1 : 70 – 80 ISSN 1411-4674
(E-mail:made_cristobal@yahoo.com)
ABSTRAK
Produktivitas pertanian semakin menurun, yang diakibatkan penyusutan lahan pertanian ke non
pertanian untuk usaha bidang pertanian dan perikanan. Tujuan penelitian iniuntuk menganalisis
seberapa besar pengaruh penggunaan berbagai sistem tanam jajar legowo terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman padi, untuk menganalisis jumlah kepadatan populasi ikan dalam sistem tanam
jajar legowo yang optimal terhadap produksi ikan nila, untuk menganalisis interaksi antara
penggunaan berbagai sistem tanam jajar legowo dan jumlah kepadatan populasi ikan terhadap
produksi padi dan produksi ikan nila. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wonosari,
Kabupaten Boalemo, Propinsi Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian lapangan yang disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) pola factorial dengan 2
faktor yaitu: Faktor pertama perlakuan system tanam jajar legowo terdiri dari 4 taraf yaitu: (tandur
jajar), (jajar legowo2 : 1), (jajar Legowo 3 : 1), (Jajar Legowo 4 : 1). Dan faktor kedua kepadatan
populasi ikan nila yang digunakan terdiri dari 4 taraf yaitu:(tanpa ikan), (1 ekor bibit ikan/m²), (2
ekor bibit ikan/m²), dan (3 ekor bibit ikan/m²). Hasil penelitian menunjukan bahwa sisten tanam
jajar legowo 2 : 1 memberikan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman umur 60 HST, panjang
malai, berat malai perumpun, berat bulir perpetak, produksi padi ton haˉ¹. Sedangkan sistem jajar
legowo 4 : 1 memberikan hasil tertinggi pada parameter jumlah anakan produktif, dan berat 1000
bulir gabah. Dan kepadatan populasi ikan nila 24 ekor/petak memberikan hasil bobot ikan terbaik,
sedangkan kepadatan populasi ikan 12 ekor memberikan hasil terbaik pada parameter tingkat
kelangsungan hidup ikan dan bobot ikan per ekor. Berdasarkan nilai R/C dan B/C rasio, maka usaha
tani sistem minapadi menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.
ABSTRACT
Agricultural productivity is declining, due to the shrink age of agricultural land agricultural activities
inagriculture and fisheries. This research aimed (1) to analyze how gret the effect of th use of various
legowo row planting system on the growth and production of paddy plants; (2) to analyze the effect
of the optimum amount of the population density of tilapia fish in legowo row planting system on the
production of tilapia fish; (3) to analyze the interaction between the use of the various legowo row
planting system and the amount of the population density on paddy production and tilapia fish
production. The research was conducted in Wonosari Sub-District, Boalemo Regency, Gorontalo
Province The method used in the research was the field research which was arranged in the
randomizen group design (RGD) with 2 factor, namely the first factor was the treatment of legowo
row planting system consisting of 4 levels: (tandur row, legowo row 2 : 1, legowo row 3 : 1, and
legowo row 4 : 1 ). The second factor was the population density of the tilapia fish which consisted
70
Padi, jajar legowo, Ikan Nila ISSN 1411-4674
of 4 levels: (with out fish, 1 fingerlings/m², 2 fish fingerlings/m², and 3 fish fingerlings/m²). The
research resoults revealed that legowo row planting system 2 : 1 had given the best results on the
parameters of plsnt height, age of 60 HST, panicle length, panicle weight, cluster, grain weight per
field, tons of rice production per haˉ¹. The legowo row planting system of 4 : 1 gave the best rsult on
the parameters of the number of productive tiller and the weight of 1000 grains. Mean while, the
population density og tilapia fish of 12 fish/plot gave the best result on the parameters of the survival
rate of fish and the fish weight per fish, while thhe fish population density of 24 fish/plot gave the
rsult of the highest weight compared to the other treatment. Based on the values of R/C and B/C
ratio, the farming system of minapadi was profitable and feasible to be developed.
71
I Made Sudiarta ISSN 1411-4674
72
Padi, jajar legowo, Ikan Nila ISSN 1411-4674
73
I Made Sudiarta ISSN 1411-4674
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman 60 HST (cm), jumlah anakan produktif (malai) dan
berat malai perumpun (Kg) pada akhir penelitian
Jajar Legowo Tinggi Tanaman 60 Jumlah anakan
Berat malai perumpun
(L) Hst. Produktif
L0 87.22 c 13.52 b 1.57 a
L1 90.66 a 14.22 a 1.68 a
L2 88.59 a 13.54 b 1.50 b
L3 88.23 b 14.72 a 1.51 b
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak samaberarti berbeda
nyata pada taraf nyata 5% berdasarkan uji BNT
Tabel 2. Rata-rata panjang malai (cm), dan berat 1000 bulir (g) sistem tanam legowo dan
kepadatan populasi ikan pada akhir penelitian
Jajar Legowo (L) Rata-rata panjang malai Rata-rata berat 1000 bulir
L0 22.36 17.28
L1 22.65 17.43
L2 22.15 17.37
L3 22.56 17.45
Sumber; Data Primer Diolah, 2015
Berat Bulir Perpetak Dan Produksi Padi berbedanya dengan perlakuan populasi
(ton haˉ¹) ikan 24 ekor/petak (3.46).
Hasil analisis sidik ragam rata-rata Rata-rata produksi padi (ton haˉ¹)
berat bulir pepetak (g), dan Produksi padi berdasarkan uji BNT menunjukan bahwa
(ton haˉ¹) menunjukan bahwa perlakuan perlakuan (L1) legowo 2 : 1 memberikan
sitem tanam jajar legowo dan kepadatan hasil tertinggi bila dibandingkan dengan
populasi ikan memberikan pengaruh perlakuan lainnya dengan rata-rata
nyata terhadap berat bulir pepetak dan produksi padi sebesar (3.04 ton/ha), dan
jumlah populasi ikan memberikan tidak berbeda nyata dengan perlakuan
pengaruh nyata terhadap berat bulir (L3) legowo 4 : 1 sebesar (2.94 ton/ha)
pepetak dan jumlah populasi ikan, akan namun berbeda nyata dengan perlakuan
tetapi tidak memberikan interaksi antara (L0) tandur jajar sebesar (2.39 ton/haˉ¹)
sistem tanam legowo dan kepadatan dan (L2) legowo 3 : 1 sebesar (2.58 ton
populasi ikan. Hasil uji BNT rata-rata haˉ¹). Sedangkan perlakuan populasi ikan
berat bulir perpetak (kg) menunjukan hasil tertinggi terdapat pada perlakuan
bahwa perlakuan L1 legowo 2 : 1 (3.65 (i3) kepadatan ikan 30000 ekor/haˉ¹
kg) berbeda nyata dengan dengan sebesar (2.92 ton haˉ¹) ber beda nyata
perlakuan L0 (tandur jajar) dan L2 dengan perlakuan (i0) tanpa ikan dan (i1)
(legowo 3 : 1), tetapi tidak berbeda nyata kepadatan ikan 10000 ekor/haˉ¹. Namun
dengan perlakuan L3 legowo 4 : 1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan
sebesar (3.53 kg). Sedangkan perlakuan (i2) kepadatan ikan 20000 ekor haˉ¹
populasi ikan 36 ekor/petak (3.50) sebesar (2.88 ton/haˉ¹). Hasil uji lanjut
berbeda nyata dengan perlakuan (tanpa BNT dapat dilihat pada tabel 3.
ikan), (12 ekor/petak), tetapi tidak
74
Padi, jajar legowo, Ikan Nila ISSN 1411-4674
Tabel 3. Rata-rata berat bulir perpetak (kg), dan Produksi padi (ton haˉ¹) sistem tanam
legowo dan kepadatan populasi ikan nila pada akhir penelitian
Berat Produksi Berat Produksi
Jajar Populasi
bulir/petak padi (ton bulir/petak padi (ton
Legowo (L) Ikan (I)
(Kg) haˉ¹) (Kg) haˉ¹)
L0 2.87 b 2.39 b i0 2.90 b 2.42 b
L1 3.65 a 3.04 a i1 3.30 b 2.75 b
L2 3.09 b 2.58 b i2 3.46 a 2.88 a
L3 3.53 a 2.94 a i3 3.50 a 2.92 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berarti berbeda
nyata pada taraf nyata 5% berdasarkan uji BNT.
Tabel 4. Rata-rata tingkat kelangsungan hidup ikan (%), bobot ikan/ekor (g) dan bobot
ikan/petak (g) sistem tanam legowo dan kepadatan populasi ikan akhir percobaan.
Tingkat
Rata-Rata Ikan Bobot Ikan Per Ekor
Kelangsungan Bobot Ikan Per Petak (g)
(i) (g)
Hidup Ikan (%)
i0 0.00 0.00 0.00
i1 65.27 a 18.79 a 139.33 b
i2 54.51 b 18.37 a 242.25 a
i3 46.06 b 15.27 b 235.67 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berarti berbeda
nyata pada taraf nyata 5 % berdasarkan uji BNT.
75
I Made Sudiarta ISSN 1411-4674
Analisis usahatani sistem minapadi Selain itu dengan adanya ikan dalam
menunjukan bahwa total biaya yang tanaman padi dapat menyediakan unsur
dikeluarkan dalam satu musim tanam hara yang dihasilkan dari kotoran ikan
sebesar Rp.9.715.000 dan total dalam jumlah yang cukup dan seimbang
pendapatan yang diperoleh sebesar untuk dimanfaatkan tanaman padi.
Rp.20.277.500, sehingga diperoleh Dengan demikian proses metabolisme
keuntungan dari sistem minapadi sebesar tanaman berjalan dengan lancar sehingga
Rp.10.562.500. Dengan demikian sistem pembentukan protein, karbohidrat dan
minapadi layak untung dikembangkan pati tidak terhambat.
karena nilai R/C rasionya 2,08 yang
berarti usaha tani sudah efisien karena PEMBAHASAN
nilai R/C rasionya sudah lebih dari satu,
Hasil penelitian ini menunjukan
demikian pula nilai B/C rasionya yang
bahwa rata-rata pertumbuhan dan
lebih dari satu yakni 1.08. Keuntungan
produksi tanaman padi pada berbagai
bersih yang diperoleh setelah dikurangi
sistem tanam jajar legowo dan kepadatan
total biaya adalah sebesar Rp.10.562.500.
populasi ikan nila secara umum dapat
digambarkan bahwa hasil analisis sidik
Analisis Oksigen Terlarut
ragam dalam penelitian ini menunjukan
Analisis oksigen terlarut dalam air
bahwa sistem tanam jajar legowo
sangat menetukan perkembangan dan
memberikan pengaruh nyata terhadap
kelangsungan hidup ikan, dari hasil
parameter pertumbuhan (tinggi tanaman
analisis oksigen terlarut yang dilakukan
umur 60 HST, Jumlah anakan produktif,
dalam penelitian ini dengan mengambil
berat malai perumpun, berat bulir
empat sampel air pada tiap perlakuan
perpetak (kg) dan produksi padi ton/ha ˉ¹.
yaitu : perlakuan (L0i0), (L1i1), (L2i2)
Sedangkan pada parameter tinggi
dan (L3i3). Dan hasil analisis oksigen
tanaman umur 20, 40 HST, panjang
terlarut menunjukan bahwa perlakuan
malai, dan berat 1000 bulir tidak
(i3) kepadatan ikan 36 ekor/petak
menunjukan pengaruh yang nyata
kosentrasi oksigen yang dihasilkan
terhadap sistem tanam legowo dan
sebesar (1.17 mg/Lˉ¹) (i2) kepadatan 24
kepadatan populasi ikan nila.
ekor/petak kosentrasi oksigen yang
Tinggi tanaman umur 60 HST
dihasilkan sebesar (1.47 mg/Lˉ¹),
dalam penelitian ini menunjukan bahwa
perlakuan (i1) kepdatan ikan 12
sistem legow 2 : 1 yang terbaik bila
ekor/petak sebesar (2,43 mg/Lˉ¹) dan
dibandingkan dengan perlakuan yang
perlakuan (i0) tanpa ikan menghasilkan
lain. Hal ini dikarenakan bahwa sistim
kosentrasi oksigen sebesar (2,7 mg/Lˉ¹).
tanam jajar legowo 2 : 1 memiliki jarak
yang cukup luas dan populasi tanaman
Analisis Protein Padi
lebih banyak sehingga unsur hara yang
Analisis proximate dalam penelitian
dikandung dalam tanah dapat diserap
ini menunjukan bahwa perlakuan (L1i3)
oleh tanaman secara merata. Hasil
menghasilkan rata-rata kandungan
penelitian sebelumnya dikemukakan oleh
perotein tertinggi sebesar (11.04 %). Dan
Yosida, 1981 dalam Aribawa(2012),
hasil rata-rata kandungan protein
yang mendapatkan tinggi tanaman yang
terendah dihasilkan pada perlakuan
lebih tinggi dihasilkan pada populasi
(L0i3) sebesar (10.05 %). Hal ini
tanaman yang lebih banyak dalam satu
disebabkan pada sistem tanam jajar
hamparan. Pertumbuhan tanaman yang
legowo 2 : 1 memberikan ruang yang
tinggi belum menjamin produktivitas
cukup terbuka dengan adanya lorong
tanaman juga tinggi. Tanaman yang
yang kosong sehingga sinar matahari
tumbuh baik mampu menyerap hara
dapat dimanfaatkan oleh tanaman padi
dalam jumlah banyak, ketersediaan hara
secara merata untuk proses photosintesis.
dalam tanah berpengaruh terhadap
76
Padi, jajar legowo, Ikan Nila ISSN 1411-4674
77
I Made Sudiarta ISSN 1411-4674
penebaran 2 dan 4 ekor/liter. Pada padat biawak, dan mamalia yang masuk
penebaran 6 ekor/liter terjadi penurunan kedalam lingkungan budidaya. Serangan
kandungan oksigen yang mencapai 2,8 gerombolan burung, reptilian, dan
mg/L. Meningkatnya padat penebaran mamalia tersebut dapat mengonsumsi
ikan seiring dengan peningkatan ikan yang ada dalam jumlah yang
konsumsi oksigen yang menyebabkan banyak.
penurunan pada kelarutan oksigen dalam Hasil penelitian menunjukan bahwa
media pemeliharaan. Rendahnya kadar antara sistem tanam legowo dan
oksigen terlarut selama masa kepadatan populasi ikan berdasarkan
pemeliharaan menyebabkan ikan stres analisis sidik ragam tidak memberikan
dan lambatnya pertumbuhan ikan. interaksi yang nyata terhadap variabel
Namun, stres yang dialami ikan pada tinggi tanaman 20,40 dan 60 HST,
masa pemeliharaan tidak sampai jumlah anakan produktif, panjang malai,
mengakibatkan nafsu makan ikan bobot malai perumpun, berat 1000 bulir,
menurun. berat bulir perpetak, tingkat
Rata-rata bobot ikan perpetak yang kelangsungan hidup ikan, bobot ikan per
dihasilakan dalam penelitian ini dapat ekor, dan bobot ikan perpetak.Hal ini
digambarkan bahwa kepadatan populasi terjadi di mana selama masa
ikan memberikan pengaruh nyata pemeliharaan ikan pada lokasi percobaan
terhadap bobot ikan perpetak. Hasil terjadi kematian pada ikan,sehingga
penelitian menunjukan bahwa perlakuan mengurai fese yang dihasilkan dari ikan
kepadatan populasi ikan nila bobot sebagai unsur hara untuk tanaman padi,
ikan/petak (g) hasil tertinggi pada sehingga proses penyerapan unsur hara
perlakuan 24 ekor/petak sebesar (242.25 oleh tanaman padi tidak berjalan secara
g) dan tidak berbeda nyata dengan maksimal. Menurut Soepardi (1985)
perlakuan 36 ekor/petak sebesar (235.67 dalam Supriyanto dkk (2008),
g). Tetapi berbeda nyata dengan menyatakan bahwa meningkatnya
perlakuan 12 ekor/petak sebesar (139.33 serapan unsur hara oleh tanaman
g). Hal ini disebabkan oleh padat menyebabkan proses metabolisme
penebaran ikan berhubungan langsung berjalan dengan lancar sehingga
dengan kompetisi pakan yang dihasilkan meningkatkan produksi karbohidrat dan
dari tanaman padi sehingga dengan padat pati yang ditranslokasikan keseluruh
penebaran ikan lebih banyak bagian tanaman untuk pertumbuhan dan
pertumbuhan ikan menurun, selebihnya diakumulasikan pada jaringan
dibandingkan dengan padat penebaran tanaman. Oleh karena itu makin banyak
yang lebih rendah. Selama masa karbohidrat dan pati yang
pemeliharaan ikan pada lokasi penelitian diakumulasikan pada jaringan tanaman
terjadi kematian pada ikan sehingga maka akan berpengaruh terhadap
mengurangi jumlah ikan yang ditebar, hal pertumbuhan dan produksi tanaman.
ini diakibatkan oleh predator pemangsa Pertumbuhan ikan pada sistem
seperti burung bangau, biawak, dan tanam tegel 25 x 25 cm dengan rumpun
mamalia yang masuk kedalam lokasi yang padat membuat pergerakan ikan
percobaan. Hal ini seiring dengan tidak bebas, pencahayaan dan kosentrasi
pendapat Syamsuddin (2014), bahwa oksigen yang masuk kedalam air menjadi
lingkungan budidaya menjadi faktor kurang karena pertumbuhan ikan
pemicu datangnya (masuknya) predator dipengaruhi oleh faktor internal dan
didalam dan disekitar lingkungan ekternal. Faktor internal yaitu : bobot
budidaya yang akan memangsa ikan-ikan tubuh, sex, umur, kesuburan, kesehatan,
didalam perairan umum. Predator pergerakan, aklimasi, aktivitas biomas,
tersebut dapat berupa ikan-ikan dan konsumsi oksigen. Sedangkan faktor
pemangsa, burung, hewan reptil seperti eksternal terdiri dari faktor abiotik dan
78
Padi, jajar legowo, Ikan Nila ISSN 1411-4674
79
I Made Sudiarta ISSN 1411-4674
80