Definisi
Imunisasi adalah suatu cara meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit.
Epidemiologi
Berdasarkan laporan WHO tahun 2002, 2,5 juta dalam setahun balita meninggal , yang disebabkan penyakit yang dapat dicegah melalui vaksinasi Profil epidemiologis Angka kematian kasar (CMR) : 7,51 per 1000/ tahun Angka kematian bayi (IMR) : 48 per 1000 lahir hidup/tahun Angka kematian balita (U5MR) : 56 per 1000 lahir hidup/ tahun Angka kematian ibu hamil (MMR): 470 per 100.000 lahir hidup/ tahun
Epidemiologi
Cakupan imunisasi BCG 85% DTP 64% Polio 74% HB1 91% HB2 84,4% HB3 83,0% TT ibu Hamil : TT-1 84% dan TT-2 77% ( WHO)
Kekebalan Tubuh
Aktif Pasif
Status Imun
Faktor Genetik
Keberhasilan Imunisasi
Vaksin
Vaksin adalah mikroorganisme atau toksoid yang diubah sedemikian rupa sehingga patogenitas atau toksisitasnya hilang tetapi masih mengandung sifat antigenisitas Komponen yang diberikan : Virus yang dilemahkan Bakteri yang sudah dimatikan Toksin kuman Toksoid
Keuntungan Vaksin
Vaksin merupakan upaya pencegahan primer Dibawa seumur hidup Vaksinasi cost-effective Vaksinasi tidak berbahaya
Jenis Vaksin
Live Attenuated Innactivated
Bakteri atau virus hidup yang dilemahkan Harus dapat bereplikasi sistem imun Contoh : vaksin campak, rubella, polio, rotavirus, BCG
Bakteri, virus atau komponennya dibuat tidak aktif Memerlukan dosis ganda Tidak hidup dan tidak dapat tumbuh tidak menyebabkan penyakit Contoh : influenza, polio, rabies, hepatitis A, pertusis, tifoid, kolera, lepra
Lokasi Penyuntikan
KIPI
(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
Didefinisikan sebagai kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi, baik oleh karena efek vaksin maupun efek samping, toksisitas, reaksi sensitivitas, efek farmakologis, kesalahan program, reaksi suntikan, atau penyebab lain yang tidak dapat ditentukan Disebut juga adverse following immunization (AEFI)
Faktor Penyebab
KN PP KIPI memakai kriteria WHO Western Pasific untuk memilah KIPI dalam 5 kelompok penyebab:
Kesalahan program Reaksi suntikan Reaksi vaksin Koinsiden Sebab tidak diketahui
KIPI
(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
Reaksi lokal di tempat suntikan atau reaksi umum Derajat ringan selama 1-2 hari Lokal: kemerahan, gatal, nyeri kompres hangat teraba benjolan kecil agak keras beberapa minggu atau lebih tidak perlu tindakan
REKOMENDASI Bayi lebih dari 3 bulan lakukan uji tuberkulin bayi yang kontak erat dgn pasien TB
KONTRAINDIKASI Reaksi uji tuberkulin (+) Imunodefisiensi Gizi buruk Demam tinggi Infeksi kulit yang luas Pernah sakit tuberkulosis kehamilan
KIPI
Scar/jaringan parut Limfadenitis BCG-itis diseminasi
Hepatitis B
Diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir Cara pemberian : IM (anterolateral paha, deltoid) Jadwal imunisasi primer: 1. < 12 jam 2. 1-2 bulan 3. 6 bulan Booster 5 thun kemudian
KIPI Lokal : reaksi lokal ringan sementara. Sistemik : demam ringan 1-2 hari.
POLIO
OPV jenis
Oral : 2 tetes (0,1ml)
IPV
Subkutan 0,5 ml
JADWAL PEMBERIAN : 1. POLIO I : 0 bln 2. POLIO II : 2 bln 3. POLIO III : 4 bln 4. POLIO IV : 6 bln Ulangan : 18 bulan dan 5 tahun Pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DPT pada saat lahir
KIPI OVP : pusing, diare ringan, sakit otot IVP : nyeri dan kemerahan pada tempat penyuntikan Kontraindikasi : 1. Riwayat Reaksi anafilaktik sebaiknya diberikan OPV 2. penderita gangguan sistem kekebalan dianjurkan IPV.
CAMPAK
Vaksin virus hidup yang dilemahkan
Pemberian secara subkutan (0,5ml) Dianjurkan sedini mungkin pada usia 9 bulan , dan pada umur 6 tahun. Jika umur 12 bulan belum imunisasi campak , harus diimunisasi MMR (measles,mumps Rubella)
KIPI : Demam dan diare pada hari ke 5-6 sesudah imunisasi Efek kemerahan mirip campak 2-4 hari Ensefalopati dan Ensefalitis pasca imunisasi
JADWAL PEMBERIAN : 1. DPT I : 2 bln 2. DPT II : 4 bln 3. DPT III : 6 bln 4. Ulangan Booster : 18 24 bulan 5. DPT V : 5 tahun 6. DT 6: 10-12 tahun, ulangan DT 6 : 18 tahun
KIPI kemerahan, bengkak, nyeri pada lokasi injeksi Demam ringan, Gelisah Ensefalopati atau reaksi anafilaksis KONTRA INDIKASI Ensefalopati Riw. Anafilaksis
HiB
(Haemophyllus influenzae type B)
Terdapat 2 jenis vaksin :
HiB berisi PRP-T (capsular polysaccharide polyriibosyl ribitol phosphate-konjugasi dengan protein tetanus PRP-OMP (PRP berkonjugasi outer membrane protein complex).
Jadwal Pemberian :
Hib yang berisi PRT-P : 2,4,6 bulan Hib yang berisi PRP-OMP 2,4 bulan Ulangan : 18 bulan (1 tahun setelah suntikan terakhir) Apabila anak datang pada umur 1-5 tahun, hanya diberikan HiB satu kali
Dosis 0,5 ml diberikan IM Kontraindikasi : tidak boleh pada bayi dibawah 2 bulan karena belum dapat membentuk antibodi
PCV
(Pneumococcl Conjugate Vaccine)
kekebalan terhadap serangan penyakit: IPD (Invasive Peumococcal Diseases), yakni meningitis (radang selaput otak), bakteremia (infeksi darah), dan pneumonia (radang paru) 2 Jenis Vaksin : Pneumokokus polisakarida Vaksin polisakarida konjungasi
Diberikan 0,5 ml secara IM Dosis pertama tidak diberikan pada umur < 6 minggu Diberikan pada umur 2,4,6 bulan dan diulang pada 12-15 bulan KIPI Eritema, bengkak, indurasi, bengkak di tempat bekas suntikan Sistemik : demam, gelisah, pusing, napsu makan menurun, muntah, diare, urtikaria Reaksi anafilaksis Reaksi KIPI akan menghilang dalam 3 hari
Kontraindikasi : 1. Keganasan atau Gangguan imunitas 2. Alergi gelatin atau neomisin 3. Demam akut, harus ditunda hingga sembuh 4. Mendapat vaksin hidup dlm 4 minggu 5. Hamil 6. Setelah suntikan imunoglobulin atau transfusi darah, MMR ditunda 3 bulan
KIPI Malaise, demam, ruam 1 minggu setelah imunisasi dan berlangsung 2-3 hari, Trombositopenia, Pembengkakakn Parotis
Influenza
IM pada umur 6 23 bulan
JADWAL: < 3tahun : 0,25 ml 3 tahun : 0,5 ml 8 tahun : diberikan 2 dosis interval 4-6 mgg
KIPI Lokal : nyeri, bengkak, sakit, dan kemerahan di tempat suntikan Sistemik : demam, nyeri otot, sakit kepala jarang terjadi Kontraindikasi Pasien dengan Sindroma Guillain Barre Demam Alergi telur
TIFOID
Berasal dari kuman Salmonella ttyphii yang dilemahkan. Jadwal : >6 tahun Diberikan setiap 5 tahun
Berasal dari polisakarida Vi pd kapsul salmonella typhii yang dimatikan Jadwal : >2 tahun Diberikan setiap 3 tahun
KIPI Lokal : indurasi, nyeri 1-5 hari Sistemik : demam, malaise, sakit kepala, nyeri otot Kontraindikasi Demam Penyakit akut maupun kronik yang progresif Alergi terhadap bahan vaksin (polisakarida, fenol, natrium klorida, disodium fosfat, monosodium fosfat).
Hepatitis A
Diberikan > 2 tahun. Vaksin kombinasi HepA atau HepB diberikan pada bayi < 12 bulan
Imunisasi Pasif
Ig secara IM 0,002ml/kgBB Tidak > 2 mgg setelah paparan 0,5 ml IM daerah deltoid Diberikan 2 kali interval 618 bulan
Imunisasi Aktif
Varisela
Dianjurkan : anak usia 1 tahun Dosis : 0,5 ml SC KIPI lokal : demam, ruam papula vesikel ringan sistemik : demam Kontraindikasi demam tinggi, alergi neomisin, imunodefisiensi
ROTAVIRUS
Cara pemberian : Oral
Macam
HPV
(Vaksin Human Papillomavirus)
Bivalen 0,1,6 bulan Quardivalen 0,2,6 bulan
Pada anak perempuan usia > 10 tahun Dosis 0,5 ml IM pada M.deltoideus