Anda di halaman 1dari 19

2.6.

Perhitungan dan Penerapan


Konsep Aliran Kritis

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah membaca dan mempelajari modul ini
mahasiswa memahami kriteria dan penerapan
konsep aliran kritis pada aliran saluran terbuka.

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mempelajari modul ini dan mengerjakan soal
latihan mahasiswa mampu menjelaskan kriteria dan
penggunaan konsep aliran kritis serta mampu
menghitung kedalaman kritis dan menggunakannya
untuk penentuan debit dari suatu aliran
2.6.1. Kriteria Aliran Kritis
Dari prinsip energi dan prinsip momentum yang telah dijelaskan di
dalam sub-bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa kriteria
aliran kritis sebagai berikut :

(1) Angka Froude: (FR) = 1 …………..(2.37)

(2) Pada saluran dengan kemiringan kecil ( kecil) dan koefisien


pembagian kecepatan () = 1 kecepatan aliran sama dengan
kecepatan rambat gelombang, dalam persamaan dinyatakan
sebagai berikut :

V  g .D …………..(2.38)
c

dimana :
V = kecepatan rata – rata aliran (m/det)
D = kedalaman hidrolik (m)
g = gaya gravitasi (m/det2)
c = kecepatan rambat gelombang (celerity) dalam (m/det)
(3) Tinggi kecepatan sama dengan setengah dari
kedalaman hidrolik dalam persamaan dinyatakan sebagai
berikut :
 
V2 D (2.39)

2g 2
dimana :
V = kecepatan rata – rata aliran (m/det)
g = gaya gravitasi (m/det2)
D = kedalaman hidrolik (m)
 
(4) Untuk debit tertentu energi spesifiknya minimum,
dalam persamaan dinyatakan sebagai berikut

dE
 0 (2.40)
  dh
(5) Untuk debit tertentu gaya spesifiknya minimum,
dalam persamaan dinyatakan sebagai berikut :
dF
0 (2.41)
  dh

(6) Untuk suatu energi spesifik minimum debit aliran maksimum

2.6.2. Pengertian penampang kritis, Aliran kritis dan


Kemiringan kritis.

1. Penampang kritis adalah suatu penampang dari saluran dimana


alirannya adalah aliran kritis. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
gambar sebagai berikut :
2. Aliran Kritis
Apabila kondisi aliran kritis terjadi di sepanjang saluran maka
aliran dinamakan aliran kritis.
Apabila aliran kritis terjadi si sepanjang saluran prismatis maka
untuk debit tetap, kedalaman kritis di setiap penampang di
sepanjang saluran adalah sama besar.
Kemudian karena, kedalaman aliran sama di sepanjang aliran
maka aliran juga merupakan aliran seragam. Aliran kritis atau
mendekati kritis tidak stabil (permukaan airnya tidak
stabil/berombak).
3. Kemiringan kritis
Dalam hal aliran kritis dan seragam kemiringan dasar
sedemikian sehingga membuat kedalaman aliran sama
dengan kedalaman kritis. Kemiringan tersebut
dinamakan kemiringan kritis ic (lihat Gb. 2.31).
Kemiringan ini disebut juga kemiringan batas, karena
kemiringan lebih landai daripada ic membuat aliran lebih
lambat daripada aliran kritis yang disebut aliran
subkritis. Kemiringan yang lebih kecil dari pada
kemiringan kritis disebut kemiringan landai (mild
slope). Sebaliknya, kemiringan lebih besar dari pada
kemiringan kritis disebut kemiringan curam (steep
slope), yang membuat aliran menjadi aliran superkritis.
2.6.3. Perhitungan Aliran Kritis
Penentuan kedalaman kritis
Perhitungan untuk mencari kedalaman kritis (hc) dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Cara - cara yang banyak
digunakan adalah :

A. Cara Aljabar
Cara ini biasanya digunakan untuk penampang saluran
sederhana seperti penampang – penampang yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Salah satu contoh adalah sebagai berikut :
Contol soal 2.7
Hitung kedalaman kritis dari kecepatan aliran pada saluran
terbuka berpenampang trapesium yang mempunyai lebar dasar
B = 6 m, kemiringan tebing 1 vertikal : 2 horisontal, apabila
debit aliran Q = 17 m3/det.
Jawaban :
Dari Gb. 2.32. dapat dihitung :
Luas penampang saluran adalah :
A = (B + z y) y = (6 + 2 y) y = 2 (3 + y) y m2
Lebar permukaan air adalah :
T = (B + 2 z y ) = (6 + 2  2 y) = (6 + 4 y)
= 2 (3+2 y) m
Kedalaman hidrolik adalah :
A 23  yc yc 3  yc yc
D   m
T 23  2 yc  3  2 yc 
Kecepatan rata-rata aliran :
Q 17m3 / dt 17
V   m / dt
A 23  2h h 23  2h h
Pada kondisi aliran kritis tinggi kecepatan sama dengan setengah dari
kedalaman hidrolik, jadi :
V2 D

2g 2
17 2

3  yc yc
2 g 23  yc yc  23  2 yc 
2

7 ,43  2 yc   3  yc yc 


3

Dengan cara coba – coba didapat


yc = 0,84 m

Luas penampang kritis adalah :


Ac  23  yc yc  23  0,84 0,84  6,45m 2

Kecepatan kritis:
Q 17 m3 / dt
Vc    2,64 m / dt
Ac 6,45
B. Cara “design chart” menggunakan “Faktor Penampang”
untuk aliran kritis.
Faktor penampang untuk aliran kritis adalah :

ZA D
Dimana :
Z = Fakltor penampang untuk aliran kritis (m2½)
A = Luas penampang basah aliran (m2)
D = Kedalaman hidrolik (m)

Salah satu kriteria aliran kritis :

V2 D

2g 2
memasukkan persamaan kontinuitas Q = VA ke dalam persamaan
tersebut diatas didapat :
Q/A2 
D atau
2g 2
Q/A2 
D
2g 2
Q2
A D Z atau
g

Q
Z ………………………….(2.43)
g

Untuk   1 persamaan (2.43) tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut

Q
Z
  g  ………………………….(2.44)
Persamaan (2.42) tersebut menunjukkan bahwa faktor penampang
Z merupakan fungsi dari kedalam aliran [Z = f(y)] dan hanya
mempunyai satu kemungkinan kedalaman aliran kritis untuk satu
debit aliran.
Untuk memudahkan perhitungan telah dibuat suatu kumpulan kurva
seperti pada Gb. 2.33.

Untuk memperjelas penggunaan kurva pada Gb. 2.33. tersebut


dapat digunakan contoh soal 2.8.
Gambar 2.33. Design chart aliran kritis
2,5
Nilai-nilai Z/b untuk penampang trapesium
0,001 0,01 0,062 0,1 1 10 100
10
)
8
jang
an
6 ip
s eg
p er
4 0( 0,5 1,0
z= z= z=
Nilai-nilai y/b dan y/d 0

z = 1,5
2 1 y z = 2,0
2 z = 2,5
z = 3,0
b
z = 4,0
1
0,8
0,6
ran
gka
0,4 Lin

0,2
0,14
0,1
0,08
0,06
y d0
0,04

0,02

0,01
0,0001 0,001 0,01 0,1 1 10
2,5
Nilai-nilai Z/d 0 untuk penampang lingkaran
Contoh soal 2.8
Diketahui : penampang saluran berpenampang trapesium dengan
lebar dasar B = 6 m, kemiringan tebing = 1 vertikal : 2 horisontal
mengalirkan air sebesar Q = 17 m3/det. Dari ketentuan tersebut
dihitung harga Z sebagai berikut :
Q
Z
g
1
17 m3 / det 2
Z  5,43m 2
2
9 ,81 m/ det
1
22
Z 5,428 m
2 ,5
 1  0 ,062
B 2
6 m ,5 2 2

Baca kurva pada Gb. 2.29. sebagai berikut :


• Tunjuk letak harga Z  0,62 pada absis (atas), kemudian tarik
2, 5
B
garis vertikal kebawah sampai kurva dengan Z = 2,
• kemudian dari titik pertemuan tersebut tarik garis ke kiri
sampai ke garis ordinat (y/B), didapat y/B = 0,14.
• Dengan demikian maka : yc = 0,14  6 = 0,84 m
C. Metode Grafis
Untuk penampang saluran yang rumit (complicated), penentuan
besarnya kedalaman kritis dapat dilakukan dengan membuat kurva
hubungan antara y dan Z = A lebih dulu. Misalnya dalam contoh soal
2.8 dibuat perhitungan sebagai berikut :
Tabel 2.5. Perhitungan harga Z contoh soal 2.7

H A = (6 + 2h)h T = 6 + 4h Z=A A
T

0,1 0,8 6,4 0,283


0,2 1,28 6,8 0,555
0,3 1,98 7,2 1,038
0,4 2,72 7,6 1,627
0,5 3,50 8,0 2,315
0,6 4,32 8,4 3,10
0,7 5,18 8,8 3,974
0,8 6,08 9,2 4,943
0,9 7,02 9,6 6,00
1,0 8,00 10 7,155

Dari tabel tersebut dibuat Kurva seperti pada Gb. 2.30 untuk :
Q 17
Z   5,43
g 9,81
Latihan
Suatu saluran berpenampang trapesium dengan lebar dasar B = 6 m,
kemiringan tebing 1 : z = 1 : 2 mengalirkan air sebesar Q = 12
m3/det. Hitung kedalaman kritis dengan :
a. Cara aljabar
b. Cara grafis
c. Cara grafis menggunakan “design chart”

No Soal Jenis jawaban Jawaban Nilai


a analisis yc = 0,68 m 40

b grafis yc = 0,68 m 30

c grafis yc = 0,68 m 30
2.6.4. Rangkuman
Kriteria aliran kritis adalah angka Froud sama dengan satu. Dengan
dasar ini diturunkan kriteria yang lain yaitu :
Tinggi kecepatan sama dengan kecepatan rambat gelombang.
Tinggi kecepatan sama dengan setengah dari kedalaman hidrolik
Untuk debit tertentu “energi spesifik” dan “gaya spesifik”
minimum.
Untuk suatu energi spesifik minimum debit aliran maksimum.
Penampang aliran kritis adalah suatu penampang dimana alirannya
adalah aliran kritis.
Aliran kritis terjadi apabila sepanjang aliran memenuhi kriteria
aliran kritis (y = yc)

Anda mungkin juga menyukai