Anda di halaman 1dari 30

Pokok Bahasan V

BANGUNAN DRAINASE
Ratih Indri Hapsari
◼ Tujuan Instruksional Umum:
❑ Mahasiswa dapat merencanakan bangunan air yang umum ada pada
Jaringan Drainase
◼ Tujuan Instruksional Khusus:
❑ Mahasiswa dapat:
◼ Menghitung debit yang melalui gorong-gorong
◼ Menyebutkan syarat-syarat perencanaan gorong-gorong
◼ Merencanakan dimensi dan penempatan gorong-gorong
◼ Menggambar detail gorong-gorong
◼ Menempatkan bangunan terjun pada saluran
◼ Merencanakan dimensi bangunan terjun
◼ Menggambar detail bangunan terjun
◼ Merencanakan posisi bak kontrol
◼ Merencanakan dimensi bak kontrol secara sederhana
◼ Menggambar detail bak kontrol secara sederhana
◼ Merencanakan jumlah, penempatan, dan dimensi intake
◼ Menggambar inlet secara sederhana
Sub-pokok Bahasan

◼ Gorong-gorong
◼ Bangunan terjun
◼ Bak penampung
◼ Curb & Inlet
◼ Gorong-gorong
❑ Gorong-gorong adalah saluran yang berada di bawah tanah. Umumnya gorong-gorong
diperlukan jika saluran drainase melintasi jalan atau melintasi bangunan lainnya.
◼ Bangunan Terjun
❑ Bangunan terjun adalah bangunan di sepanjang saluran yang berfungsi mengurangi
kecepatan aliran. Bangunan terjun diperlukan jika kontur asli terlalu curam, sehingga
kecepatan aliran melebihi nilai maksimum yang dizinkan.
◼ Bak Penampung
❑ Bak penampung disebut juga bak kontrol. Bangunan ini digunakan pada pertemuan
antara tiga saluran atau lebih atau pertemuan antara gorong-gorong dengan saluran
drainase.
◼ Curb & Inlet
❑ Curb adalah bagian dari jalan berupa struktur vertikal dengan bentuk tertentu yang
digunakan sebagai pelengkap jalan untuk memisahkan badan jalan dengan fasilitas
lain, seperti jalur pejalan kaki, median, separator, pulau jalan, maupun tempat parkir
❑ Inlet adalah jalan masuknya air dari permukaan jalan (atau lahan lain) ke dalam
saluran
Gorong-gorong

◼ Gorong-gorong adalah:
❑ Saluran drainase yang berada di bawah
permukaan tanah.
◼ Gorong-gorong diperlukan jika:
❑ Saluran drainase melintas jalan
❑ Saluran drainase melintas bangunan lain
❑ Tidak memungkinkan untuk membuat saluran
drainase yang terbuka karena berbagai
pertimbangan (misalnya pertimbangan estetika,
keamanan, dan sebagainya).
◼ Bentuk-bentuk gorong-gorong antara lain
sebagai berikut:
Bahan gorong-gorong
adalah:
Pasangan batu kali (khusus
untuk bentuk persegi)
Pasangan batu bata (khusus
untuk bentuk persegi)
Pasangan beton/beton pra-
cetak
◼ Syarat-syarat perencanaan gorong-gorong adalah:
❑ Gorong-gorong direncanakan bersamaan dengan semua saluran
drainase. Prinsip perencanaannya tetap dengan menjaga agar kondisi
muka air sama atau semakin menurun ke arah hilir.
❑ Kemiringan gorong-gorong idealnya 0.5% - 2%
❑ Aliran dalam gorong-gorong juga harus dikontrol terhadap kecepatan dan
Bilangan Froude
❑ Idealnya gorong-gorong direncanakan sebagai saluran tertutup, namun
dapat disederhanakan dengan perencanaan sebagai saluran terbuka
dengan berbagai asumsi
❑ Posisi gorong-gorong di bawah muka tanah harus diperhitungkan agar sisi
pasangan bagian atas gorong-gorong masih berada di bawah muka tanah
asli.
❑ Dimensi gorong-gorong berbentuk persegi direncanakan menyerupai
saluran samping
❑ Dimensi untuk bentuk lingkaran adalah sebagai
berikut: ß = 4,5 radian = 4,5 x
180

= 257,831°

α = 360° - ß = 360° - 257,831° = 102,169°


x = r sin a = r sin 102,169o = 0,778 r
y = r cos a = r cos 102,169 o = 0,628 r
Luas penampang basah:
x
  
A=   x r + 2(0,5 . x. y)
2
y 
r  360 

D a  257,831 
=  x r + 2(0,5 . 0,778 r . 0,628 r)
2

 360 
d
= 2,738 r²
d=0.814D
Keliling basah:
 257,831
P= .2r = .2r = 4,5 r
360 360
Jari-jari hidrolis:
A 2,738 r 2
R= = = 0,608 r
P 4,5r
Bangunan Terjun
◼ Bangunan terjun adalah:
❑ Saluran terbuka yang terjal yang digunakan untuk menyalurkan
air menuruni kemiringan yang besar dengan tujuan mengurangi
energi dan kecepatan aliran.
◼ Bagian-bagian bangunan terjun adalah:
❑ Ruas terjunan pertama dan pondasi

❑ Bagian pembawa air ke elevasi yang lebih rendah (terjunan)

❑ Peredam energi

❑ Perlindungan air keluar/endsill

◼ Terdapat dua tipe bangunan terjun, yaitu terjun tegak dan terjun
miring.
◼ Dimensi bangunan terjun tegak adalah
sebagai berikut:

2
1

h1

z
a

L1 L2
Qd L1 = 3 x z
q =
0,8 b1 Dimana :
Dimana : L1 = Panjang terjunan ruas pertama (m)
q = Debit persatuan lebar (m2/dt)
Dimensi
Qd = Debit (m3/dt)
bangunan
b1 = Lebar saluran (m) L2 = c1 z . hC + 0,25 terjun
Dimana :
q2 L2 = Panjang peredam energi (m)
hc = 3
g
Dimana :
hc = Kedalaman kritis di saluran (m) a = 0,5 x hC
g = Percepatan gravitasi (9,81 m/dt2) Dimana :
a = Tinggi endsill (m)
3
h h 
c1 = 2,5 + 1,1 C + 0,7  C 
z  z 
Dimana : t = 0,5 ( h1 + z )
c1 = Koefisien Dimana :
z = Tinggi terjunan (m) → Sudah direncanakan t = Jarak pondasi pada ruas pertama (m)
Bak Penampung

◼ Bak penampung adalah:


❑ Bangunan yang digunakan pada pertemuan
antara tiga saluran atau lebih atau pertemuan
antara gorong-gorong dengan saluran drainase.
◼ Bagian-bagian bak penampung adalah:
❑ Inlet dan outlet bak (pertemuan antara saluran
dengan bak)
❑ Boks
❑ Bak kontrol/manhole
❑ Pondasi
◼ Pada saat air di inlet bak mencapai kondisi maksimum dan bertemu
di bak penampung, maka bak akan terisi penuh oleh air.
Berdasarkan kondisi ini idealnya bak penampung direncanakan
dengan asumsi sebagai saluran tertutup. Namun untuk
penyederhanaannya dapat direncanakan sebagai saluran terbuka,
dengan beberapa kriteria perencanaan sebagai berikut:
❑ Elevasi muka air pada bak mengikuti elevasi muka air yang terendah di
antara semua saluran yang bertemu.
❑ Dasar boks adalah elevasi dasar saluran yang terendah di antara
semua saluran yang bertemu, diturunkan lagi setidak-tidaknya 20 cm.
Penurunan ini dimaksudkan untuk memberi ruang bagi kehilangan
tinggi yang dialami saluran, sekaligus untuk mencegah sedimen masuk
ke outlet bak.
❑ Ukuran bak disesuaikan dengan lebar
saluran yang terbesar di antara semua
saluran yang bertemu, ditambah dengan
jarak 20 cm sampai 30 cm.
❑ Ukuran manhole dapat diambil 80 cm x 80
cm.
Curb & Inlet

◼ Curb adalah bagian dari jalan berupa struktur


vertikal dengan bentuk tertentu yang digunakan
sebagai pelengkap jalan untuk memisahkan badan
jalan dengan fasilitas lain, seperti jalur pejalan kaki,
median, separator, pulau jalan, maupun tempat
parkir
◼ Inlet adalah jalan masuknya air dari permukaan
jalan (atau lahan lain) ke dalam saluran
◼ See SNI 2003-2442-199
Curb Inlet

𝑸
Panjang Curb Inlet (L) = 𝟎,𝟑𝟔𝒈𝒅𝟐/𝟑

L : lebar bukaan curb (m)


Q : kapasitas curb inlet (m3/dt)
g : gaya gravitasi (m2/dt)
d : kedalaman air dalam curb inlet (m)
Gutter Inlet
Q masuk ke inlet

L
A D C

E
B

Q inlet = QABC – QDEC


Panjang Gutter Inlet (L) = 0,94 V y0,5
L : panjang inlet
V : kecepatan di atas inlet
y : tinggi air di atas inlet + tebal kisi
◼ Diketahui tinggi genangan air di suatu permukaan
jalan adalah 0,1 m dan kemiringan memanjang jalan
adalah 0,016% dan kemiringan arah melintangnya
jalan adalah 2,5%. Rencanakan dimensi gutter inlet
pada permukaan jalan tersebut.
◼ Diketahui:
• S = 0,00016
• S0 = 0,025
• n = 0,013
• hair = 0,1 m
• Lebar inlet (direncanakan) = 0,2 m (0,2 – 0,4 m)
• Tinggi inlet (y) = 0,1 m (jika ada jeruji maka
ditambah tebal jeruji)
◼ LAC = h/S = 0,1/0,025 = 4 m
◼ hDE = S×L = 0,025 × (4 – 0,2) = 0,095 m

Mencari luas segi tiga


◼ LuasABC = 0,5 × 4 × 0,1 = 0,2 m2

◼ LuasDEC = 0,5 × (4-0,2) × 0,095 = 0,1805 m2

◼ LuasABDE = 0,2 – 0,1805 = 0,0195 m2


D C
A

E
B
S = 0,025
Kecepatan di inlet
◼ A inlet = 0,2 × 0,1 = 0,02 m2

◼ P inlet = 0,2 + 2 × 0,1 = 0,4 m

◼ R inlet = 0,05 m
◼ 1
V=  R 2 / 3  S 1/ 2
n
1
V=  0,052 / 3  0,000161/ 2 = 0,132m / dt
0,013
◼ Panjang Inlet
L = 0,94 V y0,5
= 0,94 × 0,132 × 0,10,5
= 0,0397 m
◼ Dimensi inlet: b = 0,2 m; y = 0,1 m; L = 0,0397 m
◼ Debit yang mampu ditampung inlet
Q = AABDE × V
= 0,0195 × 0,132
= 0,0026 m3/dt
• Catatan: untuk mengetahui jumlah inlet yang dibutuhkan maka perlu
membandingkan antara Q di jalan dengan Q yang mampu ditampung inlet
Sumur Resapan

◼ Sumur resapan adalah prasarana untuk


menampung dan meresapkan hujan ke
dalam tanah
◼ Syarat: tanah berpermeabilitas tinggi,
kedalamannya 1-1,5 m lebih rendah dari
jalan
Perencanaan Sumur Resapan
𝐹𝐾𝑇
𝑄𝑟𝑒𝑠𝑎𝑝𝑎𝑛 −
◼ Kedalaman sumur 𝐻 = 1−𝑒 𝜋𝑅2
𝐹.𝐾
Dimana F: faktor geometrik (m), K: koefisien
permeabilitas tanah (m/dt), T: waktu
pengaliran (dt) dan R: jari-jari sumur (m)
◼ Nilai F tergantung dari bentuk sumur dan
secara umum persamaannya dapat
dinyatakan dengan Q0 = F K H
Perencanaan Biopori

◼ Volume biopori
V = ¼  d2 h
Dimana d: diameter biopori (0,1 m), h: tinggi
biopori (m)

◼ Jumlah biopori
n=IL/v
Dimana n: jumlah biopori, I : intensitas hujan
(m/jam), L : luas lahan (m2), v : laju resap air
(m3/jam)
...sekian

Terima kasih.....

Anda mungkin juga menyukai