Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS KM-BM

PENATALAKSANAAAN DAN RENCANA PERAWATAN ABSES BUKAL DI


POLI BEDAH MULUT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PARE KABUPATEN
KEDIRI

Dosen Pembimbing :
drg. Joko Widiastomo,
Sp.BM

Oleh :
Wisnu Bagus Aditya Wibawa
NIM : 190160100111045
LATAR BELAKANG
Abses merupakan suatu proses supuratif yang terlokalisir. lnfeksi
orofasial merupakan suatu peradangan di rongga mulut dan jaringan
sekitarnya yang berasal dan odontogenik maupun non odontogenik,
Infeksi orofasial yang berasal dan odontogenik merupakan kausa
yang paling sering dijumpai. Abses merupakan infeksi yang
gambaran utamanya berupa pembentukan pus.

Pus merupakan pertahanan efektif terhadap penjalaran infeksi dan


cenderung berpindah akibat pengaruh tekanan, gravitasi, panas lokal
atau lapisan otot dekat permukaan.

Pus yang mengandung bakteri pada periapikal abses akan berusaha


keluar dari apeks gigi, menembus tulang, dan akhirnya ke jaringan
sekitarnya, salah satunya adalah fascial spaces. Gigi mana yang
terkena periapikal abses ini kemudian yang akan menentukan jenis
dari fascial spaces yang terkena infeksi. contohnya seperti bucal
spaces
TUJUAN PENELITIAN

Menambah
Sebagai salah satu wawasan dan
tugas ilmu pengetahuan
kepaniteraan tentang penyakit
klinik KM-BM di rongga mulut
Poli Bedah Mulut khususnya
RSUD Pare mengenai abses
Kabupaten Kediri bukal
TINJAUAN PUSTAKA
Abses bukal merupakan DEFINISI ABSES BUKAL
abses yang terjadi di bukal.
Spasium bukal berada diantara
m. masseter, m. pterigoidus
interna dan m. Buccinator.
Abses dapat berasal dari gigi
molar kedua atau ketiga rahang
atas. Gejala klinis abses ini
terbentuk di bawah mukosa
bukal. Pada perabaan tidak jelas
ada proses supuratif, fluktuasi
negatif. Pada pemeriksaan
ekstraoral tampak
pembengkakan difus, tidak jelas
pada perabaan. ke dalam
spasium bukal
ETIOLOGI

Jalur Periokoronal
Jalur Pulpo–
periapikal

Jalur Periodontal
Gambaran Klinis

Dari ekstra oral regio bukal akan tampak adanya


pembengkakan, dengan batas tidak jelas, warna
hiperemi, terdapat nyeri tekan dan apabila pus sudah
terkumpul di superfisial maka akan tampak adanya
fluktuasi pada saat palpasi.

Dari intra oral adanya gigi karies terutama gigi posterior


baik rahang atas ataupun rahang bawah, tidak terdapat
pembengkakan intra oral dan tidak ada pendangkalan
vestibulum. Pemeriksaan druk dan perkusi dari gigi
penyebeb terkadang nyeri
Terapi
1. Aplikasikan larutan antiseptik sebelum insisi
2. Anasteri dilakukan pada daerah sekitar drainase abses yang akan
dilakukan dengan anastesi infiltrasi
3. Untuk mencegah penyebaran mikroba ke jaringan sekitarnya
maka direncanakan insisi :
● menghindari duktus (Wharton, stensen) dan pembuluh darah
besar
● drainase yang cukup, maka insisi dilakukan pada bagian
superfisial pada tiitk terendah akumulasi untuk menghindari rasa
sakit dan pengeluaran pus mengikuti gravitasi
● insisi dan drainase abses harus dilakukan pada saat yang tepat,
saat fluktuasi positif
4. Drainase abses diawali dengan hemostat dimasukkan ke dalam
rongga abses dengan ujung tertutup, lakukan eksplorasi kemudian
dikeluarkan dengan ujung terbuka. Bersamaan dengan eksplorasi,
dilakukan pijatan lunak untuk mempermudah pengeluaran pus
5. Penempatan drain karet di dalam rongga abses dan distabilasi
dengan jahitan pada salah satu tepi insisi untuk menjada insisi
menutup dan drainase
6. pencabutan gigi penyebab secepatnya
OBSERVASI KASUS DAN PEMBAHASAN
 
DATA PASIEN
No. RM : 166994
Tanggal Periksa : 13 Agustus 2019
Nama Pasien : Ny. Windhira Wardhani
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia/Tanggal Lahir: 44 Tahun / 1 Oktober 1975
Alamat : Bangsongan RT 002/001 , Kayen Kidul
Anamnesis : Pasien wanita usia 45 tahun datang ke Poli Bedah Mulut
RSUD Pare dengan keluhan terdapat benjolan pada pipi kiri sejak 1
minggu yang lalu pasien merasa kemeng saat mula munculnya benjolan
dan pada saat datang sudah tidak terasa sakit ataupun kemeng.
Sebelumnya pasien sudah pernah mengobati keluhannya dengan
meminum obat yang diberikan puskesmas berupa antibiotik. Pasien
mengaku tidak memiliki alergi obat, dan makanan. Pasien memiliki
riwayat penyakit asma.
Gambaran Ekstra oral dan
Radiografi

Foto Radiologi

 
1. Hari ke 2, 2. Hari ke 4, 3. Hari ke 6
Pemeriksaan Klinis
Keadaan Umum : Baik (Compos Mentis)
Pemeriksaan Ekstra Oral : Asimetris wajah (+)
Pembengkakan (+)
Fluktuasi (-)
Pemeriksaan Intra Oral : Tampak Sisa Akar gigi 28
●Palpasi (-)
●Druk (-)
●Oedem (-)
Diagnosa : Susp. Abses Bukal et causa gangren
radix gigi 28pada pasien penderita asma
Rencana Perawatan : Pro medikamentosa
Pro Insisi dan drainase
Pro ekstraksi sisa akar gigi 28
Tatalaksana
Hari Selasa, 13 Agustus 2019
Melakukan pemeriksaan kepada pasien dengan anamnesis :
Pasien wanita usia 45 tahun datang ke Poli Bedah Mulut RSUD Pare
dengan keluhan terdapat benjolan pada pipi kiri sejak 1 minggu
yang lalu pasien merasa kemeng saat mula munculnya benjolan
dan pada saat datang ke poli sudah tidak terasa sakit ataupun
kemeng. Sebelumnya pasien sudah pernah mengobati keluhannya
dengan meminum obat yang diberikan puskesmas berupa
antibiotik. Pasien mengaku tidak memiliki alergi obat, dan
makanan. Pasien memiliki riwayat penyakit asma.
Penjelasan kepada pasien mengenai perawatan: medikamentosa
dan menjelaskan kepada pasien bahwa tindakan yang akan
dilakukan adalah insisi yaitu mengiris benjolan untuk mengelurkan
nanah didalamnya.
Pemberian medikamentosa berupa antibiotik
Senin, 19 Agustus 2019

Melakukan pemeriksaan kepada pasien dengan anamnesis :


Pasien wanita usia 44 tahun datang kontrol I sejak 6 hari yang
lalu dengan keluhan pipi kiri bengkak tidak sakit sejak 12 hari
yang lalu dan pasien merasakan lidahnya terasa terbakar
semenjak meminum obat yang diberikan.
Diagnosa pada kasus tersebut :
● Susp Abses Bukal et causa gangren radix gigi 28 pada
penderita asma
● Susp Candidiasis pada dorsum lidah
Penjelasan kepada pasien mengenai perawatan :
medikamentosa dan menjelaskan pada pasien tindakan yang
akan dilakukan adalah ekstraksi sisa akar gigi 28 setelah 1
minggu sejak kunjungan kedua.

Anda mungkin juga menyukai