Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

PENYEARAH 1 FASA GELOMBANG PENUH


Laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Daya

Oleh : Moch Raffy Soekarno


NIM : 181711049
Kelas : 3B-TEN
Nama Dosen : Siti Saodah, MT.

JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2020
1
I. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan praktikum mahasiswa diharapkan :

1. Dapat merangkai rangkaian penyearah satu fasa gelombang penuh


2. Mengetahui bentuk gelombang tegangan penyearah 1 fasa gelombang penuh
3. Menghitung ripple faktor, form faktor, dan effisiensi / parameter penyearah dan dapat
membandingkan besaran parameter listriknya secara teori dan secara praktek

4. Dapat memperbaiki tegangan ripel pada penyearah satu fasa gelombang penuh dengan
memasang rangkaian filter (menggunakan kapasitor)

5. Mengetahui sifat-sifat dari jenis filter dalam kaitannya dengan perubahan beban yang
digunakan

II. Dasat teori


Simbol
Beban

Ragkaian penyearah tegangan 1 fasa gelombang penuh dapat dibentuk dengan menggunakan
trafo CT (centre tap) dengan dua diode seperti gambar di bawah ini
D1
Ki

V2 Vd1
CT Vr

D2
A

Vd 2

Penyearah 1 fasa gelombang penuh dengan trafo cetre tap (CT)

Gelombang tegangan :

2
V
V 2 ,V 3, tegangan input
m V2 V3 Vm sin t
0
t( )
2 V2 V3 Vm sin

Vr

V r tegangan ouput di beban R


m
0
2 t( )
T
Vd
t( )
0 V d1 tegangan di diode D1
2V 2V
Vd1 Vd 2 V d 2 tegangan di diode D2

Bentuk rangkaian penyearah 1 fasa gelombang penuh yang lainnya ditunjukkan pada gambar di
bawah ini yaitu menggunakan 4 dioda dan umumnya disebut bridge rectifier.

i
Vs Vm Sin

R Vr

Gelombang tegangan :

3
V Vs = tegangan input
t( ) Vs Vm sin t
0 m

2
Vs Vm sin

V r tegangan ouput di beban R


T
Vr t( )

t( ) Vd1, d 4 tegangan di diode D1, D4


m
0 Vd 2, d 3 tegangan di diode D2, D3
2
D1, D 4 ON D2,D3 ON
Vd

0 Besar tegangan output (keluaran) rata-rata:


V V
m m

1 Vdc Vm sinθd
Vd 1, d 4 Vd 2 , d 3

0 (θ); T

Tegangan output efektif (tegangan output RMS),

Vrms 1 Vm sin θ 2 d ( θ) 1/ 2 ; T

4
T0

III. Rangkaian Percobaan

Gambar Rangkaian Percobaan 1

S2
D1

S1 R

D2

IV. Alat-alat yang digunakan

a. Transformator 1 fasa 220V/24V 3 Amper ( 1 buah)


b. Oscilloscope (1 satu buah dan prop 2 buah)
c. Trafo isolasi (1 buah)
d. Amper meter (2 buah)
e. Volt meter (2 buah)
f. Modul Dioda silicon 700V/5 Amper (1 modul)

5
g. Resistor variable (beban geser) 70 Ohm/5 Amper (2 buah)
h. Kapasitor Elektrolit (ELCO)-Polar 1000 uF (1 buah)
i. Kabel penghubung (1 set)
j. Saklar (2 buah)

V. Prosedur kerja
A. Sebelum percobaan Oscilloscope dikalibrasi dulu!!!

B. Langkah percobaan 1:
1. Buat rangkaian percobaan seperti pada gambar 1
2. Pasang oschilloscope prop1 di ch1 dan prop 2 di ch2
3. Saklar S1 OFF (terbuka) dan saklar S2 ON (tertutup)
4. Tahanan geser pada posisi masimum (tahanan pada posisi paling besar)
5. Amper meter dipasang pada 2.4 Amper (A1 arus AC dan A2 arus DC)
6. Volt meter dipasang pada range tegangan 30 V (V1 tegangan AC dan V2 tegangan DC)
7. Pastikan bahwa tegangan primer trafo di tegangan 220 V dan tegangan sekunder di 24 Volt.

8. Masukkan tegangan sumber ke trafo


9. Amati tegangan V1 dan V2 (masukkan data ke tabel percobaan 1)
10. Amati arus A1 dan A2 (masukkan data ke table percobaan 1)
11. Gambarkan bentuk gelombang tegangan input dan output yang tergambar di oscilloscope ke
dalam kertas millimeter

12. Ulangi step percobaan no. 9 dengan arus yang berbeda (sesuai isi tabel 1)
13. Step berikutnya pengisian tabel 2
14. Atur beban sesuai isi tabel dengan mengatur tahanan geser (beban geser)
15. On-kan saklar S1, gambar bentuk gelombang input dan output.
16. ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table 2
17. Gambar bentuk gelombang input dahn outout, Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2
masukkan dalam table percobaan 2

18. OFF-kan saklar S1dan OFF-kan S2, gambar bentuk gelombang input dan output
19. Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table 3
6
20. Gambar bentuk gelombang input dan outout
21. Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table percobaan 3

C. Langkah percobaan 2:

1. Buat rangkaian percobaan seperti pada gambar 2


2. Pasang oschilloscope prop1 di ch1 dan prop 2 di ch2
3. Saklar S1 OFF (terbuka) dan saklar S2 ON (tertutup)
4. Tahanan geser pada posisi masimum (tahanan pada posisi paling besar)
5. Amper meter dipasang pada 2.4 Amper (A1 arus AC dan A2 arus DC)
6. Volt meter dipasang pada range tegangan 30 V (V1 tegangan AC dan V2 tegangan DC)
7. Pastikan bahwa tegangan primer trafo di tegangan 220 V dan tegangan sekunder di 24 Volt,
masukkan tegangan sumber ke trafo

8. Amati tegangan V1 dan V2 (masukkan data ke tabel percobaan 4)


9. Amati arus A1 dan A2 (masukkan data ke table percobaan 4)
10. Gambarkan bentuk gelombang tegangan input dan output yang tergambar di oscilloscope ke
dalam kertas millimeter

11. Step berikutnya pengisian tabel 5


12. Atur beban sesuai isi tabel dengan mengatur tahanan geser (beban geser)
13. On-kan saklar S1, gambar bentuk gelombang input dan output.
14. ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table 5
15. Gambar bentuk gelombang input dahn outout, Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2
masukkan dalam table percobaan 5

16. OFF-kan saklar S1dan OFF-kan S2, gambar bentuk gelombang input dan output
17. Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table 6
18. Gambar bentuk gelombang input dan outout
19. Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam table percobaan 6

VI. Data hasil Pengukuran


Tabel 1 (Beban Resistif, Percobaan 1)

7
input AC output dc
NO
V1 A1 V2 A2
1 200,609 0,0260 349,98 0,049997
2 200,609 0,0253 349,98 0,048608
3 200,609 0,0246 349,98 0,047295
4 200,609 0,0240 349,98 0,04605

Tabel 2 (Beban Resistif + kapasitif, Percobaan 1)


input AC output dc
NO
V1 A1 V2 A2
1 200,61 0,131 397,818 0,068
2 200,61 0,12037 397,818 0,06719
3 200,61 0,1264 397,818 0,0663
4 200,61 0,11758 397,818 0,0654

Tabel 3 (Beban Resistif + Induktif, Percobaan 1)


input AC output dc
NO
V1 (V) A1 (A) V2 (V) A2 (A)
1 200,609 0,02609 435,227 0,0629
2 200,609 0,02537 435,221 0,0611
3 200,609 0,02468 435,215 0,0594
4 200,609 0,02408 435,210 0,0579

Tabel 1 (Beban Resistif, Percobaan 2)


input AC output dc
NO
V1 A1 V2 A2
1 200,649 0,0287 427,4 0,06106
2 200,649 0,0279 427,4 0,05930
3 200,649 0,02715 427,4 0,05775

8
4 200,649 0,02644 427,4 0,05624

Tabel 2 (Beban Resistif + kapasitif, Percobaan 2)


input AC output dc
NO
V1 A1 V2 A2
1 200,649 0,1113 543,766 0,07768
2 200,649 0,1095 545,717 0,07579
3 200,649 0,10824 547,608 0,07400
4 200,649 0,10699 549,438 0,07229

Tabel 3 (Beban Resistif + Induktif, Percobaan 2)


input AC output dc
NO
V1 (V) A1 (A) V2 (V) A2 (A)
1 200,649 0,0287 427,338 0,06104
2 200,649 0,0279 427,304 0,05935
3 200,649 0,02715 427,342 0,05775
4 200,649 0,02643 427,323 0,05623

VII. Rangkaian Percobaan

a. Percobaan 1 (menggunakan Trafo CT, 2 Dioda)

b. Percobaan 2 (menggunakan trafo, 4 dioda)

9
Gambar Gelombang

a. Percobaan 1 ( beban Resistif)

b. Percobaan 1 (beban Resistif + Kapasitif)

c. percobaan 1 (beban Resistif + Induktif)

10
d. Percobaan 2 ( beban Resistif)

e. Percobaan 2 (beban Resistif + Kapasitif)

f. percobaan 2 (beban Resistif + Induktif)

VIII. Analisis Data

Resistansi = (7k, 7.2k, 7.4k, 7.6k) Ohm


Capasitansi =1 F
Induktansi = 10mH
Frekuensi = 50 Hz

1
0
Tabel Hasil Perhitungan
A. Percobaan 1

Beban Resistif

input AC output dc Effisiensi (%)


NO R f Vm Vrms Irms FF RF
V1 A1 V2 A2
1 200,609 0,0260 349,98 0,049997 7000 100 549,4686 388,5330 0,0555 81,14 1,11 0,48
2 200,609 0,0253 349,98 0,048608 7200 100 549,4686 388,5330 0,0540 81,14 1,11 0,48
3 200,609 0,0246 349,98 0,047295 7400 100 549,4686 388,5330 0,0525 81,14 1,11 0,48
4 200,609 0,0240 349,98 0,04605 7600 100 549,4686 388,5330 0,0511 81,14 1,11 0,48

Beban Resistif Osiloskop

inp ut AC output dc Effisiensi (%)


NO R f Vm Vrms Irms FF RF
V1 A1 V2 A2
1 424,541 0,06065 7000 100 666,53 471,30788 0,0673 81,14 1,11 0,48
2 424,541 0,05896 7200 100 666,53 471,30788 0,0655 81,14 1,11 0,48
3 424,541 0,05737 7400 100 666,53 471,30788 0,0637 81,14 1,11 0,48
4 424,541 0,05586 7600 100 666,53 471,30788 0,0620 81,14 1,11 0,48

B, percobaan 2
Trafo
Beban Resistif
input AC output dc Effisiensi (%)
NO R f Vm Vrms Irms FF RF
V1 A1 V2 A2
1 200,649 0,0287 427,4 0,06106 7000 100 671,02 474,481 0,0678 81,14 1,11 0,48
2 200,649 0,0279 427,4 0,05930 7200 100 671,02 474,481 0,0659 81,06 1,11 0,48
3 200,649 0,02715 427,4 0,05775 7400 100 671,02 474,481 0,0641 81,13 1,11 0,48
4 200,649 0,02644 427,4 0,05624 7600 100 671,02 474,481 0,0624 81,14 1,11 0,48

Beban Resistif Osiloskop

inp ut AC output dc Effisiensi (%)


NO R f Vm Vrms Irms FF RF
V1 A1 V2 A2
1 424,62 0,06066 7000 100 666,66 471,39981 0,0673 81,14 1,11 0,48
2 424,62 0,05898 7200 100 666,66 471,39981 0,0655 81,14 1,11 0,48
3 424,62 0,05738 7400 100 666,66 471,39981 0,0637 81,14 1,11 0,48
4 424,62 0,05587 7600 100 666,66 471,39981 0,0620 81,14 1,11 0,48
Tabel Hasil Perhitungan

Trafo CT
Beban Resistif + kapasitif
IX.
input AC output dc
NO R f C Vm Vrms Vr Effisiensi (%) FF RF
V1 A1 V2 A2
1 200,61 0,131 397,818 0,068 7000 100 0,000001 612,0277 403,800 309,121 97,06 1,02 0,174
2 200,61 0,12037 397,818 0,06719 7200 100 0,000001 621,5906 406,422 305,230 95,81 1,02 0,21
3 200,61 0,1264 397,818 0,0663 7400 100 0,000001 631,4571 409,278 301,694 94,48 1,03 0,24
4 200,61 0,11758 397,818 0,0654 7600 100 0,000001 641,6419 412,350 298,493 93,08 1,04 0,27

Beban Resistif + Kapasitif Osiloskop

inp ut AC output dc
NO R f C Vm Vrms Vr Effisiensi (%) FF RF
V1 A1 V2 A2
1 432,720 0,06182 7000 100 0,000001 665,723 443,63 336,2409 95,14 1,03 0,23
2 427,329 0,05935 7200 100 0,000001 667,702 438,95 327,8726 94,78 1,03 0,23
3 420,638 0,05684 7400 100 0,000001 667,68 441,27 319,0007 90,87 1,05 0,32
4 413,900 0,05446 7600 100 0,000001 667,58 443,99 310,5594 86,90 1,07 0,39
B. Percobaan 2
Trafo
Beban Resistif + kapasitif

input AC output dc
NO R f C Vm Vrms Vr Effisiensi (%) FF RF
V1 A1 V2 A2
1 200,649 0,1113 543,766 0,07768 7000 100 0,000001 836,5631 563,6302 422,5282 93,08 1,04 0,27
2 200,649 0,1095 545,717 0,07579 7200 100 0,000001 852,6828 567,839 418,7068 92,36 1,04 0,29
3 200,649 0,10824 547,608 0,07400 7400 100 0,000001 869,219 572,2708 415,291 91,57 1,05 0,30
4 200,649 0,10699 549,438 0,07229 7600 100 0,000001 886,1903 576,9048 412,2574 90,70 1,05 0,32

Beban Resistif + kapasitif Osiloskop

inp ut AC output dc
NO R f C Vm Vrms Vr Effisiensi (%) FF RF
V1 A1 V2 A2
1 433,329 0,0619 7000 100 0,000001 666,66 447,605 336,7141 93,72 1,03 0,26
2 426,662 0,0593 7200 100 0,000001 666,66 444,32 327,361 92,21 1,04 0,29
3 419,996 0,0568 7400 100 0,000001 666,66 440,98 318,5134 90,71 1,05 0,32
4 413,329 0,0544 7600 100 0,000001 666,66 437,59 310,1315 89,22 1,06 0,35
Analisis
Yang menjadi dasar dari penyearah adalah sifat dioda yang hanya menyearahkan arus
pada satu arah tegangan (arah maju ) saja, sedang pada arah yang berlawanan (arah mundur)
arus yang dilewatkan sangat kecil dan diabaikan.

Karena sifat dioda yang hanya menyearahkan arus pada satu arah tegangan positif saja maka
dioda dapat dirangkaikan sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan arus searah.
Walaupun arus bolak-balik sudah tersedia, arus searah sering dibutuhkan untuk memberi
daya seperti pada radio, atau kalkulator.

Proses konversi arus bolak-balik menjadi arus searah disebut penyearahan. Elemen
dasar dalam penyearahan ini adalah dioda. Dioda pertama, yang dikembangkan oleh John
Fleming pada tahun 1904, berupa tabung vakum yang berisi dua elemen. Katoda yang
memancarkan electron dan anoda yang disebut plat, berfungsi mengumpulkan electron yang
dipancarkan. Ciri penting dioda ialah bahwa dioda ini mengkonduksi arus dalam satu arah
dan tidak dalam arah lain. Sebagian besar dioda yang digunakan sekarang merupakan piranti
semikonduktor. Lambang untuk dioda sebagai elemen rangkaian ialah . Tanda panah ini
memperlihatkan arah arus yang dilewatkan melalui dioda tersebut.

Parameter-parameter yang mempengaruhi besar dan kecilnya Ripple Faktor (RF) yaitu
dilihat dari keluaran V2 atau tegangan yang sudahdi searahkan. Biasanya yang
mempengaruhinya yaitu besar kecilnya nilai kapasitor yang di gunakan. Semakin besar nilai
kapasitor yang digunakan, maka semakin kecil nilai Ripple Factornya.

X. Kesimpulan

Penyearah 1 fasa gelombang penuh ini memiliki effisiensi dua kali lebih besar dari penyearah 1 fasa
½ gelombang.

Kelebihan dari penyearah gelombang penuh ini adalah tegangan output yang di hasilkan akan lebih
halus dan stabil karena semua tegangan input baik pada fase positif maupun fase negative akan
dijadikan tegangan outputnta

Anda mungkin juga menyukai