Anda di halaman 1dari 9

PEMERIKSAAN RESIDU

ANTIBIOTIK

DRH. ALFIANA LAILI DWI AGUSTIN, M.Si


• Pengeluaran antibiotik terjadi melalui proses
eliminasi yang berlangsung lama di dalam tubuh
• Megakibatkan masih adanya bahan aktif
antibiotik di dalam produk hewan ternak yaitu di
daging, hati, ginjal, dan paru-paru saat hewan
disembelih
• Timbunan dari senyawa atau metabolit dari
antibiotik dalam tubuh dapat menyebabkan
residu
• Faktor” Keberadaan residu antibiotik dalam
produk hewani

(1) tidak diperhatikannya waktu henti obat


(2) penggunaan antibiotik melebihi dosis yang dianjurkan
dan tidak di bawah pengawasan dokter hewan
(3) pengetahuan yang kurang akan dampak pada
kesehatan masyarakat akibat mengkonsumsi produk
pangan asal hewan yang mengandung residu antibiotik
(4) tidak ada penyuluhan dalam penggunaan antibiotik
yang baik dan benar di peternakan, dan
(5) tipe dari peternakan ada yang intensif atau ekstensif
1. Bahaya Toksikologi:
a. Mutagenik dimana residu antibiotik dapat menyebabkan
terjadinya perubahan genetik;
b. Teratogenik dimana residu antibiotika dapat
menyebabkan terjadinya cacat lahir/cacat bawaan
c. Karsinogenik dimana residu antibiotika dapat
menyebabkan timbulnya sel-sel kanker atau pemicu
tumbuhnya kanker
2. Bahaya Mikrobiologis :
a. Resistensi pengobatan antibiotika
b. Gangguan pertumbuhan flora normal usus
3. Bahaya Imunopatologi :
a. Reaksi alergis
Jenis Pemeriksaan Residu Antibiotik
High Pressure Liquid Chromatography
(HPLC) /Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi (KCKT). Thin Layer Chromatography (TLC)/
Hampir semua golongan antibiotika Khromatografi Lapis Tipis (KLT)
dapat dianalisis dengan Metoda ini kurang sensitif
mempergunakan alat ini, misalnya dibandingkan dengan KCKT, tetapi
pemeriksaan lebih cepat terutama
golongan makrolida, ß laktam,
dalam uji screening dari beberapa
khloramfenikol dan antibiotika macam (golongan) antibiotika yang
lainnya. dapat dilakukan dalam satu kali
analisis.
Gas Chromatography
(GC)/Khromatografi Gas (KG),
Dapat dipergunakan untuk analisis
antibiotika golongan tertentu saja.
Prinsip analisis residu
antibiotika dengan kromatografi
diperlukan 3 tahapan, yaitu:
1. Tahap ekstraksi,
pemisahan antibiotika dari matriks lain
(lemak, protein dsb) dengan bahan larutan
buffer (peptone water) dengan cara
pengocokan, biasanya menggunakan alat
shaker atau vortex.

3. Tahap deteksi, yaitu hasil


Pemurnian diinjeksikan pada alat KCKT atau
KG atau spotting pada plat KLT dan diikuti
dengan injeksi larutan standar antibiotika
sebagai pembanding antibiotika.
2. Tahap pemurnian,
Dilakukan dengan teknik solid phase
extraction (SPE)
• PRINSIP : Adanya zona hambat yang disebabkan
oleh resistensi kuman terhadap
anibiotik. Residu antibiotik sampel
dapat diukur dengan cara
Membendingkan diameter
zona hambat dengan kurva baku
antibiotik murni
• Sampel diuji secara kualitatif dengan metode
bioassay (SNI 7424, 2008)
10 gr sampel
20 ml dapar fosfat

Suspensi di Vortex

Kemudian supernatan
diambil

Supernatan dibiarkan
menyerap pada paper disk
Nutrient agar yang sudah
ditambah dengan bakteri
(Sesuai dengan antibiotik
yang akan digunakan)

Diinkubasi selama 12-24 jam

Anda mungkin juga menyukai