Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL TESIS

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS


KAKAO (THEOBROMA CACAO.L) DI DUSUN GUMAWANG KELURAHAN PUTAT KECAMATAN
PATUK KABUPATEN GUNUNG KIDUL

OLEH:

Dosen Pembimbing I : FAHRUL SURANTA SEBAYANG, S.P Dosen Pembimbing II :


Dr. Ir. Herry Wirianata, M.S 211358MMP Dr. Ir. Agatha Ayiek Sih Sayekti, MP
BAB I Pendahuluan

Salah satu komoditas agribisnis yang berperan dalam perolehan pendapatan, kesempatan kerja dan
ekspor yaitu kakao (Theobroma cacao L). Kakao merupakan komoditas ekspor perkebunan yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menjadi sumber pendapatan bagi sebagian masyarakat serta
penghasil devisa bagi negara sehingga memiliki peranan penting bagi perekonomian nasional.

Produksi kakao di Kabupaten Gunung kidul juga terus terjadi. Pada tahun
2017 produksi mencapai 718,40 ton, tahun 2018 produksi 715,90 ton dan
pada tahun 2019 menurun hingga 407,10 ton. Luas Area perkebunan pun
mengalami penyempitan pada tahun 2017 1.432,5 Ha, tahun 2018 luas
area 1.403,8 Ha, dan di tahun 2019 hanya tersedia 972,3 Ha (Badan Pusat
Statistik Gunung Kidul, 2021).
Secara administratif, Dusun Gumawang Kalurahan Putat terletak di Kapanewon Patuk, Kabupaten
Gunung Kidul.

Jumlah Penduduk di Kelurahan Putat


sebanyak 4389 dan yang berada di Padukuhan
Gumawang Sekitar 538 Jiwa

Luas perkebunan kakao


Jumlah Petani di
di kecamatan patuk
kelurahan Putat Sekitar
seluas 710 hektar
894 Orang
Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian, yang meliputi
salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan, masukan dan keluaran produksi
(agroindustry), pemasaran, masukan pengeluaran pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan
Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi
perekonomian nasional (Nair, 2011). Peranan tersebut terutama sebagai penyedia lapangan kerja dan
sebagai sumber devisa negara terbesar ketiga dari sub sektor perkebunan setelah karet dan minyak
sawit. Selama sepuluh tahun terakhir, kinerja agribisnis kakao Indonesia menurun. Hal ini ditunjukkan
oleh penurunan luas areal perkebunan kakao, diikuti oleh penurunan produksi dan volume ekspor.
Untuk itu, usaha pengembangan perkebunan kakao lebih terfokus pada perluasan areal tanaman,
peningkatan produksi dan perbaikan kualitas biji kakao yang dihasilkan. Perkembangan areal tanam
dan produksi kakao ini menarik banyak pihak untuk terlibat dalam proses pemasarannya. Petani
sebagai produsen kakao tidak memiliki kekuatan dalam menentukan harga, sehingga petani hanya
sebagai price taker (Viteri Salazar, Ramos- Martín, & Lomas, 2018).
Kelurahan Putat Kapanewom Petuk Kabupaten Gunung Kidul ini memiliki masyarakat sebanyak 4389
jiwa dengan pekerjaan sebagai petani/pekebun sebanyak 20,36% atau sebanyak 894 jiwa. Penurunan
produksi kakao tersebut disebabkan oleh menurunnya lahan yang tersedia untuk media tumbuh
kembang tanaman selain itu juga kurangnya pemeliharaan tanaman kakao yang sudah ada. Hal ini
memberikan peluang bagi Kabupaten Gunung kidul untuk lebih mengembangkan komoditas kakao,
melakukan pendampingan, dan penyuluhan atas manfaat menanam kakao bagi peningkatan ekonomi
warga
RUMUSAN MASALAH ,TUJUAN PENELITIAN DAN MAMFAAT PENELITIAN

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka diperlukan penelitian yang bertujuan untuk merumuskan formula
prioritas alternatif upaya, strategi pengembangan agribisnis komoditas Kakao (theobroma cacao.l) di
dusun gumawang kelurahan putat kecamatan patuk kabupaten gunung kidul. Rumusan ini
dimaksudkan sebagai rekomendasi bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan pembangunan
pertanian pada komoditas padi sehingga dapat memberikan kontribusi pada program swasembada
berkelanjutan.

Tujuan

1. Untuk mengidentifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan
ancaman) dalam strategi pengembangan agribisnis kakao di daerah penelitian.
2. Untuk memformulasikan strategi alternatif prioritas pengembangan agribisnis kakao di daerah penelitian.
3. Untuk mengetahui tingkat pendapatan petani kakao di dusun gumawang kelurahan putat kecamatan
patuk kabupaten gunung kidul.

Manfaat

Mamfaat penelitian ini dilakukan yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan strategi pengembangan
agribisnis komoditas Kakao (theobroma cacao.l) di dusun gumawang kelurahan putat kecamatan patuk kabupaten
gunung kidul dan sebagai tambahan refrensi bagi peneliti sejenis dan pengembangannya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAKAO

SWOT
AGRIBISNIS
A. Tanaman Kakao
SEJARAH
KAKAO KLASIFIKASI
Tanaman kakao berasal dari Amerika Selatan. Dengan tempat
tumbuhnya di hutan hujan tropis, tanaman kakao telah menjadi
bagian dari kebudayaan masyarakat selama 2000 tahun. Nama latin Divisi: Spermatophyta
tanaman kakao adalah Theobroma Cacao yang berarti makanan
untuk Tuhan. Masyarakat Aztec dan Mayans di Amerika Tengah Sub Divisio: Angiospermae
telah membudidayakan tanaman kakao sejak lama, yaitu sebelum
kedatangan orang-orang Eropa. Orang-orang Indian Kelas: Dicotyledoneae
Mesoamerikalah yang pertama kali menciptakan minuman dari
serbuk coklat yang dicampur dengan air dan kemudian diberi perasa Ordo: Malvales
seperti: merica, vanili, dan rempah-rempah lainnya. Minuman ini
merupakan minuman spesial yang biasanya dipersembahkan untuk Familia: Sterculiaceae
pemerintahan Mayan dan untuk upacara-upacara spesial.(Hariyadi,
Ali, & Nurlina, 2017).
Genus: Theobroma
Spesies:Theobroma cacao L

SYARAT NILAI
TUMBUH EKONOMIS
Areal penanaman kakao yang ideal adalah daerah
yang bercurah hujan 1.000-3.000 mm per tahun. Komoditas Kakao (Theobroma cacao .L) sangat penting
Suhu ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 30ᵒ- bagi Indonesia sebagai salah satu negara eksportir utama
32ᵒ(maksimum) dan 18ᵒ-21ᵒC (minimum). kakao dalam perdagangan internasional. Pasar kakao dunia
Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia dengan
masih memiliki potensi sangat tinggi, yang ditunjukkan
suhu 25ᵒ-26ᵒC, Tanaman kakao dapat tumbuh
dengan baik pada tanah yang memiliki kemasaman oleh peningkatan konsumsi sehingga Indonesia diharapkan
tanah (pH) 6-7,5. pH tanah yang juga disebutkan mampu meraih peluang pasar yang ada
ideal bagi kakao adalah 5,6-7,2
B. Agribisnis

AGRIBISNIS

Keberhasilan agribisnis untuk mencapai tujuannya sangat


ditentukan oleh faktor manajemen. Fungsi-fungsi
manajemen seperti perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (dericting),
dan pengendalian (controlling) terdapat dalam kegiatan
ditiap subsistem dan merupakan penghubung antara
seorang manajer agribisnis dengan pemilik sebagai satu
kesatuan merupakan tujuan lain dalam kurikulum
agribisnis.
C. SWOT
SWOT

Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara


sistematis untuk merumuskan strategi kegiatan. Analisis dilakukan untuk
memaksimalkan kekuatan (strength), peluang (opportunities), serta
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats), yang
dimana kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal yang dimana
faktor ini menyangkut dengan segala suatu kondisi yang terjadi didalam
usaha atau perusahaan , sedangkan peluang dan ancaman merupakan
faktor eksternal yang diamana factor ini menyangkut dengan kondisi
yang terjadi diluar usaha yang mempengaruhi dalam pembutanan
keputusan perusahaan atau usaha
KERANGKA
PEMIKIRAN USAHA KAKAO DI
KELURAHAN
GUMAWANG

STRATEGI
PENGEMBANGAN

LINGKUNGAN LINGKUNGAN
INTERNAL EKSTERNAL

MATRIKS MATRIKS
IFAS EFAS

KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN

STRATEGI KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN
KAKAO
BAB III METODE PENELITIAN

WAKTU DAN
TEMPAT
PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Dusun Gumawang Kelurahan Putat


Kapanewom Petuk Kabupaten Gunung Kidul. Lokasi ini dipilih secara
sengaja, dengan dasar pertimbangan bahwa banyak dan luasnya lahan
perkebuna kakao. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2023.
TEKNIK
PENENTUAN
SEMPEL

Populasi dalam penelitian ini adalah petani kakao, dimana rata-rata


masyarakat disana bermata pencaharian sebagai petani kakao. Dari
jumlah tersebut dilakukan teknik penarikan sampel menggunakan
metode Purposive (sengaja), sehingga diperoleh petani sebanyak 10
orang sebagai sampel/responden. Sedangkan untuk penyuluh, dinas
pertanian, dan pemasaran masing-masing diperoleh informan
sebanyak 1 orang sehingga total informan 3 orang. Dengan
demikian jumlah sampel adalah 13 orang
JENIS DAN
SUMBER DATA

JENIS DATA SUMBER DATA

- Data kualitatif, yaitu data - Data Primer, yaitu data yang


yang berupa keterangan- diperoleh dengan cara
keterangan dan tidak mengadakan pengamatan
diberikan dalam bentuk langsung pada kantor dan
angka-angka yang wawancara secara langsung
diperoleh melalui dengan pimpinan kantor
wawancara langsung beserta pegawai yang ada
dengan staf personil. kaitannya dengan penulisan ini.
- Data Sekunder, yaitu data yang
- Data kuantitatif, yaitu data diperoleh dari dokumen-
yang berupa angka-angka dokumen dan data lainnya
dan laporan-laporan yang ada, khususnya dengan
seperti perkembangan masalah yang akan dibahas
jumlah pegawai dan jumlah tenaga kerja, prosedur
jumlah tenaga kerja. seleksi dan lainnya
TEKNIK
PENGUMPULAN
DATA

1. Observasi, adalah mengadakan pengamatan secara langsung terhadap


fenomena yang ditemukan di lapangan yang berkaitan dengan fokus
penelitian.
2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab
langsung kepada pihak-pihak yang terkait dan berhadapan langsung dengan
petani responden dan informan dengan menggunakan kuesioner
3. Dokumentasi, dalam penelitian ini yaitu untuk membantu pengumpulan data
dari daerah penelitian dengan cara menggali data yang sudah di
dokumentasikan.
TEKNIK ANALISIS
DATA

Pengolahan data yang dilakukan dengan mengidentifikasikan


faktor internal dan eksternal kemudian menggunakan analisis
SWOT melalui matriks IFAS dan EFAS, kemudian
menggunakan matriks internal eksternal (IE) untuk melihat
kekuatan petani. Setelah itu, menggunakan matriks SWOT
untuk mendapatkan beberapa alternatif strategi.

Anda mungkin juga menyukai