Anda di halaman 1dari 11

J. Sains & Teknologi, April 2016, Vol.16 No.

1 : 70 – 80 ISSN 1411-4674

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SERTA PRODUKSI IKAN


NILA PADA SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO

The Growth and Production Paddy and Tilapia Production


at Legowo Row Planting Sistem

I Made Sudiarta¹, Elkawakib Syam’un², Rajuddin Syamsuddin³

¹Mahasiswa Program Studi Sistem-Sistem Pertanian Pascasarjana Universitas Hasanuddin, ²Dosen


Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, ³Dosen Perikanan dan Kelautan, Fakultas
Perikanan, Universitas Hasanuddin Makassar

(E-mail:made_cristobal@yahoo.com)

ABSTRAK

Produktivitas pertanian semakin menurun, yang diakibatkan penyusutan lahan pertanian ke non
pertanian untuk usaha bidang pertanian dan perikanan. Tujuan penelitian iniuntuk menganalisis
seberapa besar pengaruh penggunaan berbagai sistem tanam jajar legowo terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman padi, untuk menganalisis jumlah kepadatan populasi ikan dalam sistem tanam
jajar legowo yang optimal terhadap produksi ikan nila, untuk menganalisis interaksi antara
penggunaan berbagai sistem tanam jajar legowo dan jumlah kepadatan populasi ikan terhadap
produksi padi dan produksi ikan nila. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wonosari,
Kabupaten Boalemo, Propinsi Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian lapangan yang disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) pola factorial dengan 2
faktor yaitu: Faktor pertama perlakuan system tanam jajar legowo terdiri dari 4 taraf yaitu: (tandur
jajar), (jajar legowo2 : 1), (jajar Legowo 3 : 1), (Jajar Legowo 4 : 1). Dan faktor kedua kepadatan
populasi ikan nila yang digunakan terdiri dari 4 taraf yaitu:(tanpa ikan), (1 ekor bibit ikan/m²), (2
ekor bibit ikan/m²), dan (3 ekor bibit ikan/m²). Hasil penelitian menunjukan bahwa sisten tanam
jajar legowo 2 : 1 memberikan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman umur 60 HST, panjang
malai, berat malai perumpun, berat bulir perpetak, produksi padi ton haˉ¹. Sedangkan sistem jajar
legowo 4 : 1 memberikan hasil tertinggi pada parameter jumlah anakan produktif, dan berat 1000
bulir gabah. Dan kepadatan populasi ikan nila 24 ekor/petak memberikan hasil bobot ikan terbaik,
sedangkan kepadatan populasi ikan 12 ekor memberikan hasil terbaik pada parameter tingkat
kelangsungan hidup ikan dan bobot ikan per ekor. Berdasarkan nilai R/C dan B/C rasio, maka usaha
tani sistem minapadi menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.

Kata Kunci: Padi, jajar legowo, Ikan Nila

ABSTRACT

Agricultural productivity is declining, due to the shrink age of agricultural land agricultural activities
inagriculture and fisheries. This research aimed (1) to analyze how gret the effect of th use of various
legowo row planting system on the growth and production of paddy plants; (2) to analyze the effect
of the optimum amount of the population density of tilapia fish in legowo row planting system on the
production of tilapia fish; (3) to analyze the interaction between the use of the various legowo row
planting system and the amount of the population density on paddy production and tilapia fish
production. The research was conducted in Wonosari Sub-District, Boalemo Regency, Gorontalo
Province The method used in the research was the field research which was arranged in the
randomizen group design (RGD) with 2 factor, namely the first factor was the treatment of legowo
row planting system consisting of 4 levels: (tandur row, legowo row 2 : 1, legowo row 3 : 1, and
legowo row 4 : 1 ). The second factor was the population density of the tilapia fish which consisted

70
Padi, jajar legowo, Ikan Nila ISSN 1411-4674

of 4 levels: (with out fish, 1 fingerlings/m², 2 fish fingerlings/m², and 3 fish fingerlings/m²). The
research resoults revealed that legowo row planting system 2 : 1 had given the best results on the
parameters of plsnt height, age of 60 HST, panicle length, panicle weight, cluster, grain weight per
field, tons of rice production per haˉ¹. The legowo row planting system of 4 : 1 gave the best rsult on
the parameters of the number of productive tiller and the weight of 1000 grains. Mean while, the
population density og tilapia fish of 12 fish/plot gave the best result on the parameters of the survival
rate of fish and the fish weight per fish, while thhe fish population density of 24 fish/plot gave the
rsult of the highest weight compared to the other treatment. Based on the values of R/C and B/C
ratio, the farming system of minapadi was profitable and feasible to be developed.

Keywords: Paddy, legowo row, tilapia

PENDAHULUAN perpaduan antara pertanian dan


perikanan, seperti sistem usaha minapadi
Bertambahnya jumlah penduduk
yang merupakan perubahan sistem
yang sangat cepat dapat menyebabkan
pertanian monokultur ke arah
makin menyempitnya areal lahan yang
diversifikasi pertanian. Model minapadi
dapat dipergunakan untuk berbagai
cukup efisien dan efektif untuk
bidang usaha pertanian dan perikanan.
diterapkan pada sawah irigasi yang
Karena luas areal produksi yang semakin
ketersediaan air selama pertumbuhan
terbatas, maka dirasakan perlunya
padi dan ikan. Bahkan model
mencari alternative metode pengolahan
pengembangan PTT baik secara SRI
untuk meningkatkan produksi padi dan
(System of Rice Intensification) maupun
ikan sebagai bahan makanan pokok.
mengarah kepertanian organik sangatlah
Indonesia sudah merintis usaha
dimungkinkan untuk direkomendasikan
peningkatan produksi beras sejak Pelita I
kepada masyarakat petani (Hardaningsih
sampai saat ini. Hasilnya cukup
& Kastono 2008 Darini., 2011).Pada
menggembirakan dengan tercapainya
sistem minapadi, selain sistem tanam
swasembada beras pada tahun 1984
pindah biasa, dikenal juga sistem tanam
(Suryadiputra et.al., 2005),salah satu
pindah legowo. Keberadaan ikan dalam
optimalisasi potensi lahan sawah irigasi
sistem minapadi diduga mempengaruhi
dan peningkatan pendapatan petani
pertumbuhan dan produksi padi
adalah dengan merekayasa lahan
(Kurniasih dkk.,2003). Hasil pengujian
menggunakan teknologi tepat guna. Cara
di lapang menunjukkan bahwa
yang dapat dilakukan yaitu mengubah
keuntungan petani meningkat dengan
sistem monokultur ke sistem
memasukkan ikan ke dalam sistem
diversifikasi pertanian, melalui budidaya
produksi, dengan mengetahui populasi
minapadi. Dengan adanya pemeliharaan
ikan yang optimum per luasan lahan
ikan di persawahan, selain dapat
diharapkan pertumbuhan dan produksi
meningkatkan kesuburan tanah dan air,
padi tidak terganggu dan pendapatan
juga dapat mengurangi hama penyakit
petani akan lebih ditingkatkan baik dari
pada tanaman padi
hasil padi maupun ikan.
Berbagai kendala yang dihadapi
Menurut Syamsuddin (2014), Dalam
dalam menciptakan dan
kegiatan budidaya perikanan, upaya
mempertahankan ketahanan pangan
optimalisasi pemanfaatan produktivitas
nasional yaitu menurunnya laju
lahan secara berkelanjutan ditempuh
pertumbuhan dan produktivitas, terjadi
melalui cara-cara pengelolaan lahan dan
pengalihan fungsi lahan pertanian ke
penerapan teknologi budidaya yang baik,
lahan non pertanian, serta pemanfaatan
yang dikenal sebagai cara
lahan yang belum optimal. Salah satu
pembudidayaan ikan yang baik (CPIB).
cara yang dapat dilakukan adalah dengan
Sedangkan pengelolaan lingkungan
Integrated Fish Farming System yakni

71
I Made Sudiarta ISSN 1411-4674

eksternal meliputi penataan lingkungan Jenis Penelitian


eksternal yang menyangkut perbaikan Penelitian ini menggunakan metode
irigasi, serta optimalisasi teknologi eksperimental dilakukan dilapangan yang
perikanan budidaya dan penangkapan. disusun dalam bentuk percobaan
Rata-rata hasil ikan pada minapadi di menggunakan rancangan acak kelompok
tingkat petani masih rendah, yakni sekitar (RAK) pola faktorial dengan 2 faktor
50 kg/ha. Hal ini disebabkan antara lain yaitu: Faktor pertama perlakuan system
oleh pemilihan jenis ikan yang kurang tanam jajar legowo terdiri dari 4 taraf
tepat dan mahalnya benih ikan (Sasa & yaitu : L0 (tandur jajar), L1 = (jajar
Syahroni, (2006). Petani belum legowo 2 : 1), L2 = (jajar Legowo 3 : 1),
mempunyai pedoman tentang jenis ikan L3 = (Jajar Legowo 4 : 1). Dan faktor
yang adaptif untuk minapadi. kedua kepadatan populasi ikan nila yang
Menyikapi hal tersebut, dalam upaya digunakan terdiri dari 4 taraf yaitu: i0 =
meningkatkan nilai guna lahan sawah dan (tanpa ikan) i1 = (1 ekor bibit ikan/m²), i2
peningkatan produksi petani, maka salah = (2 ekor bibit ikan/m²), dan i3 = (3 ekor
satu alternatif yang dapat dilakukan bibit ikan/m²). Hal ini didasarkan pada
adalah denganmelaksanakan minapadi, padat penebaran ikan menurut Nugraha
yaitu pemeliharaan ikan disawah (2009). Yaitu: ukuran 2-3 cm sebanyak
bersamaan dengan penanaman 2-3 ekor/m² dan ukuran 3-5 cm sebanyak
padi.Tujuan penelitian ini untuk 1-2 ekor/m². Kombinasi perlakuan
menganalisis seberapa besar pengaruh sebagai berikut : L0i0, L1i0, L2i0, L3i0,
penggunaan berbagai sistem tanam jajar L0i1, L1i1, L2i1, L3i1, L0i2, L1i2, L2i2,
legowo terhadap pertumbuhan dan L3i2, L0i3, L1i3, L2i3, L3i3, dan diulang
produksi tanaman padi, untuk sebanyak 3 kali.
menganalisis jumlah kepadatan populasi
ikan dalam sistem tanam jajar legowo Lokasi Penelitian
yang optimal terhadap produksi ikan nila, Penelitian ini dilaksanakan Di
untuk menganalisis interaksi antara Kecamatan Wonosari, Kabupaten
penggunaan berbagai sistem tanam jajar Boalemo, Propinsi Gorontalo pada lahan
legowo dan jumlah kepadatan populasi sawah irigasi. Penelitian dilaksanakan
ikan terhadap produksi padi dan produksi pada bulan April 2015 sampai bulan Juli
ikan nila. 2015.

METODE PENELITIAN Analisis Data


Data-data yang dikumpulkan
Bahan dan alat Penelitian
dianalisis dengan menggunakan analisis
Bahan yang digunakan dalam
sidik ragan, dengan persamaan matematis
penelitian ini adalah: benih padi varietas
sebagai berikut :
ciherang, pupuk organik kandang sapi,
Y = μ + α + β + (αβ) + к + ε
bibit ikan nila, sereh, tembakau, deterjen, ijk i j ij k ijk
daun pepaya, daun sirsak, gula merah, Dimana :
bawang putih, dan air sebagai bahan Y = Hasil pengamatan untuk faktor A
ijk
untuk pembuatan pestisida organik. Alat
taraf ke i, faktor B taraf ke-j pada
yang digunakan dalam penelitian ini
kelompok ke-k
adalah: Hand Traktor, cangkul, ember,
μ = nilai tengah umum
timbangan, mistar, sabit, tali rapiah,
α = pengaruh faktor A pada taraf ke-i
tripleks, selang, terpal, map plastik, label, i
meteran, ajir bambu, jaring pengaman, β = pengaruh faktor B pada taraf ke-j
j
kertas, kamera, dan alat tulis menulis. (αβ) = pengaruh interaksi AB pada taraf
ij
ke i (dari faktor A), dan taraf Ke-
j (dari faktor B).

72
Padi, jajar legowo, Ikan Nila ISSN 1411-4674

к = pengaruh kelompok ke-kε = memberikan pengaruh nyata terhadap


k ijk
pengaruh acak (galat percobaan) sistem tanam jajar legowo.Hasil uji BNT
pada taraf ke-i (faktor A), taraf Menunjukan bahwa rata-rata tinggi
ke-j (faktor B), interaksi AB yang tanaman umur 60 hst hasil tertinggi
ke i dan ke-j terdapat pada perlakuan L1 (legowo 2 :
1) sebesar (90.66) dan berbeda nyata
Data hasil pengamatan ditabulasi, dengan perlakuan L0, dan L3. Namun
kemudian dianalisis keragamanya. Jika tidak berbeda nyata dengan perlakuan L2
analisis ragam terdapat pengaruh yang (legowo 3 : 1). Rata-rata jumlah anakan
nyata pada tarap 5% diantara perlakuan produktif hasil terbaik terdapat pada
yang diujikan, maka dilakukan uji lanjut perlakuan L3 legowo 4 : 1 (14.72) dan
dengan menggunakan uji beda nyata hasil terendah pada perlakuan L0 tandur
terkecil (BNT). Taraf nyata yang jajar (13.52). Hasil uji BNT menunjukan
digunakan adalah ά = 0.05. bahwa perlakuan L3 (legowo 4 : 1)
berbeda nyata dengan perlakuan L0,
Variabel Penelitian Dan Pengumpulan (tandur Jajar) L2, (legowo 3 : 1) dan
Data tidak berbeda nyata pada perlakuan L1
Parameter yang di amati dalam (legowo 2 : 1). Rata-rata berat malai
penelitian ini meliputi :Tinggi tanaman perumpun (g) hasil tertinggi terdapat
(cm), di ukur pada umur tanaman 20, 40, pada perlakuan (L1) legowo 2 :1 dan
dan 60 HST, Jumlah anakan produktif hasil terendah terdapat pada perlakuan
(batang), Panjang malai (cm), Berat malai (L2) Legowo 3 : 1 dan hasil uji BNT
perumpun (g), Berat 1000 bulir (g), Berat menunujkan bahwa sistem tanam legowo
gabah perpetak (kg), Produksi padi (ton 2 : 1 memberikan hasil terbaik (1.68),
ha‾¹), Tingkat kelulusan hidup ikan nila dan berbeda nyata dengan perlakuan
(%), Bobot ikan/ekor (g), bobot tandur jajar (1.57), legowo 3 : 1 (1.50)
ikan/petak diambil pada saat ikan dipanen dan legowo 4 : 1 (1.514). Hasil uji lanjut
dilahan sawah dengan indikator Wt – Wo, BNT dapat dilihat pada tabel 1.
Analisis kwalitas air, (Oksigen terlarut),
dan analisis protein padi (%). Panjang Malai, dan berat 1000 Bulir
Pengumpulan data diperoleh dari Hasil analisis sidik ragam panjang
pengamatan dan pengukuran secara malai, dan 1000 bulir akhir percobaan
langsung dilapangan dengan mengukur menunjukan bahwa perlakuan sistem
semua variabel penelitian, hasil data dari tanam legowo dan kepadatan populasi
pengukuran di tabulasi kemudian ikan nila memberikan pengaruh tidak
dianalisis keragamannya. nyata terhadap panjang malai, dan berat
1000 bulir. Rata-rata panjang malai
HASIL PENELITIAN sistem tanam legowo dan kepadatan
populasi ikan menunjukan bahwa hasil
Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan tertinggi terdapat pada perlakuan L1
Produktif Dan Berat Malai Perumpun (22.65 cm) dan hasil terendah pada
Hasil analisis sidik ragam perlakuan L2 (22.15 cm). Rata-rata berat
menunjukan bahwa perlakuan sistem 1000 bulir hasil tertinggi terdapat pada
tanam jajar legowo dan kepadatan perlakuan L3 (17.45 g) dan hasil terendah
populasi ikan nila tidak memberikan pada perlakuan L0 (17.28). Hasil rata-
pengaruh terhadap tinggi tanaman pada rata panjang malai dan berat 1000 bulir
umur 20, dan 40 hst. Namun tinggi dapat dilihat pada tabel 2.
tanaman umur 60 HST, jumlah anakan
produktif dan berat malai perumpun

73
I Made Sudiarta ISSN 1411-4674

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman 60 HST (cm), jumlah anakan produktif (malai) dan
berat malai perumpun (Kg) pada akhir penelitian
Jajar Legowo Tinggi Tanaman 60 Jumlah anakan
Berat malai perumpun
(L) Hst. Produktif
L0 87.22 c 13.52 b 1.57 a
L1 90.66 a 14.22 a 1.68 a
L2 88.59 a 13.54 b 1.50 b
L3 88.23 b 14.72 a 1.51 b
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak samaberarti berbeda
nyata pada taraf nyata 5% berdasarkan uji BNT

Tabel 2. Rata-rata panjang malai (cm), dan berat 1000 bulir (g) sistem tanam legowo dan
kepadatan populasi ikan pada akhir penelitian

Jajar Legowo (L) Rata-rata panjang malai Rata-rata berat 1000 bulir
L0 22.36 17.28
L1 22.65 17.43
L2 22.15 17.37
L3 22.56 17.45
Sumber; Data Primer Diolah, 2015

Berat Bulir Perpetak Dan Produksi Padi berbedanya dengan perlakuan populasi
(ton haˉ¹) ikan 24 ekor/petak (3.46).
Hasil analisis sidik ragam rata-rata Rata-rata produksi padi (ton haˉ¹)
berat bulir pepetak (g), dan Produksi padi berdasarkan uji BNT menunjukan bahwa
(ton haˉ¹) menunjukan bahwa perlakuan perlakuan (L1) legowo 2 : 1 memberikan
sitem tanam jajar legowo dan kepadatan hasil tertinggi bila dibandingkan dengan
populasi ikan memberikan pengaruh perlakuan lainnya dengan rata-rata
nyata terhadap berat bulir pepetak dan produksi padi sebesar (3.04 ton/ha), dan
jumlah populasi ikan memberikan tidak berbeda nyata dengan perlakuan
pengaruh nyata terhadap berat bulir (L3) legowo 4 : 1 sebesar (2.94 ton/ha)
pepetak dan jumlah populasi ikan, akan namun berbeda nyata dengan perlakuan
tetapi tidak memberikan interaksi antara (L0) tandur jajar sebesar (2.39 ton/haˉ¹)
sistem tanam legowo dan kepadatan dan (L2) legowo 3 : 1 sebesar (2.58 ton
populasi ikan. Hasil uji BNT rata-rata haˉ¹). Sedangkan perlakuan populasi ikan
berat bulir perpetak (kg) menunjukan hasil tertinggi terdapat pada perlakuan
bahwa perlakuan L1 legowo 2 : 1 (3.65 (i3) kepadatan ikan 30000 ekor/haˉ¹
kg) berbeda nyata dengan dengan sebesar (2.92 ton haˉ¹) ber beda nyata
perlakuan L0 (tandur jajar) dan L2 dengan perlakuan (i0) tanpa ikan dan (i1)
(legowo 3 : 1), tetapi tidak berbeda nyata kepadatan ikan 10000 ekor/haˉ¹. Namun
dengan perlakuan L3 legowo 4 : 1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan
sebesar (3.53 kg). Sedangkan perlakuan (i2) kepadatan ikan 20000 ekor haˉ¹
populasi ikan 36 ekor/petak (3.50) sebesar (2.88 ton/haˉ¹). Hasil uji lanjut
berbeda nyata dengan perlakuan (tanpa BNT dapat dilihat pada tabel 3.
ikan), (12 ekor/petak), tetapi tidak

74
Padi, jajar legowo, Ikan Nila ISSN 1411-4674

Tabel 3. Rata-rata berat bulir perpetak (kg), dan Produksi padi (ton haˉ¹) sistem tanam
legowo dan kepadatan populasi ikan nila pada akhir penelitian
Berat Produksi Berat Produksi
Jajar Populasi
bulir/petak padi (ton bulir/petak padi (ton
Legowo (L) Ikan (I)
(Kg) haˉ¹) (Kg) haˉ¹)
L0 2.87 b 2.39 b i0 2.90 b 2.42 b
L1 3.65 a 3.04 a i1 3.30 b 2.75 b
L2 3.09 b 2.58 b i2 3.46 a 2.88 a
L3 3.53 a 2.94 a i3 3.50 a 2.92 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berarti berbeda
nyata pada taraf nyata 5% berdasarkan uji BNT.

Tabel 4. Rata-rata tingkat kelangsungan hidup ikan (%), bobot ikan/ekor (g) dan bobot
ikan/petak (g) sistem tanam legowo dan kepadatan populasi ikan akhir percobaan.
Tingkat
Rata-Rata Ikan Bobot Ikan Per Ekor
Kelangsungan Bobot Ikan Per Petak (g)
(i) (g)
Hidup Ikan (%)
i0 0.00 0.00 0.00
i1 65.27 a 18.79 a 139.33 b
i2 54.51 b 18.37 a 242.25 a
i3 46.06 b 15.27 b 235.67 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berarti berbeda
nyata pada taraf nyata 5 % berdasarkan uji BNT.

Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan, (i2) sebesar (18.37 g).Rata-rata bobot


Bobot Ikan Perekor dan Bobot Ikan ikan/petak (g) menunjukan bahwa
Perpetak perlakuan populasi ikan 24 ekor/petak
Hasil analisis sidik ragam tingkat memberikan hasil tertinggi yaitu (242.25
kelangsungan hidup ikan/petak (%), g) dan berbeda nyata dengan perlakuan
bobot ikan/ekor (g) dan bobot ikan/petak populasi ikan 12 ekor/petak sebesar
(g). Menunjukan bahwa perlakuan (139.33 g), tetapi tidak berbeda nyata
kepadatan populasi ikan memberikan terhadap perlakuan populasi ikan 36
pengaruh nyata terhadap tingkat ekor/petak yaitu (235.67 g). Hasil uji
kelangsungan hidup ikan, bobot lanjut BNT dapat dilihat pada tabel 4.
ikan/ekor dan bobot ikan/petak.Hasil uji
BNT menunjukan bahwa populasi ikan Analisis R/C dan B/C Rasio
12 ekor/petak (i1) memberikan hasil Analisis usaha tani sistem minapadi
tertinggi (65.27 %) dan berbeda nyata bagi petani perlu dilakukan untuk
dengan perlakuan i3 populasi ikan 36 mengetahui seberapa besar nilai tambah
ekor/petak (46.06 %) perlakuan i2 yang bisa di peroleh dari usaha tersebut,
populasi ikan 24 ekor/petak sebesar maka analisis ekonomi sebagai bagian
(54.51%).Bobot rata-rata ikan nila/ekor untuk mengetahui apakah sistem tersebut
menunjukan bahwa perlakuan populasi layak atau tidak di kembangkan dan
ikan 12 ekor/petak (i1) memberikan hasil untuk mengetahui sistem minapadi
tertinggi bila dibandingkan dengan memberikan keuntungan atau tidak.
perlakuan lainnya yaitu (18.79 g) dan Maka dibawah ini diuraikan secara
berbeda nyata dengan perlakuan populasi sederhana analisis usaha tani sistem
ikan 36 ekor/petak (i3) sebesar 15.27 g). minapadi yang diterapkan dengan satu
Akan tetapi tidak berbeda nyata dengan kali usaha dalam satu musim tanam.
perlakuan populasi ikan 24 ekor/petak

75
I Made Sudiarta ISSN 1411-4674

Analisis usahatani sistem minapadi Selain itu dengan adanya ikan dalam
menunjukan bahwa total biaya yang tanaman padi dapat menyediakan unsur
dikeluarkan dalam satu musim tanam hara yang dihasilkan dari kotoran ikan
sebesar Rp.9.715.000 dan total dalam jumlah yang cukup dan seimbang
pendapatan yang diperoleh sebesar untuk dimanfaatkan tanaman padi.
Rp.20.277.500, sehingga diperoleh Dengan demikian proses metabolisme
keuntungan dari sistem minapadi sebesar tanaman berjalan dengan lancar sehingga
Rp.10.562.500. Dengan demikian sistem pembentukan protein, karbohidrat dan
minapadi layak untung dikembangkan pati tidak terhambat.
karena nilai R/C rasionya 2,08 yang
berarti usaha tani sudah efisien karena PEMBAHASAN
nilai R/C rasionya sudah lebih dari satu,
Hasil penelitian ini menunjukan
demikian pula nilai B/C rasionya yang
bahwa rata-rata pertumbuhan dan
lebih dari satu yakni 1.08. Keuntungan
produksi tanaman padi pada berbagai
bersih yang diperoleh setelah dikurangi
sistem tanam jajar legowo dan kepadatan
total biaya adalah sebesar Rp.10.562.500.
populasi ikan nila secara umum dapat
digambarkan bahwa hasil analisis sidik
Analisis Oksigen Terlarut
ragam dalam penelitian ini menunjukan
Analisis oksigen terlarut dalam air
bahwa sistem tanam jajar legowo
sangat menetukan perkembangan dan
memberikan pengaruh nyata terhadap
kelangsungan hidup ikan, dari hasil
parameter pertumbuhan (tinggi tanaman
analisis oksigen terlarut yang dilakukan
umur 60 HST, Jumlah anakan produktif,
dalam penelitian ini dengan mengambil
berat malai perumpun, berat bulir
empat sampel air pada tiap perlakuan
perpetak (kg) dan produksi padi ton/ha ˉ¹.
yaitu : perlakuan (L0i0), (L1i1), (L2i2)
Sedangkan pada parameter tinggi
dan (L3i3). Dan hasil analisis oksigen
tanaman umur 20, 40 HST, panjang
terlarut menunjukan bahwa perlakuan
malai, dan berat 1000 bulir tidak
(i3) kepadatan ikan 36 ekor/petak
menunjukan pengaruh yang nyata
kosentrasi oksigen yang dihasilkan
terhadap sistem tanam legowo dan
sebesar (1.17 mg/Lˉ¹) (i2) kepadatan 24
kepadatan populasi ikan nila.
ekor/petak kosentrasi oksigen yang
Tinggi tanaman umur 60 HST
dihasilkan sebesar (1.47 mg/Lˉ¹),
dalam penelitian ini menunjukan bahwa
perlakuan (i1) kepdatan ikan 12
sistem legow 2 : 1 yang terbaik bila
ekor/petak sebesar (2,43 mg/Lˉ¹) dan
dibandingkan dengan perlakuan yang
perlakuan (i0) tanpa ikan menghasilkan
lain. Hal ini dikarenakan bahwa sistim
kosentrasi oksigen sebesar (2,7 mg/Lˉ¹).
tanam jajar legowo 2 : 1 memiliki jarak
yang cukup luas dan populasi tanaman
Analisis Protein Padi
lebih banyak sehingga unsur hara yang
Analisis proximate dalam penelitian
dikandung dalam tanah dapat diserap
ini menunjukan bahwa perlakuan (L1i3)
oleh tanaman secara merata. Hasil
menghasilkan rata-rata kandungan
penelitian sebelumnya dikemukakan oleh
perotein tertinggi sebesar (11.04 %). Dan
Yosida, 1981 dalam Aribawa(2012),
hasil rata-rata kandungan protein
yang mendapatkan tinggi tanaman yang
terendah dihasilkan pada perlakuan
lebih tinggi dihasilkan pada populasi
(L0i3) sebesar (10.05 %). Hal ini
tanaman yang lebih banyak dalam satu
disebabkan pada sistem tanam jajar
hamparan. Pertumbuhan tanaman yang
legowo 2 : 1 memberikan ruang yang
tinggi belum menjamin produktivitas
cukup terbuka dengan adanya lorong
tanaman juga tinggi. Tanaman yang
yang kosong sehingga sinar matahari
tumbuh baik mampu menyerap hara
dapat dimanfaatkan oleh tanaman padi
dalam jumlah banyak, ketersediaan hara
secara merata untuk proses photosintesis.
dalam tanah berpengaruh terhadap

76
Padi, jajar legowo, Ikan Nila ISSN 1411-4674

aktivitas tanaman termasuk aktivitas tanaman berada dipinggir galengan atau


fotosintesis, sehingga dengan demikian mendapat efek samping, tanaman yang
tanaman dapat meningkatkan mendapat efek samping (border effect),
pertumbuhan dan produksi. produksinya lebih tinggi dari pada yang
Perlakuan sistem tanam legowo tidak mendapat efek samping.
memberikan pengaruh nyata terhadap Rata-rata kelangsungan hidup ikan
produksi padi/petak. Hal ini terlihat dari berdasarkan hasil analisis sidik ragam
masing-masing perlakuan menunjukkan memberikan pengaruh nyata terhadap
perbedaan yang nyata. Aplikasi berbagai kelangsungan hidup ikan (%), dan bobot
sistem tanam legowo mempengaruhi ikan/ekor dari hasil uji BNT menunjukan
produksi secara langsung. Proses ini bahwa perlakuan (i1) kepadatan ikan 12
dapat saja terjadi karena masih banyak ekor/petak menghasilkan persentase ikan
faktor lingkungan lain yang yang hidup lebih tinggi sebesar (65.27 %)
mempengaruhi pertumbuhan dan bila dibandingkan dengan perlakuan (i0,
perkembangan tanaman antaranya curah dan i3). Namun tidak berbeda nyata
hujan, hama yang menyerang, anakan dengan perlakuan (i2) kepadatan ikan 24
yang mati atau tidak produktif. Yuhelmi ekor/petak sebesar (54.51 %). Hal ini
(2002), faktor paling penting yang disebabkan oleh semakin tinggi
mempengaruhi hasil produksi adalah kepadatan ikan semakin besar populasi
anakan dan jumlah malai yang terbentuk. ikan pada media pemeliharaan, maka
Hasil penelitian Nadira dkk (2012), semakin besar persaingan oksigen dan
menunjukan bahwa peningkatan jumlah makanan diantara individu ikan, sehingga
gabah berisi serta penurunan jumlah semakin tinggi tingkat kematian ikan. Hal
gabah hampa berpengaruh terhadap ini ditunjang oleh kosentrasi oksigen
meningkatknya nilai indeks panen. Hal terlarut yang lebih rendah pada kepadatan
ini diduga disebabkan dengan adanya yang tinggi, oksigen yang diperlukan
penambahan bahan organik pada dosis dalam proses pernapasan ikan untuk
tertentu menyebabkan terciptanya metabolisme ikan diperlukan kosentrasi
lingkungan tumbuh yang ideal bagi oksigen sekitar (2-4 mg/L). Pada tingkat
perkembangan tanaman padi sehingga kepadatan tinggi 36 ekor/petak kosentrasi
proses-proses fisiologis dapat oksigen terlarut lebih rendah dari
berlangsung. Ketersediaan hara di media persyaratan tersebut jika hanya (1.17
perakaran yang selanjutnya diangkut ke mg/L), sedangkan pada padat penebaran
dalam tubuh tanaman akan tetap rendah kosentrasi oksigen terlarut
menjamin berlangsungnya proses memenuhi persyaratan tersebut yaitu
fotosintesis untuk membentuk asimilat (2.43 mg/L). Hal ini didukung oleh
yang pada akhirnya akan ditranslokasikan pendapat Mintarjo (1984) diacu oleh
ke bagian biji (gabah), semakin banyak Hasanudin (2001).Yang menyatakan
asimilat yang ditranslokasikan ke biji bahwa besarnya kandungan oksigen yang
akan semakin meningkatkan hasil gabah perlu diperhatikan untuk menjamin
kering. Yudafris dkk (1994) dalam kehidupan ikan yang baik adalah tidak
Dewani dkk (2014), menyatakan bahwa kurang dari 3 ppm.
jarak tanam yang terlalu rapat akan Sedangkan hasil penelitian Karlyssa
menghambat pertumbuhan tanaman, dkk (2013), menunjukan bahwa
tetapi jika terlalu renggang juga akan Kandungan oksigen terlarut pada media
mengurangi jumlah pupulasi tanaman per pemeliharaan benih ikannila gesit selama
satuan luas sehingga produksi lebih masa pemeliharaanmasih tergolong
rendah dan disamping itu peluang untuk rendah untukpertumbuhan optimal ikan.
pertumbuhan gulma lebih besar. Dimana Kisaranoksigen terlarut selama
sistim tanam jajar legowo 2 : 1 pemeliharaanpada penelitian ini berkisar
menjadikan hampir semua barisan antara 3,2-4,9 mg/L dihasilkan oleh padat

77
I Made Sudiarta ISSN 1411-4674

penebaran 2 dan 4 ekor/liter. Pada padat biawak, dan mamalia yang masuk
penebaran 6 ekor/liter terjadi penurunan kedalam lingkungan budidaya. Serangan
kandungan oksigen yang mencapai 2,8 gerombolan burung, reptilian, dan
mg/L. Meningkatnya padat penebaran mamalia tersebut dapat mengonsumsi
ikan seiring dengan peningkatan ikan yang ada dalam jumlah yang
konsumsi oksigen yang menyebabkan banyak.
penurunan pada kelarutan oksigen dalam Hasil penelitian menunjukan bahwa
media pemeliharaan. Rendahnya kadar antara sistem tanam legowo dan
oksigen terlarut selama masa kepadatan populasi ikan berdasarkan
pemeliharaan menyebabkan ikan stres analisis sidik ragam tidak memberikan
dan lambatnya pertumbuhan ikan. interaksi yang nyata terhadap variabel
Namun, stres yang dialami ikan pada tinggi tanaman 20,40 dan 60 HST,
masa pemeliharaan tidak sampai jumlah anakan produktif, panjang malai,
mengakibatkan nafsu makan ikan bobot malai perumpun, berat 1000 bulir,
menurun. berat bulir perpetak, tingkat
Rata-rata bobot ikan perpetak yang kelangsungan hidup ikan, bobot ikan per
dihasilakan dalam penelitian ini dapat ekor, dan bobot ikan perpetak.Hal ini
digambarkan bahwa kepadatan populasi terjadi di mana selama masa
ikan memberikan pengaruh nyata pemeliharaan ikan pada lokasi percobaan
terhadap bobot ikan perpetak. Hasil terjadi kematian pada ikan,sehingga
penelitian menunjukan bahwa perlakuan mengurai fese yang dihasilkan dari ikan
kepadatan populasi ikan nila bobot sebagai unsur hara untuk tanaman padi,
ikan/petak (g) hasil tertinggi pada sehingga proses penyerapan unsur hara
perlakuan 24 ekor/petak sebesar (242.25 oleh tanaman padi tidak berjalan secara
g) dan tidak berbeda nyata dengan maksimal. Menurut Soepardi (1985)
perlakuan 36 ekor/petak sebesar (235.67 dalam Supriyanto dkk (2008),
g). Tetapi berbeda nyata dengan menyatakan bahwa meningkatnya
perlakuan 12 ekor/petak sebesar (139.33 serapan unsur hara oleh tanaman
g). Hal ini disebabkan oleh padat menyebabkan proses metabolisme
penebaran ikan berhubungan langsung berjalan dengan lancar sehingga
dengan kompetisi pakan yang dihasilkan meningkatkan produksi karbohidrat dan
dari tanaman padi sehingga dengan padat pati yang ditranslokasikan keseluruh
penebaran ikan lebih banyak bagian tanaman untuk pertumbuhan dan
pertumbuhan ikan menurun, selebihnya diakumulasikan pada jaringan
dibandingkan dengan padat penebaran tanaman. Oleh karena itu makin banyak
yang lebih rendah. Selama masa karbohidrat dan pati yang
pemeliharaan ikan pada lokasi penelitian diakumulasikan pada jaringan tanaman
terjadi kematian pada ikan sehingga maka akan berpengaruh terhadap
mengurangi jumlah ikan yang ditebar, hal pertumbuhan dan produksi tanaman.
ini diakibatkan oleh predator pemangsa Pertumbuhan ikan pada sistem
seperti burung bangau, biawak, dan tanam tegel 25 x 25 cm dengan rumpun
mamalia yang masuk kedalam lokasi yang padat membuat pergerakan ikan
percobaan. Hal ini seiring dengan tidak bebas, pencahayaan dan kosentrasi
pendapat Syamsuddin (2014), bahwa oksigen yang masuk kedalam air menjadi
lingkungan budidaya menjadi faktor kurang karena pertumbuhan ikan
pemicu datangnya (masuknya) predator dipengaruhi oleh faktor internal dan
didalam dan disekitar lingkungan ekternal. Faktor internal yaitu : bobot
budidaya yang akan memangsa ikan-ikan tubuh, sex, umur, kesuburan, kesehatan,
didalam perairan umum. Predator pergerakan, aklimasi, aktivitas biomas,
tersebut dapat berupa ikan-ikan dan konsumsi oksigen. Sedangkan faktor
pemangsa, burung, hewan reptil seperti eksternal terdiri dari faktor abiotik dan

78
Padi, jajar legowo, Ikan Nila ISSN 1411-4674

biotik. Faktor abiotik terdiri dari tekanan, DAFTAR PUSTAKA


suhu, salinitas, kosentrasi oksigen air,
Darini M. TH. (2011). Pengaruh jenis
buangan metabolit, ph, cahaya musim.
Dan Kepadatan Ikan Terhadap
Faktor nutrisi termasuk faktor biotik yang
Bobot Matalele (Azzola Pinnata L),
meliputi ketersediaan pakan, konsumsi
padi IR-64 dan Ikan. Jurnal.
pakan, kecernaan pakan, dan kompetisi
Agrinimal 1 (No. 2): 64 – 70.
pengambilan pakan.
Dewani D., Santoso M & Sumarni T.
(2014). Pengaruh penggunaan
KESIMPULAN DAN SARAN
sistem tanam dengan pupuk kompos
Berdasarkan hasil dan pembahasan granul diperkaya untuk mengurangi
dari penelitian ini dapat disimpulkan dosis pupuk anorganik pada
bahwa Sistem tanam jajar legowo 2 : 1 pertumbuhan dan hasil tanaman
memberikan pengaruh nyata terhadap padi (Oryza sativa L.). Jurnal
parameter pertumbuhan tinggi tanaman Produksi Tanaman, Volume 2, hlm.
umur 60 HST (90.66 cm) berat malai 369-378. Jurusan Budidaya
perumpun (1.68 gram), berat bulir Pertanian, Fakultas Pertanian,
perpetak (3.65 kg), hasil produksi padi Universitas Brawijaya Jawa Timur
(ton ha‾¹) yaitu (3.04 ton ha‾¹). Indonesia.
Sedangkan sistem tanam jajar legowo 4 : Hasanuddin. (2001). Pengaruh
1 memberikan pengaruh nyata terhadap pemberian berbagai pakan komersil
jumlah anakan produktif (14.72 malai). terhadap laju pertumbuhan dan
Sedangkan Kepadatan populasi ikan nila sintasan ikan lele dumbo (clarias
24 ekor/petak memberikan pengaruh gariepinus). Skripsi. Fakultas ilmu
nyata terhadap bobot ikan/petak sebesar kelautan dan perikanan. Universitas
(242.25 g). Dan tingkat kelangsungan Hasanuddin. Makassar. 21-22.
hidup ikan, serta bobot ikan/ekor Hardinangsih I. & Kastono D. (2008).
dihasilkan oleh padat penebaran 12 Sistem Integrasi Mina Padi Upaya
ekor/petak yaitu (65.27 %), bobot Alternatif Efisiensi Pengairan Guna
ikan/ekor sebesar (18.79 g). Sistem Meningkatkan Pendapatan Usaha
tanam jajar legowo dan kepadatan Tani Padi Sawah. Prosed Dies
populasi ikan nila tidak memberikan Natalis Ke – 62 Fakultas Pertanian
interaksi yang nyata terhadap sistem Universitas Gajah Mada.
tanam jajar legowo dan kepadatan Yogyakarta.
populasi ikan nila.Sistem minapadi Karlyssa J. F., Irwanmay, & Leidonal R.
merupakan salah satu alternatife (2013). Pengaruh Padat Penebaran
pengembangan usaha tani pada lahan Terhadap Kelangsungan Hidup Dan
persawahan, sehingga disarankan kepada Pertumbuhan Nila Gesit
petani terutama petani yang berlahan (Oreochromis niloticus). Jurnal.
sempit, sebaiknya menerapkan system Program Studi Manajemen
minapadi yang didukung dengan Sumberdaya Perairan. Fakultas
penggunaan pupuk organik sesuai Pertanian Universitas Sumatera
anjuran. Perlu dilakukan penelitian lebih Utara.
lanjut tentang sistem tanam jajar legowo Kurniasih A., Wahyu Q, & Mugnisjah.
pada jarak tanam yang berbeda dengan (2003). Pengaruh Sistem Tanam
kepadatan populasi ikan sistem minapadi, Padi (Oryza sativa L.) Dan Populasi
terhadap pertumbuhan dan produksi padi Ikan Terhadap Pertumbuhan Dan
dan ikan. Produksi Pada Sistem Mina Padi.
Jurnal. Gakuryoku 9. (1); 36-42.
Nadira S. R, Syam’un E.,& Amirullah D.
(2012). Pertumbuhan Dan Produksi
Padi Yang Diaplikasi Pupuk

79
I Made Sudiarta ISSN 1411-4674

Organik Dan Pupuk Hayati. Jurnal. Supriadiputra & Setiawan. A. I.(2005).


Agrivigor 11 (2): 161-170. Mina padi (Budi Daya Ikan
Nugraha A. R. (2009). Penerapan Bersama Padi). Penebar Swadaya,
Teknologi minapadi pada Lahan Jakarta.
Persawahan, CV ARFINO RAYA. Syamsuddin R. (2014). Pengelolaan
Bandung. Kualitas Air, Teori Dan aplikasi Di
SasaJ. J. & Syahromi O. (2006). Sistim Sektor Perikanan. Pijar Press.
Mina Padi Dalam Perspektif Makasar.
Produktivitas Lahan, Pendapatan, Yudafris A. Faisal, & DenianA. (1994).
Dan Lingkungan. Penelitian Pengaruh Jarak Tanam dan Pupuk
Pertanian Tanaman Pangan 25 (2): 1 terhadap Pertumbuhan Tanaman
- 9. nilam. Bulletin Penelitian
Supriyanto E. A., Jazilah S. & Anggoro TanamanIndustri. (7):50-54.
W. (2008). Pengaruh Sistem Tanam Yuhelmi R. (2002). Pengaruh Interval
Legowo Dan Kosentrasi Pupuk Penyiraman Terhadap Beberapa
Pelengkap Cair Terhadap Varietas Padi Gogo dari Kabupaten
Pertumbuhan Dan Produksi Padi. Kuantan Singingi dan Siak Sri
Jurnal. Fakultas Pertanian Indrapura.Skripsi. Fakultas
Universitas Pekalongan. Pertanian Universitas Riau. Hal 10-
12.

80

Anda mungkin juga menyukai