Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MEKANIKA TEKNIK III

DISUSUN OLEH : MUHAMMAD IRFAN

NIM : 2306010115

JURUSAN : TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI


POROS ( SHAFT ) :

1.1 Pendahuluan

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin
ada bagian yang meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran, dan poroslah yang
memegang peran utama dalam mentransmisikan tenaga tersebut.

1.2 Macam-macam Poros :


Poros Transmisi : Untuk mentransmisikan daya, mendapat beban puntir danlentur
Spindel : Poros transmisi yang relatif pendek (contoh : poros utama mesin
pekakas), mendapat beban puntir
Gandar : Poros untuk mendukung beban (contoh : pada kereta barang),
mendapat beban lentur

1.3 Perhitungan Pada Poros

1.3.1 Poros dengan Beban Puntir :


Diameter poros didapat dengan menggunakan persamaan torsi :

 ø

Gambar 6.1 : Poros dengan Beban Puntir

T g
 Keterangan :
J r T  Torsi (Nmm)
 g  Tegangan geser (N / mm 2 )
J  Momen inersia polar (mm4 )
r  Jari  jari poros (mm)
a. Untuk Poros Pejal :

 d
J d4 r
32 2

T g  T . g.d 3

 d 16
d4
32 2

b. Untuk Poros Berlubang :


J   (d 4  d 4 )
0 i
32
Keterangan :

di = Diameter dalam …. (mm)do =


di do Diameter luar …… (mm)

Gambar 6.2 : Penampang Poros Berlubang

T g
 
(d  d )
4 4
do
o i
32 2
 d 4
d 4 d
T  .g.( o i
)  Apabila k i

16 do do
 
T   .g.d 3 d o  d i
4 4
 Jadi T   .g.d 3.(1  k 4 )
o
( )
16 do4 16 o

c. Hubungan dengan Daya :

Usaha Gaya x Jarak


Daya = 
Waktu Waktu
F.2. .R.n
P ………………… (kgm/det)
1000.60
F.2. .R.n
P ………………… (PK)
1000.60.75
F.2. .R.n
P .0,736........................ (KW)
1000.60
F.2. .R.n
P ……………….. (KW)
1000.60.102
Keterangan : P = Daya ......................................... ( KW)
F = Gaya ......................................... (Kg)
R = Jari-jari poros .......................... (mm)
N = Putaran .................................... (Rpm)

Apabila F = Gaya dalam (N), R = Jari-jari dalam (mm),

F.2. .R.n
P ………………………………… (Nm/det)
1000.60

F.2. .R.n
P ………………………………… (Watt)
1000.60

1.3.2 Poros dengan Beban Bengkok :

F F

Gambar 6.3 : Poros dengan Beban Bengkok

Persamaan Momen Bengkok :

Mb b
 Keterangan : Mb = Momen Bengkok ……. (Nmm)
I r
I = Momen Inersia Polar … (mm4)
N
σb = Tegangan Bengkok ….. ( )
mm2
r = Jarak dari sumbu ke sisi (mm)
a. Untuk Poros Pejal :

  
I   .d 4  Mb  . d 3 . b
64 32

b. Untuk Poros Berlubang :


I  .(d 4
 d 4)
o i
64
 d o 4  d i4  3 4
Mb  .d 3.( ) . b  Mb  . d .(1  k ) .b
o
64 do 4 32 o

1.3.4 Poros dengan Beban Kombinasi (Puntir dan Bengkok) :

a. Menurut Teori Tegangan Geser Maksimum, ditentukan :


1 1
 g maks  b2  4.g 2 dari ( .b)2  (g)2
2 2
16
 . (Mb)2  (T )2
 .d 3


.d 3.g  (Mb)2  (T )2
maks
16

.d 3.g  ekuivalen dengan momen puntir (Te)
maks
16
 3
Te  ( Mb ) 2  (T ) 2 Te  .d .gmaks
16

b. Menurut teori Tegangan Bengkok Maksimum, ditentukan

1 1
bmaks  .b  ( .b.)  (g)
2 2

2 2
32  1 
 .(Mb  (Mb) 2  (T ) 2 
 .d 3  2 
 3 1
.d .b  .(Mb  (Mb)2  (T )2
maks
32 2

.d 3.b  ekuivalen dengan Momen Bengkok (Me)
maks
32
1 
Me  .(Mb  (Mb)2  (T )2  Me  .d 3.b
Maks
2 32

Untuk Poros Berlubang :




 d 4  d 4

Te  (Mb)2  (T )2  .(
o i
) .  g maks
16 do
1  d 4 d 4
Me  .(Mb  (Mb) 2  (T ) 2  .( o i
) . b maks
2 32 do
c. Poros dengan Beban Berubah-ubah (Fluctuating Loads) :

Te  (Km.Mb)2  (Kt.T )2

Me 
1
2

. (Km.Mb)  (Km.Mb)2  (Kt.T )2 
Km = Faktor koreksi (kejut dan lelah) untuk momen bengkok
Kt = Faktor koreksi (kejut dan lelah) untuk momen puntir (torsi)

Tabel 6.1 : Harga Km dan Kt :


No. Macam Beban Km Kt
1 Poros diam / tidak bergerak
a. Beban berangsur-angsur 1,0 1,0
b. Beban kejut 1,5 – 2,0 1,5 – 2,0
2 Poros berotasi / berputar
a. Beban berangsur-angsur 1,5 1,0
b. Beban kejut ringan 1,5 – 2,0 1,0 – 1,5
3 Beban kejut berat 2,0 – 3,0 1,5 – 3,0
d. Poros dengan tambahan Beban Aksial

(pada beban kombinasi torsi dan bengkok) :

1) Pada persamaan momen bengkok :


d
Mb.
Mb b  Mb . r 32 . Mb
 b    2 
I r I .d 4  . d3
64
2) Tegangan akibat gaya aksial (σd), adalah :


F
d   F  4. F ( untuk poros pejal )
A  2  .d 2
.d
4

 d  4. F ( untuk poros berlubang )


 .(d 2  d 2 )
o i

di 4. F
Apabila k  d 
do  .d o2 (1  k 2 )
3) Resultante Tegangan ( a dan b ) :

(a) Untuk Poros Pejal :

) 2  (T ) 2   . d 3 .g
F .d
Te  (Mb  Maks
8 16
1 F .d F .d 2  
Me   (Mb  )  (Mb  )  (T )2   .d 3 .b Maks
2 8 8  32
(b) Untuk Poros Berlubang :

F . d (1  k ) 2
2 
Te  (Mb  )  (T ) 2  .d o 3 .(1  k 4 ).g Maks
8 16
1 F.d .(1 k 2 ) 2

Me  (Mb  o
)  (Mb  F.d o .(1 k ) ) 2  (T ) 2 
2  8 8 

 .d 3..(1  k 4 ).b
o Maks
32
4) Dalam keadaan poros panjang, langsing, ramping (slender shaft),Perlu
ditambahkan column factor (α ).

 .4. F
d   (untuk poros pejal)
 .d 2
 .4. F 
d  (untuk poros berlubang)
 .d o 2 .(1  k 2 )

Haraga α dapat dicari sebagai berikut :


1 L
  (untuk 115 )
L K
1  0,0044.( )
K
y .( L ) 2 L
115 )
  (untuk
c . 2 .E K K
Keterangan :
L = Panjang poros antara bantalan ........................................ (mm)
K = Jari-jari girasi poros ........................................................ (mm)

I
=
A
I = Momen inersia garis ........................................................ (mm4)
c = Koefisien Euler’s, yang ditentukan sebagai berikut :
=1  untuk ujung poros berengsel,
= 2,2,5 untuk ujung poros mati,
= 1,6  untuk poros yang ditahan dengan bantalandi
tempat-tempat tertentu.
y = Tegangan yield akibat kompresi/tekan ……(N/mm2)
E = Modulus elastisitas …………………. (N/mm2)

Dengan memasukkan faktor-faktor koreksi untuk momen bengkok dantorsi


(Km dan Kt), didapatkan rumus sbb. :

(a) Untuk Poros Pejal :



.F .d 
Te  (Km.Mb  )2  (Kt.T )2  .d 3.g
Maks
8 16
1 .F . d .F . d 
Me  (Km, Mb  )  (Km.Mb  ) 2  (Kt.T ) 2 
 
2  8 8
 3
 .d .b Maks
32
(b) Untuk Poros Berlubang :

.F . d o . (1 k 2 ) 2
Te  (Km.Mb  )  (Kt.T ) 2   .d o
3
.(1 k 4 ).g Maks
8 16

1 .F.d o.(1  k 2 ) 
2 
 Me  (Km.Mb  )  (Km.Mb  .F.d o.(1  k 2 ) ) 2  (Kt.T ) 
2  8 8 

 .d 3..(1  k 4 ).b
Maks
32 o
Catatan :
K= 0 dan do = d  untuk poros pejal
F= 0  untuk poros tanpa beban aksial
α= 1  untuk poros dengan beban tarik

e. Perencanaan Poros dengan dasar Kekakuan (rigidity) :

Dipertimbangkan 2 tipe :

 Torsional rigidity
 Lateral rigidity
1) Torsional Rigidity :
T G .

J L
T = Torsi .. …………… .. (Nmm)
J = Momen Inersia Polar …………….. (mm4)
=  .d 4 (untuk poros bulat pejal)
32

= .(d 4
 d 4) (untuk poros berlubang)
o i
32
θ = Sudut putar akibat torsi …………….. (radian)
G = Modulus of rigidity …………….. (N/mm2)
L = Panjang poros …………….. (mm)
2) Lateral Rigidity :

Defleksi lateral dapat dihitung dengan persamaan karena elastisitas balok


/ tiang sebagai berikut :

d 2 y Mb

dx2 E . I
Keterangan :
Mb = Momen Bengkok ……………. (Nmm) E
= Modulus elastisitas ……………. (N/mm2) I
= Momen inersia garis (mm4)
y = Defleksi pada variable jarak x dari salah
satu ujung poros ................................................. (mm)
Contoh :

1. Sebuah poros berputar dengan kecepatan 1200 (rpm), meneruskan daya 40 (hp). Poros
dibuat dari baja karbon dengan tegangan tarik maksimum 480 (N/mm2) dengan angka
keamanan v = 8. Tentukan diameter poros tersebut, jika momen lentur yang terjadi
sangat kecil dan dapat diabaikan.

Penyelesaian :

P = 40 (hp), n = 1200 (rpm),  t  480 (N / mm 2 ) , v = 8


Maks

P P 40 . 746 . 60
T    237,3636 (Nm)  237.363,6 (Nmm)
 2 .  . n 2 .  . 1.200
60
 t 480
g  0,8 . Maks
 0,8 .  48 (N / mm 2 )
v 8

T   .g.d 3
16

237.363,6   . 48 . d 3  d 3  25.174,927 (mm3 )  d  29,3  30 (mm)
16
Jadi diameter poros yang dicari = 30 (mm)

2. Sebuah poros pejal digunakan untuk mentransmisikan daya 26 (pk) pada putaran 200
(rpm). Bahan poros dari baja yang mempunyai tegangan geser maksimum 360 (N/mm2),
angka keamanan ditentukan = 8.
a. Hitung diameter poros tersebut!.
b. Apabila poros yang digunakan adalah poros berlubang (untuk mengganti poros
pejal tersebut), hitung diameter dalam dan luar poros berlubang tersebut, jika k =
0,5.
Penyelesaian :

Diketahui : P = 26 (pk), n = 200 (rpm), g  360 (N / mm 2 ) , v = 8


Maks

 g Maks 360
g    45 (N / mm2 )
8 8
P 26 x 736 x 60

T   26 x 736 

 913.30909 (Nm)  913.309,09 (Nmm)
 2 x  x 200 2 x  x 200
60

a. Diameter poros pejal dapat dicari sebagai berikut :


  
T   . d 3 .  g 913.309,09   . d 3 . 45  d 3  103.323,8566
16 16
d  46,92  48 (mm)
Jadi diameter poros pejal  d = 48 (mm)

b. Diameter poros berlubang (pengganti poros pejal) dapat dicari sebagaiberikut :





T   . do 3 . 1  k 4 .  g  
16 
16 . T 16 . 913.309,09 14.612.945,44.
do  3 3  51,65  52 (mm)
3
 . 1  k 4  . g

 
 . 1  0,5 . 45
4
106,07143

di  0,5 x 52  26 (mm)

Jadi diameter dalam poros berlubang  di  26 (mm)

Diameter luar poros berlubang  do  52 (mm)

Anda mungkin juga menyukai