Anda di halaman 1dari 7

e-ISSN : 2622-4690

Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 28-34 p-ISSN : 2622-4682


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM DIVERSIFIKASI
PENGOLAHAN KAKAO TERPADU MELALUI PENDAMPINGAN
MAHASISWA KKN-PPM DI KECAMATAN AMPIBABO
KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Abdul Rahim1*, Gatot Siswo Hutomo1, Ponirin2


1
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako,
2
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako,
Jln. Soekarno Hatta Km. 9 Palu 94118 Sulawesi Tengah Indonesia
E-mail: a_pahira@yahoo.com

ABSTRAK
Pengolahan kakao terpadu merupakan suatu sistem yang menggabungkan kegiatan pengolahan
kakao secara menyeluruh, sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu solusi alternatif bagi peningkatan
kesejateraaan masyarakat serta pengembangan desa secara terpadu, bagi masyarakat di Kecamatan
Ampibabo.Pelaksanaan pengolahan kakao terpadu melalui kuliah kerja nyata pembelajaran
pemberdayaan masyarakat (KKN-PPM) dilaksanakan di Desa Tolole, Toga dan Tanampedagi Kecamatan
Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. Program KKN-PPM bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat
petani dalam penegelolaan tanaman kakao dan mengembangkan pengolahan kakao terpadu. Target
khusus adalahmeningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat sasaran terkait pengolahan kakao
terpadu secara berkelanjutan serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan
dan pengembangan desa berbasis tanaman kakao. Untuk mencapai tujuan dan target tersebut, akan
dilakukan pemberdayaan masyarakat khususnya bagi kelompok sasaran masyarakat petani kakao.
Program KKN-PPM dilakukan melalui pendampingan mahasiswa KKN UNTAD sebanyak dua kali
angkatan yaitu angkatan 80 dan 81.Hasil program kerja angkatan 80 meliputi pembuatan bokashi dari
kulit dan daun kakao secara berkelanjutan dilahan perkebunan kakao, pembuatan pakan ternak dari kulit
kakao, pemuatan teh dari daun kakao dan penerapan teknologi fermentasi biji kakao. Hasil program kerja
KKN angkatan 81 diantaranya teknologi pengolahan biji kakao menjadi bubuk coklat, pasta cokelat dan
lemak cokla serta olahan produk lainnya seperti eskrim berbagai bentuk dan varian rasa, minuman cokelat
dan silverquin berbagai varian bentuk dan isi. Program kerja tersebut telah dilaksanakan secara
berkelanjutan dan masyarakat petani memiliki keterampilan dalam pembuatan bokashi untuk pupuk
perkebunan kakao, dapat membuat pakan ternak dan melakukan fermentasi biji kakao. Teknologi
pengolahan biji kakao menjadi aneka produk olahan kakao yang telah dilatihkan pada masyarakat petani
sangat bermanfaat untuk menciptakan usaha bisnis pertanian berbasis kakao sehingga dapat
meningkatkan pendapatan petani.

Kata kunci: pemberdayaan masyarakat; pengolahan kakao terpadu; program KKN-PPM.

Pendahuluan Sulteng, 2011; Ditjenbun, 2010). Proporsi


Kakao merupakan salah satu komoditi dari bentuk kakao tersebut adalah sekitar 1,1-
perkebunan sebagai sumber devisa negara. 1,3 juta ton berbentuk biji kakao, 250.000 ton
Produksi kakao Indonesia terbesar ketiga di lemak, 200.000 ton bubuk dan cokelat cake
dunia setelah Pantai Gading dan Gana yang serta sekitar 100.000 ton berupa pasta.
menyumbang sekitar 16% dari produksi Produksi tersebut terus meningkat seiring
kakao secara global. Pulau Sulawesi dengan perbaikan budidaya dan pengolahan
menyumbang sekitar 65% dari produksi biji kakao. Peningkatan produksi tersebut
kakao secara nasional dan Provinsi Sulawesi memberikan konstribusi positif terhadap
Tengah terbesar kedua setelah Sulawesi peningkatan pendapatan ekspor. Namun
Selatan yang menyumbang sekitar 30% dari perlu tindakan antisipasi terutama untuk
produksi kakao secara nasional (BPS menghadapi penurunan harga secara drastis

28
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 28-34 p-ISSN : 2622-4682
yang sewaktu-waktu terjadi karena kelebihan disekitanya dalam pembuatan pestisida
pasokan biji kakao di pasar dunia. Ekspor biji organik.
kakao dari Indonesia terutama ke Negara Pemangkasan kakao yang dilakukan
pengolah biji kakao seperti Malaysia, belum maksimal, padahal tujuan pemangkasan
Singapura dan Belanda. Upaya-upaya yang untuk mengendalikan Penggerek Batang Kakao
perlu dilakukan untuk mengurangi (PBK), Helopeltis, Penyakit Busuk Buah,
ketergantungan pasar komoditas primer vascular streak dieback (VSD), dan Jamur Upas.
Selain itu, pemangkasan juga bertujuan untuk
diluar negeri adalah dengan perluasan pasar
merangsang pembuahan dan pertumbuhan
melalui pendekatan diversifikasi dan tanaman. Menurut Dewi dan Noponen (2017)
pengembangan produk olahan kakao. bahwa pemangkas dapat membantu menciptakan
Parigi Moutong, adalah kabupaten di iklim mikro yang tepat dengan mencegah terlalu
wilayah Sulawesi Tengah yang memiliki rimbunnya atau terlalu lembabnya kebun yang dapat
potensi alam yang relatif potensial untuk menyebabkan ledakan serangan hama dan penyakit.
perkembangan produksi yang berbasis hasil Tingkat kebersihan kebun kakao belum
usaha tani, khususnya hasil usaha tani banyak diperhatikan padahal kebun yang
disektor tanaman kakao. Mengingat hampir bersih memiliki produktivitas yang tinggi
di setiap lokasi Kabupaten Parigi Moutong karena terhindar dari hama dan penyakit.
terdapat tanaman kakao dalam jumlah tanam Petani umumnya menjual biji kering
yang sangat besar. Sistem budidaya tanaman tanpa fermentasi dan bukan hasil olahannya,
perkebuanan kakao yang dilakukan oleh sehingga harga ekonomis kakao menjadi
petani kakao terlihat belum maksimal seperti lebih rendah. Padahal jika kakao
pemupukan, perlindungan hama dan penyakit difermentasi dan atau diolah menjadi bahan
serta pemangkasan. Pemupukan kakao yang jadi akan memberikan keuntungan yang
dilakukan tidak mengikuti standar lebih tinggi (Kuswartini, 2011).
pemupukan kakao seperti jenis pupuk, Pemanfaatan buah kakao sampai dengan
jumlah pupuk dan periode pemupukan. saat ini belum banyak mendapatkan
Pemupukan hanya dilakukan dalam jumlah perhatian secara maksimal untuk
dan frekwensi terbatas, hal ini disebabkan diberdayakan dari hulu ke hilir. Sementara,
karena para petani mengeluhkan kelangkaan buah kakao tersebut jika diolah dengan
dan harga pupuk sintetik yang mahal teknologi tepat guna secara terpadu dapat
ditambah dengan belum adanya sumber memenuhi berbagai kebutuhan untuk
pendanaan untuk ketersediaan pupuk. Dalam industri, pertanian, peternakan, kesehatan
perlindungan hama dan penyakit pada dan berbagai keperluan lainnya. Teknologi
perkebunan kakao, petani kakao masih pengolahan hasil dan pengembangan
menggunakan pestisida sintetik dan belum industri hilir juga telah banyak tersedia
menggunakan pestisida organik yang berasal antara lain teknologi fermentasi, teknologi
dari alam sekitar. Petani kakao belum pengolahan limbah, dan teknologi
mengerti tentang pengolahan limbah kakao diversifikasi produk. Agar usahatani kakao
(kulit kakao, daun kakao dan pulp) yang dapat berkembang sesuai dengan yang
dapat dijadikan pupuk bokashi sebagai diharapkan, ke depan diperlukan upaya
pengganti pupuk sintetik sehingga biaya untuk meningkatkan produktivitas dan
produksi dapat ditekan. Beberapa macam pengembangan penanganan hasil dan
produk dapat dihasilkan dari kakao, baik produk kakao (Rubiyo dan Siswanto, 2013).
yang berasal dari kulit, daun maupun pulp. Beberapa macam produk dapat
Kulit kakao dapat dijadikan kompos, pakan dihasilkan dari kakao. Secara garis besar,
ternak, substrat budidaya jamur, ekstraksi biji kakao dapat diolah menjadi tiga olahan
theobromin, dan bahan bakar. Demikian akhir yaitu lemak kakao, bubuk kakao dan
halnya petani kakao juga belum memiliki pasta cokelat atau makanan cokelat yang
pengetahuan dan kemampuan dalam dalam pengolahannya saling tergantung satu
penggunaan bahan-bahan alami yang ada dengan yang lainnya (Wahyudi dkk, 2013).
29
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 28-34 p-ISSN : 2622-4682
Biji Kakao adalah bahan utama pembuatan untuk dikembangkan pertanian terpadu
bubuk kakao (coklat), bubuk kakao adalah termasuk pengolahan kakao terpadu dan
bahan dalam pebuatan kue, es krim, dapat dijadikan sebagai pilot projek
makanan ringan, susu dan lain-lain atau penerapan pertanian terpadu.
dalam bahasa keseharian masyarakat kita Dengan demikian program KKN-
PHQ\HEXWQ\D FRNODW 1XU¶DHQL PPM ini perlu dilaksanakan dengan tujuan
Permasalahan pengolahan kakao di tingkat untuk membantu masyarakat sasaran dalam
petani adalah kurangnya pengetahuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
terhadap teknologi pengolahan biji kakao keluarga dan masyarakat dalam
dan belum adanya satu prosedur baku guna memanfaatkan sumber daya lokal secara
menghasilkan biji kakao kering yang optimal melalui usaha pengolahan kakao
berkualitas (Hatmi dan Rustijarno, 2012). terpadu dan berkelanjutan, untuk
Usahatani kakao yang berada di meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
Ampibabo selama ini diusahakan dalam pengembangan desa secara terpadu.
bentuk perkebunan rakyat karena usaha
tersebut dikelola oleh petani sendiri dengan Metode Pelaksanaan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan Untuk menyelesaiakan permasalahan
keluarga.Kegiatan usahatani kakao yang yang dihadapi oleh masyarakat yang terkait
dilakukan tidak didasari oleh prinsip dengan peningkatan potensi sumberdaya
ekonomi, yaitu manajemen usaha. Petani pertanian dibidang perkebunan kakao dengan
tidak pernah melakukan proses pencatatan menerapkan teknologi pengelolaan dan
dan perhitungan dari setiap biaya yang pengolahan kakao terpadu secara
dikeluarkan selama proses produksi, berkelanjutan, maka pelaksanaan KKN-PPM
sehingga petani tidak mengetahui untung dibagi ke dalam tiga tahapan utama yaitu: (1)
atau rugi dari usahatani kakao yang Persiapan, (2) Pelaksanaan dan (3) Evaluasi.
dijalankan. Oleh karena itu diperlukan suatu
pengabdian terhadap usahatani kakao yang Persiapan dan Pembekalan
dilakukan oleh petani untuk mengetahui a. Rekrutmen Mahasiswa KKN-PPM
masalah-masalah yang dihadapi guna Berdasarkan tema Program KKN-PPM,
peningkatan produksi dan perbaikan tingkat maka mahasiswa yang berminat untuk
pendapatan petani yang mempengaruhi melaksanakan program KKN-PPM diberi
tingkat kesejahteraan terhadap keluarga formulir untuk diisi dan selanjutnya diseleksi
petani tersebut (Kaplale, 2011). sesuai dengan jumlah mahasiswa yang akan
Dengan memperhatikan unggulan diterjunkan dalam program KKN-PPM untuk
kakao yang dimiliki oleh Kecamatan untuk selanjutnya diberikan pembekalan
Ampibabo seperti yang dijelaskan di atas sebelum melaksanakan tugas pendampingan.
menunjukkan bahwa wilayah kecamatan Pembekalan Mahasiswa Peserta KKN-
tersebut sangat potensial untuk PPM
dikembangkan dan ditingkatkan agar Pembekalan bagi mahasiswa peserta
kesejahteraan masyarakat dapat lebih KKN-PPM akan dilakukan sebelum
meningkat. Desa Tolole, Toga dan terjun ke masyarakat melakukan
Tanampedagi yang termasuk dalam wilayah pendampingan dan pemberdayaan bagi
Kecamatan Ampibabo memiliki lahan warga kelompok sasaran program. Hal ini
perkebunanan kakao yang luas dan bertujuan untuk menyamakan persepsi dan
berproduksi, memiliki lahan pertanian pemahaman tentang latar belakang
tanaman pangan dan hortikultura yang pelaksanaan KKN-PPM, tujuan dan sasaran
dilaksanakan secara intensif. Selain itu desa kegiatan, rencana dan implementasi
tersebut juga dikenal sebagai desa yang program/kegiatan serta monitoring dan
memiliki banyak ternak sapi dan unggas. Di evaluasi program/kegiatan. Selama
ketiga desa tersebut sangat memungkinkan pembekalan kepada mahasiswa peserta
30
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 28-34 p-ISSN : 2622-4682
KKN-PPM akan diberikan materi tentang: (a) teknologi pengolahan kakao terpadu dan
Falsafah KKN, (b). mekanisme pelaksanaan berkelanjutan dengan komponen utama yaitu
kegiatan KKN-PPM, (c) teknis khusus dalam pengelolaan tanaman kakao, pengolahan teh
penerapan pengolahan kakao terpadu dan daun kakao, pengolahan pakan ternak dan
berkelanjutan, (d) dinamika kelompok, serta pupuk dari kulit buah kakao serta aneka
(e) konsep pendampingan dan teknik produk olahan kakao dari biji kakao
pemberdayaan masyarakat. diantaranya bubuk, cokelat bon-bon, cokelat
batang, cokelat lollipop, cokelat isian, candy
Pelaksanaan dan produk lainnya, (b) teknologi
a. Pembentukan Kelompok pengolahan hasil pertanian lainnya, (d)
Kelompok sasaran adalah kelompok teknologi pengelolaan limbah rumah tangga,
masyarakat produktif dalam satu tanaman dan ternak (e) manajemen
dusun/kampung.Pendekatan yang digunakan pemasaran serta (f) penguatan kelembagaan
adalah partisipatif, dengan melibatkan masyarakat.
kelompok sasaran. Kelompok dibentuk d. Pelaksanaan Program
GHQJDQ SULQVLS ³GDUL ROHK GDQ XQWXN Kegiatan ini pada dasarnya merupakan
kepentingan para anggota kelompok itu kegiatan dalam bentuk pendidikan kepada
VHQGLUL´ 'HQJDQ FDUD EHUNHORPSRN DNDQ masyarakat atau mitra (Kartasapoetra, 2006).
tumbuh kekuatan gerak dari para anggota Bentuk IPTEKS pendidikan yang dipilih
sehingga akan tumbuh dan berkembang sikap adalah penyuluhan, pelatihan yang
keserasian, kebersamaan dan kepemimpinan dilanjutkan dengan penerapan teknologi dan
dari mereka sendiri. pendampingan (Sukardiyono, 2000). Untuk
Masyarakat kelompok sasaran itu akan dikembangkan prinsip nilai manfaat
dikelompokkan berdasarkan domisili/tempat yang sesuai dengan pengalaman, praktis,
tinggal pada masing-masing dusun. Pada menarik, partisipasi aktif, dan kemitraan
setiap dusun dibentuk dua kelompok warga (Mardikanto dan Sutami, 2002). Untuk itu
yang terpilih dari masing-masing 5 (lima) akan dilakukan tiga (3) langkah- langkah
anggota masyarakat (KK) sebagai peserta solusi atas persoalan yang disepakati
program, sehingga secara keseluruhan bersama berupa kegiatan penyuluhan,
berjumlah 90 KK dari 6 dusun yang menjadi pelatihan dan pendampingan. Selain itu juga
lokasi KKN-PPM di Desa Tolole, Toga dan dilakukan evaluasi secara periodik untuk
Tanampedagi. keterampilan penguasaan teknologi
b. Penguatan Kelembagaan Kelompok pengelolaan perkebunan kakao mulai hulu
Penguatan kelompok dilakukan dengan sampai ke hilir secara berkelanjutan sehingga
maksud untuk meningkatkan kemampuan pada akhirnya terbentuk masyarakat
kelompok: (1) mampu mengambil keputusan mandiriyang berbasis tanaman kakao
bersama melalui musyawarah; (2) mampu sehingga terbentuk kawasan sentra kampung
menaati keputusan yang telah ditetapkan kakao yang dapat digunakan sebagai tempat
bersama; (3) mampu memperoleh dan pendidikan dan agrowisata.
memanfaatkan informasi; (4) mampu untuk Pelaksanaan teknologi pertanian
bekerjasama dalam kelompok (sifat dilakukan oleh masyarakat bersama dengan
kegotong-royongan); dan (5) mampu untuk mahasiswa KKN-PPM.Pelaksanaan
bekerjasama dengan aparat maupun dengan teknologi pengolahan kakao terpadu,
kelompok kelompok masyarakat lainnya. penerapan TTG, pendampingan dan
c. Pelatihan pembinaan dilakukan pada masing-masing
Pelatihan dilakukan pada saat dusun atau kelompok masyarakat yang
pelaksanaan di lapang dan diikuti oleh 90 mempunyai kegiatan industri rumah tangga
orang peserta yang merupakan wakil dari dan UMKM.Pelaksanaan kegiatan penerapan
masing-masing warga kelompok sasaran. teknologi, TTG dan pendampingan UMKM
Jenis pelatihan yang dilakukan meliputi: (a) dilakukan dengan pendekatan budaya dan
31
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 28-34 p-ISSN : 2622-4682
kearifan lokal, hal ini dimaksudkan agar Hasil dan Pembahasan
masyarakat tidak merasa kehilangan budaya Pelaksanaan program kerja KKN-PPM
dan adat isitiadat mereka.Dalam tahun anggaran 2018 dilakukan oleh LPPM
pelaksanaannya, mahasiswa KKN-PPM UNTAD melalui mahasiswa KKN. Adapun
berperan sebagai motivator agar proses mahasiswa KKN yang dilibatkan yaitu
pemberdayaan dapat berlangsung dengan mahasiswa KKN angkatan 80 dan 81.
baik. KKN Angkatan 80 Tahun 2018
Langkah-langkah operasional yang Program kerja KKN-PPM tahun
akan dilakukan selama program KKN PPM anggaran 2018 Angkatan 80 Universitas yang
diuraikan sebagai berikut: berlangsung di tiga desa yaitu Desa Tolole,
1. Pembentukan kelompok usaha pada tiga Desa Toga dan Desa Tanampedagi di
desa (Tolole, Toga dan Tanampedagi). Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi
2. Analisis usaha pada masing-masing Moutong yaitu teknologi pembuatan bokashi
kegiatan yang akandiberikan pada dari kulit dan daun kakao secara
kelompok masyarakat. berkelanjutan dilahan perkebunan kakao dan
2. Pemberian pelatihan manajemen pada UKM setiap desa, teknologi pembuatan
masing-masing kelompok yang pakan ternak dari kulit kakao, pemuatan teh
telahterbentuk untuk menjelaskan fungsi dari daun kakao dan penerapan teknologi
dan manfaat kelompok usaha pada fermentasi biji kakao. Adapun program kerja
keberlangsungan usaha serta penguatan KKN angkatan 81 diantaranya teknologi
organisasi kelompok. pengolahan biji kakao menjadi bubuk coklat,
3. Pelatihan dan demonstrasi pengolahan pasta cokelat dan lemak cokla serta olahan
kakao terpadu menjadi beberapa produk produk lainnya seperti eskrim berbagai
olahan turunan daridaun kakao, kulit bentuk dan varian rasa, minuman cokelat dan
buah kakao dan biji kakao menjadi silverquin berbagai varian bentuk dan isi.
aneka produk olahannya. Program kerja tersebut telah dilaksanakan
4. Tahap terakhir adalah evaluasi dan secara berkelanjutan dan masyarakat petani
diskusi dari program-program yang telah memiliki keterampilan dalam pembuatan
dilakukan. Evaluasi dimaksudkan untuk bokashi untuk pupuk perkebunan kakao,
menampung keluhan dan hambatan yang dapat membuat pakan ternak dan melakukan
dirasakan pada saat pelatihan, kemudian fermentasi biji kakao. Teknologi pengolahan
dilakukan diskusi untuk menyelesaikan biji kakao menjadi aneka produk olahan
keluhan atau masalah yang dihadapi. kakao yang telah dilatihkan pada masyarakat
petani sangat bermanfaat untuk menciptakan
e. Monitoring dan Evaluasi
usaha bisnis pertanian berbasis kakao
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan
sehingga dapat meningkatkan pendapatan
untuk mengetahui perkembangan
petani.
pelaksanaan kegiatan, dan menilai kesesuaian
Hasil Program kerja KKN-PPM di tiga
kegiatan yang telah dilaksanakan dengan
desa secara umum berjalan dengan baik yang
perencanaan. Evaluator dapat dibentuk oleh
disebabkan karena masyarakat tersebut
tim pelaksana bersama pendamping dan
sangat membutuhkan infromasi dan
warga kelompok sasaran. Evaluator dapat
keterampilan atau teknologi yang terkait
juga berfungsi sebagai motivator bagi
dengan diversifikasi pengelolaan dan
pengurus, anggota kelompok dalam
pengolahan tanaman kakao. Disamping itu,
meningkatkan pemahaman yang berkaitan
para masyarakat petani mata pencaharian
dengan pengelolaan sumberdaya yang
utamanya adalah bertani kakao sehingga
tersedia di lingkungannya agar berlangsung
mereka sangat memiliki kepedulian dan
lestari.
partisipasi dalam setiap program KKN-PPM.
Adapun program kerja KKN-PPM yang telah

32
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 28-34 p-ISSN : 2622-4682
terealisasi baik KKN angkatan 80 maupun
angkatan 81 adalah sebagai berikut: Bahan bokashi kulit kakao
1. Diversifikasi pengolahan kakao terpadu
2. Sosialisasi dengan Kelompok
Sasaran/Masarakat
3. Penyuluhan pembuatan bokashi dari kulit
dan daun kakao secara berkelanjutan
4. Pengadaan bahan dan alat untuk pelatihan
pembuatan bokashi dari kulit dan daun
kakao
5. Pelatihan pembuatan bokashi dari kulit Pembuatn bokashi
kakao
6. Pelatihan pembuatan bokashi dari daun
kakao
7. Pelatihan pembuatan pakan ternak dari
kulit kakao
8. Pelatihan pembutan teh dari daun kakao
9. Pelatihan fermentasi biji kakao
10. Pelatihanteknologi pengolahan biji kakao
menjadi bubuk coklat, pasta cokelat dan
lemak cokla serta olahan produk lainnya Bokashi
seperti es krim berbagai bentuk dan
varian rasa, minuman cokelat dan
silverquin berbagai varian bentuk dan isi.
Adapun program kerja tambahan yang
juga telah dilakukan adalah:
1. Pemeriksaan Kesehatan Masyarakat
2. Kegiatan Keagamaan
3. Kegiatan Olahraga dan Kesenian
4. Sosialisasi Bina Keluarga Remaja
Dokumentasi Kegiatan:

Perserta KKN dan DPL Biji Hasil Fermentasi

Bubuk cokelat
Bahan bokashi daun kakao

33
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1 (Oktober) 28-34 p-ISSN : 2622-4682

Pasta cokelat sehingga dapat meningkatkan pendapatan


petani.

Ucapan Terima Kasih


Terima kasih disampaikan kepada
DRPM Ristekdikti yang telah mendanai
keberlangsungan Pengabdian skim KKN-
PPM dan LPPM Universitas Tadulako
(UNTAD) yang telah memfasilitasi
Cokelat batang pelaksanaan program KKN-PPM beserta
mahasiswa peserta KKN angkatan 80 dan 81
UNTAD.

Daftar Pustaka
BPS Sulawesi Tengah, 2011.Sulawesi Tengah
dalam Angka. BPS Provinsi Sulteng
Dewi dan Noponen. 2017. Buku Saku Pertanian
Kakao Tanggap Perubahan Iklim.
Es krim Rainforest Alliance, Denpasar Bali.
Ditjenbun, 2010. Kakao, Statistik Perkebunan,
Direktorat Jenderal Perkebunan Jakarta.
Hatmi, R.U. dan Rustijarno, S. 2012.Teknologi
Pengolahan Biji Kakao Menuju SNI Biji
Kakao 01-2323-2008. BPTPYogyakarta.
Kaplale, R., 2011. Analisis Tingkat Usahatani
Kakao Studi Kasus Di Desa Latu
Kecamatan Amalatu Kabupaten Seram
Bagian Barat.Jurnal Ilmiah Agribisnis dan
Kesimpulan Perikanan, 4(2): 60-68.
Hasil program kerja angkatan 80 Kartasapoetra, A.G., 2006. Teknologi
meliputi pembuatan bokashi dari kulit dan Penyuluhan Pertanian. Bina Aksara.
daun kakao secara berkelanjutan dilahan Jakarta.
perkebun kakao, pembuatan pakan ternak Kuswartini, 2011. Aplikasi Bubuk dan Lemak
dari kulit kakao, pemuatan teh dari daun Kakao Fermentasi dan Non Fermentasi
kakao dan penerapan teknologi fermentasi pada Brownies Kukus. Jurnal Belian,
biji kakao. Hasil program kerja KKN 10(1): 84 ± 89.
angkatan 81 diantaranya teknologi Mardikanto, T., dan Sri Sutarni, 2002. Petunjuk
Penyuluhan Pertanian (Teori dan Praktek).
pengolahan biji kakao menjadi bubuk coklat,
Usaha Nasional. Suabaya.
pasta cokelat dan lemak cokla serta olahan 1XU¶DHQL 0 ' 5 Kajian Organoleptik dan
produk lainnya seperti eskrim berbagai Fisiko Kimia Olahan Coklat Rasa Jahe
bentuk dan varian rasa, minuman cokelat dan dengan Tempering dan Tanpa Tempering.
silverquin berbagai varian bentuk dan isi. Program Studi Teknologi Pangan Fakultas
Program kerja telah dilaksanakan dan Teknik universitas Pasundan Bandung.
masyarakat petani memiliki keterampilan Rubiyo dan Siswanto. 2013. Peningkatan
dalam pembuatan bokashi, pakan ternak, Produksi dan Pengembangan Kakao Di
pembuatan teh daun kakao, fermentasi biji Indonesia. Buletin RISTRI, 3(1): 33-48.
kakao, pengolahan biji kakao menjadi bubuk Sukardiyono, L., 2000. Penyuluhan: Petunjuk
cokelat, pasta cokelat dan lemak cokelat serta bagi Penyuluh Pertanian. Erlangga. Jakarta.
Wahyudi, T.T.R, Panggabean dan Pujiyanto.
turunan produk olahan lainnya seperti es
2013. Kakao, Manajemen Agribisnis dari
krim, minuman cokelat dan silverkuin Hulu ke Hilir. Penebar Swadaya.
34

Anda mungkin juga menyukai