Anda di halaman 1dari 46

346

BAB X
PEGAS

Pegas ialah bagian dari alat-alat mesin yang elastis dan digunakan
bermacam macam keperluan diantaranya :
a. Untuk menahan kejutan dan tumbukan.
b. Memberi suatu gaya tertentu.
c. Menyimpan usaha yang dikumpulkan dan kemudian melepaskannya
karena meregangnya pegas.

Bentuk dari pada pegas dibuat sedemikian rupa sehingga jika ada
sesuatu gaya P yang bekerja maka ia akan melendut dan lendutan ini akan
hilang kalau gaya P tidak bekerja lagi.
Macam macam bentuk pagas dapat terlihat pada gambar di bawah ini:

10.1. MACAM-MACAM PEGAS

Gambar 10.1. Macam-macam Pegas


347

10.2. PERHITUNGAN PEGAS ULIR


Pertama akan kita tinjau pegas yang macam ini karena banyak sekali
digunakan.

Pada gambar sebelah terdapat suatu


pegas ulir sederhana. Gaya P akan
menyebabkan tegangan-tegangan
yang timbul terdiri dari tegangan
puntir dan tegangan geser. Kalau
sebagian dari pagas itu kita potong
maka pada potongan itu akan timbul
gaya-gaya yang akan menyebabkan
pegas itu berada dalam
kesetimbangan. Kalau n kita ambil
sebagai banyaknya lilitan, D diameter
dari pegas dan d diam kawat pegas
maka dari potongan itu kita dapatkan
Gambar 10.2. Q=P
D
Mp = P x
2

Sekarang akan kita lihat tegangan-tegangan yang timbul pada potongan


tersebut. Seperti sudah dikatakan bahwa tegangan disini ada 2 macam.

Pertama akan kita lihat tegangan geser yang timbul.

Tegangan geser yang timbul


disini kita anggap dibagi rata
pada seluruh penampang.
Besarnya tegangan geser ini
adalah sebagai berikut :
Q n
τ1  F  d2
F 4
Q
τ1  P=Q
π 2
Gambar 10.3. d
4
4P
τ1 
πd 2
348

sekarang akan kita lihat tegangan puntir yang timbul pada penampang itu.

Tegangan puntir yang timbul kita


anggap mempunyai pembagian
menurut garis lurus dari pusatnya
sampai dipinggir. Pada pusatnya
tegangan nol dan pada pinggirnya
maksimum. Besarnya tegangan puntir
adalah sebagai berikut :

Mp
Gambar 10.4. τ2 
Wp
D
P.
2  2
 3
d
16
8 PD
2 
d 3

karena kadua tegangan itu sama macamnya maka kedua tegangan itu dapat
kita jumlahkan.
Ternyata pada titik A jumlah tegangannya adalah yang terbesar. Jadi
tegangan maksimumnya adalah :

 max   1   2
4 P 8 PD
 
d 2 d 3
8 PD  d 
 x 1 
d  2 D 
3

 d 
k  1  
 2D 

Sehingga kita mendapatkan :

8 PD
 max  k   bol
d 3
8 PD
d2  k
 bold
349

D
8P
d k d2
 bol
D
8P
d k d
 bol

Jadi diameter kawat pegas dapat kita cari.

Faktor k tergantung dari pada perbandingan D/d.


Perbandingan D/d kita ambil terlebih dahulu. Di bawah ini diberikan
perbandingan D/d dengan faktor koreksinya sekalian.

D/d 3 4 5 6 7 8 9 10
k 1,67 1,125 1,10 1,084 1,071 1,063 1,056 1,050

Untuk mencari lendutanya kecepatan dari pegas ini kita harus melihat
kerja yang terjadi karena Percepatan dan kerja potensial dari pegas sebagai
reaksi yang sama besarnya dengan kerja karena P.

Px
A
2
1 Mp 2 L
Ap 
2 GIp
D πd 4
Mp  Px L=Dn Ip 
2 32
2
 D
P. . .D.n
1  2 
Ap 
2 d 4
G.
32
A  Ap
3
D
8 P   xn
d
  
Gxd

Seperti sudah dikatakan di muka bahwa pegas ini bagian yang elastis
jadi pegas dipakai untuk mengembalikan suatu bagian pada keadaan semula.
kalau bagian tadi bergeraknya cepat maka ia boleh dibilang bergetar misalnya
klep pemasukan atau pembuangan pada motor bakar.
350

Dengan bergeraknya / bergetarnya bagian ini maka dengan sendirinya


pegas akan ikut bergetar. besarnya bilangan getar sendiri dari pegas untuk
orde pertama ialah :

120d Gxg
ne1  .
D 2 n 32γ Getaran/menit

dimana : n = jumlah lilitan


G = modulus geser untuk baja ialah = 0,8 x 106 kg/cm
 = berat jenis untuk baja ialah = 0,00785 kg/cm3 = 0.0785 N/cm³
g = grafitasi = 981 cm/det 2

Kalau ketentuan-ketentuan diatas kita masukan maka kita mendapatkan


bilangan getar orde pertama untuk pegas baja sebagai berikut :

d
ne1  2148000 getaran / menit
D2n

Untuk bilangan-bilangan pada orde berikutnya maka kita dapatkan untuk :


1. Orde ke 2 ……………….. ne2 = 2 ne1
2. Orde ke 3 ……………….. ne3 = 3 ne1
3. Orde ke 4 ……………….. ne4 = 4 ne1 dstr

Kalau gaya yang bekerja terlalu besar sehingga kalau kita memakai
pagas bulat biasa maka kita akan mendapatkan ukuran pegas terlalu besar
sehingga tidak sesuai dengan keadaannya lagi.
Untuk mendapatkan pegas supaya sesuai dengan keadaan maka kita
memakai pegas yang mempunyai kawatnya dengan penampang segi empat.
Besarnya lendutan dan tegangan maksimum yang timbul pada pegas segi
empat ini tergantung dari perbandingan h/benda dan D/b.
Besarnya lendutan untuk pegas segiempat dapat dihitung dengan
memakai rumus sebagai berikut :

nD 3
 
Gb2 h 2

dimana : n = jumlah lilitan dapri pegas


 = koefisien
351

Sedangkan tegangan maksimum yang terjadi ialah :

PD
 max    bol
bh bh

dimana :  = koefisien

10.3. BAHAN PEGAS

Tabel X.1.
Tegangan Tegangan Modulus Modulus
Bahan Tarik Tarik Geser Geser
(GPa) (Kg/mm2) (GPa) (Kg/mm2)

Hard drawn spring wire 1–2 100 – 200 80 8000


Oil tempered spring wire 1–2 100 – 200 80 8000
Music wire 1,5 – 3 150 – 300 80 8000
Annealed, high carbon wire 1,5 – 2 150 – 200 80 8000
Hot rolled, high carbon steel 1,2 – 1,3 120 – 130 80 8000
Chroms – vanadium steel 1,4 – 2 140 – 200 75 7500
Stainless steel (18 – 8) 1,1 – 2 110 – 200 75 7500
Phosphor Bronze (4 – 6% tin) 0,65 - 1 65 – 100 45 4500
K – Monel (spring temper) 1,1 – 1,2 110 – 120 75 7500
Z – Nickel (spring temper) 1,2 – 1,5 120 – 150 75 7500
Beryllium Copper 1,1 – 1,2 110 – 120 50 5000
Spring Brass 0,60 – 0,85 60 -85 40 4000

Pegas yang terbuat dari baja kalau dipakai harus dilihat macamnya beban
yang terjadi.
1. Kalau bebanya bersifat seperti keadaan beban dinamis II maka tegangan
geser yang diperbolehkan : bol = 400 – 500 MPa
2. Kalau bebanya mengalami perubahan gaya kecil dan tidak terlalu cepat
perubahanya : bol = 400 – 600 MPa
3. Jika perubahannya jarang terjadi maka dapat kita ambil : bol = 700 MPa

Pegas ini dibuat dengan jalan menggulungnya dalam keadaan dingin.


Untuk pegas bulat dengan d lebih besar dari 10 mm adalah tidak praktis
kalau pengerjaanya dilakukan dalam keadaan dingin, tetapi biasanya kita
panaskan sampai 95 °C kemudian digulung. Setelah itu ia akan mengalami
heat treatment.
352

10.4. PEGAS DAUN

Seperti diketahui fungsi dari pegas


antara lain adalah untuk menahan
getaran dan benturan sehingga pegas
daun harus menahan kerja karena
lenturan, sehingga yang diinginkan
pada pegas daun mempunyai tahanan
yang sama pada keseluruhan
terhadap lenturan. Kalau salah satu
ujungnya di jepit dan pada ujungnya
dibebani gaya P. Kalau diambil jarak
Gambar 10.5. X dari jepitannya maka momen yang
bekerja
M l  P 1 - x 
Sehingga :

Ml M 1 - x 
Wl  
 
1
Dimana W1 pada jarak X  bx h2
6
1 P 1 - x 
Sehingga : bx h2 
6 
2
bx h
P  
6 1 - x 

Kalau kita ambil pada jepitannya, maka :

Momen lentur : M1 = 1 x p

1
Momen tahan terhadap lenturan : W1  b h2
6
b h2
Gaya untuk menekan pegas : P  x
6l

Tegangan yang timbul :


61
  P   bol
b h2
Gaya maksimum dapat ditahan oleh pegas :
b h2
Pmax  x  bol
6l
353

Kadang-kadang pegas segitiga pada


jepitannya menjadi terlalu besar
untuk menahan gayanya sehingga
dalam prakteknya sulit dilaksanakan.
Untuk memudahkan pada
pelaksanaan maka dibentuk suatu
bentuk dibelah-belah menjadi 2n
bagian dimana 2n adalah bilangan
genap dengan lebar ½ b, kemudian
belahan-belahan ini disusun seperti
Gambar 10.6. terlihat pada gambar b kalau bagian
ini bebas bergerak satu sama lainnya.

Maka momen Inertia dari pegas yang terbentuk ini akan sama dengan momen
Inertia dari pegas segitiga sehingga untuk pegas segitiga dengan lebar b
besarnya gaya untuk menekan :

b h2
P  x
6l

Bila lebar ini dipecah menjadi 2n bagian dengan lebar ½ b sehingga total
lebarnya

1
2n . b  nb
2
Maka besarnya gaya untuk menekan pegas :

n b h2
P  
6l

Tegangan yang timbul :

6l
  P.   bol
n b h2

Gaya maksimum dapat ditahan oleh pegas :

n .b.h2
Pmax  x  bol
6l

Dimana : n = Jumlah pegas


b = Lebar 1 pegas
354

10.5. LEDUTAN PADA DAUN PEGAS


Seperti diketahui bahwa fungsi dari pegas antara lain adalah untuk
menahan getaran atau benturan, sehingga dapat dikatakan berapa besar
kerja dapat diterima oleh daun pegas tanpa melewati tegangan tarik atau
tekan diperbolehkan. Dalam hal ini pemeriksaan kekuatan akan didasarkan
pada lenturan saja sedangkan pengaruh dari tegangan geser diabaikan.

Pada pembicaraan diatas didapatkan bahwa :


y
y  .E
R
Sehingga besarnya tegangan pada jarak e dari
garis netral adalah :
e
 .E
R
e
R . E

Gambar 10.7.

Untuk suatu elemen dengan ketebalan merata h dan momen tahanan


terhadap lenturan untuk seluruh permukaan yang sama besarnya.
Mempunyai jari-jari lengkungan R sama besar pada semua titik pada
garis elastis. Dalam hal ini garis elastis AB merupakan suatu bagian dari
lingkaran, sehingga panjang garis AB dianggap sama dengan busur AB,
sehingga panjang pegas l sama dengan AB adalah :
l 2  AB  AC . AD  f . 2R
2

l2
f 
2R
Besarnya defleksi pada jarak e dari garis netral :
 l2
f 
2Ee
Dengan mengganti 2e dengan h kita dapatkan besarnya lendutan :
 l2
f 
EH
Sedangkan besarnya defleksi maksimum adalah :

 bol l 2
f max 
EH

Dimana : E = Modulus Elastisitet


355

Untuk pegas daun ganda, besarnya defleksi :

 l2
f 
nEh

Sedangkan besarnya defleksi maksimum :

 bol l 2 l2
f max   f max  x  bol
nEh nEh

10.6. DAFTAR MACAM-MACAM PEGAS SERTA RUMUSNYA


Dalam daftar di bawah ini arti huruf dalam rums rumusnya adalah
sebagai berikut :

P = beban maksimum yang diizinkan dalam kg


z = defleksi maksimum dalam cm
A = usaha untuk menekan pegas maksimum dalam kgcm
V = volume bagian yang bekerja dari pegas dalam cm3
E = modulus elastisitet dalam kg/cm2.
G = modulus geser dalam kg/cm2.
= tegangan lentur yang diizinkan dalam kg/cm2.
= tegangan puntir yang diizinkan dalam kg/cm2.

Gambar 10.8. Pegas Daun Tunggal

Gambar 10.9. Pegas Daun Segitiga


356

Gambar 10.10. Pegas Daun Majemuk

Gambar 10.11. Pegas Pikul

Gambar 10.12. Pegas Pilin


357

Gambar 10.13. Pegas Sekrup dengan Penampang Bulat

Gambar 10.14. Pegas Sekrup dengan Penampang Siku-siku

Gambar 10.15. Pegas Kerucut dengan Penampang Bulat


358

Gambar 10.16. Pegas Kerucut dengan Penampang Siku-siku


359

CONTOH SOAL No. 1


Diketahui pada suatu kopling mobil bahwa gaya yang perlu untuk menekan
kopling tersebut ialah 1500 N
Banyaknya per disini terdapat 6 buah
Ditanyakan ialah ukuran dari per tersebut

JAWAB :
Jumlah gaya yang bekerja 1500 N
Gaya yang bekerja pada tiap per ialah :
1500
 240 N
6
Perbandingan D/d kita ambil = 4
Maka diameter dari per tersebut ialah :

D
k .8. P .  
d  d
 .  bol

Ternyata dari tebal untuk D/d = 4, maka terdapat k = 1,4


Bahan yang kita pakai ialah 2 hard drawn spring wire dengan 1-2 Gpa, kalau
kita anggap bahwa bebannya mengalami beban seperti beban dinamis II,
maka :

 bol  0,4 - 0,5 GPa


1,4 x 8 x 240 x 4
d 
 . 400
d  6,9  2,62

Kita ambil d = 3 mm
D = 4 x 3 = 12 mm

Ledutan dari pegas tersebut ialah :

8 P - D/d 
3
 
G x d

Kalau lilitan kita ambil 7 buah lilitan

8 x 240 x 4 3
 3,6 mm
80.000 x 3
360

CONTOH SOAL No. 2


Suatu pegas daun yang merupakan quarter eliptic dibebani oleh suatu gaya P
sebesar 750 N, sedangkan panjangnya ialah 500 mm dan ledutan maksimum
yang diinginkan ialah 60 mm.
Bahan pegas kita ambil “Stainless Steel” yang mempunyai tegangan tarik
diperbolehkan 500 MPa.
Konstate k misalkan = 1,25

Ditanya :
a. Dimensi pegas tersubut
b. Banyaknya pegas dipakai

JAWAB :
Tabel suatu pegas kita dapat hitung dengan memakai rumus sebagai berikut :

1 
h  x 10 -6 k . L2 . bol
3 
1 500
h  x 10 -6 x 1,25 x 500 2 x
3 6
h  8,4
kita ambil h  10 mm

6.p.L
i.b 
h 2 .  bol
6 .x 7500 x 500
  450 cm
l 2 . 500

kita ambil I  6 buah


450
maka b   75 mm
6
361

10.7. GRAFIK FAKTOR PEGAS SEGI-EMPAT

Gambar 10.17. Grafik Koefisien ψ Terhadap D/d dan b/h


362

10.8. GRAFIK KOEFISIEN  TERHADAP D/d DAN b/h

Gambar 10.18. Grafik Koefisien ψ Terhadap D/d dan b/h


363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391

Anda mungkin juga menyukai