Anda di halaman 1dari 27

BALOK ELASTIS KHUSUS

(Special Topics In Elastic Beam Theory)

Dr.Ir. Rokhani Hasbullah, M.Si.


Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
Jika beban transversal yang menghasilkan
lengkungan (bending) dikenakan pada balok
yang penampangnya simetris maka tidak
menghasilkan torsi (puntiran).

My
Tegangan pada balok:  
I

Tetapi jika beban tranversal bekerja pada balok


yang penampangnya tidak simetris, rumus
tegangan balok tersebut tidak berlaku.
20 mm

15 mm

e
Penampang tak simetris
25 mm

25 mm
V
15 mm
t
PUSAT GESERAN
Setiap penampang balok elastis mempunyai
suatu titik yang mana apabila suatu gaya
transversal dikenakan akan hanya menghasilkan
lengkungan (bending) saja tanpa menimbulkan
torsi pada balok. Titik tersebut disebut Pusat
Geseran (shear center).

Penentuan Pusat Geseran


Untuk daerah irisan penampang yang
mempunyai satu sumbu simetri  pusat geser
terletak pada sumbu simetri balok.
Tegangan geser pada balok:

VQ V = Gaya geser
  Q = Momen Pertama
Ib
I = Momen inersia
b = ketebalan

Momen pertama (Q): Gaya geser:

Q   yda V 
dM
dx
VQ V
     yda
Ib Ib
Contoh Soal 1:
Hitunglah pusat geseran (e) pada balok
berpenampang kanal dengan ketebalan t.

V x
h

e
b

c
V

It  yda Jarak dari centroid
yo
h/ 2 dan luas xt
Jawab:
Tegangan geser pada A-B:
V x
V
  (h / 2) xt e
It
x b b b
Vt Vth 1
V1    tdx   (h / 2) xtdx   2 xdx
x 0
I 0 I 0

x
2
Vth 2 b Vb th
V1  1
4 0

I 4I
Karena simetri, gaya-gaya pada bagian bawah
juga sama besar.
Jumlah momen dari gaya-gaya ini terhadap
sembarang titik = momen dari resultan V
terhadap titik yang sama
2
Vth b 2
b 2 h 2t
2V ( h)  Ve
1
1 2  Ve e
4I 4I

I  I badan  ( Ay 2 ) flens (Pelajari Bab 7)

1 3
I  th  2bt(h / 2)2  th3 / 12  bth2 / 2
12
b 2 h 2t b
Jadi e  
3

4 th / 12  bth / 2
2

2  h / 3b
Contoh Soal 2:
Hitunglah pusat geseran (e) pada penampang
balok di bawah ini.
Jawab:

V
c
VQ
 
It  yda atau  
yo It

Jarak dari centroid 50  y / 2 dan luas yt

V y
Tegangan geser pada A-B:   (50  ) yt
It 2
y  25 25
Vt y2 4 Vt
V1  tdy   (50 y  )dy  1.3 10
y 0
I 0 2 I
Tegangan geser pada B-C:

Q  37 .525t   x 25t 

dx
V
  (937.5t  25xt) 
It B
C x

x 25 25
Vt 4 Vt
V2  tdy   (937.5  25x)dx  3.12510
x 0
I 0 I
Karena simetri, gaya-gaya pada bagian bawah juga
sama besar.
 2V1 (25)  2V2 (25)  Ve
 4 Vt   4 Vt 
 2  1.3 10   25  2   3.12510   25  Ve
 I   I 
9.125105 t
e
I
1
I  (t )1003  2[(25)(t )252 ]  11.46 104 t mm4
12
9.125  105 t
Jadi e  7.96 mm
11.46  10 t
4
Contoh Soal 3:
Hitunglah pusat geseran (e) pada penampang
balok di bawah ini.
Jawab:
c 
Q       t sin 
2
Momen pertama (Q): yda ( R cos )t ( Rd ) R
yo 0

Catatan: y  R cos  da  tRd  cos  sin



R 3
t
 0
Momen inersia (I): I  y 2 da  ( R cos ) 2tRd 
2

     4 sin 
2
Catatan: cos 1
2
1

V
c
V 2V
   yda  [R t sin ] 
2
sin
Ib yo (R t / 2)t
3
Rt
Momen dari tegangan geser ini terhadap sembarang
titik = momen dari resultan V terhadap titik yang sama.

 
 2V  dM  Vdx
 
  0   Rt
sin   ( tRd  ) R  Ve
 M   Vdx
 A

 
2VR
2VR

  0
sin  d  Ve  cos 0  Ve


Catatan:  sin   cos 4R
e

Latihan Soal

1. Carilah letak pusat geseran pada balok yang


mempunyai penampang berbentuk seperti
gambar berikut.
2. Tentukan pusat geseran pada balok baja yang
memiliki penampang seperti pada gambar
berikut.

20 mm

15 mm

e 25 mm

25 mm
V
15 mm
t
LENTURAN ASIMETRIK
Lenturan asimetrik  lenturan tidak terjadi dalam bidang
simetri penampang

y z Ey Ez
    E  
z  y z  y
Resultan tegangan longitudinal = 0

 Ey Ez
A  da  0 atau   da 0
A z
 y 

 y dan z konstan
E E

z A
yda   zda  0
y A
 Ey 2 Eyz 
Momen lentur: M z    yda      da
  y 
A A z 
E E yzda
MZ   y da 
 y A
2

z A
EI z EI yz
Mz  
z y

 Eyz Ez2 
My  zda    da
 y 
A A z

EIyz EIy
My   
z y
Jadi tegangan lenturnya adalah:


MI z y  M y I yz y   M y I z  Mz I yz z
I y Iz  I 2
yz

Untuk kasus tertentu My = Iyz = 0

Serat pada sumbu netral bebas dari tegangan longitudinal,


sehingga

y M y I z   M z I yz 
  tan   = sudut inklinasi
z M z I y  M y I yz
Contoh Soal 3:
Pada gambar di bawah ini diketahui:
Dimensi 127 x 127 x 22.2
Iy = Iz = 7.41 x 10-6 m4 dan Iyz = -4.201 x 10-6 m4
My = 0, Mz = 10 kN
Tentukan sudut inklinasi sumbu netral dan tegangan
lentur di titik A
Jawab:

tan 

0  M z  4.201106 m4
 0.567

 6 4
M z 7.4110 m  0 
  29.5o

Koordinat titik A: y = z = -39.9 mm


10.000 Nm 7.4110 m   00.0399  0  10.000 Nm  4.20110
6 4 6

m 4  0.0399
7.4110 m 7.4110 m    4.20110 m 
6 4 6 4 6 4 2

  124MPa
BALOK LENGKUNG

Distribusi tegangan dalam balok lengkung mengikuti pola


hiperbolik. Tegangan maksimum selalu pada bagian
sebelah dalam (cekung) dari balok tersebut. Pada balok
lengkung sumbu netral tertarik ke arah pusat lengkungan
balok, akibat tegangan-tegangan yang lebih tinggi yang
terbentuk di bawah sumbu netral.
Regangan dari setiap serat: y  d  
 
r  y d 

Tegangan normal pada elemen luas penampang da:

Ey  d  
  E 
r  y d
Eyd  Ed  yda
Letak sumbu netral:
Ada  A r  yd  d A r  y  0

Jika u = r + y maka u  r da  0


u
atau A
r
da
A
 du
Pada balok lengkung letak sumbu netral tidak berimpit
dengan sumbu titik berat
Jumlah momen tegangan normal pada serat:

Ey 2 d da E d  y 2 da


M   yda    
A A
r  y d d ry

Secara sederhana
y 2 da yda
A r  y  A yda  r  r  y
Jadi E d   A y 
M 
d
Sehingga persamaan tegangan M = momen lentur
A = luas penampang balok
normal yang bekerja pada balok r = jarak sb. Netral dari pusat
lengkung menjadi: lengkungan
My y = jarak serat dari sb. Netral
  y = jarak sb. Netral ke
A y r  y  sb. Titik berat

Anda mungkin juga menyukai