BANGUNAN DRAINASE
Ratih Indri Hapsari
◼ Tujuan Instruksional Umum:
❑ Mahasiswa dapat merencanakan bangunan air yang umum ada pada
Jaringan Drainase
◼ Tujuan Instruksional Khusus:
❑ Mahasiswa dapat:
◼ Menghitung debit yang melalui gorong-gorong
◼ Menyebutkan syarat-syarat perencanaan gorong-gorong
◼ Merencanakan dimensi dan penempatan gorong-gorong
◼ Menggambar detail gorong-gorong
◼ Menempatkan bangunan terjun pada saluran
◼ Merencanakan dimensi bangunan terjun
◼ Menggambar detail bangunan terjun
◼ Merencanakan posisi bak kontrol
◼ Merencanakan dimensi bak kontrol secara sederhana
◼ Menggambar detail bak kontrol secara sederhana
◼ Merencanakan jumlah, penempatan, dan dimensi intake
◼ Menggambar inlet secara sederhana
Sub-pokok Bahasan
◼ Gorong-gorong
◼ Bangunan terjun
◼ Bak penampung
◼ Curb & Inlet
◼ Gorong-gorong
❑ Gorong-gorong adalah saluran yang berada di bawah tanah. Umumnya gorong-gorong
diperlukan jika saluran drainase melintasi jalan atau melintasi bangunan lainnya.
◼ Bangunan Terjun
❑ Bangunan terjun adalah bangunan di sepanjang saluran yang berfungsi mengurangi
kecepatan aliran. Bangunan terjun diperlukan jika kontur asli terlalu curam, sehingga
kecepatan aliran melebihi nilai maksimum yang dizinkan.
◼ Bak Penampung
❑ Bak penampung disebut juga bak kontrol. Bangunan ini digunakan pada pertemuan
antara tiga saluran atau lebih atau pertemuan antara gorong-gorong dengan saluran
drainase.
◼ Curb & Inlet
❑ Curb adalah bagian dari jalan berupa struktur vertikal dengan bentuk tertentu yang
digunakan sebagai pelengkap jalan untuk memisahkan badan jalan dengan fasilitas
lain, seperti jalur pejalan kaki, median, separator, pulau jalan, maupun tempat parkir
❑ Inlet adalah jalan masuknya air dari permukaan jalan (atau lahan lain) ke dalam
saluran
Gorong-gorong
◼ Gorong-gorong adalah:
❑ Saluran drainase yang berada di bawah
permukaan tanah.
◼ Gorong-gorong diperlukan jika:
❑ Saluran drainase melintas jalan
❑ Saluran drainase melintas bangunan lain
❑ Tidak memungkinkan untuk membuat saluran
drainase yang terbuka karena berbagai
pertimbangan (misalnya pertimbangan estetika,
keamanan, dan sebagainya).
◼ Bentuk-bentuk gorong-gorong antara lain
sebagai berikut:
Bahan gorong-gorong
adalah:
Pasangan batu kali (khusus
untuk bentuk persegi)
Pasangan batu bata (khusus
untuk bentuk persegi)
Pasangan beton/beton pra-
cetak
◼ Syarat-syarat perencanaan gorong-gorong adalah:
❑ Gorong-gorong direncanakan bersamaan dengan semua saluran
drainase. Prinsip perencanaannya tetap dengan menjaga agar kondisi
muka air sama atau semakin menurun ke arah hilir.
❑ Kemiringan gorong-gorong idealnya 0.5% - 2%
❑ Aliran dalam gorong-gorong juga harus dikontrol terhadap kecepatan dan
Bilangan Froude
❑ Idealnya gorong-gorong direncanakan sebagai saluran tertutup, namun
dapat disederhanakan dengan perencanaan sebagai saluran terbuka
dengan berbagai asumsi
❑ Posisi gorong-gorong di bawah muka tanah harus diperhitungkan agar sisi
pasangan bagian atas gorong-gorong masih berada di bawah muka tanah
asli.
❑ Dimensi gorong-gorong berbentuk persegi direncanakan menyerupai
saluran samping
❑ Dimensi untuk bentuk lingkaran adalah sebagai
berikut: ß = 4,5 radian = 4,5 x
180
= 257,831°
D a 257,831
= x r + 2(0,5 . 0,778 r . 0,628 r)
2
360
d
= 2,738 r²
d=0.814D
Keliling basah:
257,831
P= .2r = .2r = 4,5 r
360 360
Jari-jari hidrolis:
A 2,738 r 2
R= = = 0,608 r
P 4,5r
Bangunan Terjun
◼ Bangunan terjun adalah:
❑ Saluran terbuka yang terjal yang digunakan untuk menyalurkan
air menuruni kemiringan yang besar dengan tujuan mengurangi
energi dan kecepatan aliran.
◼ Bagian-bagian bangunan terjun adalah:
❑ Ruas terjunan pertama dan pondasi
❑ Peredam energi
◼ Terdapat dua tipe bangunan terjun, yaitu terjun tegak dan terjun
miring.
◼ Dimensi bangunan terjun tegak adalah
sebagai berikut:
2
1
h1
z
a
L1 L2
Qd L1 = 3 x z
q =
0,8 b1 Dimana :
Dimana : L1 = Panjang terjunan ruas pertama (m)
q = Debit persatuan lebar (m2/dt)
Dimensi
Qd = Debit (m3/dt)
bangunan
b1 = Lebar saluran (m) L2 = c1 z . hC + 0,25 terjun
Dimana :
q2 L2 = Panjang peredam energi (m)
hc = 3
g
Dimana :
hc = Kedalaman kritis di saluran (m) a = 0,5 x hC
g = Percepatan gravitasi (9,81 m/dt2) Dimana :
a = Tinggi endsill (m)
3
h h
c1 = 2,5 + 1,1 C + 0,7 C
z z
Dimana : t = 0,5 ( h1 + z )
c1 = Koefisien Dimana :
z = Tinggi terjunan (m) → Sudah direncanakan t = Jarak pondasi pada ruas pertama (m)
Bak Penampung
𝑸
Panjang Curb Inlet (L) = 𝟎,𝟑𝟔𝒈𝒅𝟐/𝟑
L
A D C
E
B
E
B
S = 0,025
Kecepatan di inlet
◼ A inlet = 0,2 × 0,1 = 0,02 m2
◼ R inlet = 0,05 m
◼ 1
V= R 2 / 3 S 1/ 2
n
1
V= 0,052 / 3 0,000161/ 2 = 0,132m / dt
0,013
◼ Panjang Inlet
L = 0,94 V y0,5
= 0,94 × 0,132 × 0,10,5
= 0,0397 m
◼ Dimensi inlet: b = 0,2 m; y = 0,1 m; L = 0,0397 m
◼ Debit yang mampu ditampung inlet
Q = AABDE × V
= 0,0195 × 0,132
= 0,0026 m3/dt
• Catatan: untuk mengetahui jumlah inlet yang dibutuhkan maka perlu
membandingkan antara Q di jalan dengan Q yang mampu ditampung inlet
Sumur Resapan
◼ Volume biopori
V = ¼ d2 h
Dimana d: diameter biopori (0,1 m), h: tinggi
biopori (m)
◼ Jumlah biopori
n=IL/v
Dimana n: jumlah biopori, I : intensitas hujan
(m/jam), L : luas lahan (m2), v : laju resap air
(m3/jam)
...sekian
Terima kasih.....