Anda di halaman 1dari 22

HALAMAN PENGESAHAN

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA


EFFLUX TIME

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Mengetahui,
Pembimbing Praktikan

Dr.Ir. Priyono Kusumo, MT Laura Nisa


NIDN. 06-2103-5801 NIM. 17.4210.1735

Yohanes Agung Cahyono


NIM. 17.4210.1736

Irwanda Silvia Astuti


NIM. 17.4210.1751

Chelsi Chika Zeruya


NIM. 17.4210.1771
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan dari percobaan Efflux Time adalah untuk mempelajari waktu
pengosongan cairan dalam tangki melalui pipa vertikal karena beratnya
sendiri. Adapun faktor yang mempengaruhi waktu pengosongan terhadap
cairan dalam tangki adalah diameter dalam tangki, panjang pipa, diameter
dalam pipa, viskositas dan rapat jenis cairan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum efflux time ini yaitu membuat grafik / profil atau
hubungan debit cairan fungsi ketinggian cairan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tangki terbuka dengan volume dan ketinggian tertentu berisi cairan,


dimana cairan akan dikeluarkan melalui pipa dengan diameter tertentu dengan laju
alir Q atau kecepatan linear u seperti terlihat pada Gambar 1. Laju alir atau
kecepatan linear cairan tergantung pada diameter pipa (d) dan ketinggian
permukaan cairan dalam tangki (titik A) yang setiap saat berubah semakin kecil
dengan bertambahnya waktu, karena proses pengeluaran cairan (pengosongan
tangki). Dengan kata lain laju alir cairan merupakan fungsi waktu. Oleh karena itu
proses pengosongan tangki ini adalah proses unsteady state dimana variabel laju
alir tergantung pada waktu. PA

D d
ZA

PB
ZB

Datum

Gambar C.1. Bagan proses pengosongan tangki


 Laju alir (Q) / kecepatan linear (u) di outlet (titik B) tergantung pada tinggi
cairan dalam tangki (potensial head, Z)
 Tinggi Z adalah fungsi waktu, waktu makin lama Z makain berkurang
 Q, u = f (Z, t)
 Apabila D >> d, → Q, u relative konstan → kondisi ini disebut ‘quasi
steady state’
PA
A
V + δV
δZ

δV V

D d
ZA

PB
ZB

Datum

Gambar C.2. Bagan Kekekalan Tenaga di Titik A dan Titik B


Keterangan :
PA : tekanan pada titik A (atm)
PB : tekanan pada titik B (atm)
ZA : tinggi dari datum sampai titik A
ZB : tinggi dari datum sampai titik B
D : diameter tangki (cm)
d : diameter pipa (cm)
u : kecepatan linear cairan keluar pipa (cm/detik)
Q : laju alir cairan keluar pipa (liter/detik)
δV : volume diferensial
δZ : tinggi diferensial
V : Volume (liter)
Menghitung waktu pengosongan tangki atau menyusun waktu (t) sebagai fungsi
tinggi cairan (Z), dapat diturunkan dari Hukum Kekekalan Tenaga untuk aliran
fluida (Hukum Bernoulli) menurut Gambar 3.
Debit pada A, saat cairan dalam tangki turun sebesar delta Z
δV π
δ Q A= =−( D 2)δZ ………………………..(1)
δt 4
Debit pada B, saat cairan dalam tangki turun sebesar delta Z
π
δ Q B=u ( d2 ) δt ………………………..(2)
4
Debit pada A = debit pada B

u ( π4 d ) δt=( π4 D )δZ
2 2

2
δZ d
δt
=u
D [ ] ………………………..(3)

2
δZ d
δt ≈ 0 ; δZ ≈ 0 ; →
δt
=u
D [ ] ………………………..(4)

Hukum Kekekalan Tenaga “Persamaan Bernoulli”


P A u 2A P B u2B
ZA + + −W P =Z B+ + −hf ………………………..(5)
ρg 2 ga ρg 2 ga
Kecepatan linear di titik A << ; → u A=0
Tekanan di titik A = tekanan di titik B = 1 atm → P A=P B
Sistem tidak menggunakan pompa → W P =0
u2B
Z A =Z B + +h ………………………..(6)
2 ga f
Dimana : h f adalah kehilangan tenaga karena gesekan (friction loss)
∑ Le u2B
h f =4 f
d 2g [ ] ………………………..(7)

Dimana : f adalah factor friksi, sebagai fungsi bilangan Reynolds.


0.184 0.5
f= 0.2 atau
f =0.0056
( ℜ) ( ℜ)0.32
Persamaan (7) → (6)
2 g (Z A −Z B )
u B=
[ 1+4 f
∑ Le
d
] ………………………..(8)

Persamaan (8) adalah persamaan umum kecepaatan linear di titik B. Apabila


dianggap tinggi titik A tetap; pipa kondisinya baru, jadi harga α = 1;

Apabila friksi diabaikan, maka persamaan (8) menjadi :


u B=√ 2 g (Z A −Z B ) ………………………..(9)
Persamaan kecepatan linear di titik B untuk ketinggian Z sembarang :
u B=√ 2 g (Z −Z B ) ………………………..(10)
Z berubah seiring ketinggian cairan dalam tangki, atau Z berubah dengan waktu.
Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk pengosongan tangki atau cairan
dengan ketinggian tertentu → t = f(Z)
Persamaan (10) → (3)
2
dZ 1/ 2 d
= 2 g ( Z−Z B ) }
dt { D [ ] ………………………..(11)

1 /2
d
dt=4 g2 [ ]
D
2
( Z−Z B ) dZ

Diintegralkan dengan batas:


t = 0 → Z = ZA
t=t →Z=Z
t 1/2 Z

∫ dt =4 g Dd
[ ] ∫(
2 2
Z−Z B ) dZ
0 ZA

1 /2
4 d
t= g2
3 D [ ] [( Z A −Z B )3− ( Z−Z B ) 3 ] ………………………..(12)
BAB III
PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


 Alat
1. Seperangkat peralatan praktikum Efflux time
2. Gelas Ukur
3. Stopwacth
 Bahan
1. Air
3.2 Gambar Alat

H = 50 cm Level
indicator
D = 24 cm

d = 3/8 inch d = 3/16 inch


100 cm
100 cm
Valve A Valve A

100 cm 100 cm

Valve B Valve B
Gambar C.3. Bagan Peralatan Praktikum dan Ukurannya

3.3 Cara Kerja


1. Pastikan keran A dan B dalam keadaan tertutup. Isi tangki dengan air
sampai penuh tepat pada tanda 0 yang tertera pada gelas penduga
(level indicator).
2. Buka keran B, cairan yang keluar melalui keran B ditampung. Pada
saat yang bersamaan dengan pembukaan keran B, stopwatch
dijalankan.
3. Catat waktu yang dibutuhkan setiap 2 cm penurunan tinggi cairan
dalam gelas penduga sampai batas ketinggian minimal air dalam
tangki.
4. Ulangi langkah percobaan yang sama (langkah 1 s/d 3) dengan
mengganti pipa 3/8 inch dengan pipa dengan diameter 3/16 inch, untuk
kajian pengaruh diameter pipa.
5. Ulangi langkah percobaan yang sama (langkah 1s/d 3) dengan
menutup keran B dan mengoperasikan keran A, untuk kajian pengaruh
ketinggian cairan atau tenagapotensial.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil percobaan


Berdasarkan percobaan efflux time, waktu yang diperlukan untuk
menurunkan tinggi cairan dalam tangki sebagai berikut :
Bahan : Air Keran

1. Percobaan pada valve A


Diameter pipa = 3/8 inch
Ketinggian pipa = 100 cm
Penuruna Ketinggia Volum Catatan Waktu Debit
n cairan n cairan e Stopwatc yang (liter/detik
(cm) (cm) (liter) h diperluka )
n (detik)
0–2 28 0,1065 00:15.87 15,9 0,066981
2–4 26 0,575 00:28.21 12,3 0,046748
4–6 24 0,840 00:41.01 12,8 0,065625
6–8 22 0,865 00:55.36 14,3 0,06049
8 – 10 20 0,835 01:09.36 14 0,099643
10 – 12 18 0,810 01:22.88 13,5 0,06
12 – 14 16 0,820 01:35.99 13,1 0,062595
14 – 16 14 0,860 01:49.01 13 0,066154
16 – 18 12 0,880 02:03.19 14,2 0,061972
18 – 20 10 0,790 02:16.13 12,9 0,06124
20 – 22 8 0,800 02:29.32 13,2 0,060606
22 – 24 6 0,780 02:41.71 12,4 0,062903
24 – 26 4 0,790 02:54.98 13,3 0,059398
26 – 28 2 0,885 03:10.02 15 0,059
2. Percobaan pada valve A
Diameter pipa = 3/16 inch
Ketinggian pipa = 100 cm
Penuruna Ketinggia Volum Catatan Waktu Debit
n cairan n cairan e Stopwatc yang (liter/detik
(cm) (cm) (liter) h diperluka )
n (detik)
0–2 28 0,740 00:23.15 23,1 0,032035
2–4 26 0,590 00:41.84 18,7 0,031551
4–6 24 0,865 01:07.88 26 0,033269
6–8 22 0,825 01:34.04 26,2 0,031489
8 – 10 20 0,887 02:02.95 28,9 0,030692
10 – 12 18 0,745 02:27.44 24,5 0,030408
12 – 14 16 0,810 02:54.23 26,8 0,030224
14 – 16 14 0,807 03:21.34 27,1 0,029779
16 – 18 12 0,850 03:49.59 28,3 0,030035
18 – 20 10 0,920 04:21.05 31,5 0,029206
20 – 22 8 0,800 04:48.08 27 0,02963
22 – 24 6 0,790 05:15.45 27,4 0,028832
24 – 26 4 0,910 05:46.92 31,5 0,025714
26 – 28 2 0,760 06:13.65 26,7 0,028464

3. Percobaan pada valve B


Diameter pipa = 3/8 inch
Ketinggian pipa = 200 cm
Penuruna Ketinggia Volum Catatan Waktu Debit
n cairan n cairan e Stopwatc yang (liter/detik
(cm) (cm) (liter) h diperluka )
n (detik)
0–2 28 0,535 00:05.11 5,1 0,10196
2–4 26 0,575 00:11.85 6,7 0,08507
4–6 24 0,865 00:23.33 11,5 0,07652
6–8 22 0,825 00:34.66 11,3 0,07743
8 – 10 20 0,720 00:44.46 9,8 0,08745
10 – 12 18 0,890 00:56.44 12 0,07042
12 – 14 16 0,855 01:07.92 11,5 0,07391
14 – 16 14 0,820 01:19.32 11,4 0,07061
16 – 18 12 0,875 01:31.14 11,8 0,07331
18 – 20 10 0,850 01:42.76 11,6 0,07371
20 – 22 8 0,805 01:54.59 11,9 0,06664
22 – 24 6 0,760 02:04.83 10,2 0,08039
24 – 26 4 0,875 02:16.91 12,2 0,0668
26 – 28 2 0,800 02:28.10 11,1 0,07162

4. Percobaan pada valve B


Diameter pipa = 3/16 inch
Ketinggian pipa = 200 cm
Penuruna Ketinggia Volum Catatan Waktu Debit
n cairan n cairan e Stopwatc yang (liter/detik
(cm) (cm) (liter) h diperluka )
n (detik)
0–2 28 0,520 00:14.33 14,3 0,036364
2–4 26 0,570 00:29.62 15,3 0,037255
4–6 24 0,880 00:54.15 24,5 0,035918
6–8 22 0,875 01:19.41 25,3 0,034585
8 – 10 20 0,857 01:44.41 25 0,03428
10 – 12 18 0,845 02:09.00 24,6 0,03435
12 – 14 16 0,850 02:34.15 25,1 0,033865
14 – 16 14 0,805 02:57.11 23 0,035
16 – 18 12 0,865 03:23.25 26,1 0,033142
18 – 20 10 0,855 03:48.75 25,5 0,033529
20 – 22 8 0,793 04:12.97 24,2 0,032769
22 – 24 6 0,820 04:37.31 24,3 0,03374
24 – 26 4 0,815 05:01.27 24 0,03396
26 – 28 2 0,795 05:27.75 26,5 0,03

4.2 PEMBAHASAN
Percobaan praktikum ini menganalisa mengenai pengaruh ketinggian
cairan terhadap debit. Hal tersebut dilakukan dengan cara mencatat waktu
dan volume air tiap penurunan 2 cm ketinggian cairan di tangki. Percobaan
ini dilakukan pada 2 lokasi berbeda yaitu lokasi A 100 cm dibawah tangka
dan lokasi B 200 cm dibawah tangki serta dilakukan pada 2 ukuran diameter
pipa yang berbeda yaitu 3/8 inchi dan 3/16 inchi.
Dari pengolahan data pada bagian 4.1 maka didapati hasil dalam bentuk
grafik sebagai berikut.
Grafik Hubungan Debit Terhadap Ketinggian Cairan
0.12

0.1
Debit (liter/detik)
0.08
Valve A Pipa 3/16
0.06 Valve A Pipa 3/8
Valve B Pipa 3/16
0.04 Valve B Pipa 3/8

0.02

0
0 5 10 15 20 25 30
Ketinggian Cairan (cm)

Pada pipa berdiameter 3/16 valve A tercatat debit tertinggi 0,03203


liter/detik terjadi pada ketinggian cairan 28 cm dan terendah 0,02571
liter/detik pada ketinggian cairan 4 cm sedangkan pada valve B tercatat debit
tertinggi 0,03725 liter/detik pada ketinggian cairan 26 cm dan terendah 0,03
liter/detik pada ketinggian cairan 2 cm. Pada pipa berdiameter 3/8 valve A
tercatat debit tertinggi 0,06698 liter/detik terjadi pada ketinggian cairan 28
cm dan terendah 0,059 liter/detik pada ketinggian cairan 2 cm sedangkan
pada valve B tercatat debit tertinggi 0,10196 liter/detik pada ketinggian
cairan 28 cm dan terendah 0,06668 liter/detik pada ketinggian cairan 4 cm.
Dari grafik tersebut bisa dilihat bahwa di awal ketinggian cairan 28
cm dan diakhir 2 cm. Secara umum debit semakin kecil apabila ketinggian

δV π
cairan menurun, hal ini sesuai dengan persamaan 1 yaitu
δt ( )
=− D 2 δZ .
4
Debit berbanding lurus terhadap penurunan ketinggian cairan dalam tangki.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Dari data hasil percobaan dapat disimpulkan :
1. Terdapat pengaruh antara ketinggian cairan terhadap debit.
2. Semakin rendah ketinggian cairan maka semakin kecil debit.
5.2 SARAN
1. Dalam percobaan hindari adanya kebocoran pada sambungan –
sambungan pipa.
2. Dalam percobaan ini, juga diperlukan ketepatan dan ketelitian dalam
mengukur air yang telah ditampung di bagian bawah.
DAFTAR PUSTAKA

Badger, WL and Banchero, JT, ”Introduction to Chemical Engineering”, Mc Graw


Hill Book Company
Staf Laboratorium OTK,”Praktikum Operasi Teknik Kimia Efflux Time”,
Laboratorium OTK, UNTAG, Semarang
LAMPIRAN - LAMPIRAN

DATA PERCOBAAN
1. Percobaan pada valve A
Diameter pipa = 3/8 inch
Ketinggian pipa = 100 cm
Penuruna Ketinggia Volum Catatan Waktu Debit
n cairan n cairan e Stopwatc yang (liter/detik
(cm) (cm) (liter) h diperluka )
n (detik)
0–2 28 0,1065 00:15.87 15,9 0,066981
2–4 26 0,575 00:28.21 12,3 0,046748
4–6 24 0,840 00:41.01 12,8 0,065625
6–8 22 0,865 00:55.36 14,3 0,06049
8 – 10 20 0,835 01:09.36 14 0,099643
10 – 12 18 0,810 01:22.88 13,5 0,06
12 – 14 16 0,820 01:35.99 13,1 0,062595
14 – 16 14 0,860 01:49.01 13 0,066154
16 – 18 12 0,880 02:03.19 14,2 0,061972
18 – 20 10 0,790 02:16.13 12,9 0,06124
20 – 22 8 0,800 02:29.32 13,2 0,060606
22 – 24 6 0,780 02:41.71 12,4 0,062903
24 – 26 4 0,790 02:54.98 13,3 0,059398
26 – 28 2 0,885 03:10.02 15 0,059

2. Percobaan pada valve A


Diameter pipa = 3/16 inch
Ketinggian pipa = 100 cm
Penuruna Ketinggia Volum Catatan Waktu Debit
n cairan n cairan e Stopwatc yang (liter/detik
(cm) (cm) (liter) h diperluka )
n (detik)
0–2 28 0,740 00:23.15 23,1 0,032035
2–4 26 0,590 00:41.84 18,7 0,031551
4–6 24 0,865 01:07.88 26 0,033269
6–8 22 0,825 01:34.04 26,2 0,031489
8 – 10 20 0,887 02:02.95 28,9 0,030692
10 – 12 18 0,745 02:27.44 24,5 0,030408
12 – 14 16 0,810 02:54.23 26,8 0,030224
14 – 16 14 0,807 03:21.34 27,1 0,029779
16 – 18 12 0,850 03:49.59 28,3 0,030035
18 – 20 10 0,920 04:21.05 31,5 0,029206
20 – 22 8 0,800 04:48.08 27 0,02963
22 – 24 6 0,790 05:15.45 27,4 0,028832
24 – 26 4 0,910 05:46.92 31,5 0,025714
26 – 28 2 0,760 06:13.65 26,7 0,028464

3. Percobaan pada valve B


Diameter pipa = 3/8 inch
Ketinggian pipa = 200 cm
Penuruna Ketinggia Volum Catatan Waktu Debit
n cairan n cairan e Stopwatc yang (liter/detik
(cm) (cm) (liter) h diperluka )
n (detik)
0–2 28 0,535 00:05.11 5,1 0,10196
2–4 26 0,575 00:11.85 6,7 0,08507
4–6 24 0,865 00:23.33 11,5 0,07652
6–8 22 0,825 00:34.66 11,3 0,07743
8 – 10 20 0,720 00:44.46 9,8 0,08745
10 – 12 18 0,890 00:56.44 12 0,07042
12 – 14 16 0,855 01:07.92 11,5 0,07391
14 – 16 14 0,820 01:19.32 11,4 0,07061
16 – 18 12 0,875 01:31.14 11,8 0,07331
18 – 20 10 0,850 01:42.76 11,6 0,07371
20 – 22 8 0,805 01:54.59 11,9 0,06664
22 – 24 6 0,760 02:04.83 10,2 0,08039
24 – 26 4 0,875 02:16.91 12,2 0,0668
26 – 28 2 0,800 02:28.10 11,1 0,07162

4. Percobaan pada valve B


Diameter pipa = 3/16 inch
Ketinggian pipa = 200 cm
Penuruna Ketinggia Volum Catatan Waktu Debit
n cairan n cairan e Stopwatc yang (liter/detik
(cm) (cm) (liter) h diperluka )
n (detik)
0–2 28 0,520 00:14.33 14,3 0,036364
2–4 26 0,570 00:29.62 15,3 0,037255
4–6 24 0,880 00:54.15 24,5 0,035918
6–8 22 0,875 01:19.41 25,3 0,034585
8 – 10 20 0,857 01:44.41 25 0,03428
10 – 12 18 0,845 02:09.00 24,6 0,03435
12 – 14 16 0,850 02:34.15 25,1 0,033865
14 – 16 14 0,805 02:57.11 23 0,035
16 – 18 12 0,865 03:23.25 26,1 0,033142
18 – 20 10 0,855 03:48.75 25,5 0,033529
20 – 22 8 0,793 04:12.97 24,2 0,032769
22 – 24 6 0,820 04:37.31 24,3 0,03374
24 – 26 4 0,815 05:01.27 24 0,03396
26 – 28 2 0,795 05:27.75 26,5 0,03

PERHITUNGAN
Perhitungan debit cairan :
v
Q=
t
Keterangan :
Q = debit (liter/detik)
v = volume (liter)
t = waktu (detik)

1. Pada valve A 3/8 inch


0,1065liter
Q1 =
15,9 detik
= 0,066981 liter/detik
0,575liter
Q2 =
12,3 detik
= 0,046748 liter/detik
0,840liter
Q3 =
12,8 detik
= 0,065625 liter/detik
0,865liter
Q4 =
14,3 detik
= 0,06049 liter/detik
0,835liter
Q5 =
14 detik
= 0,05964 liter/detik
0,810liter
Q6 =
13,5 detik
= 0,06 liter/detik
0,820liter
Q7 =
13,1 detik
= 0,062595 liter/detik
0,860liter
Q8 =
13 detik
= 0,066154 liter/detik
0,880liter
Q9 =
14,2 detik
= 0,061972 liter/detik
0,790liter
Q10 =
12,9 detik
= 0,06124 liter/detik
0,800liter
Q11 =
13,2 detik
= 0,060606 liter/detik
0,780liter
Q12 =
12,4 detik
= 0,062903 liter/detik
0,790liter
Q13 =
13,3 detik
= 0,059398 liter/detik
0,885liter
Q14 =
15 detik
= 0,059 liter/detik

2. Pada valve A 3/16 inch


0,740liter
Q1 =
23,1 detik
= 0,032035 liter/detik
0,590liter
Q2 =
18,7 detik
= 0,031551 liter/detik
0,865liter
Q3 =
26 detik
= 0,03327 liter/detik
0,825liter
Q4 =
26,2 detik
= 0,03149 liter/detik
0,887 liter
Q5 =
28,9 detik
= 0,03069 liter/detik
0,745liter
Q6 =
24,5 detik
= 0,03041 liter/detik
0,810liter
Q7 =
26,8 detik
= 0,03022 liter/detik
0,807 liter
Q8 =
27,1 detik
= 0,02978 liter/detik
0,850liter
Q9 =
28,3 detik
= 0,03004 liter/detik
0,920liter
Q10 =
31,5 detik
= 0,03022 liter/detik
0,800liter
Q11 =
27 detik
= 0,02963 liter/detik
0,790liter
Q12 =
27,4 detik
= 0,02883 liter/detik
0,810liter
Q13 =
31,5 detik
= 0,02571 liter/detik
0,760liter
Q14 =
26,7 detik
= 0,02846 liter/detik

3. Pada valve B 3/8 inch


0,535liter
Q1 =
5,1 detik
= 0,010196 liter/detik
0,575liter
Q2 =
6,7 detik
= 0,08507 liter/detik
0,865liter
Q3 =
11,5 detik
= 0,07652 liter/detik
0,825liter
Q4 =
11,3 detik
= 0,07743 liter/detik
0,720liter
Q5 =
9,8 detik
= 0,08745 liter/detik
0,890liter
Q6 =
12 detik
= 0,07042 liter/detik
0,855liter
Q7 =
11,5 detik
= 0,007391 liter/detik
0,820liter
Q8 =
11,4 detik
= 0,07061 liter/detik
0,875liter
Q9 =
11,8 detik
= 0,07331 liter/detik
0,850liter
Q10 =
11,6 detik
= 0,07371 liter/detik
0,805liter
Q11 =
11,9 detik
= 0,06664 liter/detik
0,760liter
Q12 =
10,2 detik
= 0,08039 liter/detik
0,875liter
Q13 =
12,2 detik
= 0,0668 liter/detik
0,800liter
Q14 =
11,1 detik
= 0,07162 liter/detik

4. Pada valve B 3/16 inch


0,520liter
Q1 =
14,3 detik
= 0,036364 liter/detik
0,570liter
Q2 =
15,3 detik
= 0,037255 liter/detik
0,880liter
Q3 =
24,5 detik
= 0,035918 liter/detik
0,875liter
Q4 =
25,3 detik
= 0,0334585 liter/detik
0,857 liter
Q5 =
25 detik
= 0,03428 liter/detik
0,845liter
Q6 =
24,6 detik
= 0,03435 liter/detik
0,850liter
Q7 =
25,1 detik
= 0,033865 liter/detik
0,805liter
Q8 =
23 detik
= 0,035 liter/detik
0,865liter
Q9 =
26,1 detik
= 0,033142 liter/detik
0855 liter
Q10 =
25,5 detik
= 0,033529 liter/detik
0,793liter
Q11 =
24,2 detik
= 0,032769 liter/detik
0,820liter
Q12 =
24,3 detik
= 0,03374 liter/detik
0,815liter
Q13 =
24 detik
= 0,03396 liter/detik
0,795liter
Q14 =
26,5 detik
= 0,03 liter/detik

Anda mungkin juga menyukai