Anda di halaman 1dari 6

66 INOVASI, Volume XVIII, Nomor 1, Januari 2016

Kajian Ekonomi Antara Pola Tanam Monokultur Dan Tumpangsari


Tanaman Jagung, Kubis Dan Bayam
Diah Tri Hermawati

Abstrak

Sebagian besar petani Indonesia mempunyai lahan yang sempit. Salah satu cara untuk
meningkatkan pendapatan petani yang berlahan sempit adalah dengan menggunakan
pola tanam tumpangsari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efisiensi penggunaan
modal, lahan, waktu dan keuntungan usahatani antara pola tanam monokultur dan
tumpangsari. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas diuji dengan Nisbah Kestaraan
Lahan (NKL), Efisiensi Sistem Penanaman (ESP), Indeks Kompetisi (IK), analisa R/C
dan ROI. Hasil penelitian menunjukkan pola tanam tumpangsari kubis-bayam
mempunyai keuntungan yang paling besar dibanding pola tanam lainnya sebesar Rp
44.501.937,- dan keuntungan per bulannya sebesar Rp 14.833.979,-. NKL pada
tumpangsari kubis-bayam mempunyai nilai yang paling tinggi yaitu 1,96. ESP pada
tumpangsari jagung-bayam mempunyai nilai yang paling tinggi yaitu 1,32. IK pada
tumpangsari jagung-kubis mempunyai nilai yang paling tinggi yaitu 3,94. Pola tanam
kubis monokultur monokultur mempunyai nilai R/C = 10,46 dan ROI = 9,46.

Kata kunci : monokultur, tumpangsari, kubis, jagung, bayam, keuntungan dan efisiensi.

Pendahuluan dan memperbaiki gizi keluarga tani disamping


1,1, Latar Belakang itu dengan melakukan sistem tumpangsari akan
Indonesia merupakan negara agraris mengurangi resiko kegagalan panen maupun
yang sebagian besar penduduknya mendapat resiko pasar terutama oleh harga produk
nafkah dari pertanian. Penduduk Indonesia maupun sarana produksi. Bila satu jenis
sebagian besar merupakan petani kecil karena tanaman gagal dipanen, petani masih
sebagian besar petani Indonesia (42,17% dari mempunyai dua atau tiga jenis tanaman lainnya
petani Indonesia) hanya memipunyai tanah untuk dipanen.
garapan seluas 0,1 – 0,5 ha (Fadholi, 2003). Menanam secara tumpangsari akan
Petani yang mempunyai lahan garapan yang dapat meningkatkan pendapatan petani, karena
sempit harus bisa memilih dengan benar dengan menanam secara tumpangsari
tanaman apa yang akan diusahakan agar dapat penggunaan sarana produksi lebih efisien
memanfaatkan lahan yang sempit tersebut sehingga biaya produksi dapat lebih rendah
secara maksimal sehingga dapat meningkatkan dibanding pola tanam secara monokultur. Pola
pendapatan petani. Salah satu cara untuk tanam secara tumpangsari dapat meningkatkan
meningkatkan pendapatan petani yang berlahan produksi, hal ini disebabkan karena
sempit adalah dengan pola tanam tumpangsari. berkurangnya hama dan penyakit dengan
Produktivitas setiap satuan luas lahan dengan keadaan di atas keuntungan usahatani tersebut
sistem tumpangsari pada umumnya lebih baik dapat ditingkatkan. Pada pola tanam
dibanding sistem tanaman tunggal yang tumpangsari ada hal yang juga perlu
ditanam pada lahan yang sama, karena sistem diperhatikan adalah sistem perakaran tanaman.
tumpangsari mampu secara lebih efisien Pola tanam tumpangsari harus memiliki
meggunakan cahaya matahari dan unsur hara keserasian antar perakaran jenis tanaman yang
yang tersedia dari dalam tanah. Sistem ini lebih akan ditanam. Jangan sampai akar tanamannya
sedikit menimbulkan masalah pengendalian saling tumpang tindih dalam menyerap hara.
gulma, hama dan penyakit. Sistem tumpangsari Jika hal ini terjadi maka tanaman yang lebih
juga dapat mengurangi puncak kebutuhan akan besar perakarannya yang akan menang,
tenaga kerja, menambah pendapatan usahatani tanaman yang berakar kecil akan menderita.
Diah Tri Hermawati, Kajian Ekonomi Antara Pola Tanam Monokultur dan Tumpang Sari 67

Pada pola tanam tumpangsari diatur agar masyarakat. Daun bayam biasanya
tanaman yang berakar besar menempati wilayah dimanfaatkan sebagai sayur bening, sayur
tanam yang lebih besar, sedangkan yang lodeh, pecel , rempeyek bayam atau sebagai
berakar amunkecil menempati wilayah tanam lalap. Manfaat lain dari bayam yaitu akarnya
yang lebih kecil. Dengan kata lain, jarak tanam dapat menjadi obat untuk menghilangkan panas
untuk tanaman yang hendak digabung harus (anti piretik), meluruhkan kencing (diuretic)
diperhatikan. Selain jarak tanam, hal lain yang pada penyakit nanah, menghilangkan racun
harus diperhatikan pada pola tumpangsari ialah (anti toksik), menyembuhkan bengkak atau
lebar tajuk tanaman yaitu berapa luas bisul, obat diare dan member sihkan darah.
permukaan tanah yang ditutup oleh garis Bayam juga dapat digunakan untuk merawat
tanaman yang akan digabung dalam satu petak. rambut agar tumbuh dengan sehat dan dapat
Sinar matahari yang merupakan kebutuhan mencegah munculnya ketombe, mencegah
tanaman sebaiknya terbagi merata antar penyakit beri-beri, memperkuat saraf,
tanaman. melenturkan otot rahim, menyembuhkan
Tanaman kubis bukan hanya jenis sariawan atau gusi berdarah, mencagah anemia
sayuran yang dapat menghasilkan keuntungan serta memperkuat tulang dan gigi. Komposisi
tinggi, namun juga mengandung nilai gizi yang zat gizi bayam per 100 gr bahan adalah : kalori
sangat penting. Kandungan gizi untuk setiap 36 kal, karbohidrat 6,5 gr, lemak 0,5 gr, protein
100 gr daun kubis, 93 ml air, 1,5 gr protein, 0,2 3,5 gr, kalsium 367 mg, fosfor 67 mg, besi 3,9
gr lemak, 0,4 gr karbohidrat, 0,8 serat, 40 mg mg, vitamin A 6090 SI, vitamin B1 0,08 mg,
kalsium, 0,5 mg besi, 30 IU vitamin C, 0,05 mg vitamin C 80 mg dan air 86,9 gr (Bandini,
tiamin, 0,05 mg riboflanin dan 40 mg asam 2003).
askorbat. Tanaman kubis dapat dikonsumsi 1.2. Identifikasi Masalah
sebagai lalapan, dimasak sebagai sup atau jenis Pada umumnya permasalahan yang
masakan sayuran lainnya (William, 2002). dihadapi oleh petani di Indonesia adalah lahan
Tanaman jagung mempunyai banyak yang sempit, serangan hama dan penyakit dan
kegunaan antara lain batang dan daun yang pengguaan pupuk yang belum efisieb, harga
masih muda digunakan makanan ternak, batang jual produk yang berfluktuasi sehingga
dan daun yang sudah tua (setelah dipanen) menyebabkan pendapatan petani rendah. Untuk
digunakan untuk pupuk hijau/kompos, batang mengatasi keadaan di atas salah satu cara
jagung bisa dibuat untuk kertas, buah jagung dengan menggunakan pola tanam tumpangsari
yang masih muda digunakan sebagai bahan karena dengan pola tanam tumpangsari
sayuran, perkedel dan bakwan, biji jagung yang dibanding pola tanam monokultur menurut
sudah tua digunakan sebagai pengganti nasi, Baker dan Nourman (1975), pendapatan pada
marning, pop corn, roti dan tepung, kelobotnya dua jenis tanaman secara tumpangsari 62 persen
yang sudah kering digunakan untuk lebih tinggi dari pada ditanam secara
pembungkus rokok. Jagung mempunyai nilai monokultur. Pola tanam tumpangsari dapat
kalori hampir sama dengan beras. Jagung menekan hama penyakit serendah mungkin
mengandung asam lemak esensial yang sangat karena pada pola tanam tumpangsari jumlah
bermanfaat bagi pencegahan penyakit musuh alami meningkat sehingga dengan
penyempitan pembuluh darah, selain itu keadaa ini populasi hama penyakit dapat
kandungan minyak jagung yang non kolesterol dikendalikan. Pola tanam tumpangsari dapat
berguna bagi kesehatan jantung. Disamping itu memanfaatkan hara dalam tanah lebih baik,
jagung juga mengandung vitamin dan mineral dengan catatan bila jenis tanaman yang
yang berguna bagi tubuh manusia. Kandungan ditumpangsarikan mempunyai sifat agronomis
vitamin dan mineral di jagung untuk 900 gr dan pola perakaran yang berbeda.
bahan makanan adalah : kalori 360 kal, protein 1.3. Tujuan Penelitian
6,8 gr, hidrat arang 4,7 gr, kalsium arang 72,4 a Untuk mengetahui biaya, penerimaan dan
gr, fosfor 9 mg, besi 380 mg, vitamin A 4,6 SI, keuntungan finansial usahatani jagung,
vitamin B1 350 mg, vitamin C 0,2 mg, air 13,1 kubis dan bayam.
gr (Danarti, 2003). b. Untuk mengetahui efisiensi penggunaan
Bayam cabut termasuk sayuran yang modal, lahan dan waktu pada usahatani
banyak dikonsumsi oleh semua lapisan jagung, kubis dan bayam.
68 INOVASI, Volume XVIII, Nomor 1, Januari 2016

1.4. Kegunaan Penelitian Ysb = Hasil sistem tumpangsari tanaman B


Data yang diperoleh dari hasil (t/ha)
penelitian berguna untuk meningkatkan hasil Yma = Hasil monokultur tanaman A (t/ha)
usahatani dan keuntungan usahatani. Ymb = Hasil monokultur tanaman B (t/ha)
Disamping itu hasil penelitian ini berguna ta = Lama waktu monokultur tanaman A
sebagai informasi bagi petani bila ingin
berusahatani dengan pola tanam tumpangsari Hasil dan Pembahasan
kombinasi jenis tanaman apakah yang 3.1. Biaya Total, Penerimaan, Keuntungan,
menguntungkan secara finansial. Analisa R/C dan ROI
Pola tanam tumpangsari kubis-bayam
Metode Penelitian mempunyai keuntungan yang paling besar
2.1. Tempat Penelitian dibanding pola tanam lainnya. Hal ini
Penelitian dilaksanakan di lahan disebabkan karena hasil dari kedua tanaman
Percobaan Politeknik Pertanian Jember. besar sehingga hasil totalnya besar yang
2.2. Bahan dan Alat mengakibatkan penerimaan totalnya juga besar
Bahan yang digunakan meliputi benih disamping itu biaya totalnya tidak besar (Tabel
bayam cabut, benih kubis varietas Green 1). Keadaan ini mungkin karena memakai pola
Coroner, benih jagung P-7, Dithade M-45, tanam tumpangsari sehingga biayanya bisa
pupuk Urea, pupuk TSP dan pupuk KCl. Alat lebih efisien yang mengakibatkan
yang digunakan adalah cangkul, sekop, ayakan, keuntunganny a besar (Tabel 1). Pola tanam
sprayer, timbangan, oven, roll meter dan bayam monokultur memperoleh keuntungan
gunting. yang paling kecil dibanding pola tanam lainnya
2.3. Analisa Data (Tabel 1). Keuntungannya kecil karena
Penelitian ini menggunakan Rancangan menanamnya memakai jarak tanam sehingga
Acak Kelompok dengan 4 ulangan dengan hasilnya sedikit tetapi bila cara menanamnya
kombinasi perlakuan : disebar maka hasinya besar dan keuntungannya
B = Monokultur Bayam menjadi Rp 13.280.000,- (Yusni,2001).
J = Monokultur Jagung
K = Monokultur Kubis Tabel 1. Analisa Usaha Tani Pola Tanam
BJ = Tumpangsari Bayam - Jagung Monokultur dan Tumpangsari
BK = Tumpangsari Bayam - Kubis
JK = Tumpangsari Jagung – Kubis
Untuk mengevaluasi efisiensi biologis
dan efisiensi penggunaan lahan digunakan
konsep Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL), yang
dinyatakan dengan rumus :
X
NKL = ∑ni=1 Yi
i
Xi = Hasil panen masing-masing tanaman per Untuk keuntungan per bulannya yang
hektar dalam sistem tumpangsari. paling tinggi diperoleh pola tanam tumpangsari
Yi = Hasil panen masing-masing tanaman per kubis-bayam sebesar Rp 14.833.979,-
hektar dalam sistem monokultur. sedangkan keuntungan per bulannya yang
Kriteria : NKL > 1 artinya sistem paling kecil diperoleh pola tanam bayam
tumpangsari efisien monokultur sebesar Rp 2.855.000,- keuntungan
NKL ≤ 1 artinya sistem per bulan ini diperoleh dari membagi
tumpangsari tidak efisien keuntungan satu kali panen dengan umur jenis
Untuk mengetahui pemanfaatan waktu tanaman siap dipanen. Umur tanaman siap
pada sistem tumpangsari digunakan konsep dipanen untuk tanaman jagung 2,5 bulan, kubis
Efisiensi Sistem Pertanaman (ESP) yang berumur 3 bulan dan tanaman bayam berumur 1
dirumuskan sebagai berikut : bulan.
Ysa + Ysb ta + tb Pola tanam kubis monokultur
ESP = Yma + Ymb x T mempunyai nilai R/C dan ROI yang paling
Ysa = Hasil sistem tumpangsari tanaman A tinggi dibanding pola tanam lainnya yaitu untuk
(t/ha)
Diah Tri Hermawati, Kajian Ekonomi Antara Pola Tanam Monokultur dan Tumpang Sari 69

R/C = 10,46 sedangkan ROI = 9,46 (Tabel 1), Tumpangsari kubis-bayam mempunyai
yang berarti dengan modal Rp 1 akan nilai NKL yang paling tinggi dibanding dua
memperoleh keuntungan sebesar Rp 9,46. Nilai pola tanam lainnya (Tabel 2), yang berarti pola
R/C pada kubis monokultur tinggi disebabkan tanam tumpangsari kubis-bayam lebih efisien
karena penerimaannya tinggi sedangkan biaya dalam penggunaan lahan daripada dua pola
totalnya tidak terlalu tinggi sehingga tanam lainnya. Tingginya nilai NKL pada
mengakibatkan nilai R/C tinggi. Nilai ROI tumpangsari kubis-bayam disebabkan
pada kubis monokultur tinggi disebabkan produktivitas dari tanaman kubis dan bayam
keuntungannya tinggi sedang biaya totalnya yang ditumpangsarikan sama-sama tinggi
tidak tinggi sehingga mengakibatkan nilai ROI (Tabel 2). Sedangkan pada tumpangsari
tinggi. Penerimaan dan keuntungan pada pola jagung-kubis mempunyai nilai NKL yang
tanam kubis monokultur nilainya lebih rendah paling rendah dibanding dua pola tanam
dibanding dengan pola tanam tumpangsari lainnya. Rendahnya nilai NKL pada
kubis-bayam tetapi biaya totalnya lebih rendah tumpangsari jagung-kubis disebabkan karena
dibanding tumpangsari kubis-bayam sehingga kubis yang ditumpangsarikan dengan jagung
nilai R/C dan ROI nya lebih tinggi dibanding produktivitasnya sangat rendah dibandingkan
tumpangsari kubis-bayam (Tabel 1). kubis monokultur. Tumpangsari kubis-bayam
Dilihat dari analisa ekonomi dapat maupun tumpangsari jagung-bayam
diketahui pola tanam yang paling mempunyai nilai ESP yang besarnya lebih dari
menguntungkan adalah tumpangsari kubis- satu berarti kedua tumpangsari tersebut efisien
bayam tetapi nilai R/C dan ROI lebih rendah dalam penggunaan waktu dan lahan (Tabel 2).
dibanding kubis monokultur, yang berarti hasil
dari kubis yang ditumpangsarikan dengan Tabel 2. Nilai NKL, ESP, dan IK pada Pola
bayam masih dapat ditingkatkan atau biaya Tanam Tumpangsari per Musim
variabelnya bisa lebih ditekan misalnya biaya
pemeliharaan agar pola tanam tumpangsari
kubis-bayam bisa lebih efisien atau dengan kata
lain nilai R/C dan ROI dapat ditingkatkan.
Nilai R/C dan ROI kubis monokultur meskipun Pola tanam tumpangsari jagung-kubis
lebih tinggi dari tumpangsari kubis-bayam dan mendapatkan nilai ESP yang terendah
keuntungan per bulannya antara pola tanam dibanding dua pola tanam petisilainnya yaitu
kubis monokultur dan tumpangsari kubis- 0,75 karena nilainya kurang dari satu maka
bayam selisihnya tidak terlalu jauh yaitu kalau berarti pola tanam tumpangsari jagung-kubis
keuntungan per bulan untuk kubis monokultur tidak efisien dalam penggunaan waktu dan
sebesar Rp 14.144.876,- sedang keuntungan per lahan. Keadaan ini disebabkan produktivitas
bulan untuk tumpangsari kubis-bayam sebesar tanaman kubis sangat rendah karena tanaman
Rp 14.883.978,-. Tetapi dari segi resiko lebih kubis banyak yang tidak membentuk Krop.
menguntungkan menanam tumpangsari kubis- Untuk Indeks Kompetisi (IK) pada
bayam karena harga kubis yang fluktuatif dan tumpangsari jagung-kubis nilainya paling besar
tanaman kubis rentan terserang hama penyakit dibanding dua pola tanam lainnya yaitu 3,94
sehingga bila menanam tumpangsari kubis- yang berarti kompetisi tumpangsari lebih besar
bayam kalau salah satu jenis tanaman itu mati dari pada kompetisi monokultur (Tabel 2).
karena terserang hama penyakit atau harga Nilai IK dari tumpangsari jagung-bayam
jualnya turun maka masih ada jenis tanaman maupun kubis-bayam kurang dari satu yang
lain yang hasilnya menguntungkan tetapi bila berarti kompetisi tumpangsari jagung-bayam
menanam kubis monokultur maka bila tanaman maupun kompetisi tumpangsari kubis-bayam
kubis itu terserang hama penyakit atau jualnya lebih kecil daripada monokultur, keadaan ini
turun usahatani itu akan rugi karena tidak ada bisa dijelaskan dengan dua segi sudut pandang
penerimaan dari jenis tanaman lain. yaitu agronomi dan ekonomi. Bila dilihat dari
3.2. Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL), segi agronomi, pertumbuhan kubis terhambat
Efisiensi Sistem Pertanaman (ESP) dan karena cahaya matahari tidak bisa masuk
Indeks Kompetisi (IK) tanaman kubis terhalang oleh tanaman jagung
sehingga yang tumbuh dan berkembang dengan
70 INOVASI, Volume XVIII, Nomor 1, Januari 2016

baik hanya tanaman jagung sehingga yang tumpang sari jagung-kubis sebesar Rp
tumbuh dan berkembang dengan baik hanya 19.314.060/ha/musim. Keuntungan per
tanaman jagung sedangkan tanaman kubis tidak bulan : untuk usahatani jagung monokultur
bisa tumbuh dengan normal, dari sini dapat sebesar Rp 11.315.560/ha, untuk usahatani
dilihat bahwa terjadi kompetisi yang besar kubis monokultur sebesar 14.144.876/ha,
antara tanaman jagung dengan tanaman kubis. untuk usahatani bayam monokultur
Seperti diketahui bahwa fotosintesis sebesar Rp 2.855.000/ha, untuk usahatani
dipengaruhi oleh H2O, CO2, suhu, hara dan tumpangsari bayam-kubis sebesar Rp
cahaya. Intensitas cahaya berhubungan erat 14.883.979/ha, untuk usahatani
dengan aktivitas fotosintesis tanaman. Untuk tumpangsari bayam-jagung sebesar Rp
menghasilkan berat tanaman yang maksimal, 6.004.440/ha, untuk usahatani tumpangsari
tanaman memerlukan intensitas sinar penuh. jagung-kubis sebesar Rp 4.725.287/ha.
Efek saling menaungi oleh bagian daun pada Nilai R/C : untuk usahatani jagung
tajuk pohonpun menentukan intensitas sinar monokultur per hektar sebesar 3,99, untuk
yang diterima (Ashari, 1995). Dari segi usahatani kubis monokultur per hektar
ekonominya dapat dilihat produktivitas sebesar 10,46, untuk usahatani bayam
tumpangsari jagung-kubis rendah karena monokultur per hektar sebesar 2,6, untuk
meskipun produktivitas jagung tinggi tetapi usahatani tumpangsari bayam-kubis per
produktivitas kubis rendah yaitu hanya 1.100 hektar sebesar 9,5, untuk usahatani
kg/ha/panen. Efek tumpangsari jagung-kubis tumpangsari bayam-jagung per hektar
untuk tanaman kubis efeknya kompetisi, sebesar 3,8, untuk usahatani tumpangsari
dikatakan efek kompetisi karena selisih dari jagung-kubis per hektar sebesar 3,76.
produktivitas tumpangsari dengan produktivitas Nilai ROI : untuk usahatani jagung
monokultur hasilnya negatif dengan kata lain monokultur per hektar sebesar 2,99, untuk
dapat dikatakan bahwa tanaman kubis pada usahatani kubis monokultur per hektar
tumpangsari jagung-kubis produktivitasnya sebesar 9,46, untuk usahatani bayam
lebih kecil dibanding produktivitas kubis monokultur per hektar sebesar 1,6, untuk
monokultur. usahatani tumpangsari bayam-kubis per
hektar sebesar 8,5, untuk usahatani
Kesimpulan tumpangsari bayam-jagung per hektar
1. Total biaya : untuk usahatani jagung sebesar 2,8, untuk usahatani tumpangsari
monokultur sebesar Rp jagung-kubis per hektar sebesar 2,76. Dari
3.786.000/ha/musim, untuk usahatani data diatas dapat diketahui bahwa pola
kubis monokultur sebesar Rp tanam tumpangsari kubis-bayam
4.484.900/ha/musim, untuk usahatani mempunyai keuntungan yang paling besar
bayam monokultur sebesar Rp dibanding pola tanam lainnya yaitu Rp
1.720.000/ha/musim, untuk usahatani 44.501.937/ha/musim atau keuntungan per
tumpangsari bayam -kubis sebesar Rp bulannya sebesar Rp 14.833.979.
5.227.750/ha/musim, untuk usahatani 2. Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL) pada
tumpangsari bayam-jagung sebesar Rp tumpangsari kubis-bayam mempunyai
5.340.450/ha/musim, untuk usahatani nilai yang paling tinggi (1,96) dibanding
tumpangsari jagung-kubis sebesar Rp tumpangsari jagung-kubis maupun
5.138.200/ha/musim. Penerimaan : untuk tumpangsari jagung-bayam yang berarti
usahatani jagung monokultur sebesar Rp pola tanam tumpangsari kubis-bayam lebih
15.101.560/ha/musim, untuk usahatani efisien dalam penggunaan lahan dari pada
kubis monokultur sebesar Rp tumpangsari jagung-kubis adalah 1,96
46.919.530/ha/musim, untuk usahatan yang berarti pola tanam tumpangsari lebih
bayam monokultu sebesar Rp efisien dalam penggunaan lahan dibanding
4.575.000/ha/musim, untuk usahatani pola tanam monokultur. Efisiensi Sistem
tumpangsari bayam-kubis sebesar Rp Pertanaman (ESP) pada tumpangsari
49.879.687/ha/musim, untuk usahatani jagung-bayam mempunyai nilai yang
tumpangsari bayam-jagung sebesar Rp paling tingi dibanding tumpangsari
20.456.550/ha/musim, untuk usahatani jagung-kubisa maupun kubis-bayam yang
Diah Tri Hermawati, Kajian Ekonomi Antara Pola Tanam Monokultur dan Tumpang Sari 71

berarti pola tanam tumpangsari jagung- Bandini, Y. dan N. Azis, 2004. Bayam.
bayam lebih efisien dalam penggunaan Penebar Swadaya, Jakarta.
lahan dan waktu dibanding dua pola tanam Cahyono, 2002. Budidaya dan Analisis
tumpangsari lainnya. Nilai ESP usahatani Hortikultura. Kanisius,
tumpangsari jagung –bayam adalah 1,32 Yogyakarta.
yang berarti pola tanam tumpangsari lebih Danarti dan S. Najiyati, 2004. Palawija :
efisien dalam penggunaan lahan dan waktu Budidaya dan Analisis Usahatani.
dibanding pola tanam monokultur. Indeks Penebar Swadaya, Jakarta.
Kompetisi (IK) tumpangsari jagung-kubis Downey, W. David, Erickson, Steven P. , 2002.
nilainya paling besar dibanding Manajemen Agribisnis, Erlangga,
tumpangsari jagung-bayam maupun Jakarta.
tumpangsari kubis- bayam yaitu 3,94 yang Entang Sastraadmadja, 2000. Ekonomi
berarti kompetisi tumpangsari lebih besar Pertanian. Bandung Angkasa, Jakarta.
daripada kompetisi monokultur. Fageria, N.K., 1992. Maximi Zing Crop Yields.
Marcel Dekker, Inc New York, Basel,
Saran Hongkong.
Disarankan bagi petani yang Soedarsono Hadisaputro, 1998. Biaya dan
mempunyai lahan sempit (< 1 ha) supaya dalam Pendapatan di dalam Usahatani.
berusahatani memakai pola tanam secara Lembaga Penelitian Perkebunan,
tumpangsari dengan jenis tanaman yang Yogyakarta.
ditanam kombinasi kubis dengan bayam karena Sukartawi, 2004. Ilmu Usahatani dan
tumpangsari kubis-bayam mempunyai Penelitian untuk Pengembangan Petani
keuntungan yang besar dan resikonya kecil. Kecil. UI Press. Jakarta.
________, 2004. Analisis Usahatani, UI Press,
Daftar Pustaka Jakarta.
Adisarwanto dan Widyastuti Erna Yustina, Wiratmodjo, J., E. Turmudi dan Solimu, 2003.
2000. Meningkatkan Produksi Jagung. Pendekatan Kuantitatif Baru dalam
Penebar Swadaya, Jakarta. Evaluasi Pola Tanam Bersisipan. Comm.
AID Heft 1223 (1991) Stickstoff diingung in Ag.
Gemiisebau.
Ashari Semeru, 2003. Hortikultura Aspek
Budidaya. UT-Press, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai