Anda di halaman 1dari 35

MES 403

SEMESTER IV
Wahyu Sapto Nugroho, MT
1. Fungsi Sambungan Ulir
• Sambungan tidak tetap (semi permanen), sehingga dapat dibongkar pasang
pada kondisi yang normal.
• Menggunakan konstruksi ulir untuk mengikat dua atau lebih komponen
permesinan.
• Terdiri dari dua bagian, yaitu baut yang memiliki ulir dibagian luar, dan mur
yang memiliki ulir dibagian dalam.
Fungsi teknis utama sambungan ulir:
• Digunakan pada bagian mesin yang memerlukan sambungan dan
pelepasan tanpa merusak bagian mesin.
• Untuk memegang dan penyesuaian dalam perakitan atau perawatan.
Keuntungan sambungan ulir:
• Mempunyai reliabilitas (kehandalan) tinggi dalam pengoperasiannya.
• Untuk memudahkan perakitan dan pelepasan komponen.
• Untuk pengoperasian khusus.
• Murah dan efisien.
Kerugian sambungan ulir:
• Konsentrasi tegangan pada bagian ulir yang tidak mampu menahan
berbagai kondisi beban.
2. Penggunaan Sambungan Ulir
• Sambungan ini diulirkan dengan adanya ulir pada baut (bolt) dan mur (nut).
• Bentuk ulir dapat terjadi bila suatu lembaran berbentuk segitiga digulung
pada sebuah silinder.
• Dalam pemakaian, ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir luar dan
ulir dalam.
• Ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil penampang berbentuk
segitiga sama kaki, jarak antara puncak dengan puncak berikutnya dari profil
ulir disebut jarak bagi.
α
d2
θ

dk
dr
d
π.d 2
p
p

d = diameter puncak (major diameter)


dr = diameter rata-rata (pitch diameter)
p = pitch (kisar) dk = diameter kecil (minor diameter)
p = jarak puncak (pitch)
d2 = diameter efektif
α = sudut ulir (2β)
β = sudut kisar θ = chamfer (45o)
2. Penggunaan Sambungan Ulir
Umumnya ulir digunakan untuk maksud-maksud sebagai berikut:
a) Sebagai pengikat dan pemasang, banyak digunakan ialah dengan profil ulir
segitiga (dengan ulir kanan). Sedangkan baut dan mur pemasang untuk
bagian-bagian yang berputar berlawanan dengan jarum jam, dibuat berulir kiri
sehingga terjamin tidak akan lepas waktu berputar.
Ada dua jenis ulir segitiga yang banyak dipergunakan yaitu:
- Ulir metrik (SI), ukuran dalam mm dan sudut puncak ulir 60o.
Kebaikan ulir metrik, sisi-sisi ulir dan baut saling mendukung dengan baik.
- Ulir Whitworth (BSW), ukuran-ukuran dalam inchi dan sudut puncak ulir 55o
b) Sebagai pemindah tenaga, disebut juga ulir tenaga atau ulir gerak (power
screw), contohnya seperti batang ulir ragum (catok), ulir C-klem, dongkrak ulir,
dsb. Profil ulir tenaga harus kuat memindahkan daya, dibuat dengan ulir-ulir
besar, seimbang dengan daya yang dipindahkan. Biasanya dibuat dengan
profil persegi, trapesium, segitiga dengan puncak bulat, setengah bulat atau
berbentuk ulir mata gergaji.
Keuntungan penggunaan sambungan ulir (baut sekrup) adalah mudah dipasang
dan dibongkar, kuat dan relatif murah. Sedangkan kerugiannya adalah adanya
tegangan pada ulirnya akibat pemasangan.
3. Jenis-jenis Ulir
Berdasarkan sistemnya, ulir dapat dibedakan menjadi;
a) Ulir tunggal; atau satu jalan jika hanya ada satu jalur yang melilit silinder,
b) Ulir ganda; jika ada dua jalur yang melilit silinder
c) Ulir tripel; jika ada tiga jalur yang melilit silinder

Jarak antara puncak-puncak yang berbeda satu putaran dari satu jalur disebut
kisar atau pitch. Jadi kisar pada ulir tunggal adalah sama dengan jarak baginya,
sedangkan untuk ulir ganda dan tripel, besar kisarnya berturut-turut sama
dengan dua kali dan tiga kali jarak baginya.

½p p 1½ p

p 2p 3p
3. Jenis-jenis Ulir
Bentuk penampang profil ulir dibedakan atas;
a) Ulir segitiga (V-thread),
b) Ulir segiempat (square thread),
c) Ulir trapesium (acme thread)
d) Ulir ½ trapesium (ulir gigi gergaji, buttress thread)
e) Ulir bulat (knuckle thread)

datar atau lengkung p p


p p
p
2 2
60o

¼p
½p
29o

d
dk
0,3707 p
p

d
dk
dk
dr
d

(a) (b) (c)


p
e p p
45o 2
f

r = 0,12427 p
e = 0,27544 p 30o

p
3
H
A

H
2

H = 0,89064 p
A = 0,50286 p

dk
r = 0,23851 p

d
r
dk

f = 0,24532 p
s

s = 0,13946 p
(d) (e)
3. Jenis-jenis Ulir
Ulir segitiga (V-thread) diklasifikasikan lagi menurut jarak baginya dalam ukuran
metris dan inch, dan menurut ulir kasar dan ulir halus, yaitu:
a) British Standard Whitworth (BSW) thread; digunakan untuk menahan getaran
(vibrasi) pada aerodinamis,automobil, dsb.
b) British association (BA) thread; puncak ulir tumpul, digunakan untuk mengulir
pekerjaan yang presisi
c) American Standard National thread; disebut juga Seller’s thread, puncak ulir
datar, dipergunakan untuk pemakaian umum.
d) Unified Standard thread; puncak dan lembah ulir bulat, merupakan persetujuan
tiga negara yaitu British, Canada dan USA, digunakan untuk pemakaian umum.
e) Metric thread (Ulir metris); merupakan ulir standart India, mirip dengan ulir BSW,
digunakan untuk pemakaian umum

(a) (b)
3. Jenis-jenis Ulir

(c) (d)

(e)
Desain mur dan baut metris
3. Jenis-jenis Ulir
Ulir kanan dan ulir kiri:
• Ulir kanan akan bergerak maju bila diputar searah jarum jam,
• Ulir kiri akan bergerak maju bila diputar berlawanan arah jarum jam,
• Pada umumnya ulir kanan lebih banyak digunakan.

(a) Ulir kanan (b) Ulir kiri

Tipe penyambungan ulir:

(a) Through bolt (b) Tap bolt (c) Stud bolt


3. Jenis-jenis Ulir
Bentuk-bentuk kepala baut:
a) Kepala segienam (hexagonal head),
b) Kepala silinder dengan alur obeng (fillister head),
c) Kepala cembung (round head),
d) Kepala persing datar (flat head),
e) Kepala silinder dengan kunci segi enam dalam (hexagonal socket head),
f) Kepala silinder kunci gigi enam (fluted socket).

(a) (b) (c) (d) (e) (f)


3. Jenis-jenis Ulir
Baut tanam:
• Baut tanam (set screw) ialah baut yang ditanam pada bagian konstruksi
dengan tidak muncul pada permukaan.
• Baut tanam biasanya berfungsi sebagai pencegah putaran antara poros dan
roda, penekan pasak, penyetel bilah inset peralatan luncur bagian-bagian
mesin, dan sebagainya.

(a) (b) (c) (d) (e)


4. Standart Ulir
Tabel 1 Dimensi Ulir Baut dan Mur sesuai IS : 1362-1962
Diameter Diameter Diameter Kedalaman Stress
Mayor/nominal Efektif/pitch Minor/core ulir area
Ukuran Pitch
Baut dan Mur Baut dan Mur (do = dk) mm (baut) mm mm2
(d = D) mm (dp) mm Baut Mur
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
M 0,4 0,1 0,400 0,335 0,277 0,292 0,061 0,074
M 0,6 0,15 0,600 0,503 0,416 0,438 0,092 0,166
M 0,8 0,2 0,800 0,670 0,555 0,584 0,123 0,295
M1 0,25 1,000 0,838 0,693 0,729 0,153 0,460
M 1,2 0,25 1,200 1,038 0,893 0,929 0,158 0,732
M 1,4 0,3 1,400 1,205 1,032 1,075 0,184 0,983
M 1,6 0,35 1,600 1,373 1,171 1,221 0,215 1,27
M 1,8 0,35 1,800 1,573 1,371 1,421 0,215 1,70
M2 0,4 2,000 1,740 1,509 1,567 0,245 2,07
M 2,2 0,45 2,200 1,908 1,648 1,713 0,276 2,480
M 2,5 0,45 2,500 2,208 1,948 2,013 0,276 3,39
M3 0,5 3,000 2,675 2,387 2,459 0,307 5,03
M 3,5 0,6 3,500 3,110 2,764 2,850 0,368 6,78
M4 0,7 4,000 3,545 3,141 3,242 0,429 8,78
M 4,5 0,75 4,500 4,013 3,580 3,688 0,460 11,3
M5 0,8 5,000 4,480 4,019 4,134 0,491 14,2
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
M6 1 6,000 5,350 4,773 4,918 0,613 20,1
M7 1 7,000 6,350 5,773 5,918 0,613 28,9
M8 1,25 8,000 7,188 6,466 6,647 0,767 36,6
M 10 1,5 10,000 9,026 8,160 8,876 0,920 58,3
M 12 1,75 12,000 10,863 9,858 10,106 1,074 84
M 14 2 14,000 12,701 11,546 11,835 1,227 115
M 16 2 16,000 14,701 13,546 13,835 1,227 157
M 18 2,5 18,000 16,376 14,933 15,294 1,534 192
M 20 2,5 20,000 18,376 16,933 17,294 1,534 245
M 22 2,5 22,000 20,376 18,933 19,294 1,534 303
M 24 3 24,000 22,051 20,320 20,752 1,840 353
M 27 3 27,000 25,051 23,320 23,752 1,840 459
M 30 3,5 30,000 27,727 25,706 26,211 2,147 561
M 33 3,5 33,000 30,727 28,706 29,211 2,147 694
M 36 4 36,000 33,402 31,093 31,670 2,454 817
M 39 4 39,000 36,402 34,093 34,670 2,454 976
M 42 4,5 42,000 39,077 36,416 37,129 2,760 1104
M 45 4,5 45,000 42,077 39,416 40,129 2,760 1300
M 48 5 48,000 44,752 41,795 42,587 3,067 1465
M 52 5 52,000 48,752 45,795 46,587 3,067 1755
M 56 5,5 56,000 52,428 49,177 50,046 3,067 2022
M 60 5,5 60,000 56,428 53,177 54,046 3,374 2360
4. Standart Ulir

Tabel 2 Dimensi Ulir Baut dan Mur Khusus (ulir halus)


Diameter Diameter Diameter Kedalaman Stress
Mayor/nominal Efektif/pitch Minor/core ulir area
Ukuran Pitch
Baut dan Mur Baut dan Mur (do = dk) mm (baut) mm mm2
(d = D) mm (dp) mm Baut Mur
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
M8X1 1 8,000 7,350 6,773 6,918 0,613 39,200
M 10 X 1,25 1,25 10,000 9,188 8,466 8,647 0,767 61,600
M 12 X 1,25 1,25 12,000 11,184 10,466 10,647 0,767 92,100
M 14 X 1,5 1,5 14,000 13,026 12,160 12,376 0,920 125,000
M 16 X 1,5 1,5 16,000 15,026 14,160 14,376 0,920 167,000
M 18 X 1,5 1,5 18,000 17,026 16,160 16,376 0,920 216,000
M 20 X 1,5 1,5 20,000 19,026 18,160 18,376 0,920 272,000
M 22 X 1,5 1,5 22,000 21,026 20,160 20,376 0,920 333,000
M 24 X 2 2 24,000 22,701 21,546 21,835 1,227 384,000
M 27 X 2 2 27,000 25,701 24,546 24,835 1,227 496,000
M 30 X 2 2 30,000 28,701 27,546 27,835 1,227 621,000
M 33 X 2 2 33,000 31,701 30,546 30,835 1,227 761,000
M 36 X 3 3 36,000 34,051 32,319 32,752 1,840 865,000
M 39 X 3 3 39,000 37,051 35,319 35,752 1,840 1.028,000
5. Kekuatan Sambungan Ulir
Tegangan yang terjadi pada sambungan ulir:
a. Tegangan internal akibat gaya pengencangan.
b. Tegangan akibat gaya luar.
c. Tegangan kombinasi.
a. Tegangan Internal akibat gaya pengencangan
1) Tegangan tarik
Jika baut mendapat gaya (beban) sehingga cukup tegang dan tidak mengalami
mulur, maka disebut ”Standard initial tension”.
Agar kuat maka baut dirancang berdasarkan tegangan tarik langsung dan faktor
keamanan yang besar. Berdasarkan eksperimen, standard initial tension baut
dinyatakan sebagai berikut:
Digunakan untuk sambungan pada
Fi = 2840.d N penggunaan zat cair (fluida)
Jika sambungan tidak memerlukan kekencangan seperti sambungan pada
fluida, maka initial tension dikurangi menjadi setengah dari nilai diatas.
Dimana: Fi = initial tension
Fi = 1420.d N
d = diameter nominal
5. Kekuatan Sambungan Ulir
Jika baut awalnya pada kondisi tanpa tegangan, maka beban aksial maksimum
yang aman dapat diterapkan pada baut adalah:
2
π  dp + d k 
F = A × σ t =   × σ t
4 2 
2) Tegangan geser akibat beban torsi
Tegangan geser akibat torsi selama pengencangan baut adalah:
16.T
τg = 3
π.(dk )
3) Tegangan geser sepanjang ulir
Tegangan geser pada ulir diperoleh dengan menggunakan hubungan:
F
τg = Dimana: F = beban maksimum
π.dk × b × n
b = lebar ulir
Dan tegangan geser pada mur adalah:
n = jumlah ulir
F
τn =
π.d × b × n
5. Kekuatan Sambungan Ulir
Contoh 1
Tentukan beban tarik yang aman untuk baut M 30, dengan asumsi tegangan
tarik yang diijinkan 42 MPa.
d = 30 mm σ t = 42 MPa = 42 N
mm 2
Dari tabel 1, luas penampang baut M 30 adalah 561 mm2, maka beban tarik
yang aman adalah:
F = A × σ t = 561× 42 = 23562 N = 23,562 kN

Contoh 2
Dua bagian mesin disatukan dengan baut 24 mm. Tentukan tegangan yang
diterima oleh baut pada saat pengencangan awal.
Dari tabel 1, diameter minor M 24 dk = 20,320 mm

Fi = 2840.d = 2840 × 24 = 68160 N

Sehingga:
π 2 4 × Fi 4 × 68160
Fi = dk .σ t σt = = = 210,18 N
4 π × dk
2
π × (20,320 )
2
mm 2
5. Kekuatan Sambungan Ulir
b. Tegangan akibat beban eksternal
1). Tegangan tarik (Beban Aksial)

Jika baut mendapat gaya tarik F, agar baut tidak


putus maka gaya tarik F harus memenuhi
persamaan:
Ød
F/2 π 2
F/2 F= dk .σ t
d/2
a a
4

F
h

dk =
π
.σ t
4
F
(a) (b) Jika sambungan menggunakan n buah baut,
maka:
π 2
F = n. dk .σ t
4
5. Kekuatan Sambungan Ulir
2) Tegangan geser
Kadang-kadang baut digunakan untuk mencegah gerakan relatif dari dua atau
lebih bagian, seperti pada kopling flens sehingga menyebabkan tegangan
geser pada baut.
Beban geser yang diterima oleh baut adalah:
π
FR = n × × d2 × τ g baut
4
4 × FR
d=
n × π × τg

Atau menggunakan persamaan:


T
FR =
R
Dimana: FR = gaya radial
d = diameter mojor baut
n = jumlah baut
R = radius flange
5. Kekuatan Sambungan Ulir
3) Tegangan kombinasi
Hubungan antara tegangan tarik dengan tegangan geser adalah:

Tegangan geser maksmum:

2
σ  1
4(τ g ) + (σ t )
2 2 2
τ g(max) = τ g + t  atau τ g(max) =
2 2

Tegangan tarik maksmum:

2 σt 1
σ  4(τ g ) + (σ t )
2 2
σ 2
atau σ t(max) = +
σ t(max) = t + τg +  t  2 2
2 2
5. Kekuatan Sambungan Ulir
Contoh 3
Sebuah baut mata digunakan untuk mengangkat beban 60000 N. Hitung
diameter baut jika tegangan tarik tidak melebihi 100 MPa.

F = 60000 N σ t = 100 MPa = 100 N


mm 2
π 2
F = A × σt = × dk × σ t
4

4 × 60000
dk = = 27,639 mm
π × 100

Dari tabel normalisasi ulir (tabel 1), diperoleh ukuran baut M 33 dengan
diameter minor dk = 28,706 mm
5. Kekuatan Sambungan Ulir
Contoh 4
Dua buah poros dihubungkan melalui suatu kopling flens untuk mentransmisikan
torsi 25 Nm. Kopling flens ini disatukan dengan empat buah baut dari bahan yang
sama pada radius 30 mm. Tentukan ukuran baut jika tegangan geser yang
diijinkan untuk bahan baut 30 MPa.

T = 25 Nm = 25000 Nmm ; n=4 τ g = 30 MPa = 30 N


mm 2
Beban geser pada flens kopling:
T 25000
FR = = = 833,33 N
Rr 30
Jika dianggap baut berulir semua, maka:
π 2
FR = n × × dk × τ g
4
Dari tabel 1, diperoleh ukuran baut M 4
π 2
833,33 = 4 × × dk × 30 dengan diameter minor dk = 3,141 mm
4
833,33
dk = = 2,974 mm
π × 30
5. Kekuatan Sambungan Ulir
c. Tegangan Kombinasi
Persamaan tegangan kombinasi akibat dari beban internal dan eksternal
adalah:
a a
F = F1 + × F2 = F1 + K .F2 K=
1+ a 1+ a

Dimana: F1 = Initial tension akibat pengencangan baut


F2 = Gaya luar yang membebani baut
a = Rasio (perbandingan) elastisitas material yang
disambung dengan elastisitas baut.

Tabel 1 Harga K untuk beberapa type sambungan ulir


5. Kekuatan Sambungan Ulir
Contoh 5

Kepala silinder pada mesin uap menerima tekanan panas sebesar 0,7 N/mm2.
Kepala silinder ditahan oleh 12 buah baut, diantara kepala silinder dan silinder
digunakan gasket dari tembaga lunak (soft copper) untuk mencegah kebocoran.
Diameter rata-rata silinder adalah 300 mm, hitung ukuran baut yang digunakan
jika tegangan tarik yang diijinkan 100 MPa.
p = 0,7 N/mm2 ; n = 12 ; D = 300 mm ; σ t = 100 MPa = 100 N
mm 2
5. Kekuatan Sambungan Ulir
Gaya yang dihasilkan oleh silinder adalah:
π π Dari tabel 1, untuk bisa
F = .D 2 .p = × 300 2 × 0,7 = 49480 N
4 4 diambil harga K untuk soft
copper gasket dengan
Gaya yang diterima oleh masing-masing baut:
long through bolt sebesar
F 49480 0,5 ~ 0,75
F2 = = = 4123,33 N
n 12
Dengan dk ≈ 0,886.d
Gaya pengencangan baut:
(2840.d + 2061,665 ) = π × (0,886.d)2 × 100
F1 = 2840.d N 4

Resultan beban aksial pada baut: (2840.d + 2061,665 ) = 61,65.d2


61,65.d 2 − 2840.d − 2061,665 = 0
F = F1 + K.F2 = 2840.d + 0,5 × 4123,33
d2 − 46,07.d − 33,44 = 0
F = (2840.d + 2061,665 ) N
d=
46,07 ± (46,07 )2 + 4 × 33,44
π 2
2
F = × dk × σ t
4
46,07 ± 47,50
d= = 46,785 mm
(2840.d + 2061,665 ) = π × dk 2 × 100 2
4 Digunakan baut M 48
6. Beban Eksentrik
Pembebanan eksentrik pada sambungan baut antara lain:
- Gaya tegak lurus dengan sumbu baut.
- Gaya sejajar dengan sumbu baut.
a. Arah gaya tegak lurus dengan sumbu baut
e F
F1

1 2

r1
r2
F2
F4
Z
r3
r4

Y
4 3
X e F F3

2 F1
1
1 2
R1

Z F2
Fo Z Fo
Y F4
4 3 R2
X
R4 4 3
F3 Fo
Fo

R3
6. Beban Eksentrik

a. Arah gaya tegak lurus dengan sumbu baut


Berdasarkan kesetimbangan momen, didapatkan persamaan:
M = F.e = n1.F1.r1 + n2.F2.r2 + n3.F3.r3 + n4.F4.r4 + ….… + nn.Fn.rn
= n1.k.r1.r1 + n2.k.r2.r2 + n3.k.r3.r3 + n4.k.r4.r4 + …… + nn.k.rn.rn
= k(n1.r12 + n2.r22 + n3.r32 + n4.r42 + ……. + nn.rn2 )
F.e
k= 2 2 2 2 2
n1.r1 + n 2 .r2 + n 3 .r3 + n 4 .r4 + .......... + n n .rn
Gaya geser yang diterima oleh masing-masing baut:
F
Fo =
n
Resultan gaya yang bekerja pada baut:

2 2
FR = Fo + F1 + 2Fo .F1. cos α

Gaya total yang diterima oleh baut adalah:


π 2 4.FR
FR = .d k . τ g dk =
4 π.τ g
6. Beban Eksentrik
a. Arah gaya tegak lurus dengan sumbu baut
L

F
3 4

L2
1 2

L1
A A A

Masing-masing baut menerima beban geser sebesar:


F
Fo =
n
Berdasarkan kesetimbangan momen, didapatkan persamaan:
2 2 F.L
F.L = 2k.L1 + 2k.L 2 k= 2 2
2(L1 + L 2 )
6. Beban Eksentrik
a. Arah gaya tegak lurus dengan sumbu baut
Beban tarik maksimum akan diterima oleh baut 3 dan 4, yaitu;
F.L.L 2
F3 = 2 2
2(L1 + L 2 )

Beban tarik equivalen:

1
 F3 + F3 + 4Fo 
2 2
Ft =
2 

Beban geser equivalen:

1
 F3 + 4Fo 
2 2
Fs =
2 

Dengan mengetahui harga pada persamaan beban, maka ukuran baut dapat
dihitung jika diketahui tegangan yang diijinkan.
6. Beban Eksentrik
b. Arah gaya searah dengan sumbu baut
1 2
A A A

L1
F
L2

Masing-masing baut menerima beban tarik langsung sebesar:


F
Fo =
n
Berdasarkan kesetimbangan momen, didapatkan persamaan:
2 2 F.L
F.L = 2k.L1 + 2k.L 2 k= 2 2
2(L1 + L 2 )
6. Beban Eksentrik
b. Arah gaya searah dengan sumbu baut
Beban tarik maksimum yang diterima oleh baut 2, maka;

F.L.L 2
F2 = 2 2
2(L1 + L 2 )

Resultan gaya pada baut nomer 2 adalah:

FR = Fo + F2

Ukuran baut dapat dicari dengan persamaan:

π 2
FR = .d k . σ t
4

2 4 .Fr
dk =
π .σ t
6. Beban Eksentrik
Contoh 6
Sebuah bracket dijepit pada kolom baja dengan menggunakan baut, seperti
gambar. Beban maksimum yang diterima bracket adalah 12 kN dengan arah
vertikal dengan jarak 400 mm dari kolom depan. Bidang vertikal bracket
disatukan pada kolom dengan empat baut yaitu 2 baris dengan dua buah baut
setiap baris yang berjarak 50 mm dari tepi bawah bracket. Tentukan ukuran
baut, jika tegangan tarik yang diijinkan 84 N/mm2.

400

12 kN
375

A Ukuran dalam mm
50
6. Beban Eksentrik
Beban geser langsung yang diterima oleh masing-masing baut adalah:

F 12000
Fo = = = 3000 N
n 4

F.L 12000 × 400


k= = = 16,769 N
2
2(L 1 + L 2 )
2
( 2
2 50 + 375 2
) mm

Beban tarik maksimum yang diterima oleh baut 3 adalah:

F3 = k × L 2 = 16,769 × 375 = 6288,375 N

Beban tarik equivalen yang diterima baut 3 adalah:


1 1
Ft =  3
F + F
2
+ 4F
2 
o 
=  6288,375 + (6288,375 )2 + 4(3000 )2  = 7489,98 N
2  3
 2 
Ukuran baut adalah:

π 2 4.Ft 4 × 7489,98 M 14 dengan


Ft = .d k . σ t dk = = = 10,655 mm
4 π.σ t π × 84 dk = 11,546 mm
6. Beban Eksentrik
Contoh 7
Sebuah bracket seperti ditunjukkan pada gambar, mampu menahan beban
sebesar 30 kN.Tentukan ukuran baut, jika tegangan tarik maksimum bahan
baut 60 N/mm2. 1 2

80
30 kN
250
Ukuran dalam mm
500

Beban tarik langsung yang diterima masing-masing baut:


F 30000
Fo = = = 7500 N
n 4
F.L 30000 × 500
k= = = 108,853 N
2 2
(2
2(L1 + L 2 ) 2 80 + 250
2
) mm
6. Beban Eksentrik
Beban tarik maksimum yang diterima oleh baut 2, maka;

F2 = k × L 2 = 108,853 × 250 = 27213,25 N

Resultan gaya pada baut nomer 2 adalah:

FR = Fo + F2 = 7500 + 27213,25 = 34713,25 N


Ukuran baut dapat dicari dengan persamaan:

π 2
FR = .d k . σ t
4

4.Fr 4 × 34713,25
dk = = = 27,141 mm
π.σ t π × 60

Dari tabel normalisasi ulir, diperoleh ukuran baut M 33 dengan


diameter minor dk = 28,706 mm

Anda mungkin juga menyukai