Anda di halaman 1dari 5

SOP PENCAIRAN BUNGA ES (DEFROSTING)

Pelaksanaan : Koordinator Imunisasi (Korim)


Penanggung Jawab : Kepala Puskesmas
Alat dan Bahan : Lap Kering, vaksin carrier atau cold box,
cool pack

Langkah – langkah pencairan bunga es :


a. Pencairan Bunga Es dilakukan minimal 1 bulan sekali atau
ketika bunga es mencapai ketebalan 0,5 cm.
b. Sehari sebelum pencairan bunga es, kondisikan cool pack
(kotak dingin cair), vaksin carrier atau cold box.
c. Pindahkan vaksin kedalam carrier atau cold box yang telah
berisi cool pack (kotak dingin cair). Sesuai dengan SOP
penyimpanan vaksin
d. Cabut steker untuk melakukan defrosting.
e. Biarkan bunga es mencair sendiri atau siram dengan air hangat
f. Setelah bunga es mencair, keringkan bagian dalam lemari es
termasuk evaporator dengan lap kering
g. Pasang kembali steker dan tunggu suhu stabil 2 s/d 8 ®C tanpa
merubah posisi Thermostat.
h. Setelah suhu mencapai 2 s/d 8 ®C, susun kembali vaksin
kedalam lemari es sesuai dengan SOP Penyimpanan Vaksin
i. Catat kegiatan pemeliharaan Bulanan pada kartu pemeliharaan
lemari es.
Catatan :

1. Penyebab cepat terjadinya bunga es terjadi karena sering buka


tutup, karet sel tidak rapat, setting thermostat terlalu rendah.
2. Bunga es dapat menghambat sistem pendingin, boros listrik,
mengurangi masa pakai Lemari Es.
SOP PEMELIHARAAN LEMARI ES
Pelaksanan : Koordinator Imunisasi (Korim)
Penanggung Jawab : Kepala Puskesmas
Alat dan Bahan : Pulpen, obeng, kuas lembut/spon busa, lap
kering sabun

Cara melakukan pemeliharaan lemari es


1. Pemeliharaan harian
a. Lakukan pengecekan suhu dengan menggunakan
thermometer atau alat pemantau suhu digital setiap pagi
dan sore, termasuk hari libur
b. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan bunga
es ? apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting.
Sesuai dengan SOP Defrosting.
c. Lakukan pencatatan langsung setelah pengecekan suhu pada
kartu pencatatan suhu setiap pagi dan sore.

2. Pemeliharaan mingguan
a. Periksa steker jangan sampai kendor, bila kendor
kencangkan baut dengan obeng.
b. Perhatikan adanya tanda-tanda steker hangus dengan
melihat perubahan warna pada steker, jika itu terjadi
gantilah steker dengan yang baru
c. Sebelum membersihkan badan lemari es cabut steker
terlebih dahulu agar tidak terjadi konsleting
d. Bersihkan seluruh badan lemari es dengan menggunakan lap
basah, kuas yang lembut/spon busa dan sabun
e. Keringkan kembali badan lemari es dengan lap kering
f. Selama membersihkan badan lemari es, jangan membuka
pintu lemari es untuk menjaga suhu tetap 2 s/d 8®C
g. Colokkan kembali steker setelah selesai
h. Catat kegiatan pemeliharaan mingguan pada kartu
pemeliharaan lemari es.

3. Pemeliharaan Bulanan
a. Sehari sebelum pemeliharaan bulanan, kondisikan cool pack
(kotak dingin cair), vaksin carrier atau cold box
b. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrier atau cold box yang
telah berisi cool pack (kotak dingin cair). Sesuai dengan SOP
Penyimpanan Vaksin.
c. Cabut steker untuk melakukan defrosting. Sesuai dengan
SOP Defrosting
d. Lakukan pembersihan kondesor, pada model terbuka
gunakan sikat yang lembut atau dengan tekanan udara,
pada model tertutup tidak perlu dilakukan pembersihan.
e. Periksa kerapatan pintu menggunakan selembar kertas, bila
kertas sulit ditarik berarti karet pintu masih baik, sebaliknya
bila kertas mudah ditarik berarti karet sudah mengeras dan
beri bedak.
f. Bila ditemukan baut kendor pada engsel pintu kencangkan
dengan menggunakan obeng
g. Colokkan kembali steker setelah selesai
h. Setelah suhu mencapai 2 s/d 8 ®C, susun kembali vaksin
kedalam lemari es. Sesuai dengan SOP Penyimpanan Vaksin
i. Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu
pemeliharaan lemari es.
SOP TEKNIK PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
IMUNISASI DI PUSKESMAS
1. SASARAN :
a. Pelaksana
1) Koordinator Imunisasi (Korim)
b. Penanggung Jawab
1) Kepala Puskesmas

2. TEKNIK PENGELOLAN LIMBAH MEDIS TAJAM


a. Dengan Safety Box
1) Masukan ADS bekas tanpa melakukan penutupan
(recapping) langsung kedalam safety box setiap selesai satu
penyuntikan
2) Setelah penuh, safety box dan isinya kirim ke sarana
kesehatan lain yang memiliki incinerator dengan suhu
pembakaran minimal 1000 ®C atau yang memiliki alat
pemusnah Carbonizer, dapat juga ditanan dalam sumur
galian yang kedap air (silo) atau needle pit yang lokasinya
didalam PUSKESMAS.
b. Dengan Needle Cutter
1) Patahkan jarum dengan needle cutter pada setiap selesai
satu penyuntikan
2) Potongan jarum yang terkumpul didalam wadah masukkan
kedalam safety box, proses penanganan selanjutan seperti
dijelaskan dalam penanganan menggunakan safety box.
Atau masukan kedalam needle pit.
3) Disinfeksi syringe bekas pakai dengan menggunakan larutan
sodium hipoklorit 5% dan rendam selama 30 menit, bila
syringe telah steril dapat didaur ulang.
Langkah-langkah pembuatan needle pit :
 Buatlah lubang beton berdiameter 60 cm panjang 1 meter
ataupun pipa PVC dengan diameter minimal 4 inchi panjang 3
meter
 Untuk needle pit dengan lubang beton sepanjang 60 cm
ditanam kemudian tutup dengan bahan beton tetapi sediakan
lubang untuk memasukan needle.
 Untuk needle pit dengan pipa PVC ditanam sepanjang 2,5 meter
dan ditutup dengan dop ulir PVC yang sewaktu-waktu dapat
dibuka bila akan memasukan needle.

c. Dengan Needle Burner


1. Musnahkan jarum dengan needle burner langsung, setiap
selesai satu penyuntikan
2. Syringe diproses seperti dijelaskan dalam penanganan
dengan needle cutter.
3. Hasil proses pemusnahan dengan needle burner dimasukan
kedalam kantong plastik warna hitam, karena sudah tidak
infeksius.
4. Bawa ketempat penampungan sementara limbah domestik.

Anda mungkin juga menyukai