang mengi,wheezing)
- RR dalam batas normal 3. Monitor sputum
(20-30) (jumlah,warna,aroma)
- Bunyi nafas vesikuler 4. Pertahankan jalan napas
- Tidak ada penumpukan dengan head-tilt dan chilt-lift
sekret (jaw-thrust jika curiga trauma
- PO2 dalam batas servikal)
normal (83.0 – 108.0) 5. Berikan minum hangat
- BE dalam batas normal 6. Berikan oksigen, jika perlu
- Hasil AGD dalam  Pemantauan Respirasi
batas normal 1. Monitor frekuensi,irama,
kedalaman dan upaya napas
2. Monitor kemampuan batu
efektif
3. Monitor adanya produksi
sputum
4. Monitor adanya sumbatan
jalan napas
5. Palpasi kesimetrisan
ekspensi paru.
6. Auskultasi bunyi napas
7. Monitor saturasi oksigen.

 Latihan batuk efektif


1. Identifikasi kemampuan
batuk.
65

2. Monitor adanya retensi


sputum.
3. Monitor tanda dan gejala
infeksi saluran napas
4. Atur posisi semifowler
5. Pasang perlak dan bengkok
di pangkuan pasien
6. Buang secret pada tempat
sputum
7. Anjurkan tarik nafas dalam
8. Kolaborasi pemberian
ekpektoran.

Klien 2
Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan tindakan  Manajemen Jalan
keperawatan selama 3 x 24 jam Nafas :
efektif b.d Obstruksi jalan
diharap kanmasalah Ketid- 7. Monitor pola napas
nafas
akefektifan Bersihan Jalan ( frekuensi, kedalaman,
Nafas Meningkat dengan usaha napas).
keriteria hasil : 8. Monitor bunyi napas
- Menunjukan jalan nafas tambahan (mis. Gurgling
yang paten mengi,wheezing)
66

- Tidak ada sianosis 9. Monitor sputum


- Batuk hilang atau bekurang (jumlah,warna,aroma)
- Sputum dapat keluar 10. Pertahankan jalan napas
- TTV dalam batas normal : dengan head-tilt dan
S: 36,5-37,5 chilt-lift (jaw-thrust jika
RR: 30-60x/menit curiga trauma servikal)
N : 100-160x/menit 11. Berikan minum hangat
12. Berikan oksigen, jika
perlu
 Pemantauan
Respirasi
8. Monitor frekuensi,irama,
kedalaman dan upaya
napas
9. Monitor kemampuan
batu efektif
10. Monitor adanya produksi
sputum
11. Monitor adanya
sumbatan jalan napas
12. Palpasi kesimetrisan
ekspensi paru.
13. Auskultasi bunyi napas
14. Monitor saturasi oksigen.

 Latihan batuk efektif


9. Identifikasi kemampuan
batuk.
10. Monitor adanya retensi
sputum.
11. Monitor tanda dan gejala
infeksi saluran napas
12. Atur posisi semifowler
13. Pasang perlak dan
67

bengkok di pangkuan
pasien
14. Buang secret pada
tempat sputum
15. Anjurkan tarik nafas
dalam
16. Kolaborasi pemberian
ekpektoran.
68

4.1.5 Tindakan Keperawatan

(Tabel 4.17 Tindakan Keperawatan)

Hari Hari/tanggal Jam Pasien Hari/tangga Jam Pasien 2


Implementasi l Implementasi
1 Rabu, 04 13.10 -Memonitor TTV Selasa, 23 14.00 - Memonitor respirasi dan status O2

Maret 2014 WIB R/ Oktober R/

N : 140 kali/menit 2014 RR : 27 kali/menit

R : 27 kali/menit Memberikan oksigen nasal canule 1 liter

S : 36,00C 14.10 -Memonitor TTV

13.20 - Mengauskultasi suara nafas, mencatat R/

WIB adanya suara tambahan N : 150 kali/menit

R/ R : 28 kali/menit

Pasien kooperatif S : 36,50C

Suara nafas dangkal,adanya cuping 14.20 - Mengauskultasi suara nafas, mencatat


69

hidung, napas panjang, adanya otot bantu adanya suara tambahan

napas terdapat suara nafas tambahan R/

ronchi. Suara nafas dangkal, terdapat suara nafas

13.30 - Mengajarkan batuk efektik tambahan ronkhi, ekspirasi memanjang,

WIB R/ Keluarga dan an.D kooperatif adanya pernafasan cuping hidung, adanya

14.30 retraksi dinding dada.

13.35 - Mengatur intake untuk cairan - Mendemonstrasikan batuk efektif

WIB mengoptimalkan cairan 14.35 R/ Pkeluarga kooperatif pasien menangis

R/ - Memonitor respirasi dan status O2

Intake R/

Pemerian susu : 175 cc RR : 28 kali/menit

Cairan infus : 250 ml 14.40 Memberikan oksigen nasal canule 1 liter

Output - Memonitor adanya kecemasan pasien

BAK : ±250 cc terhadap oksigen


70

Jam 13.50 WIB R/ Pasien cemas dan menangisr

2 Kamis, 05 10.30 -Memonitor TTV Rabu, 24 15.10 -Memonitor TTV

Maret 2014 WIB R/ Oktober R/

N : 130 kali/menit 2014 N : 150 kali/menit

R : 25 kali/menit R : 26 kali/menit

S : 36,20C S : 37,00C

15.20 - Memposisikan pasien untuk

10.40 -Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

memaksimalkan ventilasi R/

R/ Pasien telihat sedikit nyaman dengan

Pasien masih dalam posisi semi fowler diberikan posisi semi fowler

10.50 - Mengatur intake untuk cairan 15.30 - Memonitor respirasi dan status O2

mengoptimalkan cairan R/

R/ RR : 26 kali/menit
71

Intake Memberikan oksigen nasal canule 1 liter

Pemerian susu : 175 cc 15.40 - Memonitor adanya kecemasan pasien

Cairan infus : Sanbe 150 ml terhadap oksigen

Output R/ -

BAK : ±200 cc 15.50 - Mempertahankan jalan nafas yang paten

10.55 - Memonitor respirasi dan status O2 R/ -

R/

RR : 25 kali/menit

Masih terpasang oksigen 0,5L

11.00 - Menunjukkan jalam mafas yang paten

R/ dalam keadaan semi fowler

- Mempertahankan jalan nafas yang

11.10 paten

R/ -
72

3 Jum’at, 14.00 -Memonitor TTV Kamis, 25 15.00 -Memonitor TTV

06 Maret R/ Oktober R/

2014 N : 140 kali/menit 2014 N : 120 kali/menit

R : 25 kali/menit R : 27 kali/menit

S : 37,20C S : 36,00C

14.10 - Mengauskultasi suara nafas, mencatat 15.10 - Mengauskultasi suara nafas, mencatat

adanya suara tambahan adanya suara tambahan

R/ R/

Pasien kooperatif Suara nafas dangkal, terdapat suara nafas

Suara nafas dangkal, tidak adanya pernafasan tambahan ronkhi,pengembangan dada tidak

cuping hidung, nafas tidak panjang terdapat simetris, adanya bantu otot nafas

suara nafas tambahan ronkhi..

- Mendemonstrasikan batuk efektif 15.20 - Mendemonstrasikan batuk efektif

R/ Baik R/ Baik
73

14.15 -Memposisikan pasien untuk memaksimalkan 15.30 - Memonitor respirasi dan status O2

ventilasi R/

14.20 Jam 14.10 WIB RR : 27 kali/menit

R/ Terpasang oksigen nasal canule 1 liter

Pasien masih dalam posisi semi fowler 15.35 - Memonitor aliran oksigen

R/ oksigen nasal kanul 1 liter

15.40 - Memonitor adanya tanda-tanda

hipovrntilasi

R/ Tidak ada

4 Sabtu, 07 13.25 -Memonitor TTV Jum’at, 26 16.10 -Memonitor TTV

Maret R/ Oktober R/

2014 N : 110 kali/menit 2014 N : 140 kali/menit

R : 25 kali/menit R : 27 kali/menit

S : 36,30C S : 36,30C
74

13.30 - Mengauskultasi suara nafas, mencatat 16.20 - Mengauskultasi suara nafas, mencatat

adanya suara tambahan adanya suara tambahan

R/ R/

Suara nafas dalam, tidak ada suara tambahan Suara nafas dangkal, terdapat suara nafas

- Memonitor respirasi dan status O2 tambahan ronkhi, ketidak simentrisan

13.40 R/ dinding dada, ekspirasi memanjang.

RR : 25 kali/menit 16.30 - Mengajarkan An.A untuk batuk efektig

Tidak terpasang oksigen R/ Keluarga kooperatid pasien menangis

- Menunjukkan jalan nafas yang paten 16.40 - Memonitor respirasi dan status O2

14.45 R/ Baik R/

- Mempertahankan jalan nafas yang paten RR : 27 kali/menit

R/ Baik Memberikan oksigen nasal canule 1 liter

14.50 16.50 - Memonitor aliran oksigen

R/-
75

17.00 - Menunjukan jalan nafas yang paten

R/ -

17.10 - Memonitor adanya kecemasan pasien

terhadap oksigen

R/ Pasien menangis
76

4.1.5 Evaluasi

(Tabel 4.18 Evaluasi Keperawatan)

Evaluasi
Hari Tanggal Pasien 1 Paraf Tanggal Pasien 2 Paraf
1 Kamis, S : Ibu klien mengatakan an.D masih Rabu, 23 S : ibu pasien mengatakan setelah diberikan

04 Maret sesak dan batuk berdahak Oktober oksigen nasal kanul an.A masih terlihat

2014 O: 2014 sesak

- Pasien terlihat sesak O:

- Terlihat nafas tidak teratur - Pasien terlihat sesak

- Adanya cuping hidung - Adanya suara nafas tambahan ronkhi

- Batuk berdahak - Suara nafas dangkal

- Ekspirasi memanjang - Irama nafas ireguler

- Terdengar suara nafas tambahan - Ketidak simentrisan pengembangan dada

rokhi - Adanya pernafasan cuping hidung

- Tanda-tanda vital - Batuk berdahak


77

RR : 27 x/menit - Tanda-tanda vital

Suhu : 36,00C RR : 28 x/menit

Nadi : 140 x/menit Suhu : 36,50C

A : Bersihan jalan nafas tidak efektif Nadi : 159 x/menit

belum teratasi A : Bersihan jalan nafas tidak efektif belum

P : Intervensi dilanjutkan teratasi

- Memposisikan pasien semi fowler P:

untuk memaksimalkan ventilasi - Memposisikan semi fowler untuk

- Memonitor respirasi O2 mrmaksimalkan ventilasi

- Memonitor TTV - Monitor respirasi O2

- Memonitor frekuensi dan irama nafas - Memonitor TTV

- Monitor pola nafas abnormal - Monitor frekuensi dan irama nafas

- Mendemonstrasikan batuk efektif - Monitor pola nafas abnormal

- Mengatur keseimbangan cairan untuk - Mendemonstrasikan batuk efektik,


78

mengoptimalkan keseimbangan memonitor adanya kecemasan terhadap

oksigen
2 Jum’at,05 S : Ibu klien mengatakan an.D sesaknya Kami, 24 S : Ibu paien mengatakan an.A diberikan

Maret sedkit berkurang Oktober oksigen nasal kanul 1 liter sesaknya sedikit

2014 O: 2014 berkurang

- Pasien terlihat nyaman O:

- Tidak ada pernafasan cuping - Pasien tampak nyaman

hidung - Tidak ada pernafasan cuping hidung

- Ekspirasi tidak memanjang - Ekspirasi tidak memanjang

- Pengembangan dada simetris - Pengembangan dada simetris

- Ttv - Tanda-tanda vital

RR : 25 x/menit RR : 25 x/menit

Suhu : 36,20C Suhu : 37,00C

Nadi : 130 x/menit Nadi : 150 x/menit

A : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas - Pasien demam


79

teratasi sebagian A : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

P : Intervensi dipertahankan teratasi sebagian

- Memposisikan pasien semi fowler P : Intervensi dipertahankan

untuk memaksimalkan ventilasi - Memposisikan semi fowler untuk

- Memonitor respirasi dan status memaksimalkan ventilasi

O2 - Memonitor respirasi dan status O2

- Memonitor TTV - Memonitor ttv

- Memberikan nutrisi seimbang - Memonitor kecemasan pasien

- Menunjukkan jalan nafas yang terhadap oksogen

paten - Mempertahankan jalan nafas yang

- Mempertahankan jalan nafas paten

yang paten
80

3 Sabtu , S : Ibu klien mengatakan setelah Jum’at 25 S : Ibu klien mengatakan setelah diberikan

06 Maret diberiakn oksigen nasal kanul 1 liter an.D Oktober oksigen nasal kanul an.A masih sesak

2014 sesak sedikit berkurang namun batuk 2019 disertai batuk berdahak

berdahak disertai demam O:

O: - Pasien tampak batuk

- Pasien tampak batuk - Adanya suara nafas tambahan ronkhi

- Adanya suara nafas tambahan - Suara nafas dangkal

ronkhi - Irama nafas ireguler

- Irama nafas ireguler - Ketidaksimetrisan pengembangan

- Tidak ada pernafasan cuping dada

hidung - Eskpirasi memanjang

- Ekspirasi tidak memanjang - Ttv

- Pengembangan dada simetris RR : 27x/menit

- Ttv Suhu : 36,00C


81

RR : 25 x/menit Nadi : 120 x/menit

Suhu : 37,0C A : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Nadi : 140 x/menit teratasi sebagian

A : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas P:

teratasi sebagian - Memonitor ttv

- Mendemonstrasikan batuk efek

P: - Monitor respirasi dan satatus O2

- Memonitor ttv - Memonitor aliran oksigen

- Mamposisikan pasien semi fowler - Memonitor adanya tanda-tanda

untuk memaksimalkan ventilasi hipoventilasi

- Mendemonstrasikan batuk efektif

- Memonitor adanya kecemasan

terhadap oksigen

- Memberikan kompres hangat


82

unruk menurunkan suhu tubuh

dabal batas normal

4 Minggu, Sabtu, 26 S : Ibu klien mengatakan an.A masih sesak

07 Maret S : Ibu klien mengatakan an.D sudah Oktober disertai batuk berdahak

2014 tidak sesak 2014 O:

O: - Pasien tampak terlihat batuk

- Pasien terlihat nyaman - Adanya suara nafas tambahan ronkhi

- Tidak sesak - Suara nafas dangkal

- Pengembangan dada simetris - Ketidaksimentrisan pengembangan

- Irama nafas regular dada

- Tidak ada suara nafas tambahan - Ekspirasi memanjang

- Ttv - Ttv
83

RR : 25 x/menit RR : 27 x/menit

Suhu : 36,20C Suhu : 36,30C

Nadi : 110 x/menit Nadi : 140 x/menit

- Sudah tidak terpasang oksigen - Pasien menangis terus-menerus

A : Intervensi dihentikan A : Bersihan jalan nafas tidak efektif belum

P: teratasi

- Menunjukkan jalan nafas yang P:

paten - Memonitor TTV

- Mempertahankan jalan nafas - Mende,omstrasikan batuk efektif

yang paten - Memonitor respirasi dan status O2

- Pasien dibolehkan pulang - Memonitor aliran oksigen

- Menunjukkan jalan nafas yang paten

- Memonitor adanya kecemasan

terhadap oksigen
84
67

4.2 Pembahasan

Peneliti akan mengangkat masalah selama melakukan observasi dari

jurnal dengan mencari data pasien yang mengalami Pneumonia Dalam

Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi dengan waktu pelaksanaan selama waktu yang

sudah ditentukan, pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesenjangan yang

terjadi antar teori dan praktik yang ditemukan oleh penliti selama melakukan

penelitian yang diuraikan sebagai berikut :

4.2.1. Pengkajian

Pada tahap pengkajian dengan An. D ditemukan data yang mendukung

masalah yaitu pasien sesak napas disertai batuk berdahak, keadaan umum lemah

karena pengaruh sedasi respirasi 37 x/menit, adanya sumbatan jalan nafas,

demam,sesak nafas, batuk berdahak, ada bunyi suara tambahan gurgling, nafas

panjang prndek, terpasang ETT tersambung ke ventilator irama nafas regular.

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, didapatkan hasil : keadaan

umum lemah, kesadaran compos mentis, respirasi 37 x/menit, nadi 137 x/menit,

suhu 38,6 oC, adanya suara tambahan ronkhi, ekspirasi memanjang, adanya

pernafasan cuping hidung. Tahapan pengkajian An. A didapatkan hasil : keadaan

umum lemah, kesadaran compos mentis, repirasi 48x/menit, suhu : 39,1 0C, nadi :

152 x/menit,adanya suara tambahan rochi, ekspirasi memanjang, adanya

pernafasan cuping hidung.

Sehingga berdasarkan data dari kedua pasien diatas ditemukan tidak

adanya kesenjangan antara teori namun adanya kesamaan yang ditemukan antara

teori dengan yang terjadi pada pasien bahwa dapat ditemukan yaitu, terdapat sesak
68

napas, desertai batuk, terjadi sesak napas lebih dari 10% pada An.D, dan pada

An.A mengalami obstruksi jalan nafas, disertai batuk tidak efektif dan sputum

yang meningkat sesuai dengan teori yang ada yaitu : pasien dengan penyakit

pneumonia ditandai dengan gejala batuk dan atau kesulitan bernapas seperti napas

cepat, dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. (Reni Yuli Aspiani,

2015)

4.2.2. Masalah Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada pasien dengan

pneumonia dalam pemenuhan oksigenasi pada pasien An.D ditemukan data yang

mendukung masalah keperawatan diatas yaitu Bersihan jalan nafas tidak efektif

berhubungan dengan jumlah sputum meningkat. Pada pasien An.A menemukan

adanya beberapa masalah keperawatan yang muncul pada saat pengkajian yaitu

Bersihan jalan nafas tidak efektif dan ketidakefektifan pola napas, namun peneliti

hanya memfokuskan pada satu masalah, yaitu Bersihan jalan nafas tidak efektif.

Alasan peneliti mengangkat masalah keperawatan tersebut karena didukung oleh

data-data seperti konsep teori, yaitu dengan gejala batuk dan atau kesulitan

bernapas seperti napas cepat, dan tarikan dinding dada bagian bagian bawah ke

dalam.

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan didapatkan data : respirasi 37

x/menit, nadi 137 x/menit, suhu 38,6oC, adanya suara tambahan gurgling,

ekspirasi memanjang, adanya sumbatan jalan nafas, berat badan 20kg, intake

nutrisi susu 4 x 175cc, output urine ±300 cc.


69

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada pasien An.A dicurigai

adanya penyakit pneumonia akibat dari komplikasi diagnosa utama , yaitu sesak

napas. Peneliti akhirnya menganalisa permasalahan yang ada pada pasien dan

menegakkan masalah keperawatan yang muncul pada An.A, yaitu

ketidakefektifan bersihan jalan napas dan ketidakefektifan pola nafas. Namun

peneliti hanya memfokuskan pada satu masalah keperawatan yaitu Bersihan jalan

nafas tidak efektif. Alasan peneliti mengangkat masalah keperawatan tersebut

karena didukung oleh data-data seperti mengalami peningkatan jumlah sputum

disertai batuk yang tidak efektif.

Sehingga data yang didapatkan dari kedua pasien tersebut sesuai dengan

teori tetapi belum cukup mendukung dalam mengangkat masalah keperawatan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi karena hasil pemeriksaan diagnostik setiap

pasien tidak lengkap atau hasil pemeriksaan yang belum ada

4.2.3 Perencanaan

Perencanaan yang dibuat untuk pasien An.D dan An.A sesuai dengan teori

yang ada dalam tahap perencanaan. Peneliti menyusun rencana keperawatan pada

setiap masalah keperawatan.

Perencanaan ini tidak mendapatkan kesulitan karena peneliti menyusun

rencana tindakan keperawatan sesuai dengan data-data masalah yang didapatkan

dari pengkajian pasien. Berdasarkan data yang dipeoleh dari An.D, maka peneliti

membuat perencanaan untuk hari pertama, yaitu monitor vital sign,

mengauskultasi suara napas dan mencatat adanya suara tambahan, mengajarkan

batuk efektif kepada keluarga, mengatur intake untuk cairan menoptimalkan


70

keseimbangan. Hari kedua dan ketiga yaitu monitor vital sign, memposisikan

pasien untuk memaksimalkan ventilasi, memonitor respirasi dan status O2,

menunjukan jalan nafas yang paten, mempertahankan jalan nafas yang paten,

memonitor vital sign, mengasukultasi suara nafas dan mencatat danya suara nafas

tambahan, mendemonstrasikan batuk efektif, memposisikan pasien untuk

memposisikan ventilasi, memonitor kecemasan terhadap oksigen. Dan hari

keempat peneliti membuat perencanaan : monitor vital sign, mengauskultasi suara

napas dan mencatat adanya suara tambahan, memonitor respirasi dan status O2,

menunjukkan jalan nafas yang paten, mempertahankan jalan nafas yang paten.

Pada pasien An.A peneliti membuat intervensi untu hari pertama sebagai

berikut : monitor vital sign, mengauskultasi suara napas dan mencatat adanya

suara tambahan, mendemonstrasikan batuk efektif kepada pasien dan keluarga,

memonitor adanya kecemasan terhadap oksigen. Hari kedua, memonitor vital

sign, memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, memonitor respirasi

dan status O2, memonitor adanya kecemasan pasien, mempertahankan kepatenan

jalan napas. Hari ketiga sampai keempat peneliti membuat perencanaan sebagai

berikut : monitor vital sign, memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi,

mengauskultasi suara napas dan mencatat adanya suara tambahan, memonitor

aliran oksigen, mengobservasi adanya tanda-tanda hipoventilasi, untuk hari

keempat memonitor vital sign ulang, mengauskultasi suara nafas dan mencatat

adanya suara nafas tambahan, mendemonstrasikan batuk efektif, memonitor aliran

oksigen, menunjukkan jalan nafas yang paten, memonitor adanya kecemasan

terhadap oksigen.
71

Berdasarkan rencana yang telah dibuat penulis tidak menemukan adanya

kesenjangan teori dan kasus, perencanaan yang sudah direncanakan pada

intervensi dilakukan sesuai kasus.

4.2.4 Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. peneliti melaksanakan tindakan

keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan pada pasien, hanya saja ada

beberapa hambatan karena tidak semua rencana dapat dilaksanakan secara

optimal, berkaitan dengan kondisi pasien yang menurun dan keterbatasan waktu

yang ada. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien An.D yaitu hari

pertama An.D R/ RR: 37x/menit, S :38,6 0C, N: 137x/menit, 4x17cc mengatur

intake untuk cairan menoptimalkan keseimbangan R/ pemberian nutrisi lewat

OGT4 x 175 cc, cairan infus 250 ml, output BAK ±250 cc, memonitor respirasi

dan status O2 R/RR : 37xmenit, diberikan oksigen nasal kanul 1L. hari kedua

memonitor vital sign R/RR : 34 X/menit mengauskultasi suara nafas dan mencatat

adanya suara nafas tambahan R/adanya suara nafas tambahan gurgling, irama

nafas regular, , ekspirasi tidak memanjang, pengembangan dada simetris,

mendemosntrasikan batuk efektif R/ pasien dan keluarga kooperatif, menunjukkan

jalan nafas yang paten R/baik, hari ketiga R/ RR : 38x/menit, S : 37,0 0C, N : 140

x/menit, mengauskultasi ulang suara nafas dan mencatat adanya suara nafas

tambahan R/ adanya suara nafas tambahan ronkhi, memposisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi R/pasien nyaman, hari keempat, RR : 34 x/menit, S :

36,0C, N : 140 x/menit, mengauskultasi suara nafas dan mencatat adanya suara
72

nafas tambahan R/ tidak terdengar suara nafas tambahan, sesak sudah berkurang,

oksigen dilepaskan, menunjukan jalan nafas yang paten R/baik.

Dan tindakan keperawatan pada pasien An.A, yaitu : memonitor respirasi

dan status O2 R/RR : 48x/menit, S:39,1oC, N: 152x/menit, terpasang oksigen

nasal kanu 1L, memonitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigen R/pasien

cemas dan menangis. Hari kedua memonitor vital sign R/RR : 26 x/menit

S:37,0oC, N : 150 x/menit, memonitor respirasi dan status 02 R/25 x/menit, masih

terpasang oksigen nasal kanul 1L, memonitor kecemesan pasien terhadap oksigen

R/ tidak ada kecemasan. Hari ketiga memonitor vital R/RR : 27,S : 36oC, N : 120

x/menit, mengaskultasi suara nafas, mencatat adanya suara nafas tambahan

R/adanya suara nafas tambahan ronkhi, suara nafas dangkal, irama nafas irregular,

ketidakmentrisan pengembangan dada, ekspirasi memanjang, memonitor respirasi

dan O2, R/RR : 27 X/menit terpasang oksigen nasal kanul 1L, mengobservasi

adanya tanda-tanda hipoventelasi, tidak adanya tanda-tanda hipoventilasi, hari

keempat monitor vital sign, R/RR : 27 x/menit S: 36,3 OC, N:140x/menit,

mengaukultasi suara nafas dan mencatat adanya suara nafas tambahan, R/adanya

suara nafas tambahan ronkhi, suara nafas dangkan, ketidaksimetrisan

pengembangan dada, ekspirasi memanjang, mengajarkan An.A untuk batuk

efektif R/An.A koopratif mau melakukannya, memonitor aliran okseigen nasal

kanul 1L, menunjukan jalan nafas yang paten R/dalam posiis semi fowler,

memonitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigen R/cemas dan menangis :

Pada saat melakukan pelaksanaan dengan salah satu pasien, peneliti

mengalami sedikit kesulitan karena kondisi pasien yang mengalami gangguan


73

komunikasi. Kesulitan tersebut dapat diatasi karena keluarga pasien sangat

kooperatif dan membantu peneliti.

4.2.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keprawatan untuk dapat

mementukan keberhasilan dalam asuhan keperawatan. Evaluasi pada dasarnya

adalah membandingkan status kadaan kesehatan pasien dengan tujuan atau criteria

hasil yang telah di teapkan. Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat

dari hasil dan tindakan keperawatan (tarwoto & wartono, 2015)

Penulis mengunakan metode pendokumentasian SOAP yaitu S

(Subyektif), O (Obyektip), A (assessment/analisa), P(planning). Evaluasi pada

pasien 1 pada tanggal 05 maret 2014 yang di lakukan di rumah sakit RSUD Dr.

Moewardi di ruang PICU didapatkan data subyektif: Ibu klien mengatakan An.D

masih sesak dan batu berdahak, Obyektif: pasien terlihat sesak, terlihat nafas tidak

teratur, adanya pernafasan cuping hidung pasien batuk berdahak, ekspirasi

memanjang, irama nafas regular, pasien tampak tidak sianosis, terdengar suara

nafas tambahan gurgling, respirasi: 37x/menit, S:38,6oC, nadi:137x/menit,

assesmen: ketidakepektifan bersihan jalan nafas belum teratasi, plenning :

intervensi dilanjutkan, memposisikan semi fowler untuk memkasimalkan

ventilasi, memonitor respirasi dan O2, memonitor tanda tanda vital pasien,

memonitor frekuensi dan irama nafas. Memonitor pola nafas abnormal,

mendemonstrasikan batuk efektif, mengukur kesimbangan cairan untuk

mengoptimalkan keseimbangan. Evaluasi ke dua, didapatkan data subyektif : Ibu

klien mengatakan An. D sesaknya sedikit berkurang. Obyektif : pasien terlihat


74

nyaman, tidak ada pernafasancuping hidung, ekpirasi tidak memanjang,

pengembangan dada simetris, respirasi : 38x/menit, suhu : 37oC, nadi :

140x/menit. Assesmen : ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian.

Planning : intervensi dipertahankan, memposisikan pasien seni fowler untuk

memaksimalkan ventilasi, memonitor respirasi O2, memonitor TTV, memberikan

nutrisi seimbang, menunjukan jalan nafas yang paten, mempertahankan jalan

nafas yang paten. Evaluasi hari ke tiga, didapatkan data, subyektif : Ibu klien

mengatakan setelah diberikan oksigen nasal kanur An.D sesak sedikit berkurag

namun batuk di sertai demam, obyektif : pasien tampak batuk, adanya suara nafas

tambahan gurgling, suara nafas dangkal, irama nafas regular, tidak ada pernafasan

cuping hidung, ekspirasi tidak memanjang, pengembangan dada simetris, respirasi

: 34x/menit, suhu : 36,0oC nadi : : 3140x/menit. assesmen : ketidakefektifan pola

nafas teratasi sebagian, planning : monitor TTV, memposisikan pasien semi

fowler untuk memaksimalkan ventilasi, mendemonstrasikan batuk efktif, monitor

adanya kecemasan pasien terhadap oksigen nasi, memberikan kompres hangat

untuk menurunkan suhu tubuh. normal, 36,0oC. hari ke empat di temukan

subyektif : ibu klien mengatakan An.D sudah tidak sesak obyektif : pasien terlihat

nyaman, tidak sesak,pengembangan tidak ada pernafasan cuping hidung, irama

nafas regular, tidak adanya nafas tambahan gurgling, respirasi : 38 kali/menit,

suhu : 36,0o C , nadi : 140 kali/menit, sudah tidak terpasang oksigen, assemen :

interfensi, dihentikan planning : menunjukan jalan nafas yang paten,

meempertahankan jalan nafas yang paten, pasin di bolehkan pulang.


75

Pada pasien 2 evaluasi pertama dilakukan pada tanggal 23 Oktober 2014

RSUD Pandanarang Boyolali di ruangan bangsal perinatalogi didapatkan data

subyektif : ibu klien mengatakan setelah di berikan oksigen nasal kanul masih

terlihat sesak. Obyektif : pasien terlihat sesak badannya suara nafas tambahan

ronkhi suara nafas dangkal, irama nafas irregular, ketidak simentrisan

pengembangan dada, batuk berdahak, repirasi : 28 x/menit,suhu : 36,5oC, nadi :

150 x/menit. Assesmen : ketidak efektifan pola nafas belum teratasi. Planning :

memposisikan pasien semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi, memonitor

respirasi dan O2 memonitor TTV, monitor frekuensi dan irama nafas, monitor

nafas, monitor pola nafas abnormal, mendemonstrasikan batuk efektif, monitoring

adanya kecemasan pada pasien terhadap oksigenasi. Evaluasi hari kedua

didapatkan data subyektf : ibu pasien mengatakan An.A diberikan oksigen nasal

kanul An.A sesak sedikit berkurang, obyektif : pasien tampak nyaman, tidak ada

pernafasan cuping hidung, ekspirasi tidak memanjang, pengembangan dada

simetris, respirasi : 25 x/menit, suhu : 37,0oC, nadi : 150 x/menit assesmen : :

ketidak efektifan pola nafas teratasi sebagian, planning : intervensi dipertahankan,

memposisikan posisi semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi, memonitoring

respirasi dan 02, memonitor TTV, memonitor kecemasan pasien terhadap pasien

terhadap oksigen, mempertahankan jalan nafas yang paten. Evaluasi hari ketiga

didapatkan data subyektif : ibu klien mengatakan setelah diberikan oksigen nasal

kanul An.N masih sesak disertai batuk berdahak, obektif : pasien tampak batuk,

adanya suara nafas tambahan ronkhi, suara nafas dangkal, irama nafas ireguler,

ketidak simetrisan pengembangan dada, ekspresi memenjang, resprasi : 27


76

x/menit, suhu : 36, 00C, nadi : 120 kali/menit, assesmen : ketidakefektifan pola

nafas belum teratasi, Planing : memonitor TTV , mendemostrasikan batuk efektif,

memonitoring respirasi dan 02, memonitor aliran okseigen memonitoring adanya

tanda-tanda hipoventilasi. Hari keempat didapatkan data subyektif : ibu klien

mengatakan An.N masih sesak disertai batuk berdahak, obyektif : pasien tampak

terlihat batuk, adanya suara nafas tambahan ronkhi, suara nafas dangkal, ketidak

simetrisan pengembangan dada, ekspirasi memanjang, respirasi : 27x/menit, suhu

36,30C, nadi : 140 x/menit, pasien tampak cemas dan menangis, assesmen

interverensi belum teratasi, Planing : memonitoring TTV, mendemostrasikan

batuk efektif, memonitoring respirasi dan 02, memonitoring aliran oksigen,

menunjukan jalan nafas yang paten, memonitoring kecemasan pasien terhadap

oksigen.

4.3 Keterbatasan

Dalam studi kasus ini peneliti menemui hambatan menjadi keterbatasan

dalam penyusunan studi kasus. Beberapa keterbatasan antara lain :

1. Peneliti kesulitan melakukan penyusunan studi kasus ini karena

keterbatasan buku teori terbaru tentang penyakit Pneumonia di

perpustakaan

2. Peneliti kesulitan melakukan penelitian studi kasus ini karena bersamaan

dengan phenomena wabah covid-19 yang menyerang ibu kita pertiwi.

3. Peneliti kesulitan melakukan penelitian studi kasus ini karena harus

mengambil data pasien dari jurnal bukan langsung terjun ke rumah sakit.
77

4. Peneliti kesulitan melakukan peneliti karena hasil pemeriksaan diagnostik

setiap pasien tidak lengkap atau hasil pemeriksaan yang belum ada.

Anda mungkin juga menyukai