Anda di halaman 1dari 32

ELEMEN MESIN

Elemen Mesin adalah ilmu yang mempelajari tentang elemen-


elemen atau bagian-bagian dai suatu mesin / engine dimana
masing-masing elemen atau bagian tesebut mempunyai fungsi
tersebut.

Pengelompokan

1. Elemen Sambungan
a. Sambungan tetap : sambungan yang tidak bisa di
Buka pasang, kalau pun dibuka, harus merusak
sambungan
Ex : solder, patri, las, adhesive, kelingan,
memadatkan, menyusutkan.
b. Sambungan tidak tetap : sambungan yang bisa di
buka pasang
Ex : ulir (baut, mur)
2. Elemen Transmisi
 Kopling
 Roda Gigi
 Sabuk
 Rantai
3. Elemen Penunjang
 Value
 Bantalon
 Rem
4. Tahap-Tahap perencanaan
 Menentukan fungsi
 Mekanisme
 Menentukan beban yang bekerja
 Memilih material
 Menentukan ukuran (dimensi )
 Membuat gambar
 Assembling ( perakitan )
 Modifikasi
 Kontrol kualitas

Macam - Macam Beban

I. Beban Statis : Beban yang relative tetap

Beban F(N)

Waktu (t)

II. Beban dinamis


a. Berulang ( ex: pedal rem)
F(N)

Max max

(t)

0 0 0

b. Berganti ( ex: mesin gergaji )

F (N)

Max max

(t)

0 min min

c. Kejut ( mengambil kelapa )

F(N)

(t)
Macam – Macam Tegangan

Definisi Tegangan (Stress)


Tegangan adalah perlawanan molekuler-molekuler
terhadap gaya luar untuk tiap satuan luas penampang . Atau
secara sederhana dapat didefinisikan sebagai gaya persatuan
luas penampang.

 Tegangan Normal  (Sigma)


Tegangan yang bekerja tegak lurus terhadap penampang
batang bagiannya.

a. Tegangan tarik (tensile) 𝜎𝑡

Tegangan tarik adalah tegangan yang timbul akibat


adanya gaya tarik.
𝐹
Rumus : 𝜎𝑡 =
𝐴

Ket : t = Tegangan tarik (N/cm2 atau N/mm2 )


F = gaya tarik (N)
A = luas penampang (cm2)

F F

Contoh soal

 Hitunglah tegangan tarik jika pada penampang diberi gaya


tarik 9600 N diketahui bentuk penampang lingkaran dengan
diameter (d) = 8 cm dan panjang penampang (l) =12 cm.

Penyelesaian :

Dik: F = 9600 N
d = 8 cm
h = 12 cm
𝐹
jawab : 𝜎𝑡 = dimana 𝐴 = 𝜋𝑟 2
𝐴
9600 𝑁
𝜎𝑡 =
4 2 𝑐𝑚2

= 191,08 N/𝑐𝑚2

b. Tegangan tekan (compressive) 𝜎𝑑

Tegangan tekan adalah tegangan yang timbul akibat


adanya gaya tekan
𝐹
Rumus : 𝜎𝑑 =
𝐴

Ket : d = Tegangan tekan(N/cm2 atau N/mm2 )


F = gaya tekan (N)
A = Luas penampang (cm2)

F F

Contoh soal

 Hitunglah tegangan tekan yang timbul jika pada


penampang diberi gaya tekan 1200 N. Diketahui bentuk
penampang persegi panjang dengan lebar (l) = 10 cm dan
panjang penampang (p) =12 cm.

Penyelesaian :

Dik: F = 1200 N

l =10 cm
p = 12 cm

jawab :
𝐹
𝜎𝑑 = dimana 𝐴 = 𝑝. 𝑙
𝐴

1200
𝜎𝑑 =
10𝑥12
𝜎𝑑 = 10 𝑁/𝑐𝑚2

c. Tegangan geser (shear)

Tegangan geser adalah tegangan yang timbul akibat adanya gaya geser
atau gaya lintang.
𝐹
Rumus : τ𝑔 =
𝐴

Ket : τ = Tegangan geser (N/cm2 atau N/mm2 )

F = gaya geser (N)

A = Luas penampang(cm2)

F
F

Contoh soal

 Hitunglah tegangan geser yang timbul pada sambungan paku kelingan


jika pada penampang diberi gaya tarik 3140N. Diketahui bentuk
penampang lingkaran dengan diameter (d) = 20cm.

Penyelesaian :

Dik: F = 3140N
d = 20 cm
𝐹
Jawab : τ𝑔 =
𝐴
3140 𝑁
τ𝑔 =
3,14𝑥102

τ𝑔 = 10 𝑁/𝑐𝑚2

d. Tegangan lentur (bend)


Tegangan lentur adalah tegangan yang timbul akibat momen
lentur/lengkung yang timbul.
𝑀𝑏
Rumus : σ𝑏 =
𝑊𝑏

Ket :

b = Tegangan lentur/ lengkung (N/cm2 atau N/mm2 )

Mb = momen lentur maksimun (Ncm)

Wb = momen tahanan linier (cm3)

e. Tegangan punter
Tegangan puntir adalah tegangan yang timbul akibat momen puntir

𝑀𝑝
Rumus : τ𝑝 =
𝑊𝑝
Ket : p = Tegangan puntir (N/cm2 atau N/mm2 )

Mp = momen puntir (Ncm)

Wp = momen tahanan polar (cm3)

Contoh soal

 Dik: F = 100 N

s =10 cm

L =40 cm

jawab : Mp = F.L

= 100.40

= 4000 Ncm

Wp = s3

= 103

= 1000 cm3

δp = Mp

Wp

= 4000

1000

= 4 N/cm2

e. Tegangan Tekuk
Tegangan geser adalah tegangan yang timbul akibat adanya gaya tekan
yang menekuk batang.

Rumus : Pk = π2.E.I dimana,

L 2k

π = 3,14
E = modulus elastis atau
2
elastisitet (Kg/cm )
2
I = momen inersia (Kgcm )
L k = panjang tekuk (Cm)

 Tegangan Bengkok ( rb )
F

mb

Mb = F.1

A B
MC

MA MB
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝐵𝑒𝑛𝑔𝑘𝑜𝑘
Tegangan Bengkok =
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑔𝑘𝑜𝑘

𝑀𝑏
Tb =
𝑊𝑏
Wb : Momen tekanan bengkok

𝜋
Wb = . 𝑑2 n
32

𝐼
Wb = 𝑏 ℎ2
6

 Tegangan Tangensial ( I = Tan)


Yang temasuktegangan tangensial ketentuan umum = I =
0,5 – 0,8 Tg
a) Tegangan geser (Tg)

𝑔𝑎𝑦𝑎 𝐹
tg = Tg =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝐴

A : Luas Penampang
b) Tegangan Puntir (Tp)
r
Mp = f.r
F
𝑀𝑝
Tp = Mp : momen punter
𝑊𝑝
Wp : momen tekanan punter

𝜋
Wp = 𝑑3
16

𝜋 𝐷0 4 . 𝐷1 4
D0 D1 Wp = ( )
16 𝐷0

𝜋
A= (𝐷0 2 . 𝐷1 2 )
4

Pengujian Tarik

Nama alat ujinya yaitu : Universal Testing Machine

Tetap

Moving
d

0  t

T= 𝜀 . Regangan =
𝛥1
=
ℓ𝑡− ℓ𝑜
𝑓 10 ℓ𝑜
tegangan =
14

B = Breaking : putus

U = Ultimate : maksimum

E = qeired : luluh

Y = elastisitas

Pada konstruksi mesin, beban yang diizinkan hanya sampai bats


elastisitas.

St 37 material yang mempunyai tegangan maksimum 37


𝑘𝑔⁄
𝑚𝑚2
𝑇𝑚𝑎𝑥
F= F = tegangan izin T = tegangan maksimal
𝑉
V = vector keamanan
Harga V bervariasi tergantung kepada jenis material dan bahan
yang di uji

Contoh :

1) Batang besi beton st 37 digunakan untuk mengangkut


beban w bila ukuran besibeton tersebut mempunyai
diameter 4mm dn beban yang bekerja adalah beban
statis tentukan beban yang aman diangkut.

Jawab :
Pada besi beton 37 bekerja tegangan tarik :
𝐹 𝜋 𝜋
Ft = At = 𝑑 2 = (4)2 =
𝐴 4 4
12,56 𝑚𝑚2
𝑘𝑔⁄
St 37  T.max = 37
𝑚𝑚2
𝑇.𝑚𝑎𝑥 𝐹
Ft = = 𝑣. 3 Tt = → 𝐹 = 𝑇𝑡 . 𝐴 =
𝑉 𝐴
𝑘𝑔⁄
12,33 . 𝑅, 5
𝑚𝑚2
F = 154,8648 kg
37 𝑘𝑔/𝑚 𝑘𝑔⁄
= = 12,33
3 𝑚𝑚2

Faktor Keamanan
Faktor keamanan adalah factor yang digunakan untuk
mengevaluasi agar perencanaan elemen mesin terjamin
keamanannya dengan dimensi yang minimum.
Faktor keamanan untuk bermacam-macam material
dan pembebanan adalah :

Statis Dynams
Pembebaran berulang berganti kejut
Material
Metal yang 4 6 10 15
rapuh
Metal yang 5 6 9 15
luank
Baja kenyal 3 5 8 13
Baja tuang 3 5 8 15
Timah 6 8 12 18

2) Besi beton st 60 etameter 8 mm akan di potong dengan


mesin gantung. Tentukan besar beban yang dibutuhkan
untuk memotong besi beton tersebut !

Jawab :
Tegangan yang bekerja adalah tegangan geser.
𝑘𝑔
T.max = 60 ⁄
𝑚𝑚2
T = 0,5 s/d 0,8 T (ketentuan)
= 0,5 T (diambil)
= 0,5 . 60 kg
= 30 kg

𝜋
A = 8𝑚𝑚2 = 25,12 𝑚𝑚2
8
𝑘𝑔
F . tg . A = 30 ⁄ . 25,12 𝑚𝑚2
𝑚𝑚2
= 753,6

3) Selembar pelat dari beban st 42 akan dilobangi punch


tebal plat 1,2 mm .
Ditanya :
a) Tentukan besar gaya yang dibutuhkan bila lobang plat
terbentuk bulat dengan diameter 10 mm.
b) Segi 4 ( b = 6 mm . h = 4 mm)

F
Tegangan Geser : Tg =
𝐴

𝜋
A= 𝑑2 Tgmax = 0,5 s/d 0,8 .
4
Tmax
𝑘𝑔⁄
Tmax = 42
𝑚𝑚2
A =kell 0 × t plat
𝑘𝑔
Tgmax = 0,5 × 42 ⁄
𝑚𝑚2
𝑘𝑔⁄
= π . d × 1,2 = 21
𝑚𝑚2
= 3,14 × 1,2 = 37,68 𝑚𝑚2

F = Tg × Δ
𝑘𝑔
= 21 ⁄ × 37,68 m
𝑚𝑚2
=791,28.

4)

Sebuah pintu seperti gambar batang pemutar bahan st


37

 Bila berat pemutar dan gerakan yang terjadi = 300 N


(F ) dan bila ditutup dipekirakan gaya berlawanan air
1000 N
 Gaya maksimum pada pemutar 200 N dari panjang
batang pemutar 30 cm

Dit : hitung ukuran batang berukir dan batang pemutar


berdasarkan tegangan yang terjadi.

Jawab :

1. Batang berukir
 Akibat F, maka batang berukir menerima
tegangan tarik.
𝐹 𝑘𝑔 𝑚
Tt = 𝑠𝑡 37 Tmax = ⁄
𝐴 𝑚𝑚2 . 9,81 ⁄𝑠 2
= 362, 97 𝑁⁄
𝑚𝑚2
𝜋
A = 𝑑2
4

𝐹 3000 𝑁 3000
Tc = = 120, 99 𝑁⁄ = 𝜋⁄ 𝑑 2 =120,99
𝐴 𝑚𝑚2 4
3000 𝑁4
d=√
120,99 𝑁⁄
𝑚𝑚2

= 562

# Jika pintu air ditutup, ada gaya berlawanan air sebesar F2 =


1000 N akibat C2 akan menimbulkan tegangan tekan
batang berulir.
𝐹
Tt = Tt =120, 99 𝑁⁄
𝐴 𝑚𝑚2
F = 1000

A = 𝜋⁄ 𝑑2
4
𝐹
Tt =
𝐴

1000 𝑁.4
120, 99 𝑁⁄ 2 1000 d =√ =
𝑚𝑚 = 𝜋 120,99 𝑁⁄
𝑚𝑚2 𝜋
⁄4 2

3,24

# Akibat beban sebesr 200 N pada tangkai pemutar, maka


akan timbul tegangan punter pada patang berulir

Tt = 120, 99 𝑁⁄
𝑚𝑚2
= 0,5 s/d 0,8

= 0,5 (diambil) = 0,5 . 120, 99 𝑁⁄


𝑚𝑚2
Mp = gaya × jarak

= 200 N × 300 mm = 60, 00


𝜋
Wp = 𝑑2
16

𝑚𝑝 60,000 60,000
Tp = = 𝜋⁄ 𝑑 = d = √60,495 =17, 16mm.
𝑤𝑝 16 ⁄ 𝑚𝑚2
𝑁
Maka ukuran batang berulir diambil 17, 16 mm, karena ukuran
tersebut aman terhada
beban tarik, beban tekan dan beban pulir.

2. Batang Pemutar
# Pada batang pemutar akibat beban F sebesar 200
N akan menimbulkan tegangan bengkok .
𝑚𝑏
Tb = st 50 Tmax = 50
𝑤𝑏
𝑘𝑔
⁄𝑚𝑚2 − 9, 81 𝑚 =490, 5 𝑁⁄𝑚𝑚2
⁄𝑠 2
𝑇𝑚𝑎𝑥
= =𝑣=3 163, 5
𝑣
𝑁
⁄𝑚𝑚2 = 60,000 𝑁⁄
𝜋
⁄ 2
𝑚𝑚
32𝑑

496,8 𝑁 3 60,000 𝑁⁄𝑚𝑚 .32


= ⁄𝑚𝑚2 d= √
3 163,5 𝑁⁄
𝑚𝑚2 𝜋

d= 15, 52 mm
= 163, 5 163, 5 𝑁⁄ 2
𝑚
Mb = F . 2
=200 N . 300 mm
= 60, 000 𝑁⁄𝑚𝑚
𝜋
Wb= 𝑑2
32

- Kelebihan sambungan adhesive


 Beban merata
 Dapat digunakan untuk menyambung dua
bahan yang berbeda dan keadaan dan bentuk
apapun
 Dapat diproses pada temperature yang rendah
 Sebagai isolator panas dan listrik
 Tidak terjadi konsentrasi tegangan
 Tidak terjadi korasi
 Mengurangi berat bagian alat sambungan
(denan pengolahan yang tepat)
- Kekurangan
 Membuthkan wktu yang lama untuk proses
penyatuan sambungan
 Sukar untuk dibuka
 Tekanan panas yang terbatas
 Tekanan kejut yang rendah
 Penggunaan permanen

Jenis-jenis Lap joint yang digunakan dalam desain mekanis


a. Single lap
b. Double lap
c.Scaft
d. Bevel
e.Step
f. Buft strap
g. Double butt strap
h. Tubular lap

(a) (b) (c)

(d)

(e)

(f)

(g)

Sifat – sifat adhesive


 Sifat Fisika
Stabilitas sambungan terjadi dalam batas waktu 3 sampai
6 bulan. Kekuatan berkurang 75 sampai 80 % karena
tegangan.

Tahan korusi
Biasanya sambungan adhesive tahan korosi terhadap
cairan dan juga terhadap larutan alkali / asam.

Tahan Panas
Tahan terhadap panas bergantung pada produk
adhesive, batas maksimal temperature antara 40o C
sampai dengan 110o C

Solder menerima legangan geser

𝐹 𝐹
Tg = A = b.1 Tg =
𝐴 𝑏.1

Jika sambungan solder / patri kuat. Maka yang rusak


adalah pelat .
𝑇𝑝𝑡
b=t. b = tebal solder / patri Tpt=
𝑇𝑔
tegangan plat

t = tebal plat Tg = Tegangan geser


bahan solder / patri
Contoh :
1. Tentukan penyolderan / patri yang harus digunakan
untuk menyambungkan dua buah plat dengan lebar 10
mm dan tebal 0,5 mm yang mendapat gaya geser
maksimum 2060 N. tegangan patah plat 36, 297 . 107
(𝑁⁄ )
𝑚𝑚2
𝐹
Jawab : Tg =
𝐴
2060
=
30
= 68, 67 . 106 N/mm2

𝑡 .𝑇𝑝𝑡
b=
𝑇𝑔
𝑡 .𝑇𝑝𝑡 0,5 .36,297 .107
Tg = = = 60, 495
𝑏 3
Soldernya yang dipakai solder lunak 68, 67 ≤ 76, 45

Rumus Bider / Patri

𝐹 𝑡 .𝑇𝑝𝑡
Tg = b= d untuk lingkaran = π.d
𝑏𝑖 𝑇𝑔

Robek melintang Robek


memanjang

𝑃. 𝐷 𝑃. 𝐷
t2 = t1 =
4𝜋 2𝑡

Sambungan las
Menyambungkan dua bagian logam dengan / tanpa
memakai logam tambahan
Standar las :
1. AWS (American welding society)
2. ISO ( International Standard Organitation)

Penggambaran
Macam – macam las

1. Las tempa
2. Las otogen
3. Las busur listrik
4. Las tahanan listrik

Bentuk – bentuk kampuh las

1. Butt joint
2. T – joint
3. Corner joint
4. Lap joint
5. Fillet joint

(1)

(2)

Perencanaan sambungan las

Hasilnya tidak mutlak karena dalam pembahasannya


memerlukan pendekatan tertentu. Perencanaan smbungan las
sangat dipengaruhi oleh beban yang bekerja.

Beban yang bekerja ada 2 :

1. Beban Sentris : beban yang bekerja melalui titik berat las.


2. Beban eksentris : beban yang bekerja tidak melalui titik
berat las.

Contoh konstruksi las dengan beban sentris


Faktor keamanan (v)

 Pada material T = tegangan izin


V = factor keamanan
𝑇𝑚𝑎𝑥
T=
𝑉

 Sedangkan pada sambungan

T = v . Tmax
T = v . Tmax

Bentuk las Jenis beban Faktor V


Las butt Tarik 0, 75
Tekan 0, 85
Bengkok 0, 8
Las allet Geser 0, 65
Semua jenis 0, 65
beban

Perencanaa las dengan beban sentris


1. Beban tarik

Tegangan yang tejadi pada


konstrusi = tegangan tarik
F
Tt = Tt = v Tmax
𝐴

𝐹
Tt = F = beban yang bekerja
𝑑−2𝑎)𝑎

A = luas penampang las

A = efektif × tebal las

A=a
2. Beban garis

Tegangan yang bekerja pada konstruksi las seperti


gambar adalah tegangan geser.

𝐹
Tg = A – 2 a = tebal las
𝐴
t = tebal plat
A = (ℓ.a)2
𝐹
Tg =
0,7071 𝑡

𝐵𝐷
= sin 45
𝐵𝐶
𝑎
= 0,7071 a= 0,7071 t
𝑡

Contoh :

1. diket konstruksi las butt seperti gambar, panjang las


250 mm tebal las 7 mm. elekstroda las yang di pakai
mempunyai Tmax = 100mm
lept = L – 24 T= Tmax V
= 250 – 14
= 236 mm
𝐹
Tb =
𝐴
F = Tb . A
= 75 mpa × (236 × 17 )
= 123 . 900

Perencanaan las dengan beban eksentris


perencanaan las dengan beban
eksentris seperti gambar akan
menghasilkan.

Tegangan geser akibat momen (F.ℓ) akan menghasilkan


tegangan C”
𝐹 .ℓ
C” max = F = gaya yang bekerja
𝑤𝑝 .𝑚𝑛
ℓ = jarak gaya kentik berat
wpmn = momen tahanan
puntir

𝐼𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
wpmn = Ip = momen inersia polar
𝑟 𝑚𝑎𝑥
rmax = jarak titik

Tmax = √𝐶 𝑟2 + 𝐶 "2 + 2𝐶 ′ . 𝐶 . 𝑐𝑜𝑠𝑥


F .ℓ
Penurunan rumus C” max =
𝑤𝑝𝑚𝑛

Ambil luas terkecil setelah dia dan dan


jaraknya terhadap titik berat adalah
F .ℓ
Cmax =
𝑤𝑝𝑚𝑛

Momen
Momen = gaya (n) x jarak (m) =
Momen inersia (mm4) = luasan (mm4) × jarak kuadrat (m2)
Momen inersia terhadap sb × = Ix
Momen inersia terhadap sb y = Iy
Momen terhadap sb pusat = Ip
Ip = Ix + Iy

Penampang segi empat

1
Ix = 𝑏ℎ2 Ip = Ix + Iy
12
1 1
= 𝑏ℎ3 + 𝑏2ℎ
12 12
1
Iy = 𝑏2ℎ
12

Penampang bujur sangkar

1 1 1
Ix = 𝑎4 iy = 𝑎4 Ip = 𝑎4
12 12 6

Penampang bulat peyal

𝜋 𝜋
Ix = 𝑑4 Ip = 𝑑4
64 72

𝜋
Iy =
64

Penampang pipa
𝜋
Ix =
64
𝜋
Iy = (𝑑𝑜 4 − 𝑑𝑖 4 )
64
Momen inersia perpindahan sumbu

Ix = Ix asli + luasan × jarak kuadrat


1
= 𝑏ℎ3 + 𝑏ℎ𝑦 2
12

Iy = Iy asli + luasan × jarrak kuadrat


1
= 𝑏 3 ℎ × 𝑏ℎ𝑥 3
12

Ip = Ix + Iy

r2= x2 r2

A = luasan luas = bt

b = panhang las

t = tebal las

r = jarak titik berat masing-masing las ketitik berat gabungan

Ip = Ix + iy

Ix = Ix asli + luasan jarak kuadrat


1
𝑡𝑏 3 + 𝑡𝑏𝑦 2
12

Iy = Iy asli + luasan x jarak kuadrat


1
= 𝑡 3 𝑏 = 𝑡𝑏𝑥 3
12

Maka ip = Ix + Iy
1 1
= 𝑡𝑏 3 + 𝑡𝑏𝑦 2 + 𝑡 3 𝑏 + 𝑡𝑏𝑥 2
12 12

𝑏2 𝑡2
= tb ( + 𝑦2 + + 𝑥 2)
12 12

𝑏2 𝑡2
= tb ( + + 5)
12 12

𝑏2
Ip = tb ( + 𝑟 2)
12

Tegangan geser akibat gaya yang bekerja


𝐹 20.000
C= = = 56 𝑁⁄
𝐴 600 𝑥6 𝑚𝑚2
Tegang akibat momen yang bekerja
𝐹.ℓ
C” = Ip total = Ip1 + Ip2 + Ip3
𝑤𝑝𝑚𝑛

𝐼𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Wpmm =
𝑟𝑚𝑎𝑥

𝑏2
Ip1 = A1 ( + 𝑟12 )
12

1002
= A1 ( + 202, 752 )
12

= 2516435,5 mm2
𝑏22 𝑏33
Ip2 = A2 ( + 𝑟22 ) IP3 = A3 ( + 𝑟22 )
12 12

4002 1002
= 400.6 ( + 16,672 ) = 100.6 ( + 202,752 )
12 12

=32666933,33 mn4 = 25164535, 5mm2


Sambungan Kelingan

Keuntungannya

1. mudah proses penngerjaannya


2. mudah dilakukan pengujian kekuatan sambungan
Kerugian
1. kekuatan dari pelat akan berkurang

Proses Pengerjaan

1. Proses Panas
Proses panas dipakai bila diameter paku keeling > 10 mm
dan dari bahan logam sedang/ kuat
2. Kampuh bilah tunggal
Dipakai bila diameter pada keeling < 10 mm atau dari
bahan logam lunak (kuningan tembaga, aluminium)

Macam-macam sambungan kelingan

1. Kampuh berimpit

Kampuh bilah tunggal dikeling ganda

Kampuh bilah ganda dikeling tunggal


Kampuh bilah ganda dikeling ganda

Perencanaan sambungan kelingan

Perencanaan sambungan kelingan sangat dipengaruhioleh


beban yang bekrja ada dua macam

1. Beban santris
Yaitu beban yang melalui titik berat palu keliling
2. Beban eksentris
Yaitu beban yang bekerja tidak melalui titik beratpaku
keliling

1 . beban sentris

Tegangan yang bekerja pada paku keliling adalah tegangan


geser

𝐹
Tg =
𝐴𝑛𝑥

Tg= tegangan geser

F= beban yang bekerja

A= luas penampang paku

A= π/4 d2 ⟶ d = diameter paku keliling


n= jumlah paku keliling yang putus

X= jumlah penampang paku keliling

Sambungan Ulir

Sambungan ulir adalah sambungan tidak tetap. Karena


sewaktu-waktu bila diinginkan dapat dibuka.

Cara pembuatan ulir

1. Dibubut
2. tap / shey
3. pituang

Pitch = jarak antara puncak ulir dengan puncak dalam 1 lilitan


Gang = jarak antara puncak ulir dengan puncak ulir gang
berdekatan.

Jenis – jenis ulir

 Ulir halus (tine series)


Ulir halus dipakai untuk beban dinamis dan statis
 Ulir kasar (roarse series)
Ulir kasar dipakai untuk beban statis

Istilah – istilah pada ulir

1. Major diameter
2. Minor diameter
3. Pitch diameter
4. Pitch
5. Crest
6. Root
7. Angle of thread
8. Depth of thread

Bentuk – bentuk ulir

1. Ulir segitiga
2. Ulir segiempat
3. Ulir trapezium
4. Ulir bulat

Kerusakan pada sambungan ulir

1. Ulir rusak
a) Aus / D001 akibat gesekan. Tegangan bidan Jo> Jo
- Bengko, pecah ;karena tegangan bengkok
2. Batang ulir putus
1. Tegangan tarik = Tt > Tt
2. Tegangan puntir =bT > Tp

Perencanaan sambungan ulir

Perencanaan sambungan ulir relative sama dengan


perencanaan sambungan kelingan. Bedanya hanya ukuran
(diameter) yang didapatkan dari perhitungkan, merupakan
diameter mino (diameter inti) dan inti.

Poros dan As
Poros = berputar -> meneruskan putaran dan daya
As = diam -> menerima tegangan bengkok dan punter
Hal – hal yang perlu diperhatikan / dipertimbangkan pada
perencanaan porus
1. Kekuatan dari poros
Jadi poros yang direncanakan harus mampu menerima
beban dengan kata lain :
- Tegangan yang bekerja harus lebih kecil dari tegangan
yang diizinkan.

2. Kehalusan (stiffness) -> lenturan


Lenturan yang terjadi harus lebih kecil dari lenturan yang
diizinkan.
3. Putaran kritis (Ns)
Putaran kerja ± 80 % dari putaran normal
4. Lingkungan
Bahan poros = standar Negara dan pabrik

Perencanaan poros / AS
1. Poros dengan beban punter murni (spandel)
2. Poros dengan beban bengkok murni
3. Poros dengan beban kombinasi antara punter dan
bengkok dalam keadaan tenang
4. Poros dengan beban kombinasi antara punter dengan
bengkok dengan keadaan tidak tenang.

Poros dengan beban punter murni

𝑚𝑝
Tp = Tp= tegangan puntir
𝑤𝑝
Mp = momen puntir
𝑝
Mp = p = daya
𝑤
W = kec. sudut
2𝜋.𝑛
w= n = putaran poros
60
wp = momen putaran punter
𝜋
wp = 𝑑3
16

poros dengan beban kombinasi antara punter dengan bengkok


dalam keadaan tenang.

Dapat dijumpai pada poros transmisi seperti

 Poros roda gigi


 Poros ping
 Poros sprocket

Anda mungkin juga menyukai