Anda di halaman 1dari 11

Sitem Pertanian Mina Padi sebagai Solusi Pertanian Ramah

Lingkungan

Parlan1 (240120190501)
1
Magister Teknologi Agroindustri Universitas Padjadjaran

Abtsrak
Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam
tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting dalam menyediakan
pangan bagi seluruh penduduk, selain itu sektor pertanian merupakan andalan
sebagai penyumbang devisa negara. Pembangunan pertanian merupakan bagian
dari pembangunan ekonomi dan masyarakat secara umum. Pembangunan
pertanian memberikan sumbangan kepada masyarakat serta menjamin bahwa
pembangunan menyeluruh itu mencakup penduduk yang hidup dari bertani, yang
jumlahnya besar dan untuk tahun-tahun mendatang. Sektor pertanian banyak
memiliki manfaat bagi masyarakat Indonesia dan negara lain karena mayoritas
masayarakat Indonesia bermata pencaharian sebagai petani, komoditas pertanian
berpengaruh terhadap status gizi dan kesehatan penduduk terutama melalui
produksi pangan yang dikonsumsinya. Pangan yang dimaksud meliputi nabati
(dari tumbuhan) dan hewani. Dengan kata lain komoditas pertanian merupakan
sumber pangan bagi manusia yang akan memberikan zat gizi yang

Pendahuluan
Tingginya laju pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kebutuhan
lahan untuk perumahan, perhotelan bahkan untuk apartemen sehingga banyak
lahan pertanian yang beralih fungsi sehingga menjadikan sektor pertanian harus
bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan masyarakakat di tengah-tengah kendala
luas wilayah pertanian yang dari tahun ke tahun mengalami penurunan, baik
secara jumlah, luas, dan kualitas wilayah pertanian (Irawan, 2003). Data statistik
menunjukkan bahwa tahun 2017 jumlah penduduk yang tinggal diperkotaan telah
mencapai 54,73%, dan angka tersebut diprediksikan akan terus meningkat hingga
70% pada tahun 2050 atau akan ada sekitar 7 miliar penduduk dunia yang tinggal
di perkotaan (United Nations –UN, 2014). Dengan demikian seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk yang tinggal diperkotaan maka akan diikuti
berbagai permasalahan baru seperti keterbatasan lahan, peningkatan kebutuhan
(sandang, papan dan pangan), tidak seimbangnya jumlah, distribusi dan komposisi
penduduk, penurunan kualitas lingkungan akibat berkurangnya lahan
terbuka/ruang hijau, dan ketersedian pangan yang memadai dan berkualitas bagi
penduduk kota yang terus bertambah.
Selain itu kondisi yang tidak mendukung juga dialami oleh kondisi hutan
yang semakin tahun semakin menurun, dan ini tidak mendukung konsep
ketahanan pangan (Purnomo, 2018). Peralihan lahan produktif pertanian lebih
masif digunakan untuk tingginya pembangunan pemukiman dan juga perumahan
yang tiap tahunya semakin melonjak jauh (Fattah, 2016). Untuk mewujudkan
ketahanan pangan maka sektor pertanian dituntut untuk memainkan perananya di
tengah-tengah luas lahan yang semakin menurun. Salah satu hal yang bisa
dilakukan oleh sektor pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan adalah
membuat terobosan-terobosan baru agar bisa survive mewujudkan pertahanan
pangan di saat kondisi yang tidak mendukungnya (Nuryanti, 2011). Salah satu
terobosan baru yang dilakukan disektor teknologi pertanian adalah pengembangan
teknologi pertanian melalui teknologi sistem budidaya mina padi.

Teknologi Minapadi
Mina padi merupakan cara pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi,
sebagai penyelang diantara dua musim tanam padi atau pemeliharaan ikan sebagai
pengganti palawija di persawahan dengan sistem irigasi yang baik misalnya irigasi
teknis. Jenis ikan yang dapat dipelihara pada sistem tersebut adalah ikan mas, nila,
mujair, lele, dan lainlain. Ikan mas dan nila merupakan jenis ikan yang paling baik
dipelihara di sawah, karena ikan tersebut dapat tumbuh dengan baik meskipun di
air yang dangkal, serta lebih tahan terhadap matahari (Sutanto, 2006). Menurut
Sasa dkk (2003) terdapat perbedaan antara satu daerah dengan daerah yang lain
dalam menerapkan sistem minapadi ini. Hal ini sangat bergantung pada
ketersediaan irigasi di daerah tersebut, benih ikan yang tersedia dengan kualitas
yang bagus, adanya pasar yang mendukung untuk pemasaran produk ikan dan
padi yang dihasilkan, curah hujan dan aspek sosial ekonomi masyarakat.
Sedangkan definisi menurut Supriadiputra dan Setiawan (2003)
berpendapat bahwa sistem pertanian mina padi merupakan sistem pemeliharaan
ikan di sawah yang dilakukan bersama tanaman padi, untuk pendederan atau ikan
siap konsumsi. Sistem ini mempunyai beberapa keuntungan diantaranya yaitu; (1)
meningkatkan pendapatan petani karena para petani selain panen padi juga secara
bersamaan dapat memanen ikan, (2) meningkatkan produksi tanaman padi,
keberadaan ikan-ikan disawah akan meningkatkan unsur hara seperti nitrogen
yang dibutuhkan padi untuk tumbuh dan berkembang serta pada sore hari
biasanya ikan-ikan ini akan menggerak-gerakan barang padi pada saat ikan
mencari makan disela-sela padi sehingga serangga-serangga yang nempel akan
jatuh, (3) meningkatkan efisiensi dan produktifitas lahan, (4) pertumbuhan padi
dan ikan lebih terkontrol dan (5) memenuhi kebutuhan protein hewani (Sudirman
dan lrawan (1994).

Sistem Pertanian Minapadi


Salah satu optimalisasi potensi lahan sawah irigasi dan peningkatan
pendapatan petani adalah dengan merekayasa lahan dengan teknologi tepat guna.
Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengubah strategi pertanian dari sistem
monokultur ke sistem diversifikasi pertanian, misalnya menerapkan teknologi
budidaya Mina Padi. Dengan adanya pemeliharaan ikan di persawahan selain
dapat meningkatkan keragaan hasil pertainan dan pendapatan petani juga dapat
meningkatkan kesuburan tanah dan air juga dapat mengurangi hama penyakit
pada tanaman padi. Sistem usaha tani minapadi telah dikembangkan di Indonesia
sejak satu abad yang lalu. Selain menyediakan pangan sumber karbohidrat, sistem
ini juga menyediakan protein sehingga cukup baik untuk meningkatkan mutu
makanan penduduk di pedesaan. Dengan teknologi yang tepat, minapadi dapat
memberi pendapatan yang cukup tinggi. Keuntungan yang didapat dari usahatani
minapadi berupa peningkatan produksi padi dan ikan, mengurangi penggunaan
pestisida, pupuk anorganik, penyiangan dan pengolahan tanah.
Perkembangan Penerapan Minapadi
Sejarah perkembangan penerapan sistem pertanian mina padi di Indonesia
diketahui telah diterapkan sejak abab ke-9 khususnya di daerah Jawa Barat
(Surtida, 2000). Cruz (2017) dalam penelitiannya yang berjudul rice-fish system
mengungkapkan bahwa sebenernya masyarakat Indonesia sejak dahulu kala sudah
mempraktikan sistem pertanian mina padi dengan cara menanam padi ditupangi
dengan ikan atau kita kenal dengan pertanian tumpeng sari. Pada umumnya di
Jawa Barat ada beberapa sistem pertanian yang sudah dilakukan oleh para petani
diantaranya yaitu; sistem mina padi, sistem penyelang dan sistem palawija-ikan.
Gambar 1. Konsep dasar sistem pertanian mina padi
Sistem Pertanian Penyelang
a. Sistim penyelang, menghasilkan ukuran benih seperti : nila, mas, tawes,
nilam, lele, gurami, patin dan ikan lainnya.
Persiapan lahan :
- Membabat jerami sampai pangkalnya dan akar yang tersisa dibenamkan
- Perbaikan pematang untuk mencegah kebocoran air
- Perbaikan saluran pemasukan dan pengeluaran serta dilengkapi dengan
saringan yang terbuat dari kawat, bambu atau jarring
- Pengolahan dan pembalikan tanah;

Gambar 1. Contoh pertanian sistem penyelang


Pemupukan :
Pupuk organik dengan dosis 150-500 gram/m2 dan kapur dengan dosis 50
gram/m2 yang diberikan setelah petakan digenangi air setinggi 30-40 cm dan
suplai air terus-menerus.
Pemeliharaan:
- Benih ikan yang ditebar sebanyak 100.000 ekor/ha/musim tanam dengan
ukuran tebar 1-3 cm.
- Pakan tambahan untuk ikan berupa pelet halus sebanyak 20% dari bobot
total ikan, dengan frekuensi 2 kali sehari;
- Ketinggian air di pelataran sawah selama masa pemeliharaan adalah 30-40
cm;
- Balikkan tumpukan jerami 3 (tiga) hari sekali untuk mempercepat proses
pembusukan dan pertumbuhan pakan alami;
- Monitoring kualitas air dilakukan agar kualitas air sesuai dengan standar
pemeliharaan ikan.

Pemanenan :
- Panen dilakukan 2 – 3 hari sebelum tanam padi;
- Dengan sistim ini diperkirakan dapat memproduksi benih berukuran 3-5
cm dengan masa pemeliharaan 20 hari sebesar 60.000-80.000
ekor/ha/musim tanam;
- Usaha minapadi dengan sistim penyelang ini dapat juga menghasilkan
benih untuk dibesarkan di KJA, atau dijadikan olahan goreng kering yang
dikenal dengan “baby fish”.

b. Sistim Pertanian Tumpang Sari


Persiapan lahan:
- Sawah dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan penanaman padi dan
pemeliharaan ikan;
- Perbaikan saluran pemasukan dan pengeluaran serta dilengkapi dengan
saringan yang terbuat dari kawat, bambu atau jaring;
- Pengolahan dan pembalikan tanah;
- Pembuatan caren keliling dengan lebar 40-100 cm, kedalaman 60-100 cm
dan caren penampungan (kobakan panen) dengan ukuran 1 x 2 m dan
kedalaman 50-75 cm. Dengan sistim ini caren dapat dibuat kolam dalam
dengan ukuran 0,8-1 meter.

Pemupukan:
Pemupukan dasar dan susulan dengan dosis 50% dari dosis pemupukan
yang biasa digunakan dalam kondisi sawah masih berlumpur.

Gambar 2. Contoh sistem pertanian mina padi

Penebaran ikan:
Padat penebaran dan ukuran benih ikan disesuaikan dengan tujuan
penanaman, penebaran pertama benih berukuran 5-8 cm (fingerling) dengan padat
penebaran 5-10 ekor/m2 dilakukan setelah penanaman bibit padi berumur ± 7
hari.
Pemeliharaan:
- Pakan tambahan berupa pelet halus dengan dosis maks.3% dari berat
bobot biomassa;
- Monitoring kualitas air dilakukan agar kualitas air sesuai dengan standar
pemeliharaan ikan.

Pemanenan :
- Panen ikan 1 minggu sebelum panen padi dilakukan pada pagi atau sore
hari pada saat suhu udara rendah;
- Setelah masa pemeliharaan selama 90 hari dihasilkan ikan berukuran
minimal 100 g/ekor sebanyak 30.000 - 60.000 ekor atau minimal 3-6 ton.
Gambar 3. Proses pemanenan ikan di sawah

c. Sistim Pertanian Palawija


Dalam sistim ini, persiapan lahan, penebaran benih, pemeliharaan, panen
serta monitoring kualitas air sama seperti sistim tumpang sari, perbedaan dalam
sistim ini pemeliharaan ikan tidak dilakukan bersama padi.

Gambar 4. Pemanfaatan pematang sawah

Sedangkan di daerah lain khususnya di Jawa Timur hal yang sama juga
sudah dipraktekan oleh para petani dengan pengintegrasian antara padi dengan
ikan atau lebih dikenal dengan istilah pertanian sawah tambak. Sedangkan di Jawa
Timur juga telah dilakukan pengintegrasian antara padi dan ikan yang lebih
dikenal dengan sebutan sawah tambak. Dengan demikian, sistem pertanian mina
padi di Indonesia ternyata bukanlah hal yang baru dikalangan para petani padi dan
petani ikan. Seperti yang dikemukakan oleh Nurhayati dkk. (2016), pengolahan
minapadi ini memanfaatkan kearifan lokal yang sudah ada di suatu daerah, dengan
cara memanfaatkan unsur-unsur yang ada di alam. Selain kesesuaian lahan,
jaringan irigasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan
sistem minapadi (Cahyaningrum W, 2014). Lantarsih, 2012 berpendapat bahwa
jenis tanah yang baik yang digunakan dalam sistem minapadi adalah tanah yang
sifatnya tidak porous, yaitu tanah lempung. Perubahan iklim yang terjadi saat ini
membuat sistem minapadi sebagai pilihan yang bijak dalam mengoptimalkan
lahan pertanian padi. Oleh karena itu, review dan analisis tentang keuntungan-
keuntungan yang didapatkan dalam penerapan minapadi sangat penting. Dalam
makalah ini akan memberikan gambaran mengenai keunggulan sistem minapadi
dibandingkan dengan monokultur yang diterapkan baik di luar negeri maupun
berbagai daerah di Indonesia, dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Keunggulan Sistem Teknologi Pertanian Mina Padi


Kelebihan pengembangan sistem budidaya pertanian mina padi jika
dikomparasikan dengan sistem monokultur dapat ditinjau dari 3 aspek, yang
meliputi aspek ekologi, aspek sosial, dan aspek ekonomi (Cahyaningrum, W.,
Widiatmaka. & Soewardi, K., 2014). Ditinjau dari sisi ekologi, sistem
pengembangan budidaya mina padi bisa menambah produktivitas lahan pertanian
dan memberikan faedah secara sosial, secara ekonomi, dan ekologi. Dipahami jika
korelasi antara unsur abiotik dan unsur biotik memiliki peranan yang sangat vital
di dalam produk akhir dari siklus rantai makanan dalam sebuah ekosistem. Unsur
abiotik dan unsur biotik dalam pengembangan budidaya sistem minapadi terdiri
berbagai bagian seperti invertebrata atau pengganggu, ada gulma, dan tanaman-
tanaman mikro, sedangkan unsur abiotik terdiri atas sinar matahari, unsur tanah,
ada air, dan juga ada nutrisi (Davis & Stretton, 1995). Pengembangan sistem mina
padi ada sebuah pola dan korelasi hubungan yang saling menguntungkan dari
ekosistem tanaman padi, mina, dan air juga tanah yang mana semuanya mampu
membuat sebuah keseimbangan sistem ekologi secara natural. Selain itu, dalam
pola yang alami sistem ekosistem tersebut mampu meningkatkan perbaikan dan
keseimbangan dari sistem ekologi pasalnya kotoran ikan sebagai pupuk tanaman
padi dan hama yang ada dapat sebagai makanan mina (Cahyaningrum, W.,
Widiatmaka. & Soewardi, K., 2014).

Kesimpulan
Pertanian sistem mina padi merupakan sistem pertanian yang
mengkolaborasikan antara tanaman padi dengan pembibitan ikan sehingga dalam
satu waktu bisa saling menguntukan. Penerapan sistem pertanian mina padi pada
prakteknya telah lama diterapkan oleh masyarakat sehingga bukan hal yang baru.
Sistem pertanian mina padi bisa menjadi salah satu solusi sistem petanian masa
depan dengan memanfaatkan lahan terbatas yang menghasilkan keuntungan besar.

Daftar Pustaka

Cruz, C. dela. (2017). Rice-fish systems in Indonesia. Retrieved July 1, 2017,


from http://www.fao.org/docrep/005/Y1187E/y1187e19.

Cahyaningrum W, et. a. (2014). Arahan Spasial Pengembangan Minapadi


Berbasis Kesesuaian Lahan dan Analisis A’WOT Di Kabupaten Cianjur,
Jawa Barat. Majalah Ilmiah Globe, 16(1), 77–88.

Davis, R. E., & Stretton, A. O. W. (1995). 14 - Neurotransmitters of Helminths


A2 - Marr, J. Joseph. 257–287.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/B978-012473345-9/50015-5

Fattah, A. N. (2016). Analisis Kebijakan Alih Fungsi Lahan Pertanian Ke Non –


Pertanian Di Kabupaten Klaten Tahun 2013-2016. 2016(2), 113–140.

Irawan, bambang. (2003). Konversi lahan sawah: potensi dampak, pola


pemanfaatannya, dan faktor determinan. 1–19. Retrieved from
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/fae/article/viewFile/
4055/3384.

Nurhayati, A., Lili, W., Herawati, T., & Riyantini, I. (2016). Derivatif Analysis of
Economic and Social Aspect of Added Value Minapadi (Paddy-fish
Integrative Farming) a Case Study in the Village of Sagaracipta Ciparay
Sub District, Bandung West Java Province, Indonesia. Aquatic Procedia, 7,
12–18. https://doi.org/10.1016/j.aqpro.2016.07.002.

Nuryanti, S. 2011. Peran KelompokTani dalam Penerapan teknologi Roles of


Farmers. Groups in Agricultural Technology Adoption. (70), 115–128.

Sudirman dan lrawan. 1994. Mina Padi. Budidaya lkan Bersama Padi. Penebar
Swadava. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai