DI SUMATERA UTARA
Mhd. Asaad
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian
Universitas Islam Sumatera Utara (UISU)
Jln. S.M Raja Teladan Medan – Sumatera Utara
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan pengembangan kakao rakyat di Sumatera
Utara. Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait
dan berbagai sumber kepustakaan yang relevan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh
kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode analisis SWOT Berdasarkan
identifikasi dan analisis faktor ekternal (peluang dan ancaman) dan faktor internal (kekuatan dan
kelemahan), diperoleh kebijakan pengembangan kakao rakyat di Sumatera Utara.. Terdapat lima
strategi yang menjadi prioritas kebijakan pengembangan kakao rakyat di Sumatera Utara yaitu:
Meningkatkan produktivitas kakao rakyat pada seluruh daerah yang berpotensi dengan
menggunakan teknologi pengendalian hama PBK, dan teknologi budidaya yang benar; (i)
Mengembangkan kebun kakao rakyat dengan penyediaan bibit unggul dan penyuluhan dengan
menggunakan teknologi pengendalian PBK, teknologi budidaya, bantuan permodalan, industri
pengolahan dan pengembangan sistem pemasaran hasil; (ii) Meningkatkan produktivitas kakao
rakyat pada seluruh daerah yang berpotensi dengan pemberdayaan kelompoktani dan
meningkatkan penyuluhan; (iii) Mengembangkan kebun kakao rakyat meningkatkan status
kepemilikan lahan, pemeliharaan TBM dan TM; (iv) Meningkatkan mutu kakao rakyat, dengan
meningkatkan kemampuan petani menyerap skim bantuan modal, dan pengembangan industri
pengolahan; (v) dan Meningkatkan mutu kakao rakyat untuk meminimalkan fluktuasi harga harga
kakao dengan pengembangan sistem pemasaran hasil.
5
dihadapi dalam program ini yakni sampai rakyat pada masa yang akan datang. Jika
kini baru Kabupaten Madina dan Tapsel kelemahan ini tidak segera diatasi, akan
yang sudah membentuk Tim Koordinasi menurunkan produksi kakao dan minat
Revitalisasi Perkebunan (TP3K), sebagian masyarakat Sumatera Utara untuk
besar permohonan yang dikirim ke mengembangkan komoditas kakao.
Provinsi belum melengkapi persyaratan Total nilai skor faktor internal sebesar 2,79
resmi sesuai peraturan Menteri Pertanian yang nilainya lebih besar dari nilai rata-rata
Nomor: 2.5. Hal ini menunjukkan kondisi faktor
33/PERMENTAN/OT.140/7/2006. Selain internal pengembangan komoditas kakao
itu, tim pembina perkebunan Provinsi rakyat di Sumatera Utara masih relatif
(TP3P) dan tim teknis program revitalisasi memiliki faktor kekuatan yang tinggi dan
perkebunan provinsi belum dapat faktor kelemahan yang rendah untuk
melaksanakan langsung pembinaan dan menunjang pengembangan kakao rakyat di
sosialisasi ke kabupaten karena Sumatera Utara.
keterbatasan anggaran untuk itu;
5. Kurangnya penyuluhan kepada masyarakat Evaluasi Faktor Eksternal Pengembangan
petani; Kakao rakyat di Sumatera Utara
Berdasarkan hasil analisis EFE, maka
Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
diperoleh faktor peluang pertama, adanya
Dari hasil analisis IFE, diperoleh faktor teknologi budidaya kakao yang baik dengan
kekuatan berupa produktivitas kakao rakyat bobot dan skor 0,11 dan 0,44. Perlunya
lebih tinggi dari produktivitas kakao nasional teknologi kakao adalah untuk menjamin
dengan bobot dan skor tertinggi 0,12 dan 0,48. produksi kakao yang diusahakan rakyat sesuai
Bobot dan skor ini merupakan yang tertinggi. dengan yang diharapkan. Keadaan ini akan
Faktor kekuatan kedua yakni tersedianya bibit meningkatkan produksi dan pendapatan
kakao unggul memiliki bobot dan skor 0,11 petani kakao. Dengan demikian kedua faktor
dan 0,44. peluang ini dapat dijadikan strategi
Faktor internal yang memiliki bobot tertinggi pengembangan kakao rakyat di Sumatera
dan merupakan kekuatan yang harus Utara.
dimanfaatkan dalam pengembangan kakao Faktor peluang kedua yang terbaik adalah
rakyat. Dengan demikian pengembangan adanya teknologi budidaya kakao yang baik
kakao rakyat dapat dikembangkan dengan dengan bobot dan skor 0,12 dan 0,48.
mengembangkan kakao dengan bibit produksi Pemanfaatan peluang ini sangat penting bagi
tinggi untuk mengembangkan kakao rakyat di peningkatan produksi kakao rakyat. Jika
Sumatera Utara. teknologi budidaya kakao yang baik dapat
Pengembangan komoditas kakao rakyat di diterapkan pada tingkat petani maka produksi
Sumatera Utara, dapat dilakukan dengan kakao dapat ditingkatkan, dan pada akhirnya
menggunakan faktor kelemahan dengan bobot akan dapat meningkatkan pendapatan petani
dan skor terendah. Berdasarkan hasil analisis kakao. Adanya teknologi pengendalian
diperoleh faktor kelemahan. mutu produksi serangan hama dan penyakit, khususnya
kakao rakyat umumnya masih rendah serangan hama PBK (Penggerek Buah
merupakan faktor kelemahan yang memiliki Kakao), merupakan faktor peluang kedua
bobot dan skor terendah, yakni 0,09. yang memiliki bobot dan skor tertinggi
Sedangkan faktor kelemahan kedua yang masing-masing 0,11 dan 0,44. Pengembangan
memiliki nilai terendah adalah ketidaktahuan kakao rakyat dapat dilakukan dengan
petani akan teknis pemeliharaan tanaman, memanfaatkan teknologi ini.
memiliki bobot dan skor masing-masing 0,18. Pengembangan komoditas kakao rakyat di
Adanya faktor kelemahan mutu produksi Sumatera Utara, dapat dilakukan dengan
kakao rakyat umumnya masih rendah dan meminimalisir atau setidaknya mengurangi
adalah ketidaktahuan petani akan teknis ancaman faktor ini untuk menghambat
pemeliharaan tanaman kakao akan pengembangan kakao rakyat di Sumatera
menghambat pengembangan komoditas kakao Utara. Faktor eksternal yang harus
6
diminimalisir adalah faktor tantangan atau yang benar dan teknologi pengendalian
ancaman dengan nilai terendah yakni ancaman hama PBK pada TM dan TBM
serangan hama dan penyakit, khususnya 2. Mengembangkan kebun kakao rakyat
serangan hama PBK (Penggerek Buah dengan mengembangkan penyediaan
Kakao); Faktor tantangan ini memiliki bobot bibit unggul, dan penyuluhan;
dan skor sebesar 0,11. Faktor tantangan kedua 3. Meningkatkan produktivitas kakao
terendah adalah kurangnya pengetahuan rakyat pada seluruh daerah yang
petani dengan informasi pasar dengan nilai berpotensi dengan pemberdayaan
bobot dan skor 0,09 dan 0,18. kelompoktani;
Pengembangan komoditas kakao rakyat di 4. Mengembangkan kebun kakao rakyat
Sumatera Utara dapat dilakukan dengan dengan memanfaatkan bantuan modal
meminimalkan tantangan ini dengan revitalisasi perkebunan melalui
melakukan pengendalian serangan hama dan pengurusan status kepemilikan lahan;
penyakit, khususnya serangan hama PBK 5. Meningkatkan mutu kakao rakyat,
(Penggerek Buah Kakao dan meningkatkan dengan pengembangan industri
pengetahuan petani dengan informasi pasar. pengolahan dan pengembangan sistem
Berdasarkan kaedah total skor faktor eksternal pemasaran hasil;
sebesar 2,62 atau di atas rata-rata 2,5, 6. Meningkatkan mutu kakao rakyat untuk
menunjukkan bahwa Sumatera Utara secara menghindari rendahnya harga kakao.
umum memiliki kemampuan yang cukup baik
dalam merespon peluang dan meminimalkan KESIMPULAN
pengaruh negatif dari tantangan eksternal
untuk mengembangkan komoditas kakao Pengembangan kakao rakyat di Sumatera
rakyat. Utara dapat dilakukan dengan strategi dengan
Hasil analisa SWOT telah mengidentifikasi mendukung kebijakan pertumbuhan yang
faktor-faktor internal dan eksternal didapatkan agresif. Artinya pengembangan kakao rakyat
skor pembobotan sebagai berikut: 1) faktor di daerah ini dapat dilakukan dengan
kekuatan = 1,73; 2) faktor kelemahan = 1,06; mengembangkan strategi pembangunan
3) faktor peluang = 1,63; dan 4) faktor perkebunan Sumatera Utara yang sudah ada
ancaman = 0,99. Dari perpotongan keempat saat ini. Strategi pengembangan kakao rakyat
garis faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan di Sumatera Utara.
ancaman, maka diperoleh koordinat ( 0,67 ; 1. Meningkatkan produktivitas kakao rakyat
0,64 ). Berdasarkan tahapan analisis SWOT, pada seluruh daerah yang berpotensi
dari koordinat yang diperoleh maka posisi dengan menggunakan teknologi budidaya
organisasi berada pada kuadran I (positip, yang benar dan teknologi pengendalian
positip). Menurut Rangkuti (2005), posisi ini hama PBK pada TM dan TBM
menandakan strategi yang dapat diterapkan 2. Mengembangkan kebun kakao rakyat
adalah dengan mendukung kebijakan dengan mengembangkan penyediaan bibit
pertumbuhan yang agresif karena berada pada unggul, dan penyuluhan;
kuadran I. Ini merupakan situasi yang sangat 3. Meningkatkan produktivitas kakao rakyat
menguntungkan untuk pengembangan kakao pada seluruh daerah yang berpotensi
rakyat di Sumatera Utara. dengan pemberdayaan kelompoktani;
4. Mengembangkan kebun kakao rakyat
Strategi Pengembangan Kakao Rakyat di dengan memanfaatkan bantuan modal
Sumatera Utara revitalisasi perkebunan melalui
pengurusan status kepemilikan lahan;
Berdasarkan hasil analisis SWOT maka 5. Meningkatkan mutu kakao rakyat, dengan
pengembangan kakao rakyat dapat dilakukan pengembangan industri pengolahan dan
dengan strategi : pengembangan sistem pemasaran hasil;
1. Meningkatkan produktivitas kakao rakyat 6. Meningkatkan mutu kakao rakyat untuk
pada seluruh daerah yang berpotensi menghindari rendahnya harga kakao.
dengan menggunakan teknologi budidaya
7
IMPLIKASI KEBIJAKAN 12312421421421412-bambang-428&q
= Unggulan [10/20/09]
Implikasi kebijakan perlu dilakukan untuk
menunjang pengembangan kakao rakyat di BPS Sumatera Utara, 2009. Sumatera Utara
Sumatera Utara, yaitu : Dalam Angka 2008. Kantor Statistik
1. Meningkatkan penggunaan teknologi Provinsi Sumatera Utara, Medan
pengendalian hama PBK, untuk
meningkatkan produktivitas kakao rakyat, David, F.R. 2005. Strategic Management :
khususnya pada sentra produksi kakao di
Concepts and Cases. 8th ed. New
Sumatera Utara;
2. Meningkatkan teknologi budidaya yang Jersey: Prentice-Hall, Inc
benar untuk meningkatkan produktivitas
kakao rakyat, khususnya pada sentra Dinas Perkebunan Sumatera Utara, 2009.
produksi kakao di Sumatera Utara; Statitistik Komoditas Perkebunan
3. Menigkatkan penyediaan bibit unggul dan Sumatera Utara, Dinas Perkebunan
penyuluhan pemeliharaan tanaman; Provinsi Sumatera Utara, Medan
4. Mengembangkan industri pengolahan pada
tingkat usahatani; Hunger, J.D. dan Whealen T.L. (2003).
5. Mengembangkan sistem pemasaran hasil; Manajemen Strategis, Penerbit ANDI
6. Mengendalikan serangan hama PBK; Yogyakarta.
7. Memberdayalan petani kakao melalui
kelompoktani; Napitupulu, S.K.V. ( ). Evaluasi
8. Meningkatkan kegiatan penyuluhan Perkembangan Usahatani Kakao Di
kepada petani kakao; Kabupaten Tapanuli Utara (Studi Kasus
9. Meningkatkan sosialisasi program : Desa Pagaran Pisang Kecamatan
revitalisasi perkebunan; Adian Koting Kabupaten Tapanuli
10.Pendampingan pengurusan sertifikasi Utara).
lahan petani; http://library.usu.ac.id/index.php/
11.Meningkatkan penyuluhan pemeliharaan component/journals/index.php?
TBM dan TM; option=com_journal_review&id=12
12.Meningkatlan mutu pascapanen kakao 539&task=view
rakyat;
13.Mengembangkan informasi pasar kakao; Rangkuti, F. (2004), Analisis SWOT Teknik
dan membedah Kasus Bisnis, Penerbit, PT
14. Mengembangkan kerja sama dengan Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
pengusaha eksportir.
Suryani, D. dan Zulfebriansyah, (2007).
DAFTAR PUSTAKA Komoditas Kakao: Potret dan Peluang
Pembiayaan, Economic Review
Badan Penelitian dan Pengembangan No.210, Desember 2007.
Departemen Pertanian RI, Prospek dan
Arah Pengembangan Agribisnis:
Kakao,
http://www.litbang.deptan.go.id/special/
komoditas/b4kakao [10/20/09]